Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 25705 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Maj. Kedokteran Indonesia (MKI), Vol.51, No.9, Sept. 2001: hal. 342-347
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Irawati, Yana; Promotor: Susanna, Dewi; Promotor: Kusnoputranto, Haryoto; Kopromotor: Syafruddin/ Penguji: Achmadi, Umar Fahmi; Agus Suwandono; Tri Yunis Miko Wahyono; Bambang Wispriyono; Ririn A. Wulandari; Esrom Hamonangan
Abstrak: Gen Aminolevulinic acid dehydratase (ALAD/G177) bersifat polimorfik dengan dua alel, ALAD1 dan ALAD2. ALAD2 mengikat timbal lebih kuat sehingga lebih rentan mengalami intoksikasi, salah satunya ditandai dengan gangguan sintesis heme dan anemia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi polimorfisme gen ALAD, menganalisis kadar timbal darah dan faktor risiko lain yang mempengaruhi kadar timbal darah anak usia 1-5 tahun di wilayah eks daur ulang aki bekas Desa Cinangka, Kabupaten Bogor. Studi potong lintang dilakukan pada September-Oktober 2019 melibatkan 128 anak. Darah diambil melalui ujung jari untuk beberapa pemeriksaan: polimorfisme gen ALAD menggunakan PCR Sequencing, kadar timbal darah mengunakan LeadCare TM Portable Analyzer, kadar Hb menggunakan HemoCue® Hb 201+ System, dan gangguan sintesis heme menggunakan mikroskop (perbesaran 1000x) pada slide hapusan darah yang diwarnai dengan pewarnaan Giemsa untuk mengidentifikasi basophilic stipping. Analisis bivariat menggunakan Chi Square dilakukan untuk melihat hubungan seluruh faktor risiko yang mempengaruhi kadar timbal darah. Analisis multivariat dilakukan untuk mengevaluasi variabel independen yang paling mempengaruhi kadar timbal darah. Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi alel ALAD1 (0,95) dan ALAD2 (0.05) berada dalam keseimbangan Hardy-Weinberg. Alel ALAD2 ditemukan dalam dua bentuk (177C dan 177T). Sebanyak 69,5% anak memiliki kadar timbal darah tinggi (≥10 µg/dl). Anak dengan alel ALAD2 berisiko 5 kali lipat untuk memiliki kadar timbal darah tinggi, meskipun tidak signifikan secara statistik (OR=5,359, p=0,155). Anak dengan kadar timbal darah tinggi berisiko 1.017 kali untuk mengalami anemia (OR=1.017, p=1.000), berisiko 2 kali lipat untuk memiliki berat badan kurang (OR=2.031, p=0.231) dan mengalami gangguan sintesis heme yang ditandai temuan basophilic stippling dalam eritrosit (OR=1,991, p=0,214), meskipun tidak signifikan secara statistik. Jenis kelamin laki-laki menjadi faktor dominan tingginya kadar timbal darah, setelah dikontrol variabel polimorfisme gen ALAD, lama tinggal, penghasilan, jarak dan kelupas cat. Studi ini mengungkapkan pajanan timbal masih berlangsung di Desa Cinangka, diikuti gejala intoksikasi berupa anemia, berat badan kurang, dan temuan basophilic stippling. Studi dengan jumlah sampel yang lebih representatif diperlukan untuk mendapatkan hubungan yang lebih bermakna secara statistik
Read More
D-569
Depok : FKM UI, 2022
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sari Pediatri, Vol.11, No.5, Febr. 2010, hal. 317-325. ( ket. ada di bendel maj. campuran No.17 )
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Kuswati; Pembimbing: Ratna Djuwita
S-2027
Depok : FKM UI, 2000
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maj. Kedokt. Indo, Vol.59, No.8, Agt, 2009, hal: 378-386
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Corie Indria Prasasti; Promotor: R. Budi Haryanto; Kopromotor: Laila Fitria, Ratna Djuwita; Penguji: Fatma Lestari, Indang Trihandini, Soedjajadi Keman, Herawati Sudoyo, Juliana Jalaludin
Abstrak:
Latar Belakang: Kualitas lingkungan dalam rumah yang buruk dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan. Faktor lingkungan memainkan peran utama dalam kelangsungan hidup dan reproduksi HDM sedangkan faktor risiko genetik juga berperan penting dalam perkembangan penyakit alergi pernapasan selain faktor lingkungan. Rumusan Masalah: Pajanan lingkungan yang meliputi House Dust Mite (HDM), Volatile Organic Compounds (VOCs), Particulate Matter (PM) telah dikaitkan dengan rinitis alergi, etapi hasilnya tidak konsisten. Polimorfisme gen IL-4 pada beberapa studi menunjukkan korelasi terhadap peningkatan risiko rinitis alergi walaupun masih menjadi perdebatan. Tujuan: Menganalisis Tungau Debu Rumah, TVOCs, PM2.5 terhadap Gejala Rinitis Alergi dan Gambaran Polimorfisme Gen IL-4 Pada Anak Dengan Rinitis Alergi Di Kota Surabaya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan pendekatan cross sectional, sampel diambil dengan menggunakan metode random sampling. Sampel penelitian adalah anak-anak usia 13-14 tahun pada populasi yang tinggal di rumah yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel yang akan diteliti adalah Tungau Debu Rumah, TVOCs, PM2.5, suhu, kelembaban, kecepatan aliran udara, sumber pencemar dalam rumah, karakteristik (usia, jenis kelamin, riwayat penyakit, status gizi, status merokok keluarga), gejala rinitis alergi, dan polimorfisme gen IL-4. Data kuantitatif dan kualitatif hasil observasi, wawancara mendalam dan pengukuran disajikan dalam bentuk narasi, bagan, dan tabel. Data diolah menggunakan regresi logistik berganda melalui software SPSS. Hasil: Tungau Debu Rumah dalam rumah memiliki hubungan (p=0,026) dengan gejala rinitis alergi pada anak. Sedangkan TVOCs dan PM2,5 tidak memiliki hubungan dengan gejala rinitis alergi. Polimorfisme Gen IL-4 (rs2243250) tidak memiliki hubungan dengan gejala rinitis alergi pada anak yang tinggal di rumah dengan tungau debu rumah, sedangkan Polimorfisme Gen IL-4 (rs2227284) menunjukkan adanya perbedaan proporsi terhadap gejala rinitis alergi pada anak yang tinggal di rumah tanpa tungau debu rumah (p = 0,043). Genotipe GT pada rs2227284 merupakan faktor risiko gejala rinitis alergi pada anak yang tinggal di rumah tanpa tungau debu rumah (p = 0,022; OR = 4,560; 95%CI = 1,250-16,634). Kesimpulan: Anak yang tinggal pada rumah dengan tungau debu rumah berisiko 2,6 kali lebih tinggi untuk mengalami gejala rinitis. Pedoman penyehatan udara dalam ruang yang aplikatif disertai edukasi terkait penggunaan bahan sumber pencemar udara dalam ruangan yang aman dan sehat sebagai upaya preventif dan promotif sangat diperlukan

Background: Poor household environment quality can lead to respiratory tract disorders. Environmental factors play a major role in the survival and reproduction of HDM while genetic risk factors also play an important role in the development of respiratory allergic diseases in addition to environmental factors. Problem Formulation: Environmental exposures including House Dust Mite (HDM), Volatile Organic Compounds (VOCs), Particulate Matter (PM) have been linked to allergic rhinitis, but the results are inconsistent. The polymorphism of the IL-4 gene in some studies showed a correlation to an increased risk of allergic rhinitis although it is still a matter of debate. Purpose: To analyze House Dust Mites, TVOCs, PM2.5 on Allergic Rhinitis Symptoms and IL-4 Gene Polymorphism in Children With Allergic Rhinitis in the City of Surabaya. Method: This study is an observational study with a cross sectional approach, samples are taken using the random sampling method. The study sample was children who has ages 13-14 years old and live at home that met the inclusion and exclusion criteria. The variables to be studied are House Dust Mites, TVOCs, PM2,5, temperature, humidity, air flow speed, sources of pollutants in the home, characteristics (age, sex, disease history, nutritional status, family smoking status), symptoms of allergic rhinitis, and IL-4 gene polymorphism. Quantitative and qualitative data from observations, indepth interviews and measurements are presented in the form of narratives, charts, and tables. Data is processed using logistic regression through SPSS software. Results: House Dust Mites in the house were associated (p=0.026) with symptoms of allergic rhinitis in children. While TVOCs and PM2.5 have no association with the symptoms of allergic rhinitis. IL-4 Gene Polymorphism (rs2243250) had no association with allergic rhinitis symptoms in children living in homes with house dust mites, while IL-4 Gene Polymorphism (rs2227284) showed a difference in proportion to the symptoms of allergic rhinitis in children living in homes without house dust mites (p = 0.043). GT genotype at rs2227284 is a risk factor for symptoms of allergic rhinitis in children living in homes without house dust mites (p = 0.022; OR = 4,560; 95%CI = 1,250-16,634). Conclusion: Children living in homes with house dust mites are at 2.6 times higher risk of developing symptoms of rhinitis. Applicative indoor air health guidelines accompanied by education related to the use of safe and healthy indoor air pollutants as preventive and promotional efforts are needed.
Read More
D-493
Depok : FKM-UI, 2023
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maj. Kedokt. Indo, Vol.59, No.8, Agt, 2009, hal: 357-362
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rista D. Soetikno
MJKI No.10, XXXII
Jakarta : Grafiti Medika Pers, 2006
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Nuryani Wahyuningrum, R. Agus Wibowo
MGMI Vol.7, No.2
Magelang : Balitbang GAKI Kemenkes RI, 2016
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Laksita Ri Hastiti; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Didik Triwibowo
Abstrak: Latar Belakang: Pajanan PM2,5 berperan terhadap berbagai efek kesehatan padamanusia termasuk gangguan fungsi paru dan mempengaruhi kadar profil lipiddarah yang secara tidak langsung berkaitan dengan risiko penyakit kardiovaskuler.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara pajanan PM2,5 dengan gangguan fungsiparu dan kadar profil lipid darah pada karyawan PT X, Kalimantan Selatan, Tahun2012.
Metode: Studi cross-sectional dilaksanakan di dua area kerja PT X (perusahaantambang batubara) yaitu area pelabuhan dan non-pelabuhan. 154 karyawan terpilih secara acak sebagai sampel dalam penelitian ini. Peneliti mengukurpajanan PM2,5 secara indoor pada kedua area dan menyebarkan kuesioner.Dilakukan review terhadap data medical check-up karyawan pada tahun terakhir.Analisis secara multivariat dengan metode regresi logistik berganda.
Hasil: Hasil studi menunjukkan faktor risiko yang berhubungan dengan gangguan fungsi paru adalah umur (p-value= 0,007, 95% CI) dan masa kerja (p-value=<0,001, 95% CI). Faktor risiko yang berhubungan dengan kadar kolesterol totaladalah masa kerja (p-value= <0,037, 95% CI), untuk trigliserida adalah umur (pvalue= <0,001, 95% CI) dan IMT (OR= 3,375; 95% CI:1,672-6,813). Tidak adavariabel yang berhubungan secara statistik dengan kadar HDL dan LDL. Hasilanalisis multivariat menunjukkan pajanan PM2,5 yang paling mempengaruhigangguan fungsi paru (OR=1,9) serta kadar profil lipid darah yaitu kolesterol total(OR=1,6) dan trigliserida (OR=2,6) setelah dikontrol oleh variabel lain yangmempengaruhi gangguan fungsi paru dan kadar profil lipid darah.
Kesimpulan: Pajanan PM2,5 berhubungan dengan gangguan fungsi paru dankadar profil lipid darah pada karyawan, yaitu kadar kolesterol total dantrigliserida.
Kata kunci: PM2,5, tambang batubara, gangguan fungsi paru, profil lipid darah,cross-sectional.
Read More
S-7655
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive