Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 37669 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Yemina Ester; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Ahmad Syafiq, Kusharisupeni, Iip Syaiful, Asti Praborini
T-3722
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ayu Permata Sari; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Ahmad Syafiq, Fitria Agustanti
S-6575
Depok : FKM-UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syafni Elwina; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Baiduri Widanarko, Dramayadi
Abstrak: Kecelakaan lalu lintas menjadi salah satu permasalahan di dunia, terutama di negara-negara berkembang. Penyumbang angka kecelakaan lalu lintas terbanyak adalah sepeda motor, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di berbagai negara di dunia. Penyebab utama kecelakaan lalu lintas di kalangan pengendara sepeda motor adalah perilaku berkendara. Perilaku berkendara sesorang dapat tergantung pada bagaimana persepsi berkendara dan persepsi risiko pengendara itu sendiri.
 
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi berkendara dan persepsi risiko dengan perilaku berkendara ibu-ibu di Kabupaten Bekasi tahun 2015. Penelitian ini mengunakan desain penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah pengendara sepeda motor ibu-ibu di Kabupaten Bekasi, sedangkan sampel adalah 150 ibu-ibu pengendara sepeda motor di Kabupaten Bekasi.
 
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki persepsi berkendara dan persepsi risiko yang tinggi, sedangan perilaku berkendara mayoritas berperilaku tidak aman. Berdasarkan analisis bivariat menggunakan chi-square diperoleh persepsi berkendara (p-value = 0,002),persepsi risiko (p-value = 0,002). Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan antara 1) persepsi berkendara dengan perilaku berkendara dan 2) persepsi risiko dengan perilaku berkendara.
 

Traffic accidents are one of the major problems in the world, especially in developing countries.Contributor to the highest number of traffic accident is motorcycle. Not only in Indonesia but also in many countries around the world. The main cause of the traffic accident among motorcyclist were riding behavior. Someone riding behavior may depend on how the riding perception and the risk perception of the motorist itself.
 
The aim of this study was to determine the relationship between the riding perception and risk perception and women riding behavior in Kabupaten Bekasi 2015, using cross sectional design with quantitative approach.Population are women motorcyclist in Kabupaten Bekasi. While samples were 150 women motorcyclist in Kabupaten Bekasi.
 
The results showed that the majority of respondents havea high riding perception and high risk perception and the majority of respondents have unsafe riding behavior. Based on bivariate analysis using the chi-square obtained perception of riding (p-value = 0,002), risk perception (p-value = 0,002). The conclusions of this study is there is a relationship between 1) the riding perception with riding behavior and 2) risk perception with riding behavior.
Read More
S-8837
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aidi; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Indri Hapsari, Mayarni, Trisnajaya
Abstrak:

ABSTRAK

Ada dua persoalan pokok mengenai gizi nakerwan Indonesia yakniketidakseimbangan energi kerja dan anemia terutama anemia defisiensi besi.Kedua jenis masalah gizi ini memberikan dampak menurunnya derajat kesehatanpekerja yang berakhir pada menurunnya produktifitas/kapasitas kerja. Tujuanpenelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan konsumsi energi dan zat besidengan status gizi nakerwan divisi pabrik di PT. Great Giant Pineapple tahun2013. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan crosssectional. Penelitian dilakukan pada nakerwan divisi pabrik di PT. Great GiantPineapple, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, PropinsiLampung.Hasil: Secara statistik ada hubungan antara asupan energi dan karbohidrat denganIMT. Tetapi tidak ditemukan hubungan umur, asupan lemak, asupan protein danasupan serat dengan IMT. Secara statistik ada hubungan antara pola haid, asupanenergi, asupan lemak, asupan protein, asupan zat besi dan enhancer absorpsi zatbesi (asupan vitamin C) dengan anemia. Tetapi tidak ada hubungan umur, asupankarbohidrat, asupan zink, asupan kalsium, asupan magnesium, dan inhibitorabsorpsi zat besi (asupan makanan mengandung fitat, asupan minumanmengandung tanin dan asupan serat) dengan anemia.


 

ABSTRACTThere are two main issues regarding nutrition Indonesia female worker the energyimbalance of work and anemia, especially iron deficiency anemia. Both types ofnutritional problems this gives the effect of the health status of workers ended indecreased productivity/labor capacity. The purpose of this study was to analyzethe relationship between energy and iron consumption with nutritional status offemale worker factory division at PT. Great Giant Pineapple in 2013. Thisresearch is a descriptive analytic with cross sectional design. The study wasconducted at the female worker factory division at PT. Great Giant Pineapple,Terbanggi Besar, Lampung Tengah District, Lampung Province.Results:Statistically, there is a relationship between energy intake and carbohydrate withbodi mass index. However, no relationship age, fat intake, intake of protein andfiber intake with body mass index. Statistically, there is a relationship betweenmenstrual pattern, energy intake, fat intake, protein intake, iron intake and ironabsorption enhancers (vitamin C) with anemia. But there is no relationship of age,carbohydrate intake, intake of zinc, calcium intake, magnesium intake, andinhibitors of iron absorption (intake of foods containing phytate, intake of foodscontaining tannin and fiber intake) with anemia.

Read More
T-3902
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dharma Andika Yudha; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Dadan Erwandi, Fetrina Lestar, Ali Syahrul Chairuman
Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status gizi, asupan gizi, dan kelelahan kerja pada petani padi sektor informal di Desa Batujaya, Kabupaten Karawang. Petani di sektor ini bekerja dengan intensitas fisik tinggi, namun sering menghadapi keterbatasan dalam asupan nutrisi. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan melibatkan 45 responden melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner Food Frequency Questionnaire (FFQ) untuk asupan gizi, pengukuran indeks massa tubuh (IMT) untuk status gizi, serta kuesioner IFRC untuk kelelahan kerja. Hasil analisis inferensial menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa asupan gizi (p = 0,003), status gizi (p = 0,001), masa kerja (p = 0,012), keluhan sakit (p = 0,000), dan beban kerja (p = 0,000) memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat kelelahan kerja. Sementara itu, variabel usia dan jenis kelamin tidak berhubungan signifikan. Petani dengan asupan dan status gizi yang buruk cenderung mengalami kelelahan kerja lebih tinggi. Temuan ini menegaskan pentingnya pemenuhan gizi yang memadai serta pengelolaan beban kerja untuk mencegah kelelahan kerja dan meningkatkan produktivitas. Diperlukan intervensi berupa edukasi gizi, akses pangan bergizi, serta penguatan program kesehatan kerja berbasis komunitas di sektor informal pertanian.


This study aims to analyze the relationship between nutritional status, nutrient intake, and work fatigue among rice farmers in the informal sector in Batujaya Village, Karawang Regency. Farmers in this sector engage in high-intensity physical labor but often face limitations in nutrient intake. This research employed a cross-sectional design involving 45 respondents selected through purposive sampling. Data were collected using the Food Frequency Questionnaire (FFQ) for nutrient intake, Body Mass Index (BMI) measurements for nutritional status, and the Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) questionnaire for work fatigue. Inferensial analysis using the Chi-Square test showed that nutrient intake (p = 0.003), nutritional status (p = 0.001), years of service (p = 0.012), reported illness (p = 0.000), and workload (p = 0.000) had a statistically significant relationship with the level of work fatigue. In contrast, age and gender were not significantly associated. Farmers with poor nutritional intake and status tended to experience higher levels of work fatigue. These findings underscore the importance of adequate nutritional fulfillment and workload management to prevent work fatigue and enhance productivity. Interventions are needed in the form of nutrition education, improved access to nutritious food, and the strengthening of community-based occupational health programs in the informal agricultural sector.
Read More
T-7419
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sutanto; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Zulkifli Djuanidi, Nungki Agusti
Abstrak: PT. Deraya Air merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi udara, dimana dalam setiap proses produksi mempunyai risiko kecelakaan kerja cukup tinggi. Pekerjaan di Hangar/shelter ini digunakan untukmelakukan perawatan pesawat dengan skala tertentu sesuai dengan aturan yangtelah ditetapkan peruntukannya, tidak terlepas dari kondisi keadaan tersebutdiatas.Persepsi karyawan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja perlu terusdi budayakan untuk menghadapi kemajuan teknologi dan peralatan.Untuk mengetahui gambaran persepsi karyawan terhadap penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang bekerja di hangar/shelter PT.Deraya Air Jakarta, maka dilaksanakan penelitian kuantitatif yang bersifatdeskriptif, yang dibatasi pada pekerja yang bekerja di hangar/shelter PT. DerayaAir Jakarta Tahun 2012 dengan jumlah sampel adalah seluruh populasi yang adasebanyak 58 orang. Variabel K3 yang akan diteliti antara lain : Kebijakan K3,Program Pengendalian Bahaya, Pelatihan K3 dan Alat Pelindung Diri (APD).Dari hasil penelitian diketahui bahwa secara keseluruhan persepsi sebagian besar karyawan PT. Deraya Air yang bekerja dihanggar terhadappenerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan menggunakan 4 varia beladalah baik (74,1%).Dari hasil penelitian ini disarankan kepada pihak manajemen PT. DerayaAir Jakarta untuk meningkatkan pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan sosialisasi serta pelatihan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan kualitas yang baik danmeningkatkan kinerja menuju level dengan standarisasi ISO 9001:2008 maupunOHSAS 18001:2007.Daftar Pustaka : 22 (1984-2012)
PT. Deraya Air is a company engaged in the field of air transport, which in everyproduction process has a high risk of accidents. Work at Hangar / shelter is usedfor the maintenance of aircraft with a certain scale in accordance with theestablished rules of allocation, not the circumstances regardless of the conditionsabove.Employee perceptions about the Occupational Safety and Health needs tocontinue in safety culture to deal with the advent of technology and equipment.To find a picture of employee perceptions of the implementation of OccupationalHealth and Safety working in the hangar / shelter PT. Deraya Air Jakarta, thenconducted a descriptive quantitative research, which is limited to workersemployed in the hangar / shelter PT. Deraya Air Jakarta in 2012 with a sample ofthe entire population there are as many as 58 people. Occupational Health andSafety variables that will be examined include: Policy of Occupational Safety andHealth, Hazard Control Program, Occupational Safety and Health Training andPersonal Protective Equipment (PPE).The survey results revealed that overall perception of most employees of PTDeraya Air at hangar working towards the implementation of Health and Safety atWork by using the 4 variables was good (74.1%).From the results of this study suggested to the management of PT. Deraya AirJakarta to improve the implementation of monitoring, evaluation anddissemination and training on Occupational Health and Safety . Provision ofPersonal Protective Equipment (PPE) with good quality and enhance theperformance to the level of the standards ISO 9001:2008 and OHSAS18001:2007.Bibliography: 22 (1984-2012)
Read More
S-7616
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Ja`far; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Fatma Lestari, Yuni Kusminanti
S-7494
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sukmawati Adnan Putri; Pembimbing: Baiduri; Penguji: Ridwan Zahdi Syaaf, Robiana Modjo, H. D. Hermanputra, H. Rahmat Fitriadi
Abstrak:

Tumpang tindih pekerjaan, tanggungjawab yang kompleks, ketidakpastian status, ketidakjelasan pengembangan karir, dan kurangnya keamanan kerja pada tenaga medis sebagai Kepala Puskesmas (jabatan struktural) yang diberi tanggungjawab sebagai Pelaksana Tugas. Antara tenaga medis jabatan struktural dan fungsional besar gaji, insentif atau tunjangan yang diterima setiap bulannya sama. Bahaya psikososial kerja merupakan bahaya yang berhubungan dengan faktor pekerjaan (job content) dapat meliputi beban kerja, rutinitas kerja, desain tugas, serta tata cara kerja dan alat yang digunakan. Sedangkan faktor lingkungan pekerjaan (job context) meliputi peran dalam organisasi, hubungan interpersonal, pengembangan karir, pengawasan dan penilaian atasan, serta suasana kerja. Bahaya ini secara langsung atau tidak berpengaruh terhadap kondisi kerja dan jiwa. Jika seseorang tidak dapat mempengaruhi bahaya ini dengan baik maka akan jatuh pada kondisi stres dan lambat laun akan mengalami gangguan yang berakibat keluhan baik pada diri individu maupun terhadap organisasi atau tempat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi bahaya psikososial kerja dan hubungannya dengan tingkat stres pada tenaga medis Puskesmas di Kota Pekanbaru. Desain penelitian ini dalam bentuk analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh tenaga medis Puskesmas yang berstatus Pegawai Negeri Sipil di Kota Pekanbaru yang berjumlah 67 orang. Pengukuran data menggunakan kuesioner berdasarkan Life Event Scale. Dalam menentukan tingkat bahaya psikososial kerja dan tingkat stres, jumlah skor dari seluruh indikator dihitung kemudian menghasilkan suatu nilai yang menentukan tingkat kategori. Analisa data dilakukan secara univariate dan bivariate dengan uji korelasi. Hasil penelitian didapatkan 11.1% tenaga medis jabatan fungsional mempunyai persepsi bahaya psikososial kerja faktor pekerjaan (job content) mempunyai proporsi lebih besar dalam menimbulkan stres dari pada jabatan struktural (0.0%). Sedangkan faktor lingkungan pekerjaan (job context) mempunyai proporsi lebih besar pada tenaga medis jabatan fungsional (17.9%) dari pada jabatan struktural (11.1%) dalam menimbulkan stres. Tenaga medis dengan jabatan struktural (31.3%) mempunyai proporsi lebih besar untuk mengalami stres dari pada jabatan fungsional (23.5%). Saran, Membuat usulan kepada Pemerintah Daerah untuk memberikan Surat Keputusan tentang kejelasan atau kepastian status dari Kepala Puskesmas berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 128 Tahun 2004 sehingga keamanan dalam bekerja dapat dicapai.


Overlapping work, complex responsibility, uncertainty or un-clarity of status and career development, lack of work`s security and safety on medical staff of Public Health Service Chairman (structural position) who had been given responsibility as Execution Staff. Between medical staff/personnel of functional and structural position employed, salary average, incentive or received subsidy per month are same. Work psychosocial hazard is hazards that related to work factors (job content) its might included work load, job`s daily activity, work design, and work procedures and work equipment applied. While work environmental factor (job context) covers the role in organization, the interpersonal relation, career development, observation and superior assessment, and work situation. These Hazards either directly or indirectly influence working and physical condition. If someone cannot control these hazards properly, he/she will be fall into stress condition and experience some disturbance that causing complaint on either the individual him self or organization or workplace. This research aimed to know work psychosocial hazard perception and its relationship with stress level at medical staff of Public Health Service in Pekanbaru City. This research design is in the form of descriptive analytical with cross sectional approach. Research sample is all off medical staff/personnel of Public Health Service who have status Civil Public Servant in Pekanbaru City are sixty seven persons. Data Measurement using questionnaire based on Life Event Scale. In determining level of work psychosocial hazard and stress level, number of scores from all indicators is being calculated then its result a value determining level of category. Data analysis conducted in univariate and bivariate with correlation test. Result of the research that is 11.1% medical staff of functional position has work psychosocial hazard perception, work factor has bigger proportion in generating stress than structural position (0.0%). While work environmental factor (job context) has bigger proportion than medical staff/personnel of functional position (17.9%) than structural position (11.1%) in generating stress. Medical staff with structural position (31.3%) has bigger proportion to experience stress than functional position (23.5%). The researcher suggest Local Government to give Decree about clarity or certainty of Public Health Center Chairman`s status based on Decree of The Minister for Public Health Number 128 Year 2004 until the security and safety in working are will be able to reach.

Read More
T-2810
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kesanda Maulida Miranti; Pembimbing: Ridwan Zahdi Syaaf; Penguji: Doni Hikmat Ramadhan, Muhammad
S-7407
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andhika Yudiaji; Pembimbing: Ridwan Z. Sjaaf; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Robiana Modjo, Azil Awaludin
Abstrak:

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pekerja terhadap risiko keselamatan kerja dengan menggunakan paradigma psikometri di PT.X, Divisi T, yard S. Selain itu, penelitian ini juga membahas mengenai persepsi keuntungan (perceived benefit), persepsi kerugian (perceived risk) dan tingkat penerimaan risiko pekerja terhadap 10 pekerjaan yang biasa dilakukan di yard S. Penelitian ini menggunakan desain studi kuantitatif yang dilengkapi dengan data sekunder (melalui telaah dokumen). Data kuantitatif dikumpulkan secara prospektif selama 2 bulan sejak bulan November-Desember 2012. Dari 31 pekerja yang diteliti, rata-rata pekerja di PT.X menempatkan Hard banding (gauging, grinding, heating) sebagai pekerjaan yang paling tinggi keuntungan (perceived benefit) sekaligus risikonya (perceived risk). Berdasarkan tingkat penerimaan risiko, rata-rata pekerja di PT.X menganggap bahwa hanya 1 pekerjaan yang terlalu berisiko, yaitu loading un loading menggunakan forklift. Pekerja di PT.X, Divisi T, yard S, cenderung berpersepsi bahwa risiko pada 10 pekerjaan yang ada di PT. X divisi T sedang-sedang saja. Berdasarkan 9 dimensi paradigma psikometri yang ada, rata-rata pekerja mengkategorikan 5 dari 9 dimensi yang ada pada posisi sedang (skala 2 dari 4 dan skala 3 dari 4). Selain itu diketahui pula bahwa persepsi mengenai risiko bersifat subjektif, sehingga sebuah pekerjaan yang sama dapat ditempatkan dalam penilaian risiko yang yang berbeda sesuai dengan kategori yang berbeda. Oleh karena itu evaluasi untuk mengetahui persepsi pekerja mengenai risiko perlu dilakukan secara berkala dengan tujuan membuat sistem tanggap risiko yang terintergrasi dengan melibatkan para pekerja tersebut.


ABSTRACT

This study is aimed to analyze risk perception among workers particularly about safety risk using psychometric paradigm in PT.X, Division T, yard S. In addition, this study also analyze the perceived benefit, perceived risk and level of acceptability risk through list of work provided (contain of 10 works). The study is use quantitative design study and completed by documents provided from the company. The quantitative data collected prospectives within 2 months since November until December 2012. From 31 workers, most of worker put hard banding (gauging, grinding, heating) as the most beneficial work (perceived benefit) and also the most risky (perceived risk). Base on level of acceptability of risk, most of worker at PT.X put loading unloading using forklift as the most risky job. As the summary, most of workers in PT.X, division T, yard S tend to perceived the risk at their company on medium level. Base on 9 dimension on pyschometry paradigm, most of workers put 5 dimension at medium level (scale 2 from 4). In addition, it's known that perception among risk is a subjective matter, where sometime job can be classify into different classification based on different categorize. That's why periodic evaluation is needed to analyze the progress of risk perception among workers. This evaluation will help the company to initiate the creation of integrated risk mitigation system which involve the workers on the process.

Read More
T-3707
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive