Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 23634 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Hafizah; Pembimbing: Sabarinah Prasetyo; Penguji: Dian Ayubi, Kusminanti, Yuni
Abstrak: Penelitian ini membahas pengembangan website edukasi untuk meningkatkan kewaspadaan mahasiswa terhadap keselamatan kebakaran di FKM UI dengan 3 tahap utama yakni (1) Identifikasi kebutuhan dan permintaan upaya peningkatan kewaspadaan mahasiswa di FKM UI; (2) Analisis peluang pengembangan website edukasi; (3) Perancangan dan pengembangan prototype website edukasi; (4) Simulasi prototype website untuk melihat respon mahasiswa. Penelitian menggunakan gabungan metode kuantitatif dan kualitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan adanya kebutuhan dan permintaan peningkatan kewaspadaan mahasiswa terkait keselamatan kebakaran di FKM UI, terdapat peluang dan hambatan untuk mengembangkan website edukasi di FKM UI, dan ada respon positif terhadap prototype website edukasi keselamatan kebakaran FKM UI.
Read More
S-7589
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tegar Septyan Hidayat; Promotor: Kemal Nazaruddin Siregar; Kopromotor: Rita Damayanti, Dhanasari Vidiawati; Penguji: Tris Eryando, Ermita Isfandiary Ibrahim, Leonardo Lubis, Heru Purnomo Ipung, Harimat Hendarwan
Abstrak:
Latar Belakang: Urgensi mengoptimalkan jendela kesempatan (window of opportunity) generasi muda khususnya mahasiswa dalam program promosi kesehatan holistik sejak dini terutama dalam aspek aktifitas fisik, konsumsi sayur dan buah, kualitas tidur, dan kesehatan mental/kebahagiaan. Tujuan :Meningkatkan perilaku hidup sehat pada mahasiswa melalui solusi gameful metaverse. Metode: Menggunakan IDE (Identifikasi, Desain, Eksekusi-Evaluasi), yaitu identifikasi pengguna di fase awal, yang kemudian menuju fase desain yang berisi pengembangan prototipe digital yang diuji di fase eksekusi-evaluasi. Pada fase evaluasi, pengujian dilakukan melalui studi eksperimental berbasis randomisasi yang dibedakan menjadi dua grup yaitu grup intervensi yang mendapatkan intervensi langsung gameful metaverse dan grup kontrol non intervensi selama jangka waktu lima minggu. Hasil: Penelitian ini menghasilkan GAR (GameAsReality)-verse yang menggunakan prinsip gameful metaverse dengan bentuk teknologi digital yang mendorong pengguna untuk melakukan gaya hidup sehat melalui berbagai fitur yang ada. Inovasi ini mampu mendorong perubahan rata-rata perilaku hidup sehat pada keseluruhan aspek luaran sebesar 12,7 % (p-value < 0,05) selama jangka waktu lima minggu. Hasil ini signifikan untuk masing-masing luaran. Untuk luaran aktivitas fisik terdapat perubahan yang signifikan antar kelompok intervensi dan kontrol (p-value <0,05) sebesar 15,4%. Untuk kualitas tidur, terdapat perubahan yang signifikan antar kelompok intervensi dan kontrol (p<0,05) sebesar 16,7%. Untuk total konsumsi sayur dan buah, terdapat perubahan yang signifikan antar kelompok intervensi dan kontrol (p<0,05) sebesar 10,4%. Untuk tingkat kebahagiaan, terdapat perubahan yang signifikan antar kelompok intervensi dan kontrol (p<0,05) sebesar 16%. Dari hasil yang didapatkan ini, bisa disimpulkan bahwa penelitian ini telah berhasil menjawab tujuan penelitian yang ditetapkan.

Background: The urgency to optimize window of opportunity for the young generation, especially college/university students, in holistic health promotion programs from an early age, especially in the aspects of physical activity, consumption of vegetables and fruit, quality of sleep, and wellbeing/happiness. Objective : Improving healthy living behavior in college students through gameful metaverse solutions. Method: Using methodology iterative steps IDE (Identification, Design, Execution-Evaluation), starting from user identification in the initial phase, which then goes to the design phase which contains the development of digital prototypes that are tested in the execution-evaluation phase. In the evaluation phase, testing was carried out through a randomized-based experimental study which was divided into two groups, the intervention group that received gameful metaverse direct intervention and the non-intervention control group, for a period of five weeks. Results: This research produces a GAR (GameAsReality)-verse that uses the gameful metaverse principle in the form of digital technology that encourages users to adopt a healthy lifestyle through various innovative features. This innovation was able to encourage changes in the average healthy lifestyle in all aspects of outcome by 12.7% (p-value <0.05) over a period of five weeks. This result is significant for each outcome. For physical activity outcomes, there was a significant change between the intervention and control groups (p-value <0.05) of 15.4%. For sleep quality, there was a significant change between the intervention and control groups (p<0.05) of 16.7%. For total vegetable and fruit consumption, there was a significant change between the intervention and control groups (p<0.05) of 10.4%. For the level of happiness, there was a significant change between the intervention and control groups (p<0.05) of 16%. From the results obtained, it can be concluded that this study has successfully answered the research objectives.
Read More
D-484
Depok : FKM-UI, 2023
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Hapsari Tjandrarini; Promotor: Purnawan Junadi; Ko-Promotor: Sudijanto Kamso, Anhari Achadi; Penguji: Amal C. Sjaaf, Minarto, Trihono, Soewarta Kosen
D-268
Depok : FKM UI, 2012
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rakhmat Soebekti; Promotor: Robiana Modjo; Kopromotor: Fatma Lestari; Penguji: Sabarinah Prasetyo, Indri Hapsari Susilowati, Adang Bachtiar, Audist Indirasari Subekti, Danang Insita Putra, Lana Saria
Abstrak:
Pekerjaan memadamkan kebakaran adalah sebuah pekerjaan yang penuh resiko bahaya dan petugas pemadam kebakaran (damkar) memiliki resiko kecelakaan kerja yang rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan kebanyakan pekerja lainnya. Sebagai pekerja penting di bidang keselamatan, semua petugas damkar dituntut harus selalu fit dan sehat secara fisik dan mental ketika menjalankan tugasnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan faktor penentu fitness untuk bekerja petugas damkar dalam rangka pengembangan sebuah program evaluasi fitness bekerja, dan sekaligus untuk melakukan analisa atas hubungan nya dan prediksinya terhadap status fitness untuk bekerja. Target penelitian ini melibatkan seluruh petugas damkar tingkat operasional (n = 473) kota-kota industri perusahaan “X” di Qatar. Desain embedded mixed methods telah digunakan dalam penelitian ini, serta analisa deskriptif dan inferential (bivariat & multivariat/multiple linier regresi) juga telah digunakan untuk meng analisa faktor-faktor penentu dan gabungan nya terhadap status fitness untuk bekerja petugas damkar. Hasil penelitian ini mendukung adanya beberapa faktor penentu yang memiliki hubungan asosiasi secara statistik terhadap status fitness untuk bekerja (P Value < 0.001), dan gabungan faktor-faktor penentu juga dapat memberi lebih baik prediksi fitness bekerja petugas damkar. Disamping penelitian ini telah memberikan gambaran kuat hubungan dan prediksi yang lebih baik antara faktor penentu dan status fitness bekerja petugas damkar, studi ini juga mengusulkan sebuah program evaluasi baru yang didukung secara empiris.

Firefighting is a hazardous profession and firefighters suffer workplace injury at a higher rate than most other workers. As a safety critical job, all firefighters are required to always be fit and healthy physically and mentally while performing their task. The purpose of the research is to identify the determinant factors of firefighter’s fitness for duty, in order to develop an evaluation program of firefighter’s fitness for duty, and to analyse the association and the prediction on the status of fitness for duty. The research target encompassed the whole operational firefighters (n = 473) across Industrial Cities at Company “X” in Qatar. The embedded mixed methods design was used in this research and the descriptive as well as inferential (bivariate & multivariate/multiple linier regression) analysis were utilized to analyse the determinant factors, and its composite to the fitness for duty status. The research supported the determinant factors which have a significant association with fitness for duty status (P Value < 0.001), and the combined determinant factors can provide a better prediction of firefighter’s fitness for duty. Given a strong association and better prediction between the combined determinant factors and the status of fitness for duty, and this study has also suggested a new evaluation standard program throughout a research based.
 
Read More
D-547
Depok : FKM UI, 2024
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Monik Purnamasari; Promotor: Ahmad Syafiq; Kopromotor: Besral; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Endang Laksminingsih Achadi, Trini Sudiarti, Asih Setiarini, Leonardo Lubis
Abstrak:
Latar Belakang: Kejadian obesitas pada remaja terus meningkat di Indonesia. Kadet mahasiswa Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) adalah remaja yang perlu diperhatikan status gizinya karena merupakan komponen cadangan dalam pertahanan negara yang siap dimobilisasi kapan saja. Salah satu penentuan status gizi adalah berdasarkan pemeriksaan antropometri, termasuk komposisi tubuh. Penelitian di luar negeri menunjukan bahwa pelatihan dasar militer memengaruhi komposisi tubuh yang berkaitan dengan performa fisik tentara. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh 12 minggu pelatihan dasar militer terhadap antropometri, serta untuk mengetahui model prediksi total dan delta persentase lemak tubuh (PLT) pada kadet mahasiswa Unhan RI. Metode: Studi ini adalah studi kuantitatif dengan metode Pre-Experimental One-Group Pretest-Posttest Design pada 111 wanita and 146 pria mahasiswa Unhan RI yang mengikuti pelatihan dasar militer yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-September 2023. Variabel bebas dalam studi ini adalah Skinfold Thickness (ST), skor Z Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap umur, lingkar pinggang, kualitas tidur, kebiasaan makan, aktivitas fisik, dan PLT prapelatihan, dengan variabel terikat delta dan total persentase lemak tubuh pascapelatihan dasar militer. Perbedaan variabel bebas sebelum dan setelah pelatihan diuji dengan Dependent T-Test. Uji korelasi Pearson dilakukan dan dilanjutkan dengan uji multivariat regresi linier berganda untuk memeroleh model prediksi delta PLT dan total PLT pascapelatihan dasar militer. Hasil: Pelatihan dasar militer secara signifikan berpengaruh menurunkan lingkar pinggang, skinfold thickness, skinfold trisep, skinfold bisep, skinfold suprailiaka, skinfold subscapular ke arah ideal, tetapi secara signifikan meningkatkan berat badan dan status gizi berdasarkan skor Z IMT kadet mahasiswa pria Unhan RI ke arah tidak ideal. Pelatihan dasar militer tidak berpengaruh terhadap kualitas tidur, kadar lemak subkutan, PLT, massa otot skeletal kadet mahasiswa Unhan RI pria di Indonesia. Pelatihan dasar militer pada kadet wanita Unhan RI secara signifikan berpengaruh menurunkan PLT, lingkar pinggang, skinfold thickness, skinfold trisep, skinfold bisep, skinfold suprailiaka, skinfold subscapular ke arah ideal, meningkatkan massa otot skeletal ke arah ideal, tetapi meningkatkan berat badan dan status gizi berdasarkan skor Z IMT ke arah tidak ideal. Pelatihan dasar militer tidak berpengaruh terhadap kualitas tidur dan kadar lemak subkutan kadet mahasiswa Unhan RI wanita di Indonesia. Model prediksi delta persentase lemak tubuh pascapelatihan dasar militer di Indonesia pada kadet mahasiswa Unhan RI wanita adalah “Delta PLT= 4.829-0.103*ST-0.537*Z IMT” dengan kemampuan variabel menjelaskan PLT sebesar 53.8%, sedangkan pada pria adalah “Delta PLT= 5.313-0.106* ST-0.497*Z IMT-8.051E-5*Aktivitas Fisik” dengan kemampuan variabel menjelaskan PLT sebesar 56.5%. Model prediksi total persentase lemak tubuh pascapelatihan dasar militer di Indonesia pada kadet mahasiswa Unhan RI wanita adalah “PLT Total Pascapelatihan = 12.034 + 0.535*PLT prapelatihan” dengan kemampuan variabel menjelaskan PLT sebesar 76.8%, sedangkan pada pria adalah “PLT= 6.368 - 0.072*ST + 0.7*PLT prapelatihan + 0.004*karbohidrat - 7.951E-5*Aktivitas Fisik” dengan kemampuan variabel menjelaskan PLT sebesar 81.3%. Kesimpulan: Komposisi tubuh kadet mahasiswa S1 pria dan wanita Unhan RI membaik setelah pelatihan dasar militer. Prediktor paling kuat terhadap kadar PLT total dan delta PLT pada pria adalah lingkar pinggang dan PLT prapelatihan, sedangkan pada wanita prediktor paling kuat terhadap kadar PLT total dan delta PLT adalah skor Z IMT terhadap umur dan PLT prapelatihan.

Background: The incidence of obesity in adolescents continues to increase in Indonesia. The nutritional status of Republic of Indonesia Defense University (RIDU) cadets is important to be monitored because they are reserve components in national defense that ready for mobilization anytime. Anthropometric examination is one of nutritional assessment, including body composition analysis. Research abroad showed that basic combat training altered body composition related to army physical performance. Objective: This study aims to assess the effect of 12-weeks Basic Combat Training (BCT) on the anthropometry and to determine the total and delta body fat percentage (BFP) prediction model of RIDU cadets after basic combat training in Indonesia. Method: This study is a quantitative study using the Pre-Experimental Model One-Group Pretest-Posttest Design method with 111 female and 146 male students from the RIDU who participated in basic combat training that fullfilled the inclusion and exclusion criteria. The study was conducted in May-September 2023. The independent variables in this study were Skinfold Thickness (ST), Body Mass Index (BMI) for age, Waist Circumference (WC), sleep quality, eating habits, physical activity, and BFP before training, with dependent variable were the delta and total body fat percentage after basic combat training. Differences in independent variables before and after training were analysed by using Dependent T-Test. The Pearson correlation test was carried out and followed by a multivariate multiple linear regression test to obtain delta and total body fat percentage predictive model formula after basic combat training. Results: Basic combat training significantly reduces waist circumference, skinfold thickness, triceps skinfold, biceps skinfold, suprailiac skinfold, subscapular skinfold toward ideal values but significantly increases body weight and nutritional status based on BMI Z-scores toward less ideal levels for male Unhan RI cadets. BCT has no effect on sleep quality, subcutaneous fat levels, BFP, skeletal muscle mass of male RIDU cadets. In female, BCT significantly reduces body fat percentage (BFP), waist circumference, skinfold thickness, triceps skinfold, biceps skinfold, suprailiac skinfold, subscapular skinfold towards ideal values, and increases skeletal muscle mass towards ideal levels. However, it also increases body weight and nutritional status based on BMI Z-scores toward less ideal levels. BCT has no effect on sleep quality and subcutaneous fat levels of female RIDU cadets. The delta predictive model formula for body fat percentage after basic combat training in Indonesia for female RIDU cadet was "Delta BFP = 4.829-0.103*ST-0.537*BMI age" with the variables ability to explain BFP was 53.8%, while in men the predictive model formula was "Delta BFP= 5.313-0.106*ST-0.497*BMI age-8.051E-5*Physical activity" with the ability of the variables to explain BFP was of 56.5%. Predictive model formula of total body fat percentage after basic military training in Indonesia in female cadet was “total BFP after BCT = 12.034 + 0.535*BFP before BCT” with variable's ability to explain BFP was 76.8%, while for male the total predictive model formula was “total BFP after BCT = 6.368 - 0.072*ST + 0.7* BFP before BCT + 0.004*Carbohydrate - 7.951E-5*Physical Activity” with variable’s ability to explain BFP was 81.3%. Conclusion: Body composition among female and male RIDU cadets were improved after basic combat training. The strongest predictor of total BFP and delta BFP level in male were waist circumference and BFP before training, while in female the strongest predictor of total BFP and delta BFP level were Z-score BMI for age and BFP before training.
Read More
D-546
Depok : FKM UI, 2024
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Meiyanti; Promotor: Dumilah Ayuningtyas; Kopromotor: Besral, Rina Kurniasri Kusumaratna; Penguji: Adang Bachtiar, Raden Rara Diah Handayani, Vivian Soetikno, Maxi Rein Rondonuwu, Henry Candra
Abstrak:
Angka keberhasilan pengobatan Tuberkulosis Indonesia tahun 2023 belum mencapai target 90%. Keberhasilan pengobatan berdampak terhadap penurunan penyebaran infeksi dan kasus resistensi obat, sehingga perlu untuk memprediksi keberhasilan pengobatan lebih dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pendekatan pembelajaran mesin untuk prediksi keberhasilan pengobatan. Penelitian ini menggunakan data kohort Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) Indonesia. Pasien usia produktif (15-64 tahun) terdiagnosis tuberkulosis sensitif obat dan mendapatkan pengobatan dari 1 Januari 2020 sampai 31 Desember 2023 diikutsertakan dalam penelitian ini. Data dikelompokkan secara acak ke dalam set data pelatihan untuk membangun model (80%) dan set data pengujian untuk validasi model (20%), dan dilakukan validasi silang untuk data. Algoritma yang digunakan meliputi decision tree, random forest, multilayer perceptron, extreme gradient boosting, dan logistic regression. Dilakukan konsensus untuk pengambilan keputusan variabel yang diperlukan dalam melakukan pemodelan berbasis pembelajaran mesin dari data SITB untuk memprediksi keberhasilan pengobatan dengan menggunakan metode Delphi. Hasil dari penelitian model algoritma pembelajaran mesin random forest menunjukkan kinerja terbaik dan akurasi tertinggi dalam memprediksi keberhasilan pengobatan. Aplikasi prediksi berbasis pembelajaran mesin dapat memberikan prediksi dini dengan interpretasi berbasis SHAP (SHapley Additive ExPlanations) yang memudahkan tenaga kesehatan dalam mengambil keputusan.

The tuberculosis treatment success rate in Indonesia in 2023 did not reach the 90% target. Treatment success impacts the reduction of infection spread and drug resistance cases, making early prediction of treatment success crucial. This study aims to develop a machine-learning model to predict treatment success. Data from Indonesia's Tuberculosis Information System (SITB) cohort was used. The study included productive-age patients (15-64 years) diagnosed with drug-sensitive tuberculosis who received treatment from January 1, 2020, to December 31, 2023. Data was randomly split into training (80%) and testing (20%) sets for model validation, with cross-validation performed. The algorithms used include decision tree, random forest, multilayer perception, extreme gradient boosting, and logistic regression. A consensus was reached for decision-making variables required in performing machine learning-based modeling of SITB data to predict treatment success using modeling of SITB data to predict treatment success using the Delphi method. The results of the study show that the random forest machine learning algorithm had the best performance and highest accuracy in predicting treatment success. This machine learning–based prediction tool can provide early predictions with SHAP (SHapley Additive ExPlanations) interpretation, helping healthcare workers make informed decisions more easily.

 

Read More
D-573
Depok : FKM-UI, 2025
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Felly Philipus Senewe;; Promotor: Purnawan Junadi; Ko-Promotor: Anhari Achadi; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Trihono, Ella Nurlaela Hadi, Syahrizal Syarif, Delina Hasan
D-288
Depok : FKM-UI, 2013
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yusef Dwi Jayadi; Promotor: Robiana Modjo; Penguji: Fatma Lestari, Mila Tejamaya; Penguji: Sabarinah, Sandra Fikawati, Sudi Astono, Sugiarti, Heny Mayawati
Abstrak:

Pada tahun 2023 industri perkebunan kelapa sawit tercatat sebagai sektor dengan angka
kecelakaan kerja tertinggi nasional (60,5%) dengan tren kenaikan sebesar 18–20 % per
tahun. Dua faktor utama penyebab kecelakaan dan penyakit pada pekerja di sektor ini
adalah kurangnya pengawasan dari manajemen (lack of management control) dan
rendahnya tingkat pengetahuan pekerja (human factor). Untuk mengatasi hal tersebut,
penelitian ini mengembangkan Model Edukasi K3 melalui penyusunan Modul Edukasi
K3 dan pembentukan Kader Sawit, yang bertujuan meningkatkan literasi dan praktik
keselamatan kerja pekerja sawit. Penelitian menggunakan pendekatan mix-method
exploratory yang dilakukan selama 6 bulan dengan tahapan penelitian: (1) analisis
penyelenggaraan K3 dan mengidentifikasi status gizi pekerja, (2) penyusunan Modul
Edukasi K3 melalui studi literatur dan expert judgement serta pembentukan Kader Sawit,
dan (3) uji coba/menilai dampak intervensi dengan Quasi Experiment Design (Wilcoxon
Test). Hasil intervensi menunjukkan peningkatan signifikan pada skor pengetahuan (dari
38,68 menjadi 50,60), sikap (61,87 menjadi 68,13), dan perilaku (25,38 menjadi 30,53).
Peningkatan skor Pengetahuan, Sikap dan Perilaku pada kelompok intervensi rata-rata
7.4 kali lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Selain itu, kecelakaan kerja menurun dari
66,7 % menjadi 10 %, dan angka kejadian penyakit turun dari 43,3 % menjadi 33,3 %
setelah intervensi. Dengan demikian, intervensi melalui Modul Edukasi K3 dan Kader
Sawit terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku K3 serta
menurunkan angka kecelakaan dan penyakit, sehingga dapat menjadi langkah strategis
dan efektif untuk meningkatkan literasi dan praktik K3 di industri perkebunan kelapa
sawit di Indonesia.


In 2023, the palm oil plantation industry was recorded as the sector with the highest
national rate of occupational accidents (60.5%), with an annual increasing trend of 18
20%. The two main contributing factors to accidents and occupational illnesses in this
sector are lack of management control and low levels of worker knowledge (human
factor). To address these issues, this study developed an Occupational Safety and Health
(OSH) Education Model through the formulation of an OSH Education Module and the
establishment of “Kader Sawit” (Palm Cadres), aimed at improving workers’ safety
literacy and practices. This research applied an exploratory mixed-method approach over
a six-month period, with the following phases: (1) analysis of OSH implementation and
identification of workers’ nutritional status, (2) development of the OSH Education
Module through literature review and expert judgment, along with the training of Kader
Sawit, and (3) trial and evaluation of the intervention impact using a Quasi-Experimental
Design (Wilcoxon Test). The intervention resulted in a significant increase in knowledge
scores (from 38.68 to 50.60), attitudes (from 61.87 to 68.13), and safety behavior (from
25.38 to 30.53). The average increase in knowledge, attitude, and behavior scores in the
intervention group was 7.4 times higher than in the control group. Furthermore, the
incidence of occupational accidents decreased from 66.7% to 10%, while the occurrence
of work-related illnesses declined from 43.3% to 33.3% after the intervention. These
findings demonstrate that the implementation of the OSH Education Module and the
involvement of Kader Sawit are effective strategies for enhancing OSH-related
knowledge, attitudes, and behaviors, and for reducing the incidence of accidents and
diseases, thereby offering a strategic and impactful approach to improving OSH literacy
and practices in Indonesia’s palm oil plantation industry.

Read More
D-577
Depok : FKM-UI, 2025
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ari Dwi Aryani; Promotor: Adang Bachtiar; Kopromotor: Ali Ghufron Mukti, Fachmi Idris; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Kemal Nazaruddin Siregar, Mardiati Nadjib, Sabarinah, Rizanda Machmud
Abstrak:
Inekuitas pelayanan kesehatan masih terjadi setelah pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pemantauan secara berkala Kinerja Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) merupakan kunci untuk menurunkan inekuitas pelayanan kesehatan sebagai tujuan utama JKN. Penerapan Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) dengan tiga indikator sejak tahun 2016, menunjukkan terjadi perbaikan kinerja FKTP dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi di pelayanan tingkat pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model indikator kinerja, kapasitas FKTP dan indikator ekuitas agar dapat mengukur ekuitas pelayanan kesehatan. Desain penelitian menggunakan exploratory sequential-mixed method. Penelitian dibagi menjadi tiga tahapan. Tahap satu adalah systematic review untuk mengidentifikasi indikator yang dapat digunakan dalam mengukur kapasitas, kinerja FKTP dan ekuitas pelayanan kesehatan. Tahap dua dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan teknik Consensus Decision Making Group (CDMG) untuk menentukan indikator yang dapat dipakai dalam pengukuran kapasitas dan kinerja FKTP serta pengukuran ekuitas pelayanan kesehatan dengan para pakar. Tahap tiga adalah membuat pengembangan model indikator kinerja FKTP berdasarkan skema kapitasi yang dapat mengukur ekuitas akses layanan kesehatan, menggunakan analisis Structural Equation Modelling (SEM). Berdasarkan hasil SR, CDMG dan analisis SEM, indikator terpilih untuk mengukur kapasitas FKTP terdiri dari tiga indikator yaitu rasio dokter umum, sumberdaya sarana dan manusia (skor rekredensialing) dan pembiayaan (persen pembayaran KBK yang diterima). Indikator kinerja terpilih delapan indikator yaitu angka kontak, proporsi penderita DM diperiksa gula darah, proporsi penderita Hipertensi diperiksa tekanan darah, proporsi pasien tidak rujuk RS, proporsi rujukan non spesialistik, proporsi pasien rujuk balik, proporsi skrining penyakit jantung, DM dan Hipertensi, rasio pasien prolanis terkendali. Ekuitas pelayanan kesehatan dilihat dari rate utilisasi peserta FKTP berdasarkan jenis kelamin, usia dan sosial ekonomi (PBI-Non PBI). Analisis SEM menunjukan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kapasitas dan kinerja FKTP dengan ekuitas pelayanan.

Healthcare inequities still occur after the implementation of the National Health Insurance (JKN). Regular monitoring of the performance of primary healthcare facilities (FKTP) is key to reducing healthcare inequities as the main goal of JKN. The implementation of Performance-Based Capitation (KBK) with three indicators since 2016 has shown improvements in the performance of primary healthcare facilities in improving the quality and efficiency of first-level services. Their capacity influences the performance of primary care facilities and impacts primary care performance outcomes (health service equity). This study objective was to develop a model of performance indicators, FKTP capacity and equity indicators to measure health service equity. The research design utilized an exploratory sequential-mixed method. The study was divided into three phases. Phase one was a systematic review to identify indicators that can be used in measuring capacity, FKTP performance and health service equity. Phase two was carried out by a qualitative approach with the Consensus Decision Making Group (CDMG) technique to determine indicators that can be used in measuring FKTP capacity and performance as well as measuring health service equity with experts. Phase three was the development of a model for FKTP performance indicators based on a capitation scheme that can measure the equity of health service access. This phase was carried out using Structural Equation Modeling (SEM) analysis. The SR, CDMG and SEM analysis show that there are three selected indicators to measure the capacity of primary health care facilities: general practitioner ratio, facility sufficiency(recredentialing score) and financing (percentage of KBK payments received). Eight performance indicators were selected, namely contact rate, proportion of DM patients checked for blood sugar, proportion of Hypertension patients checked for blood pressure, proportion of patients not referred to hospital, proportion of non-specialistic referrals, proportion of patients referred back to primary care providers, proportion of screening for heart disease, diabetes mellitus, and hypertension; and ratio of controlled Prolanis patients. Health service equity was analyzed from the utilization rate of participants based on gender, age and socioeconomic factors(PBI-Non PBI). SEM analysis showed a positive and significant relationship between the capacity and performance of primary health care facilities and equity.
Read More
D-508
Depok : FKM-UI, 2024
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eko Setyo Pambudi; Promotor: Budi Utomo; Ko promotor: Budi Hidayat, Endang L Achadi; Penguji: Anhari Achadi, Soewarta Kosen, Prastuti Soewondo, Mardiati Nadjib
D-307
Depok : FKM-UI, 2015
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive