Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 42830 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Yolanda Chandra; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Trini Sudiarti, Iris Rengganis
s-5484
Depok : FKM-UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anna Ngatmira; Pembimbing: Fatmah; Penguji: Trini Sudiarti, Ratu Ayu Dewi Sartika, Suharyati, Itje Aisah Ranida
Abstrak:

ABSTRAK

Sisa makanan merupakan salah satu indikator dalam pelayanan gizi khususnyapenyelenggaraan makanan. Dengan pelayanan makanan yang memuaskan selerapasien tanpa mengurangi nilai gizi merupakan terapi diet yang dibutuhkan dalampenyembuhan pasien. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen,dengan membagi sampel menjadi kelompok control dengan mendapatkanmakanan dengan standar porsi diet rumah sakit 2300 kkal dan kelompokperlakuan mendapat standar porsi diet sesuai kebutuhan 1700 kkal. Penelitian inidilakukan pada 34 responden, 17 kelompok control dan 17 kelompok perlakuan.Penelitian dilakukan pada pasien bedah perempuan dengan diet makanan biasa,usia 18-59 tahun, di ruang perawatan RSCM . Pengumpulan data sisa makanandengan system food weighing selama 4 hari. Analisis bivarian menggunakan uji bedadua mean T test independendandependen.Terdapat rata – rata sisa makanan padakelompok control sebanyak 206,37 gram dan kelompok perlakuan sebanyak 117.59 gramper orang per hari. Sisa makanan terbesar disumbangkan dari makanan pokok sebesar41,52% dan sayur sebanyak 24.15% pada kontrol dan 32.87% untuk makanan pokok dan21.81% untuk sayuran pada kelompok perlakuan dari total sisa makanan. Sisa makanankelompok kontrol sebanyak 17.65% masuk dalam katagori banyak (>20%)..Penelitianserupa dapat dilakukan pada kelompok pasien yang mendapatkan makanan lunak danpada kelompok pasien yang tidak berdiet khusus.

ABSTRACT

In nutritional services, waste plate becoming one particular indicator, especiallyin the food provisions for the patient. Food provisions that can satisfy patientstaste without compromising the nutritional value is a dietary therapy required inthe treatment of the patients itself. This is a quasi-experimental study, by dividingthe sample into the control group who received 2300 kcal standard dietaryhospital food portion and the treatment group who received standard dietservings as needed 1700 kcal. This study conducted on 34 respondents, both forthe control group as well as for the treatment group consists of 17 patients. Thestudy was conducted to female surgical patients with normal diet, age 18-59years, at Dr. CiptoMangunkusumo General Hospitals treatment room. The wasteplatedata collection performed by using the food weighing systems for 4 days.Two different mean independent and dependent T-test is used as the bivariateanalysis for this study. There is an average of the waste plate per person per dayas much as 206,37 grams in the control group and 117,59 grams in the treatmentgroup. The biggest waste plate comes from the staple foods and vegetables,respectively 41.52% and 24.15% in controls group and the treatment group was32.87% and 21.81% from the the total of leftover food. Waste plate in the controlgroup as much as 17.65% are included in a lot category (> 20%). Similar studiescan be performed on a group of patients who received bland foods and in thegroup of patients who did not having specific diet.

Read More
T-3998
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurul Huda; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Tyriyani Kresnawati
Abstrak: Keakuratan dari skrining risiko malnutrisi merupakan hal yang penting untuk memberikan dukungan gizi yang optimal yang sesuai bagi kondisi pasien sebagai salah satu upaya untuk mencegah kejadian malnutrisi di rumah sakit dan mempercepat proses penyembuhan. Berdasarkan hal tersebut, menjadi suatu hal yang penting untuk mengetahui validitas alat skrining risiko malnutrisi yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas MST pada pasien rawat inap dewasa di RSCM, Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian obervasional dengan desain studi cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 105 pasien rawat inap dewasa di RSCM. Semua pasien dilakukan skrining menggunakan MST dan SGA oleh observer dan tenaga kesehatan lain. Validitas MST ditentukan dengan mengetahui nilai sensitivitas dan spesifisitas yang dibandingkan dengan SGA. Inter-rater reliability ditentukan dengan nilai kappa (κ) untuk mengetaui tingkat kesepakatan antar obsever. Prevalensi malnutrisi berdasarkan MST adalah 46,47% untuk malnutrisi ringan, 40% untuk malnutrisi sedang, dan 13,33% untuk malnutrisi berat. Prevalensi malnutrisi berdasarkan SGA adalah 47,62% untuk malnutrisi ringan, 37,15% untuk malnutrisi sedang, dan 15,23% untuk malnutrisi berat. Kemudian apabila dibandingkan dengan SGA, MST memiliki sensitivitas dan spesifisitas masingmasing 96 % dan 98,2 % untuk malnutrisi ringan, 94,9 % dan 92,4 % untuk malnutrisi sedang, serta 81,3 dan 98,9% untuk malnutrisi berat. Reliabilitas antar observer MST adalah 0,492 untuk malnutrisi ringan, 0,315 untuk malnutrisi sedang, dan 0,437 untuk malnutrisi berat. Berdasarkan hasil penelitian ini, MST direkomendasikan untuk mengidentifikasi risiko malnutrisi pada pasien dewasa. Namun diperlukan evaluasi dan pelatihan yang berkelanjutan terhadap tenaga kesehatan yang menggunakan alat skrining ini. Kata Kunci: Skrining Gizi; reliabilitas inter-rater; validitas; malnutrition screening tool; subjective global assessment The accuracy of nutritional screening are necessary to ensure the provision of optimal nutrition support for the patient to prevent hospital malnutrition and speed up the healing process. Thus, it is necessary to validate the nutrition screening tool used. The present study determined validities and reliabilities of MST among adult patients at risk of malnutrition at RSCM, Jakarta. This is an observational study with cross sectional design. The subjects were 105 adult patients admitted to RSCM. All patients were screened using the MST and SGA by the observer and other health care workers. The validity of the MST will be tested by measuring the sensitivity and specificity of MST were conducted against the SGA. Inter-rater reliability was evaluated using kappa value (κ) to determine the level of agreement between raters. A total of 105 adult patients participated in this study. Prevalence of malnutrition according to MST was 46,47% for mild malnutrition, 40% for moderate malnutrition, and 13,33% for severe malnutrition. Prevalence of malnutrition according to SGA was 47,62% for mild malnutrition, 37,15% for moderate malnutrition, and 15,23% for severe malnutrition. As compared to SGA, MST had a sensitivity and specificity 96 % and 98,2 % for mild malnutrition, 94,9 % and 92,4 % for moderate malnutrition, and 81,3 and 98,9% for severe malnutrition, respectively. The inter-rater reliability of MST was 0,492 for mild malnutrition, 0,315 for moderate malnutrition, and 0,437 for severe malnutrition. MST is a simple, quick and valid tool which can be used to identify patients at risk of malnutrition. Based on our result, MST is recommended for use in identifying adult patients. It can be used as a malnutrition screening tool but there is a need to evaluate and train the health care workers who use this tools. Keywords: Nutrition screening; inter-rater reliability; validity; malnutrition screening tool; subjective global assessment
Read More
S-9466
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nita Azka Nhadira; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Kusharisupeni, Fitri Hudayani
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh modifikasi standar diet diabetesmelitus terhadap penurunan sisa makanan lunak pasien diabetes melitus. Sisamakanan diukur dengan metode food weighing, sedangkan karakteristik danpenilaian pasien terhadap kualitas makanan RS diukur dengan wawancara danpengisian kuesioner. Desain studi yang digunakan adalah eksperimental kuasi serialwaktu. Sebanyak 12 orang pasien diabetes melitus yang dirawat di kelas III GedungA RSCM diamati sisa makanan, selera makan, dan penilaiannya terhadap kualitasmakanan RS selama tiga hari. Pada hari pertama pasien diberikan makanan sesuaistandar diet diabetes melitus RSCM. Pada hari kedua hingga ketiga pasiendiberikan intervensi berupa makanan sesuai standar diet diabetes melitus RSCMmodifikasi untuk makanan lunak, kemudian sisa makanan pasien hari pertama danrata-rata hari kedua dan ketiga akan dibandingkan. Hasil menunjukkan bahwa sisamakanan pasien sesudah intervensi mengalami penurunan yang signifikan(p=0,001). Rata-rata total berat sisa makanan lunak sesudah intervensi (571+381,6gr) 31,9% lebih sedikit dibanding saat sebelum intervensi (839+471 gr). Usia danlama masa rawat inap diketahui menjadi variabel perancu dalam intervensi.Penerapan standar diet diabetes melitus modifikasi untuk makanan lunak ini dapatdijadikan alternatif untuk meminimalisasi kejadian sisa makanan pada pasien.Selain itu, diharapkan ahli gizi dapat mengoptimalikan edukasi kepada pasienterutama pasien lansia dan/atau yang baru masuk rumah sakit agar lebih termotivasiuntuk menghabiskan makanan yang diberikan RS.Kata kunci :Sisa makanan, diet, makanan lunak, diabetes melitus.
Read More
S-9158
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Christoper Bagus Rijadi; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Trini Sudiarti, Ishiko Herianto
Abstrak: Skripsi ini membahas tentang hubungan usia, jenis kelamin, penampilan makanan, rasa makanan, menu makanan, penyajian makanan, dan pelayanan penyaji dengan daya terima makanan lunak pada pasien dewasa di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Sampel penelitian ini adalah pasien rawat inap yang memenuhi kriteria inklusi dan dipilih secara purposive sampling yaitu sebanyak 94 pasien. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional). Daya terima diukur berdasarkan hasil selisih antara penimbangan berat awal makanan dengan sisa makanan pasien dalam sehari.
 
Dari hasil penelitian ini prevalensi rata-rata total daya terima makanan lunak responden dalam sehari adalah sebesar 72,4%. Terdapat hubungan bermakna antara penampilan makanan, rasa makanan, menu makanan, dan pelayanan penyaji dengan daya terima makanan responden. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, dan penyajian makanan dengan daya terima makanan responden. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan lagi mengenai mutu makanan terutama penampilan makanan, rasa makanan, menu makanan, dan pelayanan penyaji di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta agar daya terima pasien menjadi baik.
 

This thesis discusses the relationship of age, sex, food appearance,taste of food, food menu, food presentation, and service providers with soft food acceptance in adult patients at Gatot Soebroto The Army Hospital Jakarta. Sample of this study were inpatients who met the inclusion criteria and were selected by purposive sampling. The number of sample is 94. This study is a descriptive cross-sectional study design. Food acceptance is measured by the difference between the initial weighing of food with the rest of the patients in the daily diet.
 
From the results of this study the prevalence of the average total power received in a day soft foods respondent amounted to 72.4%. There is a significant relationship between the appearance of food, the taste of food, the menu and service providers with the food acceptance. There were no significant associations between age, gender, and presentation of food with the respondents food acceptance. Therefore there is need for more improvement of the quality of food, especially food appearance, taste of food, food menu, and service providers Gatot Subroto Central Army Hospital in Jakarta to force patients into good eating.
Read More
S-7351
Depok : FKM-UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitri Hudayani; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Kusharisupeni, Anwar Hassan, Triyani Kresnawan, Kurniawan Rachmadi
Abstrak: Hubungan gizi dengan HIV sangatlah erat, dimana pada kondisi ODHA telah terkena penyakit infeksi dan jatuh sakit maka kebutuhan gizi akan meningkat tetapi di sisi lain sering kali adanya kegagalan asupan yang adekuat sehingga penyakit infeksinya akan semakin buruk. Begitu seterus hubungannya apabila asupan gizi tidak adekuat. Masalah gizi pada ODHA dapat juga berupa kelebihan gizi yang berdampak pada penyakit degeneratif. Edukasi gizi merupakan langkah yang baik untuk membentuk perilaku, dimana ODHA diharapkan mengkonsumsi makanan dan minuman dengan gizi yang cukup dan aman.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi dankonseling gizi terhadap pengetahuan, sikap, perilaku dan berat badan ODHA diUPT HIV RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental yang dilakukan kepada 54 pasien HIV/AIDS dengan menilai pengetahuan, sikap, perilaku dan pengukuran berat badan sebelum dan setelah diberikan intervensi. Uji statistik yang digunakan adalah uji beda meandan uji multivariat logistik linear. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pengetahuan (p value 0,000) dan perilaku (p value 0,048) untuk kelompok perlakuan. Peningkatan berat badan rata-rata setelah intervensi adalah 0,6 kg (p value 0,170). Variabel yang paling dominan terhadap perilaku adalah dukungan keluarga/peer group (p value 0,012). Kata kunci : edukasi dan konseling gizi, pengetahuan, sikap, perilaku dan beratbadan
A closely relation between HIV and nutrition, where the condition of peopleliving with HIV/AIDS (PLWHA) has been exposed to infectious diseases andeasy to falling ill, nutritional needs will increase but on the other hand is often afailure of adequate intake so that the infection will get worse disease. So onwardsto do when nutritional intake is inadequate. Nutritional problems in PLWHA canalso be excess nutrients that have an impact on degenerative diseases. Nutritioneducation is a good step for shaping behavior, where PLWHA are expected toconsume foods and beverages with adequate nutrition and safe.This study aims to determine the effect of nutrition education and counseling onknowledge, attitudes, behaviors and body weight PLWHA.The design study is quasi experimental conducted to 54 patients with HIV / AIDSto assess the knowledge, attitude, behavior and body weight measurements beforeand after intervention. The results showed differences in knowledge (p value0.000) and behavior (p value 0.048) for the treatment group. The increase in theaverage weight gain was 0.6 kg after intervention (p value 0.170). The mostdominant variable is the behavior of family support / peer group (p value 0.012).Keywords: nutrition education and counseling, knowledge, attitudes, behavior andbody weight
Read More
T-4183
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ayu Prieska Precilia; Pembimbing : Kusharisupeni; Penguji: Kusdinar Acmad, Triyani Kresnawan
Abstrak: ABSTRAK
 
 
Pasien gagal ginjal terminal dengan terapi pengganti ginjal berupa hemodialisis dapat meningkatkan harapan hidupnya, namun kualitas hidup yang rendah pada pasien tersebut masih banyak ditemui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor risiko pada kualitas hidup terkait kesehatan pasien hemodialisis di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2014. Sebanyak 94 responden yang diteliti menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF dan ditemukan sebesar 51,1% responden memiliki kualitas hidup terkait kesehatan yang buruk. Responden dengan kategori usia muda (75,5%), laki-laki (57,4%), berpendidikan tinggi (80,9%), berstatus tidak bekerja (66,0%), berpenghasilan rendah (61,7%), berstatus gizi baik menurut lingkar otot lengan atas (67,0%),memiliki komorbiditas (75,5%), dan dengan tingkat aktivitas fisik rendah (11,7%). Pendidikan memiliki hubungan yang bermakna dengan kualitas hidup terkait kesehatan (p= 0,024, OR=4,324). Pendapatan memiliki hubungan yang bermakna dengan kualitas hidup terkait kesehatan (p= 0,005, OR= 3,972). Ahli gizi dan staff dapat membantu meningkatkan pengetahuan pasien tentang terapi gizi terkait penyakitnya yang disesuaikan dengan pendapatannya, sehingga pasien dapat mempertahankan status gizinya dan meningkatkan kualitas hidupnya.Pasien gagal ginjal terminal dengan terapi pengganti ginjal berupa hemodialisis dapat meningkatkan harapan hidupnya, namun kualitas hidup yang rendah pada pasien tersebut masih banyak ditemui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor risiko pada kualitas hidup terkait kesehatan pasien hemodialisis di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2014. Sebanyak 94 responden yang diteliti menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF dan ditemukan sebesar 51,1% responden memiliki kualitas hidup terkait kesehatan yang buruk. Responden dengan kategori usia muda (75,5%), laki-laki (57,4%), berpendidikan tinggi (80,9%), berstatus tidak bekerja (66,0%), berpenghasilan rendah (61,7%), berstatus gizi baik menurut lingkar otot lengan atas (67,0%),memiliki komorbiditas (75,5%), dan dengan tingkat aktivitas fisik rendah (11,7%). Pendidikan memiliki hubungan yang bermakna dengan kualitas hidup terkait kesehatan (p= 0,024, OR=4,324). Pendapatan memiliki hubungan yang bermakna dengan kualitas hidup terkait kesehatan (p= 0,005, OR= 3,972). Ahli gizi dan staff dapat membantu meningkatkan pengetahuan pasien tentang terapi gizi terkait penyakitnya yang disesuaikan dengan pendapatannya, sehingga pasien dapat mempertahankan status gizinya dan meningkatkan kualitas hidupnya.
 

 
ABSTRACT
 
 
ESRD patient with maintenance hemodialysis therapy can increase its life expectancy, but its quality of life is found relatively low in many patients. This research is objected to know the difference proportion of some factors of health related quality of life (HRQOL)in hemodialysis patients. Among 94 samples of hemodialysis patients at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo were participated in this crossectional study.Using WHOQOL-BREF questionnaire there wasfound 51,1% respondent havelow HRQOL. Respondent within the young age category is 75,5%, proportion of male respondent is 57,4%,higher education category is80,9%, unemployeed respondent is 66%, low income category is 61,7%, low nutrition status based on mid arm muscle circumference 67,0%, having comorbidity is 75,5%, and low activity level is 11,7%. Education has a significant relation with health related quality of life (p= 0,024, OR=4,324). Income has a significant relation with health related quality of life (p= 0,005, OR= 3,972). Dietitian and staff can help the patients toincrease their knowledge on nutrition therapy that fit with their disease condition and income, so that patients be able to maintain their nutritional status and increase their quality of life.
Read More
S-8256
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Reni Oktavia; Pembimbing: Kusdinar Achmad; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Puput Oktamianti, Ganda Partogi Raja Sinaga
Abstrak:

ABSTRAK Nama Program Studi Judul : : : Reni Oktavia Ilmu Kesehatan Masyarakat Pengaruh Pemaparan Hasil Survei Terhadap Peningkatan Kepuasan Pasien Poli Umum di Puskesmas I Cilongok (Terakreditasi Utama) dan Puskesmas Jatilawang (Terakreditasi Madya) Kabupaten Banyumas Tahun 2017. Tesis ini membahas pengaruh pemaparan hasil survei kepuasan pasien yang ditampilkan dalam bentuk analisis diagram kartesius terhadap peningkatan kepuasan pasien. Penelitian dilakukan di poli umum Puskesmas I Cilongok (terakreditasi madya) dan Puskesmas Jatilawang (terakreditasi utama). Responden pada penelitian ini adalah pasien dewasa yang memanfaatkan fasilitas kesehatan poli umum yang berjumlah 480 orang. Penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan model rancangan pre test – post test design. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik sosiodemografi responden pada survei awal dan survei akhir terdapat tidak homogenitas pada umur dan jenis kelamin sedangkan hasil pemaparan hasil analisis diagram kartesius kepuasan pasien berpengaruh secara bermakna terhadap peningkatan kepuasan pasien di poli umum Puskesmas I Cilongok dan Puskesmas Jatilawang setelah dilakukan intervensi. Hasil lainnya yaitu adanya perbedaan yang bermakna antara kepuasan pasien di Puskesmas I Cilongok yang terakreditasi madya dengan kepuasan pasien di Puskesmas Jatilawang yang terakreditasi utama. Selain itu intervensi berupa pemaparan hasil analisis diagram kartesius kepuasan pasien berpengaruh terhadap pergeseran atribut kepuasan pasien di kuadran A (prioritas) pada Puskesmas I Cilongok dari  6 atribut menjadi 4 atribut dan pada Puskesmas Jatilawang dari 1 Atribut menjadi 3 atribut sedangkan pada kuadran D (berlebih) juga mengalami pergeseran pada Puskesmas I Cilongok dari 2 atribut menjadi 2 atribut dan pada Puskesmas Jatilawang dari 7 atribut menjadi tidak ada. Kata kunci: Pemaparan, Diagram Kartesius, Kepuasan Pasien


ABSTRACT Name Study Program Title : : : Reni Oktavia Public Health Sciences The effect of the exposure of survey results on increasing general patient satisfaction in Puskesmas I Cilongok (main accredited) and jatilawang health center (middle accredited) Banyumas Regency Year 2017. This thesis discusses the effect of exposure of patient satisfaction survey results which is shown in the form of Cartesian diagram analysis to increase consumer satisfaction. The research was conducted in the general public health center of cilongok 1 (middle accredited) and jatilawang health center (main accredited). Respondents in this study were adult patients who using public health facilities which amounted to 48 people. This research is quasi experiment with pre-test design model - post test design. The result of the research showed that the result of the analysis of cartesian diagram of patient satisfaction had a significant effect on the increase of patient satisfaction in the general polyclinic of general public health center 1 Cilongok and general public health center jatilawang after intervention, with p value 0,006 for general public health center 1 Cilongok and p value 0.0001 for general public health center jatilawang. Other result that there is a significant difference between patient satisfaction at general public health center I Cilongok which middle accredited with patient satisfaction at general public health center jatilawang which main accredited with p value 0.0001. Besides that intervention in the form of exposure result of analysis of cartesian patient diagram have an effect on patient attribute shift in quadrant A (priority) at general public health center 1 Cilongok from 6 attribute become 4 attribute and at general public health center jatilawang from 1 attribute become 3 attribute. Key words: Exposure, cartesian diagram, patient satisfaction

Read More
T-5073
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yudhi Adrianto; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Ratu Ayu, Triyanti, Triyani Kresnawan, Fitri Hudayani
Abstrak: Malnutrisi merupakan permasalahan gizi pada hemodialisis dengan prevalensi berkisar antara 50 - 70 % dan penelitian tahun 2018 di RSCM menyebutkan prevalensi malnutrisi sebesar 39%. Tesis ini bertujuan mengetahui determinan penilaian Malnutrition Inflammation Score (MIS) penyakit ginjal kronis hemodialisis di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Penelitian ini merupakan penelitian payung Departemen Ilmu Penyakit Dalam Unit Ginjal Hipertensi RSCM menggunakan desain Cross Sectional, data primer dikumpulkan pada bulan Februari dan Mei 2018. Besar sampel menggunakan uji hipotesis populasi dengan total sampel 120 pasien. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, data diperoleh melalui wawancara dan data laboratorium diperoleh melalui rekam medis, kemudian Editing, Coding, Processing dan Cleaning, dilakukan analisis univariat, bivariat dan multivariat untuk melihat faktor determinan yang berpengaruh dengan MIS Simpulan penelitian prevalensi malnutrisi inflamasi pasien hemodialisis sebesar 55,8%, Jenis kelamin laki-laki memiliki risiko 4,1 malnutrisi, usia ≥40 tahun memiliki risiko 3,1, asupan protein kurang berisiko 2,8 kali dan kekuatan genggam kurang sebagai variabel protektif memiliki risiko lebih rendah 0,23 kali. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat untuk proses pelayanan asuhan gizi dan program intervensi gizi pasien hemodialisis
Read More
T-6201
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Audrey Kania Rasyid; Pembimbing: Wahyu Kurnia Yusrin Putra; Penguji: Ahmad Syafiq, Suci Reno Monalisa
Abstrak: Makanan merupakan kebutuhan utama yang diperlukan oleh setiap manusia untuk dapat menjalankan kehidupan sehari-hari, baik untuk individu sehat maupun individu sakit seperti pasien rumah sakit. Dalam membantu mempercepat penyembuhan pasien di rumah sakit, penyelenggaraan makanan menjadi salah satu komponen yang berperan penting di dalamnya karena penyelenggaraan makanan di rumah sakit bertujuan untuk memberikan makanan berkualitas baik sehingga kemudian dapat diterima oleh pasien. Apabila pasien tidak dapat menerima makanan yang telah disajikan, dapat memungkinkan ditemukannya sisa makanan pasien yang melebihi standar (≤20%) dan dapat mempengaruhi status gizi pasien sehingga berisiko malnutrisi dan menyebabkan komplikasi pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, tingkat kepuasan pada kualitas penyajian makanan rumah sakit, dan tingkat kepuasan pada kualitas makanan yang disajikan oleh rumah sakit, dengan sisa makanan pada pasien RSUD Cibinong tahun 2022. Data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner secara langsung kepada pasien. Total responden pada penelitian ini mencapai 100 pasien kelas III RSUD Cibinong. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan menggunakan analisis statistik univariat dan bivariat bermetode Chi-Square. Hasil penelitian diketahui bahwa responden penelitian paling banyak adalah pasien dengan usia dewasa lanjut (41-64 tahun), pasien perempuan dengan persentase sebesar 64%, dan pasien dengan tingkat pendidikan yang rendah (≤SMP) dengan persentase sebesar 62%. Hasil statistik univariat menunjukkan bahwa terdapat pasien yang puas dengan kualitas penyajian makanan (74%) dan pasien yang puas dengan kualitas makanan yang disajikan (71%), dengan sisa makanan yang baik sebesar 60%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara usia pasien dengan sisa makanan pasien. Peneliti menyarankan agar pihak RS dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan kualitas makanan untuk mencegah ketidakpuasan pasien. Selan itu, pasien juga disarankan untuk mengikuti arahan Ahli Gizi untuk tidak mengonsumsi makanan selain yang diberikan dari RS, sehingga asupan makanan menjadi lebih optimal dan membantu untuk mempercepat penyembuhan pasien.
Food is the primary need needed by every human being to carry out daily life, both for healthy individuals and sick individuals such as hospital patients. In order to speed up the healing of patients in hospitals, food service is one of the components that play an essential role in it because the organization of food in hospitals aims to provide good quality food so that patients can accept it. Suppose the patient cannot accept the food that has been served. In that case, it can be possible to find food leftovers that exceed the standard (≤20%) and can affect the patient's nutritional status so that there is a risk of malnutrition and cause complications in the patient. This study aims to determine the relationship between age, gender, last education, satisfaction with the quality of hospital food presentation, and satisfaction with the quality of food served by the hospital with leftover food in Cibinong Hospital patients in 2022. Data were collected through a distribution questionnaire directly to the patient. The total respondents in this study reached 100 patients in class III Cibinong Hospital. This study used a cross-sectional research design using univariate and bivariate statistical analysis with the Chi-Square method. The results showed that most of the research respondents were patients of advanced age (41-64 years), female patients with a percentage of 64%, and patients with a low level of education (≤SMP) with a percentage of 62%. Univariate statistical results showed that there were patients who were satisfied with the quality of food presentation (74%) and patients who were satisfied with the quality of the food served (71%), with good leftovers of 60%. The results of the bivariate analysis showed that there was a significant relationship between the patient's age and the patient's food waste. Researchers suggest that the hospital can improve service and food quality to prevent patient dissatisfaction. In addition, patients are also advised to follow the Nutritionist's directions to not consume food other than those given from the hospital, so that food intake becomes more optimal and helps accelerate the patient's recovery.
Read More
S-11065
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive