Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 22754 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Putri Rahmawati; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Waachyu Sulistiadi, Budi Hartono
Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pegawai kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan disain cross sectional. Sampel pada penelitian ini seluruh pegawai yang berjumlah 75 orang (total sampling). Nilai kinerja pegawai 65 dengan nilai terendah kinerja pegawai 15 dan kinerja pegawai tertinggi 81. Faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan adalah faktor individu dan faktor organisasi. Faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2012 adalah pendidikan terakhir (Beta = 0,482). Hasil penelitian kinerja pegawai kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan tahun 2012 berkinerja rendah. Peningkatan kualitas SDM akan meningkatkan kemampuan teknis pegawai dalam melaksanakan pekerjaan sehingga kinerja pegawai meningkat.


The purpose of this study to find out employee performance of Bintan Health Office in 2012. This study uses quantitative methods with cross sectional design. Sample in this study are all of the employees in Bintan Health Office 75 person in total. Employee performance point is 65, with the lowest performance of employees is 15 and the highest employee performance is 81. Employee Performance of Bintan Health Office are affected by two factors, there are individual factor and organizational factor. The most influence factor on staff performance Bintan Health Office in 2012 is the latest education. The result shows that employee in health office of bintan regencyin low performance. The Improvement quality of human resources will improve staff's technical ability in carrying out the work so that employee performance increases.

Read More
T-3564
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Novarita; Pembimbing: Dwi Gayatri; Penguji: Krisnawati Bantas, Chita Septiawati, Rizal Rinaldy
T-4092
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alexander Takdare; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Anhari Achadi, Dumilah Ayuningtyas, Lukman Hakim, Untung Suseno Sutarjo
Abstrak:

Pencapaian angka API tahun 2010 secara Nasional sudah memenuhi target (2 per 1000 penduduk). Pada data di atas menunjukkan bahwa Propinsi Papua dengan API tertinggi, yaitu 18,03 dan masih jauh dari yang ditargetkan,hal ini menunjukkan bahwa kasus malaria di Papua masih cukup tinggi dan memerlukan penanganan yang serius, dan propinsi dengan API terendah adalah propinsi DKI Jakarta, DI Yogyakarta dan Bali, sedangkan di Kabupaten Kepulauan Yapen menunjukkan bahwa angka kasus malaria cukup tinggi, dengan angka API 233,1 per 1000 dan sudah melewati target yang ditetapkan. Saat ini program malaria masih mendapatkan bantuan pendanaan dari Global Fund, sehingga masih memiliki keterkaitan. Keterkaitan kritis pada ke dua komponen tersebut, apabila tidak diatisipasi oleh pemerintah dari awal, salah satunya dengan menyiapkan anggaran yang telah dibiayai oleh GF ke dalam kegiatan rutin, maka akan terjadi penurunan cakupan kembali, sehingga dampaknya akan dirasakan oleh mayarakat Papua pada umumnya dan Kabupaten Kepulauan Yapen pada khususnya, apabila program perbantuan ini dihentikan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Keterkaitan Kritis antara Komponen Sistem Kesehatan dengan Global Fund untuk Program Malaria di Kabupaten Kepulauan Yapen Propinsi Papua. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam dan studi literatur yang berhubungan dengan Sistem Kesehatan dan Global Fund dengan pengumpulan data melalui informan terkait dengan cara wawancara mendalam. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sehubungan dengan keterkaitan kritis antara Komponen Sistem Kesehatan dengan Globan Fund untuk Program Malaria di Kabupaten Kepulauan Yapen Propinsi Papua, berdasarkan fungsi dalam komponen tersebut, maka yang memiliki keterkaitan kritis adalah pada komponen Perencanaan, Pembiayaan serta Monitoring dan Evaluasi sedangkan yang tidak memiliki keterkaitan pada komponen Penatalayanan dan Pemerintah, Pelayanan, Peningkatan Akses Pelayanan. Berbeda pada Kabupaten Kepulauan Yapen, untuk komponen monitoring dan evaluasi tidak memiliki keterkaitan kritis.


The national achievement rate of API in 2010 has met the target (2 per 1000 population). It indicates that Papua Province with the highest API, which is 18.03 is left far from the target, that suggests that cases of malaria in Papua is quite high and require a serious action. Provinces with the lowest API are Jakarta, DI Yogyakarta and Bali, while in the Islands District Yapen showed that the number of malaria cases is quite high, with an API rate 233.1 per 1000 and had passed the target set. Currently malaria program got financing from the Global Fund , and it shows the relevance. The critical interaction between the two-components, if doesn't well handled by the government from the beginning, by preparing a routine budget financed by the Global Fund, there will be a reduction in program coverage, and will impact to the whole society particularly in Papuan Islands District Yapen if the program is being stopped. The purpose of this study is to determine the critical interaction between the Critical Component of Health System and the Global Fund for Malaria Program in Yapen Islands District of Papua. The method used in this research is qualitative method with in-depth interviews and literature studies related to Health System and the Global Fund by collecting data through informants related to the manner in-depth interviews, to reveal the Critical interactionbetween Component of Health System and the Global Fund for Malaria Programme Yapen Islands District of Papua. This study concluded that according to the critical interaction between the Health System Component and the Global Fund for Malaria Program in the District of Yapen Islands Papua, in the relevance to the function of those components, the critical interactions are in the planning functions, finance function, monitoring and Evaluation function. In the other hand, the stewardship and the government, service delivery and the increase of service access did not show the relevances. Contrary to the districs of Yapen Island Papua, monitoring and evaluation component did not show critical interactions.

Read More
T-3550
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Verlina Yohana Kawangung; Pembimbing: Rina Anggorodi; Penguji: Pandu Riono, Zarfiel Taffal, Toni Wandra, Nuning Kumiasih
Abstrak: Masih tingginya kejadian IMS pada WPS (83,2%) dan perilaku pencegahan yang kurang berpotensi penularan IMS dan peningkatan penyebaran kasus HIV-AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketersediaan kondom terhadap penggunaan kondom di Lokasi Batu 24 dan Batu 80. Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu, kuantitatif dengan disain cross sectional dan kualitatif dengan disain RAP. Sampel pada penelitian ini adalah WPS di Lokasi Batu 24 dan Batu 80 berjumlah 136 orang (total sampel) dan 22 orang informan. Ada 81,6 % menggunakan kondom pada seks terakhir dan 47,2 % selalu menggunakan kondom seminggu terakhir. Penggunaan kondom seminggu terakhir dipengaruhi oleh ketersediaan kondom (OR=1,7) dan tetap berpegaruh setelah dikontrol oleh variabel konfounder (OR=2,4). 
The high prevalence of STI among sex worker (83.2%) and low condom used behaviors potentially increase the spread of transmission of STI and HIV-AIDS cases.This study aims to determine the effect of condom availability on condom use among sex worker at Lokasi Batu 24 and Batu 80. Quantitative and qualitative methods had been used in this study. Samples in this study are direct sex workers in Lokasi Batu 24 and Batu 80, total 136 person (total sample) and 22 informen. There are 81.6% used condom at last sex, and 47.2% always used condoms in past a week. Condoms used in past a week are influenced by the availability of condoms (OR = 1.7) and still having effect after controlled by confounder variables (OR = 2.4).
Read More
T-3544
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rajunitrigo; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: ANwar Hasan, Yovsyah, Milwiyandi, Jajang Mulyana
T-4936
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Said Mardani; Pembimbing: Helda; Penguji: Renti Mahkota, Tri Yunis Miko Wahyono, Emita Ajis, Sulistyo
Abstrak:
Kematian TBC di Indonesia merupakan cerminan dinamika kompleks upaya penanggulangan TBC di tingkat regional, termasuk di Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Pada tahun 2022 kematian penderita TBC di Kabupaten Indragiri Hulu sebesar 7,1% dari total penderita TBC yang dilaporkan dan diobati, menjadikan Indragiri Hulu menempati peringkat kedua kematian TBC terbanyak di Provinsi Riau. Selain itu, kematian penderita TBC di Indragiri Hulu juga menunjukkan tren meningkat dari 0,8% (2020), menjadi 6,3% (2021), dan meningkat lagi menjadi 7,1% (2022). Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui faktor risiko semua kematian penderita TBC di Kabupaten Indragiri Hulu. Desain penelitian ini adalah kohort restrospektif. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari aplikasi SITB Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2020-2023. Populasi penelitian adalah seluruh penderita TBC di Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2020-2023 berjumlah 2.073 orang. Sampel penelitian berjumlah 1.908 yang dipilih menggunakan teknik total sampling berdasarkan kriteria inklusi dan ekskluasi. Analisis data meliputi analisis univariat berupa tabel distribusi frekuensi dan deskriptif probababilitas survival kumulatif, analisis bivariat menggunakan metode Kaplan-Meier dan uji logrank, dan analisis multivariat menggunakan uji cox regression. Hasil penelitian menunjukkan kematian penderita TBC sebesar 6,6% dari total kasus TBC dengan insiden kematian 40 per 100.000 orang-hari dan probabilitas survival kumulatif akhir (hari ke-640) sebesar 31,12%. Model akhir analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor risiko semua kematian penderita TBC di Kabupaten Indragiri Hulu adalah umur ≥50 tahun (HR=4,241, 95%CI: 2,902-6,197), status HIV (HR=8,104, 95%CI: 2,553-25,722), riwayat pengobatan sebelumnya (HR=1,848, 95%CI:1,076-3,174), dan resistensi obat (baseline HR=5,739, 95%CI: 1,482-22,225). Status HIV menjadi faktor risiko kematian penderita TBC yang paling dominan.

TBC deaths in Indonesia are a reflection of the complex dynamics of TBC control efforts at the regional level, including in Indragiri Hulu Regency, Riau Province. In 2022, TBC deaths in Indragiri Hulu Regency will be 7,1% of the total TBC cases reported and treated, making Indragiri Hulu the second highest TBC death rate in Riau Province. Apart from that, TBC deaths in Indragiri Hulu also show an increasing trend from 0.8% (2020), to 6.3% (2021), and increasing again to 7.1% (2022). The main objective of this research is to determine the risk factors for all deaths of TB patients in Indragiri Hulu Regency. The design of this study was a retrospective cohort. This research uses secondary data from the Indragiri Hulu Regency SITB application for 2020-2023. The research population is all TBC patients in Indragiri Hulu Regency in 2020-2023 totaling 2,073 people. The sample consisted of 1,908 subjects selected using total sampling techniques based on inclusion and exclusion criteria. Data analysis included univariate analysis using frequency distribution tables and descriptive cumulative survival probabilities, bivariate analysis using the Kaplan-Meier method and logrank test, and multivariate analysis using the cox regression test. The results of the study showed that TBC death was 6.6% of the total TB cases with an incidence of death of 40 per 100,000 person-days and a cumulative survival probability at the end of observation (day 640) of 31.12%. The final model of the multivariate analysis showed that the risk factors for all TBC deaths in Indragiri Hulu Regency were age ≥50 years (HR=4,241, 95%CI: 2,902-6,197), HIV status (HR=8,104, 95%CI: 2,553-25,722), treatment history (HR=1,848, 95%CI:1,076-3,174), and drug resistance (HR=5,739, 95%CI: 1,482-22,225). HIV status is the most dominant risk factor for TBC death.
Read More
T-7019
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Stella Tracylia; Pembimbing: Rizka Maulida; Penguji: Trisari Anggondowati, Budi Setiawan
Abstrak:
Studi terkait mortalitas akibat kanker, khususnya di tingkat lokal, seperti provinsi, masih terbatas dan sebagian besar berfokus pada morbiditas atau prevalensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tren mortalitas akibat kanker di Jakarta pada tahun 2017, 2019, 2021, dan 2023 menggunakan desain potong lintang dengan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta. Analisis univariat dilakukan untuk mengevaluasi tren mortalitas berdasarkan tahun, kelompok usia, jenis kelamin, wilayah, dan sumber pelaporan fasilitas kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan perubahan peringkat kanker utama, di mana kanker trakea, bronkus, dan paru-paru, yang menjadi penyebab kematian tertinggi pada 2017, digantikan oleh kanker payudara mulai 2019. CSDR (Cause Specific Death Rate) kanker utama meningkat sejak 2017, menurun pada 2021, lalu mencapai puncaknya pada 2023. Mortalitas tertinggi terjadi pada kelompok lansia (43,9% – 44,6%) dan dewasa paruh baya (42,8% – 44,7%), dengan perempuan (52,0% – 57,7%) lebih banyak terdampak dibandingkan laki-laki (42,3% – 48%). Jakarta Timur melaporkan mortalitas tertinggi (27,9% – 30,8%), diikuti Jakarta Barat (20,9% – 26,7%), dengan rumah sakit sebagai sumber pelaporan utama (66,2% – 83,7%). Kasus-kasus tereksklusi dalam penelitian ini mencerminkan tantangan dalam pengumpulan dan pencatatan data yang akurat. Penelitian ini menekankan pentingnya peningkatan kualitas data untuk mendukung kebijakan dan intervensi yang lebih efektif dalam mengurangi beban mortalitas akibat kanker.

Studies related to cancer mortality, especially at the local level, such as provinces, are still limited and mostly focus on morbidity or prevalence. This study aims to analyze cancer mortality trends in Jakarta in 2017, 2019, 2021, and 2023 using a cross-sectional design with data from the Jakarta Provincial Health Office. Univariate analysis was conducted to evaluate mortality trends based on year, age group, gender, region, and the reporting source from healthcare facilities. The results show a change in the ranking of major cancers, where tracheal, bronchial, and lung cancer, which was the leading cause of death in 2017, was replaced by breast cancer starting in 2019. The Cause-Specific Death Rate (CSDR) for major cancers increased since 2017, decreased in 2021, and then peaked in 2023. The highest mortality occurred in the elderly group (43.9% – 44.6%) and middle-aged adults (42.8% – 44.7%), with women (52.0% – 57.7%) being more affected than men (42.3% – 48%). East Jakarta reported the highest mortality (27.9% – 30.8%), followed by West Jakarta (20.9% – 26.7%), with hospitals as the primary reporting source (66.2% – 83.7%). Cases excluded from this study reflect challenges in the collection and recording of accurate data. This study emphasizes the importance of improving data quality to support policies and interventions that are more effective in reducing the cancer mortality burden.
Read More
S-11861
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Fatimah; Pembimbing: Prastuti Soewindo; Penguji: Pujiyanto, Kurnia Sari, Kurniansyah, Said Rahadian
Abstrak:
Belanja kesehatan adalah jenis belanja daerah yang dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota dalam bidang kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah diperoleh gambaran belanja kesehatan secara komprehensif yang akan digunakan untuk mempertajam alokasi belanja kesehatan, dan menjadi evaluasi terhadap belanja kesehatan yang dapat memberikan indikator kesehatan yang meningkat. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan mengumpulkan dana alokasi dari pendanaan kesehatan yang bersumber pemerintah. Hasil penelitian sumber pembiayaan dari jumlah yang dialokasikan APBD maka dana yang dikeluarkan telah memadai, hal ini terlihat dari persentase jumlah yang diperoleh sebesar 12,8 % pada tahun 2019. Pengelola dalam sektor kesehatan menunjukan adanya pengelola yang didominasi oleh Rumah Sakit sebesar 39,94%, Dinas Kesehatan 34,44% dan puskesmas 25,62 %. Berdasarkan jenis fungsi pelayanan kuratif hanya mencapai 24,5%. Jika melihat proporsi terhadap fungsi, program dan mata anggaran yang dibiayai, maka akan diperoleh operasional lebih banyak digunakan untuk belanja gaji dari pada untuk biaya program upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan individu. Kesimpulan : Belanja kesehatan dominan dialokasikan untuk belanja kesehatan tidak langsung, pemerataan terhadap program kuratif sangat rendah.

Health expenditure is a type of regional expenditure used to fund the implementation of government initiatives and programs in the health sector that fall under the jurisdiction of provinces or districts/cities. This research aims to provide a comprehensive overview of public health expenditure in order to inform the allocation of resources and evaluate the effectiveness of these expenditures in improving health outcomes. This research employs a descriptive research design, using data on government funding for health initiatives. The results of the study show that the source of financing is from the amount allocated by the APBD, the funds spent are adequate, this can be seen from the percentage of the amount obtained by 12.8% in 2019. Managers in the health sector show that there are managers who are dominated by hospitals amounting to 39, 94%, Health Office 34.44% and Health Center 25.62%. Based on the type of curative service function only reached 24.5%.However, a closer examination of the funded functions, programs, and budget items reveals that a greater proportion of funding is allocated towards operational costs, specifically salary expenditure, rather than program costs for public and individual health efforts. Overall, this research finds that a significant proportion of health spending is directed towards indirect expenditures, resulting in low levels of equity in funding for curative programs.
Read More
T-6536
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Suci Damaratri; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Renti Mahkota, Wenny Ichwaniah
Abstrak:
Hipertensi di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu diperhatikan karena prevalensinya terus mengalami peningkatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui prevalensi hipertensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia produktif di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan sampel sebanyak 16.421 peserta skrining faktor risiko PTM yang berusia 15-64 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu berdasarkan data skrining faktor risiko PTM tahun 2022 adalah sebesar 14,6% serta faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi adalah usia (PR = 3,15; 95% CI: 2,92-3,39), riwayat hipertensi keluarga (PR = 1,68; 95% CI: 1,54-1,83), dan obesitas (PR = 2,37; 95% CI: 2,19-2,56). Untuk mencegah dan mengendalikan hipertensi, dinas kesehatan dapat bekerja sama dengan berbagai pihak salah satunya melalui program deteksi dini hipertensi.

Hypertension in Indonesia is a public health problem that needs attention because its prevalence still increased. This study aims to determine the prevalence of hypertension and the factors associated with the incidence of hypertension in productive aged population in Kepulauan Seribu Regency, DKI Jakarta in 2022. This study used a cross-sectional study design with a total sample of 16,421 risk factors screening of non-communicable disease participants aged 15- 64 years. The results of this study indicate that the prevalence of hypertension in the Kepulauan Seribu Regency based on risk factors screening of non-communicable disease data in 2022 is 14.6% and factors such as age (PR = 3.15; 95% CI: 2.92-3.39), family history of hypertension (PR = 1.68; 95% CI: 1.54-1.83 ), and obesity (PR = 2.37; 95% CI: 2.19-2.56) were associated factors of causing hypertension. To prevent and control hypertension, the health agency can work along with various parties by the early detection program for hypertension.
Read More
S-11460
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive