Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 37677 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Enzelika Rahel Sininta; Pembiming: Atik Nurwahyuni; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Erfan Chandra Nugraha
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan menganalisis penggunaan persalinan sectio caesarea di fasilitas rujukan tingkat lanjut di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2023, menggunakan desain penelitian non-eksperimental analitikal dengan pendekatan cross-sectional data sampel BPJS Kesehatan 2024. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebesar 77,6% peserta melahirkan dengan tindakan sectio caesarea. Beberapa faktor ditemukan memiliki hubungan signifikan terhadap pemilihan metode persalinan ini, antara lain: usia >35 tahun (OR: 1,93; 95% CI: 1,68–2,21), domisili di Jakarta Timur (OR: 4,68; 95% CI: 4,18–5,25), status kepesertaan PBPU (OR: 2,50; 95% CI: 2,23–2,79), hak kelas rawat Kelas I, kepemilikan fasilitas swasta (OR: 3,19; 95% CI: 3,08–3,32), tipe FKRTL kelas C (OR: 1,50; 95% CI: 1,47–1,75), serta lokasi FKRTL di Jakarta Timur (OR: 3,75; 95% CI: 3,53–3,98). Faktor riwayat sectio caesarea merupakan prediktor terkuat (OR: 77,2; 95% CI: 61,42–97,2), yang menunjukkan adanya kecenderungan tinggi untuk menjalani sectio berulang. Temuan ini menegaskan pentingnya perhatian terhadap keputusan medis pada persalinan pertama yang berpotensi memengaruhi pola persalinan berikutnya. Intervensi perlu dilakukan secara menyeluruh, baik pada sisi ibu melalui intervensi preventif dan penguatan kesiapan sejak di layanan primer, maupun pada sisi pelayanan melalui audit medis dan penerapan panduan klinis yang ketat.


This study aims to analyze the use of caesarean section deliveries in advanced referral health facilities in DKI Jakarta Province in 2023, using an non-experimental analytical cross-sectional design based on BPJS Health sample data from 2024. Results showed that 77.6% of participants gave birth via caesarean section. Several factors were significantly associated with caesarean delivery, including age over 35 years (OR: 1.93; 95% CI: 1.68–2.21), residence in East Jakarta (OR: 4.68; 95% CI: 4.18–5.25), PBPU insurance status (OR: 2.50; 95% CI: 2.23–2.79), Class I inpatient entitlement, private hospital ownership (OR: 3.19; 95% CI: 3.08–3.32), Class C hospital type (OR: 1.50; 95% CI: 1.47–1.75), and facility location in East Jakarta (OR: 3.75; 95% CI: 3.53–3.98). History of caesarean section was the strongest predictor (OR: 77.2; 95% CI: 61.42–97.2), indicating a high likelihood of reccuring procedures. These findings highlight the importance of careful medical decision-making during the first delivery, as it can significantly influence subsequent delivery patterns. Comprehensive interventions are needed, both on the maternal side through preventive measures and strengthened readiness starting at the primary care level, and on the service side through medical audits and strict implementation of clinical guidelines.
Read More
S-12060
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hana Zakiyah; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Pujiyanto, Laksmi Damaryanti
Abstrak:
Latar Belakang: Gangguan kesehatan mental memberikan beban ekonomi signifikan secara global, dengan proyeksi kerugian mencapai USD 6 triliun pada tahun 2030. Di Indonesia, estimasi biaya langsung tahunan mencapai Rp87,5 triliun apabila seluruh invidiu dengan gangguan mental menjalani pengobatan rutin. Tujuan: Mengetahui besaran biaya dan faktor-faktor yang berhubungan dengan biaya layanan kesehatan mental pada rawat jalan FKRTL Peserta JKN. Metode: Desain studi dengan potong lintang menggunakan Data Sampel BPJS Kesehatan 2024. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat terhadap 785.150 peserta aktif layanan kesehatan mental. Hasil: BPJS Kesehatan menanggung total biaya layanan kesehatan mental sebesar Rp3,4 triliun dalam satu tahun. Terdapat hubungan signifikan antara biaya layanan dengan usia, segmentasi peserta, jumlah diagnosis, frekuensi kunjungan RJTL, regional FKRTL, kepemilikan FKRTL, dan kondisi penyakit kronis. Kesimpulan: Biaya tertinggi ditemukan pada kelompok usia lanjut dan wilayah Regional 1, yang mencerminkan konsentrasi layanan serta akses yang lebih optimal. Temuan ini menyoroti pentingnya pemerataan dan pendekatan berbasis kebutuhan layanan kesehatan mental.  


Background: Mental health disorders present a significant global economic burden, with projected losses reaching USD 6 trillion by 2030. In Indonesia, the estimated annual direct cost may reach IDR 87.5 trillion if all individuals with mental disorders undergo routine treatment. Objective: To identify the total cost and factors associated with mental health service expenditures in outpatient care at advanced referral health facilities (FKRTL) for JKN participants. Methods: This study uses cross-sectional design using the 2024 BPJS Kesehatan Sample Data. Univariate and bivariate analyses were conducted on 785,150 active mental health service users. Results: BPJS Kesehatan covered a total of IDR 3.4 trillion in mental health outpatient services within one year. There was a significant relationship between service costs and age, participant segmentation, number of diagnoses, outpatient visits frequency, advanced health facilities regional, advanced referral health facilities ownership, and chronic disease conditions. Conclusions: The highest costs were observed among the elderly and in Regional 1, reflecting a concentration of services and better access. These findings highlight the importance of equitable distribution and need-based approaches in mental health service financing. 
Read More
S-12051
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Resa Lisardi Dwiranti; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Pujiyanto, Khaterina Kristina Manurung
Abstrak:
Low Back Pain merupakan salah satu penyebab utama disabilitas yang membutuhkan penanganan rehabilitasi medik jangka panjang. Namun, frekuensi kunjungan rehabilitasi medik pada pasien LBP peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) masih belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran frekuensi kunjungan dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi kunjungan rehabilitasi medik pada pasien Low Back Pain peserta JKN di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental dengan desain cross sectional yang dilakukan pada Februari–Juni 2025 menggunakan data sekunder dari Data Sampel BPJS Kesehatan tahun 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien Low Back Pain (65,1%) melakukan kunjungan rehabilitasi medik dengan frekuensi rendah, yang mencerminkan ketidakpatuhan terhadap terapi. Variabel usia, jenis kelamin, status perkawinan, wilayah dan jenis wilayah tempat tinggal peserta, kelas hak rawat, segmentasi peserta, tipe FKRTL, dan status kepemilikan FKRTL memiliki hubungan yang signifikan terhadap frekuensi kunjungan rehabilitasi medik (p < 0,05). Temuan ini menunjukkan perlunya penguatan sistem pemantauan terhadap utilisasi layanan rehabilitasi medik, baik untuk menangani ketidakpatuhan maupun mengidentifikasi potensi overutilization pada fasilitas atau segmen pasien tertentu.


Low Back Pain is one of the leading causes of disability that often requires long-term medical rehabilitation. However, the frequency of rehabilitation visits among Low Back Pain patients enrolled in the National Health Insurance (JKN) program remains suboptimal. This study aims to describe the visit frequency and analyze the factors associated with the frequency of medical rehabilitation visits among JKN participants with Low Back Pain at referral health facilities (FKRTL). This is a non-experimental quantitative study with a cross-sectional design conducted from February to June 2025, using secondary data from the 2024 BPJS Kesehatan Sample Data. The results showed that the majority of LBP patients (65,1%) had a low frequency of rehabilitation visits, indicating poor adherence to therapy. Variables such as age, gender, marital status, residential region and area type, class of care entitlement, participant segmentation, type of FKRTL, and ownership status of FKRTL were significantly associated with the frequency of rehabilitation visits (p < 0.05). These findings highlight the need to strengthen monitoring systems for the utilization of medical rehabilitation services, both to address non-adherence and to identify potential overutilization in specific facilities or patient segments.
Read More
S-12092
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Savira Zain Laeli; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Laksmi Damaryanti
Abstrak:
Gagal Ginjal Kronik merupakan penyakit katastropik yang progresif dan irreversible dengan beban biaya tinggi dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran biaya serta faktor-faktor yang mempengaruhi biaya pelayanan kesehatan penyakit GGK di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi non-eksperimental kuantitatif yang dengan data sekunder dari data sampel BPJS Kesehatan tahun 2024. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat non-parametrik menggunakan uji Spearman, Mann-Whitney, dan Kruskal wallis dengan total sampel sebanyak 22.619 peserta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total beban biaya pelayanan GGK di DKI Jakarta tahun 2023 sebesar Rp555.265.832.525 dengan biaya per peserta sebesar Rp3.250.400. Variabel jenis kelamin laki-laki, usia 15-59 tahun, status perkawinan belum kawin, segmentasi kepesertaan PBI APBN, hak kelas rawat II, frekuensi RJTL, frekuensi RITL, dan lama hari rawat memiliki hubungan atau perbedaan median yang signifikan terhadap biaya pelayanan kesehatan (p-value<0,001). Kesimpulannya, seluruh variabel yang diteliti menunjukkan hubungan atau perbedaan median yang signifikan terhadap biaya pelayanan kesehatan penyakit GGK pada peserta JKN di Provinsi DKI Jakarta tahun 2023.


Chronic Kidney Disease (CKD) is a progressive and irreversible catastrophic illness with a high financial burden in the National Health Insurance (JKN) program. This study aims to describe the cost and identify factors affecting healthcare costs for CKD services among JKN participants in DKI Jakarta Province in 2023. This research employed a non-experimental quantitative design using secondary data from the 2024 BPJS Kesehatan sample dataset. Data were analyzed using univariate and non-parametric bivariate tests, including Spearman, Mann-Whitney, and Kruskal-Wallis tests, with a total sample of 22,619 participants. The results showed that the total healthcare expenditure for CKD in DKI Jakarta in 2023 was IDR 555,265,832,525, with an average cost per participant of IDR 3,250,400. The variables of male gender, age 15–59 years, unmarried status, PBI APBN membership segment, class II inpatient rights, frequency of outpatient and inpatient visits, and length of stay were significantly associated with differences in healthcare costs (p-value < 0.001). In conclusion, all studied variables showed a statistically significant relationship or difference in median costs for CKD healthcare services among JKN participants in DKI Jakarta in 2023.
Read More
S-12034
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Savira Zain Laeli; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Laksmi Damaryanti
Abstrak:
Gagal Ginjal Kronik merupakan penyakit katastropik yang progresif dan irreversible dengan beban biaya tinggi dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran biaya serta faktor-faktor yang mempengaruhi biaya pelayanan kesehatan penyakit GGK di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi non-eksperimental kuantitatif yang dengan data sekunder dari data sampel BPJS Kesehatan tahun 2024. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat non-parametrik menggunakan uji Spearman, Mann-Whitney, dan Kruskal wallis dengan total sampel sebanyak 22.619 peserta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total beban biaya pelayanan GGK di DKI Jakarta tahun 2023 sebesar Rp555.265.832.525 dengan biaya per peserta sebesar Rp3.250.400. Variabel jenis kelamin laki-laki, usia 15-59 tahun, status perkawinan belum kawin, segmentasi kepesertaan PBI APBN, hak kelas rawat II, frekuensi RJTL, frekuensi RITL, dan lama hari rawat memiliki hubungan atau perbedaan median yang signifikan terhadap biaya pelayanan kesehatan (p-value<0,001). Kesimpulannya, seluruh variabel yang diteliti menunjukkan hubungan atau perbedaan median yang signifikan terhadap biaya pelayanan kesehatan penyakit GGK pada peserta JKN di Provinsi DKI Jakarta tahun 2023.


Chronic Kidney Disease (CKD) is a progressive and irreversible catastrophic illness with a high financial burden in the National Health Insurance (JKN) program. This study aims to describe the cost and identify factors affecting healthcare costs for CKD services among JKN participants in DKI Jakarta Province in 2023. This research employed a non-experimental quantitative design using secondary data from the 2024 BPJS Kesehatan sample dataset. Data were analyzed using univariate and non-parametric bivariate tests, including Spearman, Mann-Whitney, and Kruskal-Wallis tests, with a total sample of 22,619 participants. The results showed that the total healthcare expenditure for CKD in DKI Jakarta in 2023 was IDR 555,265,832,525, with an average cost per participant of IDR 3,250,400. The variables of male gender, age 15–59 years, unmarried status, PBI APBN membership segment, class II inpatient rights, frequency of outpatient and inpatient visits, and length of stay were significantly associated with differences in healthcare costs (p-value < 0.001). In conclusion, all studied variables showed a statistically significant relationship or difference in median costs for CKD healthcare services among JKN participants in DKI Jakarta in 2023.
Read More
S-12087
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alya Syaharani Tajuddin; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Pujiyanto, Wilda Alvernia Lumban Gaol
Abstrak:
Kasus katastropik menghabiskan 25% dari total biaya klaim BPJS Kesehatan dengan total biaya sebesar Rp20,0 triliun di tahun 2020, sementara penyakit kanker berada di posisi kedua dengan biaya terbesar Rp3,5 triliun. Penelitian ini menganalisis klaim biaya penyakit kanker peserta JKN yang berkunjung ke FKRTL dan faktor- faktor yang berhubungan. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan menggunakan data sampel BPJS tahun 2022 yang berisi data kunjungan tahun 2021. Hasil penelitian mendapatkan bahwa proporsi terbesar pasien dengan penyakit kanker di FKRTL adalah kanker payudara (C50). Ditemukan bahwa rata-rata klaim kanker sebesar Rp358.865 per pasien rajal dan Rp11.200.000 pasien ranap. Biaya tinggi ditemui pada karakteristik pasien yang berusia ≥ 61 tahun, berjenis kelamin laki-laki, di regional 3, status telah menikah, dengan hari rawat tinggi, diagnosis C69-C72 (Kanker mata, otak, dan bagian lain dari sistem saraf pusat), severity level 2, di FKRTL milik TNI AL, dan kelas perawatan 1. Tingkat keparahan merupakan prediktor utama tingginya biaya penyakit kanker. Oleh karena itu, skrining dan deteksi dini perlu digencarkan terus untuk mengendalikan biaya penyakit kanker.

Catastrophic cases account for 25% of the total BPJS Kesehatan claim costs, with a total cost of IDR 20.0 trillion in 2020, while cancer ranks second with the highest cost of IDR 3.5 trillion. This study analyzes the cancer disease claim costs of JKN participants who visited FKRTL and the related factors. The study uses a cross-sectional design with BPJS sample data from 2022, which contains visit data from 2021. The results show that the largest proportion of patients with cancer at FKRTL is breast cancer (C50). It was found that the average cancer claim is IDR 358,865 per outpatient and IDR 11,200,000 per inpatient. High costs were found in patients aged ≥ 61 years, male, in region 3, married status, with high hospital stay days, diagnoses C69-C72 (eye, brain, and other parts of the central nervous system cancer), severity level 2, in FKRTL owned by the Indonesian Navy, and in class 1 care. Severity level is the main predictor of high cancer costs. Therefore, continuous screening and early detection are needed to control cancer costs.
Read More
S-11778
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maria Anjani Septiana; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Khaterina Kristina Manurung
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) peserta JKN di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional yang menggunakan data sekunder berupa Data Sampel BPJS Kesehatan tahun 2019. Total sampel yang diperoleh sebesar 47.606 peserta. Uji hubungan dianalisis menggunakan uji Single Logistic Regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama di Provinsi Nusa Tenggara timur cukup rendah yaitu sebesar 14,41%. Utilisasi Rawat Jalan Tingkat Pertama banyak diakses oleh peserta dengan kelompok umur lansia (17,27%), berjenis kelamin perempuan (17,85%), berstatus kawin (17,92%), kelompok segmentasi PBPU (35,84%), peserta berstatus istri (23,69%), peserta yang terdaftar di FKTP jenis dokter umum (35,01%), peserta yang terdaftar di fasilitas kesehatan milik swasta (32,59%), dan kelompok peserta yang bertempat tinggal di kota (36,06%). Seluruh variabel memiliki hubungan yang signifikan dengan utilisasi pelayanan kesehatan RJTP di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2019.

This study aims to determine the factors related to the utilization of of first-level outpatient (RJTP) of JKN participants in East Nusa Tenggara province in 2019. This study is a quantitative study with a cross sectional study design that uses secondary data in the form of BPJS Kesehatan sample data in 2019. The total sample obtained was 47,606 participants. Relationship test was analyzed using Single Logistic Regression Test. The results showed that the utilization of first-level outpatient health services in East Nusa Tenggara province is quite low at 14.41%. The utilization of first-level outpatient is widely accessed by participants with the elderly age group (17,27%), female (17,85%), married status (17,92%), PBPU segmentation group (35,84%), wife status (23,69%), participants registered in the general practitioner type FKTP (35,01%), participants registered in privately owned health facilities (32,59%), and groups of participants residing in the city (36,06%). All variables have a significant relationship with the utilization of RJTP health services in East Nusa Tenggara province in 2019.
Read More
S-11215
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Cynthia Yolanda; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Khaterina Kristina Manurung
Abstrak:
Latar Belakang: Berdasarkan Laporan Pengelolaan Program Tahun 2019, Penyakit leukemia menghabiskan biaya Rp. 361,056,430,870 dengan 134,271 kasus. Namun Pada Tahun 2022 terjadi peningkatan kasus menjadi 146.162 kasus dengan menghabiskan biaya klaim Rp. 429 milyar yang dikeluarkan BPJS Kesehatan untuk membayar pelayanan kesehatan Peserta JKN pada penyakit leukemia. Tujuan: Mengetahui biaya dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit leukemia di FKRTL dalam 12 bulan dan minimal pengobatan 4 bulan (Data Sampel BPJS Kesehatan Tahun 2019-2020). Metode: Desain studi cross-sectional dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil: BPJS Kesehatan menghabiskan anggaran sebesar RP. 360,376,931,628 (360 Milyar) untuk membayar klaim 92 peserta aktif dengan pengobatan minimal 4 bulan dalam 12 bulan pada Tahun 2019-2020. Faktor-faktor yang berhubungan dengan biaya layanan JKN untuk penyakit leukemia Tahun 2019-2020 yaitu Jenis Kelamin, Usia, Hubungan Keluarga, Kelas Rawat, Segmentasi Peserta, Wilayah FKRTL, Kunjungan RJTL, Kunjungan RITL, Status Kepemilikan Fasilitas Kesehatan. Kesimpulan: RITL menyerap dari total biaya penyakit leukemia yaitu Rp. 293,452,189,462 (81%).

Background: Based on the 2019 Program Management Report, leukemia costs Rp. 361,056,430,870 with 134,271 cases. However, in 2022 there will be an increase in cases to 146,162 cases with claims costs of Rp. 429 billion spent by BPJS Health to pay for health services for JKN participants for leukemia. Objective: Knowing the costs and factors associated with leukemia at FKRTL within 12 months and a minimum of 4 months of treatment (BPJS Health Sample Data 2019-2020). Method: Cross-sectional study design with univariate and bivariate analysis. Results: BPJS Health spends a budget of Rp. 360,376,931,628 (360 billion) to pay claims for 92 active participants with a minimum of 4 months of treatment in 12 months in 2019-2020. Factors related to the cost of JKN services for leukemia in 2019-2020 are gender, age, family relationship, treatment class, participant segmentation, participant's area of residence, RJTL visits, RITL visits, health facility ownership status. Conclusion: RITL absorbs the total cost of leukemia, namely Rp. 293,452,189,462 (81%).
Read More
S-11543
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kezia Meilany Azzahra; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Amila Megraini
Abstrak:
Latar Belakang: Berdasarkan Laporan Pengelolaan Program Tahun 2019, penyakit hemofilia menghabiskan biaya Rp. 405,670,839,460 dengan 70,999 kasus. Pada tahun 2022, terjadi peningkatan kasus menjadi 116,767 kasus dengan pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan sebanyak Rp. 650 milyar untuk membayar pelayanan kesehatan Peserta JKN pada penyakit hemofilia. Tujuan: Mengetahui biaya dan faktor0faktor yang berhubungan dengan penyakit hemofilia di FKRTL dalam satu tahun (12 bulan). Metode: Desain studi cross-sectional dengan analisis univariat dan bivariat, Hasil: BPJS Kesehatan menghabiskan anggaran sebesar Rp. 452,466,055,817 (452 Milyar) untuk membayar klaim 143 peserta aktif dalam satu tahun (12 bulan) Tahun 2019-2020. Faktor-faktor yang berhubungan dengan biaya layanan JKN untuk penyakit hemofilia Tahun 2019-2020 yaitu Jenis Kelamin, Usia, Hubungan Keluarga, Kelas Hak Rawat, Segmentasi Peserta, Wilayah Kepesertaan, Kunjungan RJTL, Kunjungan RITL, Status Kepemilikan Fasilitas Kesehatan. Kesimpulan: RJTL menyerap dari total biaya penyakit hemofilia yaitu Rp814.260.386.772 (90%)

Background: Based on the 2019 Program Management Report. Hemophilia costs Rp. 405,670,839,460 with 70,999 cases. In 2022, there are an increase in cases to 116,767 cases with claim costs of Rp. 650 billion spent by BPJS Health to pay for health services for JKN participants for hemophilia.Objective: To find out the costs and factors associated with hemophilia at FKRTL in one year (12 months). Method: Cross-sectional study design with univariate and biavariate analysis. Results: BPJS Health spends a budget of Rp. 452,466,055,817 (452 billion) to pay the claims of 143 active participants in one year (12 months) 2019-2020. Factors related to the cost of JKN services for hemophilia in 2019-2020 are Gender, Age, Family Relations, Treatment Rights Class, Participant Segmentation, Participants Area, RJTL Visits, RITL Visits, Health Facility Ownership Status. Conclusion: RJTL absorbs the total cost of hemophilia, namely Rp814.260.386.772 (90%)
Read More
S-11752
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aghata Fisca Fatya Prasasti; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Kurnia Sari, Laksmi Damaryanti
Abstrak:
Penelitian ini membahas terkait analisis utilisasi dan biaya pelayanan kesehatan pasien diabetes mellitus (DM) pada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Data Sampel BPJS Kesehatan Tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan data melalui rancangan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan total sampling dari sampel seluruh data peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Provinsi DKI Jakarta dengan diagnosis penyakit diabetes mellitus (DM). Data sampel menunjukkan bahwa dari populasi 46.348 peserta, 3.598 di antaranya mengidap diabetes mellitus (DM). Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan diabetes mellitus (DM) di Provinsi DKI Jakarta mengakses layanan rawat jalan tingkat lanjut (RJTL) sebanyak 8,36 kali per tahun dan rawat inap tingkat lanjut (RITL) sebanyak 4,07 kali per tahun. Total biaya pelayanan kesehatan untuk peserta diabetes mellitus (DM) di RITL 86,67% dan di RJTL 13,33%. Karakteristik peserta yang paling banyak mengakses layanan kesehatan adalah lansia, perempuan, pilihan FKTP di Puskesmas, peserta segmen PBPU dan PBI APBD, serta hak rawat kelas III. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan diabetes mellitus (DM) di Provinsi DKI Jakarta memiliki tingkat utilisasi layanan kesehatan yang cukup tinggi, terutama untuk RJTL. Biaya pelayanan kesehatan untuk pasien diabetes mellitus (DM) di RITL tinggi, yang menunjukkan bahwa penyakit diabetes mellitus (DM) memberikan beban biaya yang signifikan bagi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

This study discusses the analysis of utilization and costs of health service for diabetes mellitus (DM) patients among National Health Insurance (JKN) participants in DKI Jakarta Province based on the 2023 BPJS Health Sample Data. This research is a quantitative study with data collection method through a cross-sectional design. This research’s sampling technique uses total sampling from a sample of all National Health Insurance (JKN) participants data in DKI Jakarta Province with a diagnosis of diabetes mellitus (DM). Sample data shows that out of a population of 46,348 participants, 3,598 have diabetes mellitus (DM). The research results show that on average, participants of the National Health Insurance (JKN) with diabetes mellitus (DM) in DKI Jakarta Province access outpatient advanced care (RJTL) 8.36 times per year and inpatient advanced care (RITL) 4.07 times per year. The total healthcare service costs for diabetes mellitus (DM) participants are 86.67% in RITL and 13.33% in RJTL. Characteristics of participants who access healthcare services the most include the elderly, females, choosing FKTP in Community Health Centers (Puskesmas), participants in the PBPU and PBI APBD segments, and entitled to class III care. The research concludes that National Health Insurance (JKN) participants with diabetes mellitus (DM) in DKI Jakarta Province have a relatively high healthcare service utilization rate, especially for RJTL. Healthcare service costs for diabetes mellitus (DM) patients in RITL are high, indicating that diabetes mellitus (DM) imposes a significant cost burden on the National Health Insurance (JKN) program.
Read More
S-11770
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive