Ditemukan 34189 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Deasy Rahmiyati; Pembimbing: Aguztin Kusumayati; Penguji: Sri Tjahyani Budi Utami, Hera Ganefi
S-5751
Depok : FKM-UI, 2009
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Putih Sujatmiko; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Sri Tjahyani Budi Utami, Imelda Wijaya
S-5674
Depok : FKM-UI, 2009
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Putri Chaerina Septiani; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Laila Fitria, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan higiene dan sanitasi pengelolaan makanan di Unit Instalasi Gizi Rumah Sakit X tahun 2018. pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan pemeriksaan laboratorium. hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu diketahui bahwa higiene sanitasi instalasi unit gizi rumah sakit X sudah cukup memenuhi syarat menurut checklist yang mengacu kepada Permenkes nomor 1096 tahun 2011
Read More
S-9633
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ahya Amaniy Daniya; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Ema Hermawati, Juri Hendrajadi
Abstrak:
Read More
Foodborne disease saat ini masih menjadi masalah kesehatan global. Sebagian besar kasus foodborne disease disebabkan oleh makanan yang disajikan oleh berbagai penyedia fasilitas layanan makanan, seperti rumah makan dan restoran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan higiene sanitasi di Tempat Pengelolaan Pangan rumah makan golongan A1 dan A2 serta restoran dan penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dalam tiap tahapan penyelenggaraan makanan. Penelitian dilakukan secara deskriptif menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui observasi dan wawancara kepada seluruh penjamah makanan di Rumah Makan X (golongan A1), Rumah Makan Y (golongan A2), dan Restoran Z Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek yang paling banyak tidak terpenuhi adalah pada higiene bangunan, penanganan makanan, dan penggunaan pelindung saat menjamah makanan, dan Rumah Makan X (golongan A1) menjadi rumah makan yang paling memerlukan perhatian dan pembinaan lebih lanjut karena jumlah ketidaksesuaiannya paling besar pada seluruh aspek higiene sanitasi dan HACCP. Diharapkan kepada pemilik usaha untuk memperbaiki ketidaksesuaian pada aspek higiene sanitasi yang belum terpenuhi dan menerapkan prinsip HACCP pada tiap proses pengelolaan makanan di tempat usahanya.
Foodborne disease is currently still a global health problem. Most cases of foodborne disease are caused by food served by various food service providers, such as food stalls and restaurant. This research aims to provide an overview of the implementation of sanitation hygiene in Food Management Places in food stalls group A1 and A2 and restaurant and the application of Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) in each stage of food management. The research was conducted descriptively using primary data collected through observation and interviews with all food handlers at Food Stall X (group A1), Food Stall Y (group A2), and Restaurant Z, Depok City. The results of the research show that the aspects that are most often not fulfilled are building cleanliness, food handling, and the use of protection when handling food, and Food Stall X (group A1) are the food stall that require the most attention and further development because the number of non-conformities is the largest in all aspects of hygiene sanitation and HACCP. It is hoped that all owners will correct any discrepancies in sanitation hygiene aspects that have not been fulfilled and apply HACCP principles in every food management process at their place of business.
S-11644
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Diah Ayu Puspitarini; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Budi Hartono, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Penyediaan makanan terpusat yang tidak sesuai dengan prinsip higiene dan sanitasi dan sistem HACCP berpotensi menyebabkan foodborne disease. Kejadian foodborne disease dapat menyebabkan penyakit, kematian dan kerugian ekonomi. Sepanjang tahun 2018 hingga 2019, foodborne disease masih kerap terjadi di lingkungan pesantren. Dapur umum yang dimiliki oleh Pesantren X adalah pengelola makanan terpusat yang praktiknya belum ada regulasinya sehingga jauh dari pengawasan badan yang memiliki wewenang dalam regulasi dan pengawasan makanan di Indonesia seperti Dinas Kesehatan dan BPOM. Penelitian ini bersifat deskriptif bertujuan untuk mengidentifikasi pemenuhan persyaratan fisik higiene sanitasi, penerapan prinsip higiene sanitasi pada tahapan pengelolaan makanan, penerapan sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), dan kualitas bakteriologis pada makanan, tangan penjamah, dan peralatan pada kegiatan pengelolaan makanan di Psantren X Depok. Pemeriksaan higiene sanitasi mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga, dimana penliaian pesantren menggunakan persyaratan untuk jasaboga tipe A1 karena kemiripan karakteristik. Hasil dari penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa kegiata pengelolaan makanan di Pesantren X telah memenuhi persyaratan teknis higiene sanitasi untuk jasaboga tipe A1, penerapan prinsip higiene sanitasi sudah baik pada kegiatan pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, dan pengangkutan bahan makanan, namun praktik penerapan prinsip higiene sanitasi pada tahap penyimpanan makanan jadi dan penyajian makanan masih kurang baik. Perilaku selama mengolah makanan dan tingkat pengetahuan penjamah makanan masih kurang baik. Kegiatan pengolahan makanan terpusat yang dilakukan di Pesantren X masih belum sesuai dengan sistem HACCP. Kualitas bakteriologis makanan jadi pada pengolahan makanan terpusat yang di Pesantren X telah sesuai peraturan acuan yang mensyaratkan kandungan bakteri E. coli sebanyak 0 koloni/ gram makanan. Kata kunci: higiene sanitasi makanan, HACCP, pesantren
Read More
S-10013
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Desy Ratnasari; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Ema Hermawati, Diah Wati Soetojo
Abstrak:
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia. Masalah keamanan pangan sangat penting bagi industri pangan. Apabila proses pengolahan makanan tidak dilakukan dengan baik dan benar maka besar kemungkinan dapat terjadi kontaminasi makanan yang menyebabkan terjadi penyakit bawaan makanan, salah satunya adalah keracunan makanan. Produk pangan yang dipasarkan harus terjamin mutunya dan aman untuk dikonsumsi. Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu bertujuan untuk melihat gambaran kualitas makanan berdasarkan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dan higiene sanitasi di Leafwell Catering Jakarta tahun 2018. Hasil yang diperoleh pada penelitian yaitu Leafwell Catering memiliki higiene sanitasi sudah baik pada kriteria lokasi dan bangunan serta fasilitas sanitasi. Pada hasil kuesioner checklist observasi dan wawancara pada penjamah makanan di dapatkan hasil 84%. Selain itu, pada tahap HACCP ditemukannya titik kritis kendali yang harus dilakukan pengendalian pada tiap tahapan proses pengolahan, serta untuk kualitas bakteriologi baik pada uji sampel makanan protein daging sapi dan ikan, usap tangan, usap tempat makan dan usap sendok saji hasil yang diperoleh tidak ditemukannya bakteri E.coli. Sedangkan bakteri Coliform hanya ditemukan pada sampel makanan protein daging sapi sebesar 266.000 koloni/ml sampel dan sampel ikan sebesar 58 koloni/ml sampel. Kata kunci: HACCP, Higiene Sanitasi, Kualitas makanan Food is anything that comes from biological resources and water, whether processed or unprocessed, which is intended as food or drink for human consumption. Food safety issues are critical to the food industry. If the food was not processed properly and correctly then it is likely to occur contamination of food that causes foodborne diseases, one of which is food poisoning. The marketed food products must be guaranteed quality and safe for consumption. This research was descriptive study that it aims to see the description of food quality based on Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) and hygiene sanitation at Leafwell Catering Jakarta 2018. The results obtained in the research that Leafwell Catering has good sanitation hygiene on site and building criteria and sanitation facilities. In the result of questionnaires observation checklists and interviews on food handlers at get 84% results. In addition, at the HACCP stage the discovery of a critical point of control that must be done control at each stage of the processing process, as well as for good quality bacteriology in the test samples of protein food of beef and fish, hand swabs, food swabs and spoon swab results obtained not found bacteria E.coli. While the bacteria Coliform found only in the sample of beef protein protein for 266 000 colonies/ml sample and fish samples of 58 colonies/ml sample. Key words: HACCP, Hygiene Sanitation, Food Quality
Read More
S-9669
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nisrien Mufidah; Pembimbing: Laila Fitria; Prnguji: Ririn Arminsih Wulandari, Astrid Salome
Abstrak:
Makanan menjadi salah satu media perkembangan bagi bakteri dan dapatmenimbulkan penyakit. Salah satu populasi berisiko terjadinya penyakit bawaanmakanan adalah anak-anak yang masih dalam proses pendidikan, sehinggapenatalaksanaan makanan bagi sekolah harus diperhatikan untuk mencegahterjadinya penyakit. Penelitian ini berfokus pada analisis higiene sanitasi danHazard Analysis Critical Control Point proses pengelolaan makanan di katering Xtahun 2016. Penelitian ini mengacu pada persyaratan jasaboga yang tercantum padaPermenkes RI No 1096 Tahun 2011 tentang higiene sanitasi jasaboga. Desainpenelitian yang digunakan adalah studi dekriptif dengan pengambilan data primerdan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasidengan checklist, wawancara dengan kuesioner dan pengujian mikrobiologis. Hasildari penelitian ini didapatkan bahwa katering X sudah memenuhi persyaratanjasaboga golongan 2A, pengetahuan dan perilaku pejamah tergolong baik dan bobotuji kelaikan fisik mencapai 94.5%.Kata kunci :Higiene Sanitasi, Pengelolaan makanan, HACCP.
Food becomes a media for bacterial growth and can cause disease. One ofthe population at risk of foodborne illness are children who are still in the educationprocess, food management for school must be taken to prevent the disease. Thisstudy focuses on the analysis of hygiene and sanitation and Hazard Analysis CriticalControl Point food management processes in catering X 2016. This study refers tothe requirements listed in Permenkes RI No. 1096 of 2011 on jasaboga hygienesanitation. This study uses descriptive study with primary data and secondary data.Data is collected using the method of observation with checklist, interviews withquestionnaires and microbiological testing. The results of this study found that thecatering X is compliant jasaboga class 2A requirement, knowledge and behavior offood handler classified as good and result for physical test reached 94.5%.Keywords :Hiygiene sanitation, Food management, HACCP.
Read More
Food becomes a media for bacterial growth and can cause disease. One ofthe population at risk of foodborne illness are children who are still in the educationprocess, food management for school must be taken to prevent the disease. Thisstudy focuses on the analysis of hygiene and sanitation and Hazard Analysis CriticalControl Point food management processes in catering X 2016. This study refers tothe requirements listed in Permenkes RI No. 1096 of 2011 on jasaboga hygienesanitation. This study uses descriptive study with primary data and secondary data.Data is collected using the method of observation with checklist, interviews withquestionnaires and microbiological testing. The results of this study found that thecatering X is compliant jasaboga class 2A requirement, knowledge and behavior offood handler classified as good and result for physical test reached 94.5%.Keywords :Hiygiene sanitation, Food management, HACCP.
S-9223
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ardana Zahra Septanti; Pembimbing: Ema Hermawati; Penguji: Umar Fahmi Achmadi, Susilo Heni Setyaningsih
Abstrak:
Read More
Pangan yang diproduksi secara tidak aman berpotensi terkontaminasi oleh sumber fisik, kimia, maupun mikrobiologi yang dapat menjadi sumber penyakit. Di Indonesia, kejadian penyakit bawaan pangan (foodborne disease) masih menjadi perhatian hingga saat ini sebab tidak terjadi penurunan kasus secara signifikan sejak tahun 2017. Tempat pengelolaan pangan (TPP) khususnya kategori rumah makan kerap kali menjadi alternatif untuk memperoleh pangan siap konsumsi yang sangat dekat dengan masyarakat. Minimnya pengawasan yang dilakukan terhadap TPP rumah makan seperti yang terjadi di Kota Bekasi tepatnya Kecamatan Bekasi Timur perlu menjadi perhatian sebab tidak diperolehnya jaminan bagi masyarakat bahwa pangan tersebut aman untuk dikonsumsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk mengidentifikasi gambaran implementasi sistem keamanan pangan berdasarkan prinsip dasar Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada seluruh alur pengelolaan pangan di TPP rumah makan kategori A1 yang berlokasi di Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berkaitan dengan proses pengelolaan pangan, tahap penyimpanan dan penyajian pangan dengan persentase sebesar 0% belum dilaksanakan oleh seluruh rumah makan yang diteliti sesuai pedoman yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penerapan Standard Sanitation Operating Procedure (SSOP) pada kunci keamanan air, pelabelan, penyimpanan, dan penggunaan bahan toksin, serta eliminasi hama dari unit pengolahan juga belum dilaksanakan sesuai pedoman yang berlaku (0%). Berdasarkan analisis terhadap batas kritis, pengelolaan pangan 3 dari 4 atau 75% rumah makan, yaitu rumah makan 1, 2, dan 4 telah terkendali pengelolaan pangannya sesuai dengan HACCP walaupun penjamah pangan belum secara sadar dan langsung menerapkan prinsip dasar HACCP tersebut. Adapun rumah makan 3 memiliki tahap yang berpotensi menimbulkan risiko kontaminasi silang pada pangan, yaitu pada pewadahan pangan karena penggunaan peralatan yang digunakan bersamaan untuk bahan mentah dan mengangkat pangan matang.
Food that is produced unsafely has the potential to be contaminated by physical, chemical, or microbiological sources which can be source of disease. In Indonesia, the incidence of foodborne diseases is has still become a concern because there has been no significant decrease in cases since 2017. Food processing places (FPP), especially the category A1 restaurant, are often an alternative for obtaining ready-to-consume food that is very close to the community. The lack of supervision carried out on category A1 restaurant, as happened in Bekasi City, specifically in East Bekasi District, needs to be a concern because there is no guarantee for the public that the food is safe for consumption. This research uses a descriptive qualitative approach to identify a description of the implementation of food safety system based on the basic principles of Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) throughout the food production flow in category A1 restaurant located in East Bekasi District, Bekasi City. The research results show that in the food management process, the food storage and serving stages with a percentage of 0% have not been implemented according to the guidelines set by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia. The implementation of Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP) on key of water safety, labelling, storage, and use of toxic materials, as well as elimination of pests from processing units has also not been implemented according to applicable guidelines (0%). Based on the analysis of critical limits, food management in 3 out of 4 (75%) category A1 restaurant, namely restaurant 1, 2, and 4 has controlled food management in accordance with HACCP even though food handlers have not consciously and directly applied the basic principles of HACCP. Meanwhile, restaurant 3 has a stage that has the potential to pose a risk of cross-contamination of food, namely in food storage due to the use of equipment that is used simultaneously for raw ingredients and lifting cooked food.
S-11656
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Keysha Nabila Hanan; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Pneguji: Al Asyary, Dharma Ningsih Dwi Putri
Abstrak:
Read More
Keamanan pangan merupakan aspek krusial dalam pengelolaan pangan, khususnya pada program berskala besar seperti program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyasar kelompok rentan. Berbagai kasus keracunan pangan yang terjadi sejak uji coba program hingga pelaksanaannya pada awal tahun 2025, menunjukkan perlunya penguatan sistem keamanan pangan bebasis prinsip Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji gambaran implementasi prinsip dasar HACCP dalam seluruh tahap pengelolaan pangan pada program MBG di Kota Depok, termasuk evaluasi terhadap Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) sebagai prasyarat HACCP. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif melalui pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi di dua SPPG dan empat sekolah penerima manfaat di Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahap pengelolaan pangan masih belum sesuai pada beberapa aspek-aspek pedoman kemaanan pangan program Makan Bergizi Gratis yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia seperti penyimpanan pangan sementara, penyajian di SPPG, dan penyajian di sekolah. Implementasi Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) pada kunci pelabelan, penyimpanan, dan penggunaan bahan toksin; serta eliminasi hama juga belum dilaksanakan seutuhnya. Pada proses pengelolaan masih ditemukan titik kendali kritis yang perlu dilakukan tindakan pengendalian.
Food safety is a crucial aspect of food management, especially in large-scale programs such as the Free Nutritious Meal (MBG) program that targets vulnerable groups. Various cases of food poisoning that have occurred since the pilot program until its implementation in early 2025, indicate the need to strengthen the food safety system based on Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) principles. This study aims to assess the implementation of HACCP basic principles in all stages of food management in the MBG program in Depok City, including an evaluation of the Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) as a prerequisite for HACCP. The research was conducted using a descriptive qualitative approach through data collection by interview, observation, and documentation in two SPPGs and four beneficiary schools in Depok City. The findings of the study clearly highlight notable deficiencies in several stages of food handling within the Free Nutritious Meal Program, as outlined by Indonesia’s Ministry of Health guidelines. Temporary food storage and serving practices at both the Nutrition Service Delivery Unit (SPPG) and participating schools frequently fall short of compliance. Moreover, the implementation of the Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) remains inconsistent, particularly in areas such as proper labeling, safe storage and handling of potentially hazardous substances; and effective pest management. The study also identified several critical control points (CCPs) in the food handling process that urgently require more rigorous and systematic control measures.
Food safety is a crucial aspect of food management, especially in large-scale programs such as the Free Nutritious Meal (MBG) program that targets vulnerable groups. Various cases of food poisoning that have occurred since the pilot program until its implementation in early 2025, indicate the need to strengthen the food safety system based on Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) principles. This study aims to assess the implementation of HACCP basic principles in all stages of food management in the MBG program in Depok City, including an evaluation of the Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) as a prerequisite for HACCP. The research was conducted using a descriptive qualitative approach through data collection by interview, observation, and documentation in two SPPGs and four beneficiary schools in Depok City. The findings of the study clearly highlight notable deficiencies in several stages of food handling within the Free Nutritious Meal Program, as outlined by Indonesia’s Ministry of Health guidelines. Temporary food storage and serving practices at both the Nutrition Service Delivery Unit (SPPG) and participating schools frequently fall short of compliance. Moreover, the implementation of the Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) remains inconsistent, particularly in areas such as proper labeling, safe storage and handling of potentially hazardous substances; and effective pest management. The study also identified several critical control points (CCPs) in the food handling process that urgently require more rigorous and systematic control measures.
S-12033
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Reynata Yohana Purba; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Laila Fitria, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Keracunan makanan menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia. Salah satu penyebab kejadian luar biasa keracunan makanan terjadi karena mengkonsumsi makanan olahan katering. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran higiene dan sanitasi pada proses pengolahan makanan dengan menggunakan pendekatan HACCP. Penelitian dilakukan dengan disain penelitian deskriptif untuk melihat proses pengolahan makanan di Katering “C” dan meneliti kualitas bakteri E. coli pada tiga jenis makanan. Hasil dari penelitian dengan pendekatan HACCP menunjukkan bahwa proses pengolahan makanan masih belum memenuhi standar. Ditemukan juga bakteri E. coli pada jenis makanan ayam balado dan rendang sapi dikarenakan praktik higiene sanitasi makanan yang kurang.
Food poisoning is becoming one of the biggest health problems in Indonesia. One cause of outbreaks of food poisoning occur due to eating processed food catering. This study aims to look at the overview of hygiene and sanitation in food processing by using the HACCP approach. The study was conducted with descriptive research design to see the processing of food in catering "C" and to examine the quality of E. coli bacteria in three types of food. The results of the research show that the HACCP approach to food processing is still not meet the standards. It was also found E. coli bacteria in ayam balado and rendang sapi because of hygiene and sanitation practices due to lack of food.
Read More
Food poisoning is becoming one of the biggest health problems in Indonesia. One cause of outbreaks of food poisoning occur due to eating processed food catering. This study aims to look at the overview of hygiene and sanitation in food processing by using the HACCP approach. The study was conducted with descriptive research design to see the processing of food in catering "C" and to examine the quality of E. coli bacteria in three types of food. The results of the research show that the HACCP approach to food processing is still not meet the standards. It was also found E. coli bacteria in ayam balado and rendang sapi because of hygiene and sanitation practices due to lack of food.
S-9108
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
