Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 35606 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Meilinda; Pembimbing: Luknis Sabri; Penguji: Agustin Kusumayati, Ella Nurlela Hadi, Ontowiryo, Hasnerita
Abstrak: ABSTRAK
 
Di Indonesia, kanker Ieber rahim menduduki urutan kedua setelah kanker payudara pada wanita usia subur (15-49 tahun). Penyebab utama kanker servik adalah Human Papilloma Virus. Faktor-faktor rsiko yang berhubungan dengan kejadian kanker servik adalah usia, status sosial ekonomi, usia pertama kali melakukan hubungan seks, pasangan seks yang berganti-ganti, paritas, kurang menjaga kebersihan genital, merokok, riwayat penyakit kelamin, trauma kronis pada serviks, serta penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka lama yaitu lebih dari 4 tahun. IVA (inspeksi visual asam asetat) adalah altematif skrining untuk mendeteksi kanker serviks.
 
Melihat hubungan usia, pendidikan, paritas, usia berhubungan seksual pertama kali
 
(<20 tahun), riwayat keturunan kanker serviks, riwayat infeksi menular seksual dan
 
merokok dengan test IVA pada wanita usia subur. Disain yang digunakan adalah cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah total sampling yaitu sebanyak 230 orang. Analisis statistik dengan menggunakan SPSS versi 16.0, untuk membandingkan rerata dipakai uji independensi (t - test) dan untuk melihat adanya hubungan antara dua variabel menggunakan uji kai kuadrat. Pengujian hipotesis dengan memakai uji regresi logistik sederhana dan analisis multivariat. Hasil uji IVA positif terdapat pada 194 orang (84,3%) dan test IVA negatif sebanyak 36 orang (15,7%). Hasil analisis multivariat diperoleh hubungan antara usia berhubungan seksual pertama kali <20 tahun, riwayat keturunan kanker serviks dan riwayat infeksi menular seksual. Riwayat infeksi menular seksual (OR= 21) paling dominan hubungannya dengan basil uji IVA positif dibandingkan dengan usia berhubungan seksual pertama kali < 20 tahun dan riwayat keturunan kanker serviks.
 
Promosi kesehatan lewat penyuluhan tentang kanker serviks lebih difokuskan untuk mencegah hubungan seksual pertama kali pada usia <20 tahun, khususnya remaja agar tidak terpapar infeksi menular seksual sejak dini yang disebabkan oleh perilaku seks bebas dengan berganti ganti pasangan.
Read More
T-3253
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dian Kurniartati; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Ahmad Syafiq, Musliha
Abstrak:
Di Indonesia, kanker yang paling sering dialami oleh wanita yaitu kanker payudara dan kanker serviks. Terdapat sekitar 570.000 kasus baru dan 311.000 kasus kematian di seluruh dunia pada tahun 2018. Kanker serviks dapat disembuhkan jika terdeteksi dini. Lesi prakanker pada serviks dapat ditemukan lebih awal dengan menggunakan metode yang disebut inspeksi dengan asam asetat. Terdapat aspek yang mempengaruhi seberapa banyak wanita yang mengikuti ujian IVA, diantaranya adalah pengetahuan dan sikap. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif menggunakan disain cross-sectional, menggunakan data primer, dengan jumlah sampel sebanyak 158 sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Berdasarkan hasil analisis, tidak terdapat hubungan antara usia dengan pemeriksaan IVA (p value: 0,433). ; 95% CI: 0,667-2,567; OR = 1,309), selain itu Pendidikan (p value: 0,167; 95% CI: 0,711-6,551; OR = 2,158), pekerjaan (p value: 0,283; 95% CI: 0,748-2,696; OR = 1,42), jumlah perkawinan (p value: 0,362; 95% CI: 0,319-1,520; OR = 0,696), riwayat keguguran (p value: 0,538; 95% CI: 0,355-1,719; OR = 0,781), jumlah melahirkan dan keguguran (p value: 0,463; 95% CI: 0,392-1,533; OR = 0,775) tidak berkolerasi dengan pemeriksaan IVA. Terdapat beberapa karakteristik yang berhubungan dengan pemeriksaan kanker serviks yaitu persalinan (p value: 0,001; 95% CI: 1,797-7,360; OR = 3,636), paparan informasi tentang kanker serviks (p value: 0,001; 95% CI: 2,028-8,747; OR = 4,211), paparan informasi tentang pencegahan kanker serviks (p value: 0,001; 95% CI: 2,466-10,138; OR = 5,000), paparan informasi tentang deteksi dini kanker serviks (p value: 0,001; 95% CI: 3,166-13,355; OR=6,502), sikap terhadap pemeriksaan IVA(p value: 0,001; 95% CI: 2,155-8,406; OR=4,256), pengetahuan tentang kanker serviks (p value: 0,034; 95% CI: 1,052-3,840; OR= 2,010). Variable yang berhubungan signifikan dengan pemeriksaan IVA ialah riwayat melahirkan (p value: 0,004; 95% CI: 1,472-7.250; OR = 3,267), informasi deteksi dini kanker serviks (p value: 0,001; 95% CI: 2,310-11,013; OR = 5,044) dan sikap terhadap pemeriksaan IVA (p value: 0,015; 95% CI: 1,207-5,562; OR = 2,591). Nilai p model 0,000 dan Nagelkerke square 0,336. Penting untuk membuat program promosi kesehatan yang terkait dengan pemberian informasi melalui kegiatan sosialisasi dan KIE.

In Indonesia, the most common cancers experienced by women are breast cancer and cervical cancer. There were around 570.000 new cases and 311.000 deaths worldwide in 2018. Cervical cancer can be cured if detected early. Precancerous lesions of the cervix can be found using inspection with acetic acid method. There are aspects that affect how women participate in IVA exam, including knowledge and attitude. This study used quantitative approach using a cross-sectional design, using primary data, with a total of 158 samples according to inclusion and exclusion criteria. Based on the result of the analysis, there is no relationship between age and examination IVA (p value: 0,433). ; 95% CI: 0,667-2,567; OR = 1,309), education (p value: 0,167; 95% CI: 0,711-6,551; OR = 2,158), occupation (p value: 0,283; 95% CI: 0,748-2,696; OR = 1,42), marriages (p value: 0,362; 95% CI: 0,319-1,520; OR = 0,696), miscariages (p value: 0,538; 95% CI: 0,355-1,719; OR = 0,781), number of deliveries and miscariages (p value: 0,463; 95% CI: 0,392-1,533; OR = 0,775) did not correlate with IVA examination. There are several characteristics associated with cervical cancer screening, birth (p value: 0,001; 95% CI: 1,797-7,360; OR = 3,636), information about cervical cancer (p value: 0,001; 95% CI: 2,028-8,747; OR = 4,211), information about cervical cancer prevention (p value: 0,001; 95% CI: 2,466-10,138; OR = 5,000), information about early detection of cervical cancer (p value: 0,001; 95% CI: 3,166-13,355; OR=6,502), attitude about early detection of cervical cancer (p value: 0,001; 95% CI: 2,155-8,406; OR=4,256), knowledge about cervical cancer (p value: 0,034; 95% CI: 1,052-3,840; OR= 2,010). The variables that significantly related to visual inspection with acetic acid are childbirth (p value: 0,004; 95% CI: 1,472-7.250; OR = 3,267), information about early detection of cervical cancer (p value: 0,001; 95% CI: 2,310-11,013; OR = 5,044) and attitude about early detection of cervical cancer (p value: 0,015; 95% CI: 1,207-5,562; OR = 2,591). P value model 0,000 and Nagelkerke square 0,336. It is important to increase health promotion program related to the provision of information throught outreach and information, education and consultation activities
Read More
S-11398
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Septi Ayu; Pembimbing: Ella Nurlaella Hadi; Penguji: Helda, Ahmad Syafiq, Eti Rohati, Titeu Herawati
Abstrak:
Pada tahun 2023 cakupan pemeriksaan IVA pada Wanita usia subur di Kelurahan Cilodong masih rendah hanya mencapai 2,2%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis cakupan pemeriksaan IVA dan faktor apa saja yang berhubungan dengan pemeriksaan IVA di Kelurahan Cilodong, Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner pada sampel sebanyak 130 WUS di Kelurahan Cilodong, Kota Depok, yang dipilih secara random dari 8 RW yang ada. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan hanya 6,2% WUS yang melakukan pemeriksaan IVA. Penelitian ini membuktikan pendidikan dan tingkat pengetahuan berhubungan dengan pemeriksaan IVA. Faktor yang paling dominan adalah tingkat pengetahuan (POR=38,96, 95% CI= 4,23 – 358,66), WUS dengan tingkat pengetahuan tinggi berpeluang hampir 39 kali untuk melakukan pemeriksaan IVA dibandingkan dengan WUS tingkat pengetahuan rendah, setelah dikontrol oleh pendidikannya. Atas dasar tersebut maka instansi terkait perlu melakukan peningkatan pengetahuan dengan mengembangkan program edukasi kesehatan mengenai kanker leher rahim dan  pemeriksaan IVA, baik untuk WUS maupun suami/keluarganya, sehingga cakupan pemeriksaan IVA meningkat

In 2023, the coverage of visual inspection of acetic acid (VIA) examinations in women of childbearing age in Cilodong Village is still low, only reaching 2.2%. This study aims to analyze the coverage of VIA examinations and factors related to VIA examinations in Cilodong Village, Depok. This study used a cross-sectional design. Data were collected through interviews using questionnaires on a sample of 130 women of childbearing age in Cilodong Village, Depok City, who were randomly selected from 8 existing neighborhood associations. Data were analyzed using the chi-square test and multiple logistic regression. The results showed that only 6.2% of women of childbearing age underwent VIA examinations. This study proves that education and level of knowledge are related to VIA examinations. The most dominant factor is the level of knowledge (POR = 38.96, 95% CI = 4.23 - 358.66); women of childbearing age with a high level of knowledge are almost 39 times more likely to undergo VIA examinations compared to women of childbearing age with low levels of knowledge, after being controlled by their education. Based on these reasons, related agencies need to increase knowledge by developing health education programs regarding cervical cancer and IVA examinations, both for WUS and their husbands/families, so that the coverage of IVA examinations increases.
Read More
T-7184
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Silma Farhana; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih; Penguji: Tiara Amelia, Dwi Sulistyo Watiningsih
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku deteksi dini kanker serviks metode IVA pada wanita usia subur di Kelurahan Kebon Melati tahun 2025. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Data primer pada penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 100 wanita usia subur. Perilaku deteksi dini kanker serviks metode IVA merupakan variabel dependen. Sedangkan variabel independen meliputi pendidikan, pengetahuan, sikap, keterpaparan informasi, dan dukungan suami. Pengisian kuesioner secara langsung oleh peneliti sesuai jawaban dari responden dan hasilnya dianalisis menggunakan uji Chi-square dengan aplikasi SPSS 22. Hasil analisis menunjukkan bahwa 16 responden (16%) sudah melakukan deteksi dini kanker serviks metode IVA. Secara statistik, terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, keterpaparan informasi, dan dukungan suami dengan perilaku deteksi dini kanker serviks metode IVA pada wanita usia subur di kelurahan Kebon Melati tahun 2025. Hasil dari penelitian ini menyarankan kepada pihak Puskesmas untuk meningkatkan kegiatan promosi kesehatan melalui penyuluhan atau penyebaran pamflet mengenai kanker serviks dan deteksi dini IVA, serta mengadakan deteksi dini kanker serviks di tempat-tempat yang mudah dijangkau oleh wanita usia subur. 


This study aims to determine the factors associated with early detection behavior of cervical cancer using the IVA method in women of childbearing age in Kebon Melati Village in 2025. This research method uses quantitative research with a cross-sectional study design. Primary data in this study were obtained through distributing questionnaires to 100 women of childbearing age. The behavior of early detection of cervical cancer using the IVA method is the dependent variable. While, the independent variables include education, knowledge, attitude, exposure to information, and husband's support. The questionnaire was filled out directly by the researcher according to the respondents' answers and the results were analyzed using the Chi-square test with the SPSS 22 application. The results of the analysis showed that 16 respondents (16%) had carried out early detection of cervical cancer using the IVA method. Statistically, there is a significant relationship between knowledge, exposure to information, and husband's support with the behavior of early detection of cervical cancer using the IVA method in women of childbearing age in Kebon Melati sub-district in 2025. The results of this study suggest that the Community Health Centers increase health promotion activities through counseling or distribution of pamphlets regarding cervical cancer and early detection of IVA, as well as conducting early detection of cervical cancer in places that are easily accessible to women of childbearing age.
Read More
S-12144
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ika Rohmawati; Pembimbing: Sandi Iljanto; Penguji: Helda, Fatum Basalama
S-6521
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Haryati; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih; Penguji: Ella Nurlella Hadi, Evi Martha, Rahmadewi, Wisnu Trianggono
Abstrak: Pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan sangat penting untuk mengurangi kejadianaborsi dan dampak merugikan lainnya seperti kelahiran prematur, BBLR, anak yang tidakdiharapkan serta kesakitan dan kematian ibu dan anak. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan tidak diinginkan diIndonesia. Penelitian ini menggunakan analisis data sekunder Survey DemografiKesehatan Indonesia Tahun 2012 yang mencakup 33 provinsi di Indonesia dengan desainpotong lintang. Sampel dalam penelitian ini adalah perempuan yang sedang hamil saatsurvey dilakukan, sejumlah 2046 responden. Data dianalisis secara multivariat denganregresi logistik ganda. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan KTD adalahParitas. Ibu yang belum mempunyai anak berisiko mengalami KTD 8,35 kali (p value<0,05, OR 8,35 95% CI: 4,25-16,40 ) dibanding dengan ibu yang mempunyai anak 1-3setelah dikontrol oleh variabel umur, status perkawinan dan kegagalan kontrasepsi.
Kata kunci:Faktor- factor, Kehamilan Tidak Diinginkan, Paritas.
Prevention of unintended pregnancies is essential to reduce the incidence of abortion andother adverse effects such as premature birth, low birth weight, unwanted child, maternalchild morbidity and mortality. The aim of the study was to assess determinants ofunintended pregnancies in Indonesia. The study was a secondary data analysis ofIndonesia Demographic Health Survey 2012 which covered 33 provinces in Indonesiawith cross-sectional design. The sample in this study were women who were pregnantwhen the survey was conducted, accounted as 2046 women. Data were analyzed bymultiple logistic regression. The most dominant factor related to unintended pregnanciesis married status. Mothers with are at risk of experiencing unintended pregnancies 8,35times (p value <0.05, OR 10.59 95% CI: 3, 11-38,14) compared to married mothers aftercontrolled by age, parity, complication and contraceptive failure.
Keywords: determinants, unintended pregnancy, parity.
Read More
T-5100
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tsabita Zahra; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Sandra Fikawati, Suci Soraya Sinaga
Abstrak:
Kanker serviks merupakan penyebab utama kematian pada wanita, sehingga perlu upaya deteksi dini kanker serviks salah satunya dengan IVA. Namun, cakupan IVA di Indonesia masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi niat WUS melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA di Puskesmas Pancoran Mas tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sampel sebanyak 100 WUS yang melakukan kunjungan ke poli KIA dan KB di Puskesmas Pancoran Mas. Hasil penelitian menunjukan bahwa 35% WUS tidak memiliki niat untuk melakukan IVA, faktor yang berhubungan dengan niat WUS yaitu sikap (PR= 4,000; 95% CI: 1,93-8,30), Norma subjektif (PR= 4,857; 95% CI: 2,46-9,60), dan Kontrol perilaku (PR= 4,333; 95% CI: 2,28-8,25). Kemudian, faktor latar belakang yang mempengaruhi sikap yaitu pendidikan (PR= 1,976; 95% CI: 1,46-2,68), pekerjaan (PR= 1,632; 95% CI: 1,08-2,47), dan pengetahuan (PR= 3,244; 95% CI: 1,31-8,02). Faktor latar belakang yang mempengaruhi norma subjektif yaitu pengetahuan (PR= 2,609; 95% CI: 1,04-6,53). Serta faktor latar belakang yang mempengaruhi kontrol perilaku yaitu pekerjaan (PR= 1,667; 95% CI: 1,01-2,77), dan pengetahuan (PR= 2,538; 95% CI: 1,01-6,36). Untuk meningkatkan niat WUS melakukan IVA, perlu peningkatan promosi kesehatan mengenai kanker serviks dan IVA yang dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh

Cervical cancer is the leading cause of death in women, so early detection of cervical cancer is needed, one of which is with IVA. However, IVA coverage in Indonesia is still low. This study aims to determine what factors influence WUS's intention to conduct early detection of cervical cancer with the IVA method at the Pancoran Mas Health Center in 2023. This study used a cross-sectional study design with a sample of 100 WUS who visited the MCH poly and KB at the Pancoran Mas Health Center. The results showed that 35% of WUS did not have the intention to do IVA, factors related to WUS intention were attitude (PR = 4.000; 95% CI: 1.93-8.30), subjective norms (PR = 4.857; 95% CI: 2.46-9.60), and Behavioral control (PR = 4.333; 95% CI: 2.28-8.25). Then, background factors that influenced attitudes were education (PR = 1.976; 95% CI: 1.46-2.68), occupation (PR = 1.632; 95% CI: 1.08-2.47), and knowledge (PR = 3.244; 95% CI: 1.31-8.02). The background factor influencing subjective norms was knowledge (PR= 2.609; 95% CI: 1.04-6.53). As well as background factors that influence behavioral control, namely occupation (PR = 1.667; 95% CI: 1.01-2.77), and knowledge (PR = 2.538; 95% CI: 1.01-6.36). To increase WUS's intention to conduct IVA, it is necessary to increase health promotion regarding cervical cancer and IVA which is carried out comprehensively and comprehensively
Read More
S-11514
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eka Candra Dewi; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Asri C. Adisasmita, Agustin Kusumayati, Rina Hasriana, Konni Kurniasih
Abstrak:

ABSTRAK

Menikah usia dini dan berganti pasangan seksual merupakan faktor resiko pentingkejadian lesi prakanker serviks yang kemudian berubah menjadi kanker serviks.Kabupaten Karawang dipilih sebagai tempat penelitian karena merupakan salahsatu pilot project program deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan antara usiapertama menikah dan jumlah pasangan seksual terhadap hasil tes IVA dengandesign cross sectional menggunakan data sekunder sebanyak 520 sampel di 4puskesmas pada tahun 2011 – 2012. Berdasarkan analisis multivariat tidakdidapatkan hubungan yang bermakna antara usia pertama menikah dan jumlahpasangan seksual dengan hasil tes IVA positif setelah dikontrol variabel kovariat.

ABSTRACT

The age at first intercourse and multi sexual patners are the important risk factorsfor cervical pre-cancerous lession. Karawang District was selected as researchsites because it is one of the pilot projects for early detection of cervical cancerusing VIA Method. This study is aimed to verify the relationship of age at firstmarriage and multi sexual patners with VIA Test Result with cross sectional studyusing secondary data from medical records. Total sampel taken was 520 from 4public health centre in the last two years from 2011 – 2012. Based on multivariateanalysis, it is indicated that there is not significant correlation for age at firstmarriage and multi sexual partners with VIA test res

 

Read More
T-3960
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Reva Mulyati; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Anwar Hassan, Dami
Abstrak: Metode Kontrasepsi Jangka Panjang adalah kontrasepsi yang efektif dan efisienuntuk tujuan pemakaian menjarangkan kelahiran atau mengakhiri kehamilan pada pasanganyang sudah tidak ingin tambah anak lagi. Secara nasional, cara KB yang paling banyakdigunakan adalah suntikan sebesar 34,4%, pil sebesar 13,9%, IUD/AKDR (4,3%), implant(3,5%), sterilisasi wanita (2,3%), dan kondom (0,7%), dan lain-lain. Penggunaan metodekontrasepsi jangka panjang (MKJP) di Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara padaTahun 2015 sebesar 34,1% menurun menjadi 21,8% pada tahun 2016. Dalam RPJMN 2010-2014 salah satu strategi dari pelaksanaan program KB adalah meningkatnya penggunaanmetode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD, implan dan sterilisasi.Tujuanpenelitian ini untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan denganpenggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada WUS di Puskesmas KelurahanCipinang Besar Utara Tahun 2017. Desain penelitian menggunakan cross sectional.Pengambilan sampel dilakukan secara acak atau simple random sampling. Jumlah sampelyang digunakan adalah 110 responden.Uji statistik menggunakan chi square test. Hasilpenelitian didapatkan ada hubungan antara umur ibu (p =0,019dan OR 3,1 ), pengetahuan ibu(p=0,043dan OR 2,5), kelengkapan pelayanan KB (p =0,033dan OR 2,8), jarak ke tempatpelayanan KB (p =0,007dan OR 0,3), dukungan teman sebaya (p =0,002dan OR 0,2) denganpenggunaan MKJP.
Kata kunci : Kontrasepsi; Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP); Wanita Usia Subur.
Long Term Contraceptive Methods (MKJP) are effective and efficient contraceptionfor the purpose of using birth or termination of pregnancy in couples who do not wish to addmore children. Nationally, the most widely used family planning methods were injections of34.4%, pill 13.9%, iud / akdr (4.3%), implants (3.5%), female sterilization (2.3%) , Andcondoms (0.7%), and others. The use of long-term contraceptive method (MKJP) at theCipinang Besar Utara Public Health Center by 2015 by 34.1% decreased to 21.8% in 2016. Inthe RPJMN 2010-2014 one of the strategies of the implementation of family planningprogram is the increasing use of the term contraceptive method Length (MKJP) such as IUD,implant and sterilization. The purpose of this study is to obtain information about factorsrelated to long-term use of contraceptive method (MKJP) in WUS at Cipinang Besar UtaraPublic Health Center in 2017. The study design was cross-sectional. Sampling is donerandomly or simple random sampling. The number of samples used is 110 respondents. Teststatistic using chi square test. The results of the study showed that there was a relationshipbetween maternal age (p = 0.019 and OR 3.1), maternal knowledge (p = 0.043 and OR 2.5),completeness of family planning services (p = 0.033 and OR 2.8) KB (p = 0,007 and OR 0,3),peer support (p = 0,002 and OR 0,2) with the use of MKJP.
Keywords: Contraception; Long Term Contraceptive Method; Women Of Childbearing Age.
Read More
S-9411
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ulfah Mashfufah; Pembimbing: Ahmad Syafiq, Sandra Fikawati; Penfuji: Toha Muhaimin, Flourisa J Sudrajat, Prastowo Nugroho
Abstrak:

Tolok ukur keberhasilan pembangunan adalah peningkatan kesejahteraan penduduk. Sesuai dengan komitmen pembangunan nasional yang pada hakekatnya bersifat adil, demokrasi, terbuka, partisipatif dan terintegrasi, maka pada saat ini, pemerintah berupaya mengurangi kesenjangan pembangunan yang terjadi antar daerah, terutama pada daerah-daerah yang sulit dijangkau, rawan konflik/bencana, aksesibilitas yang rendah serta infrastruktur yang terbatas yang dikenal dengan Daerah Tertinggal. Salah satu faktor yang berpengaruh pada tingkat kesejahteraan adalah besarnya beban yang ditanggung oleh satu keluarga. Semakin banyak jumlah anak, berarti semakin besar tanggungan kepala rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual anggota rumah tangganya. Bagi daerah tertinggal, angka pertambahan jumlah penduduk akan menjadi beban tersendiri, padahal sumber daya daerah tersebut sangat terbatas. Dengan demikian, program yang perlu diprioritaskan oleh Daerah Tertinggal adalah program KB. Dan hasil analisis SDKI 2002-2003, menunjukkan bahwa prevalensi pemakaian kontrasepsi di Indonesia sebesar 60%, sedangkan untuk Daerah Tertinggal, belum ada data tentang prevalensi pemakaian kontrasepsi. Dengan penelitian ini, diharapkan akan didapatkan gambaran tentang pemakaian kontrasepsi, faktor-faktor yang berhubungan, serta faktor dominan yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi pada wanita usia subur di Daerah Tertinggal Indonesia yang terdaftar dalam SDKI 2002-2003. Penelitian ini merupakan analisis lanjut dari data SDKI 2002-2003 dengan desain cross sectional, dengan populasi berjumlah 1315 wanita usia subur yang tersebar di 9 propinsi. Pengolahan dan analisis data menggunakan aplikasi analisis regresi logistic ganda. Analisis mencakup analisis univariabel, analisis bivariabel dengan Khi Kuadrat dan regresi logistik sederhana serta analisis multivariabel dengan regresi logistik multivariat. Hash analisis menunjukkan prevalensi pemakaian kontrasepsi pada wanita usia subur di Daerah Tertinggal masih rendah (45,9%) dan faktor sosiodemografi yaitu pendidikan responder, pekerjaan responden, jumlah anak yang dilahirkan mempunyai hubungan bermakna dengan pemakaian kontrasepsi, sedangkan faktor akses terhadap media/informasi yang mempunyai hubungan bermakna dengan pemakaian kontrasepsi adalah akses media televisi, akses informasi melalui keluarga, teman/tetangga serta akses informasi melalui tokoh masyarakatlagama. Dui 6 faktor tersebut, faktor jumlah anak yang dilahirkan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi. Berdasarkan hasil di atas, untuk percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Daerah Tertinggal, disarankan agar dibentuk kerjasama lintas sektoral antara Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, BKKBN dan Depkes dalam penguatan kelembagaan dan jaringan KB serta perlunya peningkatan promosi dan informasi KB, balk melalui media televisi, peningkatan peran tokoh masyarakatlagama dan petugas kesehatan/KB. Sedangkan dari hasil penelitian terhadap faktor pendidikan, disarankan bagi Departemen Pendidikan bekerjasama dengan Kementerian PDT untuk lebih memperhatikan tingkat pendidikan masyarakat di Daerah Tertinggal.


 

The parameter of a successful development of the nation is a noted of the increasing on its citizen's well being. As the national development commitment, which has characteristics on fairness, democracy, openness, participated, and integrated, the government is try to reduce the disparity of the development between regions in Indonesia, especially to those area that remote, at risk for natural disaster or conflict, having low accessibility, and Iimited on infrastructures, that we know as underprivileged areas. One of factor that influence the level of citizen's well being is the dependency ratio of the family has. The more they have children, the more they likely to have greater family members dependency and have to responsible in fulfilling the need for their family members, materially and spiritually. In case of underprivileged areas, the increase on population number will be another burden, as they only have limited resources. Therefore, a program that has to be prioritized is a Family Planning Program. Results from the prior analyses of Indonesia DI-IS 2002 - 2003 showed that the contraceptive use prevalence of Indonesia is as high as 60%, but there in no figure for the underprivileged areas. Therefore, a continuation analyses of the data has been conducted in order to describe on factors related on contraceptive uses, as well as the most factors related to the contraceptive uses among women at reproductive age (WRA) at underprivileged areas that Iisted on Indonesia DHS 2002 - 2003. There are 9 (nine) provinces listed as underprivileged areas that comprises in number of population on WRA as 1315 people. The data is analyzed using double logistic regression, which consists of univariable analyses, bivariable analyses with Chi-square and simple logistic regression, and multivariable analyses with multivariate logistic regression. Analyses has showed that contraceptive use prevalence among WRA at underprivileged areas is still low (45.9%) and socio-demographic factors such as education, occupation, and number children ever born (CEB), is related significantly with the contraceptive use. While factors on access to media/information that also have significantly related with contraceptive use are television, family/friends/neighbors, and community/religious leaders. From those 6 (six) factors, CEB is the most or dominant factor that related to contraceptive uses. Regarding to the analyses results, in order to accelerate the people's well being at the underprivileged areas, it is suggested that there should be a strong inter-sectors collaboration between National Ministry on The Development of Underprivileged Areas, National Family Planning Coordination Board and Ministry of Health to enhance the institutional and networking on promoting and dissemination of the information on Family PIanning through television, increase the role of community/religious leaders, as well as its FP providers. Another important findings upon education factors, it is suggested that collaboration between Ministry of National Education and National Ministry on The Development of Underprivileged Areas is also needed in order to increase the level of education among people at the underprivileged areas.

Read More
T-2394
Depok : FKM-UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive