Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 41093 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Sarah Mardiyah; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Fatmah, Kusharisupeni, Rina Agustina, Nina Kemala Sari
Abstrak: Abstrak
Gangguan kepadatan tulang (osteoporosis dan osteopenia) merupakan masalah kesehatan masyarakat utama yang disebabkan oleh banyak faktor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan kepadatan tulang pada kelompok usia dewasa (30-55 tahun) di daerah urban dan rural terpilih Provinsi Jawa Barat tahun 2012. Disain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan sampel sebanyak 142 responden. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2012 di Pesona Khayangan, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok sebagai daerah urban dan Desa Pabuaran, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor sebagai daerah rural Provinsi Jawa Barat. Prevalensi gangguan kepadatan tulang dalam penelitian ini sebesar 31,7% (4,2% osteoporosis dan 27,5% osteopenia). 
Hasil analisis bivariat menunjukkan proporsi gangguan kepadatan tulang lebih banyak pada responden yang berusia ≥50 tahun (p-value=0,047) dan yang memiliki IMT <23,49 kg/m2 (p-value=0,003). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa responden yang memiliki IMT <23,49 kg/m2 akan mengalami gangguan kepadatan tulang sebesar 5,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang memiliki IMT >27,36 kg/m2 dan responden yang memiliki IMT 23,49-27,36 kg/m2 akan mengalami gangguan kepadatan tulang sebesar 2,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang memiliki IMT >27,36 kg/m2 setelah dikontrol variabel usia, asupan vitamin D dan asupan protein. 
Pada penelitian ini, IMT merupakan faktor yang paling berhubungan dengan gangguan kepadatan tulang setelah dikontrol variabel usia, asupan vitamin D dan asupan protein. Semakin rendah IMT, semakin tinggi risiko gangguan kepadatan tulang. 
Bone density disorder (osteoporosis and osteopenia) is a major public health problem caused by multifactor. The purpose of this study was to find out factors related to adult bone density disorder (30-55 years of age) in the selected urban and rural area, West Java Province, 2012. It used cross-sectional method and the sample was 142 respondents. The data was taken on May-June 2012 in Pesona Khayangan, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok as the urban area and Desa Pabuaran, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor as the rural area. Prevalence of bone density disorder in this study was 31,7% (4,2% osteoporosis and 27,5% osteopenia). 
Bivariate analysis showed higher proportion of bone density disorder in respondent aged ≥50 years (p-value=0,047) and BMI <23,49 kg/m2 (p-value=0,003). Multivariate analysis verified that respondent with BMI <23,49 kg/m2 will 5,5 times higher to have bone density disorder than respondent with BMI >27,36 kg/m2 and respondent with BMI 23,49-27,36 kg/m2 will 2,2 times higher to have bone density disorder than respondent with BMI >27,36 kg/m2 after controlled by age, vitamin D and protein intake variable. 
In this study, BMI is the most related factor of bone density disorder after controlled by age, vitamin D and protein intake variable. The lower BMI, the higher risk of bone density disorder.
Read More
T-3709
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Intan Dewiyanti; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Widjaja Lukito
Abstrak: Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang menjadi salahsatu faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler. Penelitian ini bertujuan untukmengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan dislipidemia padakelompok usia dewasa di wilayah Kota Depok (urban) dan Kabupaten LampungTengah (rural). Prevalensi dislipidemia yang ditemukan cukup tinggi, yaitusebesar 48,2% di Kota Depok dan 51,8% di Kabupaten Lampung Tengah. Desainpenelitian adalah cross sectional, menggunakan data penelitian Strategi Nasionaltahun 2011 dengan 372 sampel.Indeks Massa Tubuh (p = 0,014) , obesitas sentral pada laki-laki (p =0,008), dan obesitas sentral pada perempuan (p = 0,002) memiliki hubungansignifikan dengan dislipidemia.Kata kunci: dislipidemia, indeks massa tubuh, obesitas sentral, rural, urban
Dyslipidemia is a disorder of lipid metabolism which became one of themajor risk factors for cardiovascular disease. This study aims to identify factorsassociated with dyslipidemia at adult age groups in the city of Depok and CentralLampung regency. The prevalence of dyslipidemia were found to be quite high at48.2% in Depok and 51.8% in Central Lampung regency. The study design wascross-sectional, using research data of the National Strategy in 2011 with 372samples.Body mass index (p = 0,014), central obesity in men (p = 0,008), andcentral obesity in women (p = 0,002) had a significant association withdyslipidemia.Keywords: dyslipidemia, body mass index, central obesity, urban, rural.
Read More
S-9227
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nara Citarani; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Kusharisupeni Djokosudjono, Widjaja Lukito
Abstrak: Rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) adalah salah satu metode untuk mendeteksi obesitas sentral. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu, asupan makan, gaya hidup, dan indeks massa tubuh (IMT) dengan obesitas sentral berdasarkan RLPP pada kelompok usia dewasa di wilayah urban dan rural terpilih. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dengan jumlah 195 sampel. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi kuantitatif observasional cross-sectional. Prevalensi obesitas sentral berdasarkan RLPP pada penelitian ini adalah 57,9%. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan obesitas sentral berdasarkan RLPP adalah jenis kelamin dan IMT. Kata kunci: kelompok usia dewasa, obesitas sentral, rasio lingkar pinggang panggul, rural, urban Waist-hip ratio (WHR) is a method to measure the risk of central obesity. This study is focus on finding the association between individual characteristics, dietary intake, lifestyle, and body mass index (BMI) with central obesity based on WHR among adults in selected urban and rural area. Secondary data was used in this study, with total 195 samples. The design of this study is quantitative observational cross-sectional. The prevalence of central obesity based on WHR in this study is 57,9%. Variables which are significantly related to central obesity are sex and BMI. Keywords: adults, central obesity, rural, urban, waist-hip ratio
Read More
S-9164
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Vanny Aprilianny; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Kusharisupeni Djokosudjono, Widjaja Lukito
Abstrak: Hipertensi merupakan penyebab tingginya prevalensi penyakit kardiovaskuer dandiperkirakan menjadi penyebab kematian didunia sebesar 9,4 juta atau 95%.Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengankejadian hipertensi pada kelompok usia dewasa di wilayah urban dan ruralterpilih. Kedua daerah tersebut memiliki prevalensi hipertensi cukup tinggi yaitusebesar 34,9% di wilayah urban dan 43,1% di wilayah rural. Desain penelitian iniadalah kuantitatif observasional cross-sectional menggunakan data penelitianStrategi Nasional pada tahun 2011 dengan jumlah sampel 361 orang. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa 39,3% responden hipertensi dan 60,7% respondentidak hipertensi. Terdapat hubungan signifikan antara umur, jenis kelamin, tingkatpendidikan, hiperglikemia, konsumsi fast food, dan konsumsi kopi. Instansi yangterkait diharapkan mampu memotivasi penderita hipertensi untuk melakukanpengecekan gula darah, serta memberikan edukasi gizi dan kesehatan yang efektifdan efisien.Kata Kunci: hipertensi, urban, rural, dan dewasa.
Hypertension is a causes the high prevalence of cardiovascular disease andestimated 9.4 million or 95% to become the world's leading cause of deaths. Thisstudy was to identify factors associated with hypertension in adults age groups inselected urban and rural areas. Both of these areas have a high prevalence ofhypertension, which amounted to 34,9% in urban areas and 43,1% in rural areas.Study design was an observational cross-sectional quantitative used the NationalStrategy in 2011 with 361 samples of person. The results showed that 39,9%respondents with hypertensive and 60.7% of respondents are not hypertensive.There were significant association beetwen age, sex, education level,hyperglycemia, fast food consumption and coffee. Institutions are hoped tomotivate hypertension patient to check blood sugar, and provide nutritioneducation and health which are effective and efficient.Keywords: hypertension, urban, rural, and adults
Read More
S-9095
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurhasanah; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Engkus Kusdinar Achmad, Widjaja Lukito
Abstrak: Persen lemak tubuh berlebih menunjukkan seseorang mengalami obesitasdan memiliki dampak terhadap kesehatan khususnya kejadian penyakit degeneratif.Masalah berat badan lebih dan obesitas (penumpukan massa lemak yang dapatmengganggu kesehatan) merupakan masalah gizi yang sedang dihadapi dunia, baikdi negara maju maupun negara berkembang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungandengan persen lemak tubuh pada kelompok usia dewasa di wilayah urban dan ruralterpilih yaitu Kota Depok dan Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian inimenggunakan desain studi cross sectional memanfaatkan data penelitian StrategiNasional mengenai Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular 2011 dengan jumlahsampel 353 orang dewasa.Hasil penelitian menunjukkan secara umu 49,9% penduduk usia dewasa didaerah urban dan rural memiliki persen lemak tubuh berlebih, sedang di wilayahurban sendiri terdapat 76,8% penduduk yang memiliki persen lemak tubuh berlebihdimana angka tersebut jauh lebih besar dari persentase pada wilayah rural sebesar26,5%. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan persen lemak tubuhantara lain wilayah tempat tinggal, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status giziIMT, asupan energi, asupan karbohidrat, asupan protein, dan status merokok.Kata kunci: Persen lemak tubuh, urban, rural, obesitas
High percentage of body fat indicates that a person obese and have animpact on health, especially the risk of degenerative diseases. Overweight andobesity has become a major nutritional problem that faced not only in developedcountries but also on developing countries.This study aims to determine the factors related to percent body fat in adultin urban and rural selected areas which in this study are Kota Depok and KabupatenLampung. This study using cross sectional study design based on research data ofthe National Strategy on Non-Communicable Disease Risk Factors in 2011 with asample of 353 adults.The results showed that in general 49.9% in adult population in urban andrural areas have excess body fat percentage, while in the urban area there are 76.8%of the population have excess body fat percentage where the figure is much largerthan the percentage in rural area which is 26.5%. Variables that have a significantrelationship with the percent of body fat are region of residence (urban and rural),gender, level of education, nutrition status by BMI, energy intake, carbohydrateintake, protein intake, and smoking status.Key words: Body fat percentage, urban, rural, obesity.
Read More
S-9109
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sharon Ferrani; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Trini Sudiarti, Kencana Sari
Abstrak:

Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia, dengan konsekuensi serius seperti stroke dan penyakit jantung koroner jika tidak segera ditangani. Dalam beberapa tahun terakhir, hipertensi semakin banyak terjadi pada dewasa muda, khususnya mereka yang berusia 25-34 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada dewasa muda di Provinsi Jawa Barat tahun 2018 serta tindakan pencegahan melalui pengendalian faktor risiko. Desain penelitian yang digunakan adalah cross- sectional dengan sampel sebanyak 1.059 responden usia 25-34 tahun di Jawa Barat. Analisis data dilakukan menggunakan seperangkat komputer. Berdasarkan hasil analisis data, sebesar 22,7% responden mengalami hipertensi, dengan hipertensi sistolik sebesar 9,8% dan hipertensi diastolik sebesar 20,6%. Responden perempuan memiliki prevalensi hipertensi yang lebih tinggi (27,2%) dibandingkan dengan laki-laki (21,8%). Faktor-faktor yang berhubungan signifikan dengan hipertensi meliputi jenis kelamin (p=0,001), indeks massa tubuh (IMT) (p=0,000), dan kebiasaan merokok (p=0,000). Untuk hipertensi sistolik, faktor signifikan adalah IMT (p=0,000), konsumsi makanan tinggi lemak (p=0,002), kebiasaan merokok (p=0,004), dan stres (p=0,024), sedangkan untuk hipertensi diastolik, faktor yang berpengaruh signifikan meliputi jenis kelamin (p=0,000), IMT (p=0,000), asupan natrium (p=0,015), dan kebiasaan merokok (p=0,00). IMT diidentifikasi sebagai faktor dominan. IMT tinggi meningkatkan risiko hipertensi tiga kali lipat (OR=3,003). Penelitian lebih lanjut direkomendasikan untuk mengeksplorasi faktor-faktor lain yang mempengaruhi hipertensi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan langkah-langkah pencegahan, seperti pengendalian asupan garam, menjaga IMT, mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak, terutama yang ditargetkan pada kelompok dewasa muda.


Hypertension is a major health problem in Indonesia, with serious consequences such as stroke and coronary heart disease if not treated immediately. In recent years, hypertension has been increasingly common in young adults, especially those aged 25-34 years. The purpose of this study was to identify factors associated with the incidence of hypertension in young adults in West Java Province in 2018 and preventive measures through risk factor control. The study design used was cross-sectional with a sample of 1,059 respondents aged 25-34 years in West Java. Data analysis was carried out using a computer set. Based on the results of data analysis, 22.7% of respondents had hypertension, with systolic hypertension of 9.8% and diastolic hypertension of 20.6%. Female respondents had a higher prevalence of hypertension (27.2%) compared to male respondents (21.8%). Factors significantly associated with hypertension included gender (p=0.001), body mass index (BMI) (p=0.000), and smoking habits (p =0.001). For systolic hypertension, significant factors were BMI (p=0.001), high-fat food consumption (p=0.002), smoking habit (p=0.004), and stress (p=0.024), while for diastolic hypertension, significant factors included gender (p=0.000), BMI (p=0.000), sodium intake (p=0.015), and smoking habit (p=0.000). BMI was identified as the dominant factor. High BMI increased the risk of hypertension threefold (OR=3.003). Further studies are recommended to explore other factors associated with hypertension and increase public awareness of preventive measures, such as controlling salt intake, maintaining BMI, reducing high-fat food consumption, especially targeting young adults.

Read More
S-11815
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Nur Sarah Sudrajat; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Endang L. Achadi, Agus Triwinarto
Abstrak: Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kejadian hipertensi dengan berbagai faktor risiko yang mencakup karakteristik demografi, status gizi, gaya hidup, pola diet, dan stres di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2018. Desain penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2018. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Juli 2021. Populasi pada penelitian ini adalah dewasa muda usia 19-24 tahun di Provinsi Kalimantan Selatan. Total sampel yang termasuk dalam kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 1.459 sampel.Kejadian hipertensi dianalisis untuk diketahui prevalensi hipertensi sistolik, diastolik, dan gabungan (sistolik dan diastolik) dan ditemukan hipertensi diastolik memiliki prevalensi paling tinggi (14,1%).
Read More
S-10711
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gillian Frances Liwarto; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Sintha Fransiske Simanungkalit
Abstrak:
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah dan menjadi salah satu penyebab utama morbiditas serta mortalitas di dunia. Saat ini, prevalensi diabetes mulai meningkat secara signifikan pada kelompok usia dewasa muda (19–44 tahun). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Dengan  tujuan untuk mengetahui determinan kejadian diabetes melitus pada penduduk usia dewasa (19–44 tahun) di Indonesia dengan menganalisis data sekunder dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Analisis data ini dilakukan dengan pendekatan complex samples dan melibatkan 7.964 penduduk berusia 19–44 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi diabetes melitus pada penduduk usia 19–44 tahun di Indonesia sebesar 5,5%. Analisis bivariat pada penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik antara diabetes melitus dengan beberapa variabel sebagai faktor risiko yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, perilaku merokok dan obesitas sentral (p-value<0,05). Untuk analisis multivariat, ditemukan obesitas sentral sebagai faktor dominan dari kejadian diabetes melitus dengan OR = 2,34. Hal ini menunjukkan bahwa obesitas sentral merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian diabetes melitus dimana individu dengan obesitas sentral memiliki peluang 2,34 kali lebih besar untuk mengalami diabetes dibandingkan yang tidak mengalami obesitas sentral bahkan setelah dikontrol oleh faktor confounding lainnya.

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disease characterized by elevated blood glucose levels and one of the leading causes of morbidity and mortality worldwide. Currently, the prevalence of diabetes is increasing significantly among young adults aged 19–44 years. This study is a quantitative study with a cross-sectional design, aimed at identifying the determinants of diabetes mellitus among young adults (19–44 years) in Indonesia by analyzing secondary data from Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Data analysis was conducted using a complex samples approach and involving 7,964 individuals aged 19–44 years. The results showed that the prevalence of diabetes mellitus in this age group was 5.5%. The bivariate analysis shows a statistically significant association between diabetes mellitus and several risk factors, which are age, sex, educational level, smoking behaviour and central obesity (p-value < 0.05). Multivariate analysis identified central obesity as the dominant factor associated with diabetes mellitus, with an odds ratio (OR) of 2.34. This indicates that central obesity is the most influential factor in the occurrence of diabetes mellitus, where individuals with central obesity have a 2.34 times greater chance of developing diabetes compared to those without, even after other confounding factors were controlled.
Read More
S-11946
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Nuraini; Pembimbing: Wahyu Kurnia Yusrin Putra; Penguji: Nurul Dina Rahmawati, Teguh Jati Prasetyo
Abstrak: Konsumsi buah dan sayur adalah salah satu aspek penting dalam gizi seimbang. Meskipun begitu, di Indonesia banyak masyarakat kurang mengonsumsi buah dan sayur, salah satunya anak usia sekolah. Jika fenomena ini diabaikan secara terus menerus, kebiasaan makan yang salah pada masa anak-anak dapat berlanjut menjadi bibit masalah kesehatan yang serius kedepannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran konsumsi buah dan sayur serta faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada anak usia sekolah 5-12 tahun di Provinsi Jawa Barat tahun 2023. Penelitian ini menggunakan data SKI 2023 dengan desain penelitian cross-sectional dan sampel sebanyak 9.097 orang. Analisis data menggunakan SPSS dan seperangkat komputer. Berdasarkan analisis univariat, rata-rata konsumsi buah dan sayur anak usia sekolah 5-12 tahun di Provinsi Jawa Barat sebanyak   0,85 porsi per hari dalam seminggu, dengan rincian rata-rata konsumsi buah sebanyak 1,14 porsi per hari dalam seminggu dan rata-rata konsumsi sayur sebanyak 1,21 porsi per hari dalam seminggu. Sementara itu, faktor-faktor yang menunjukkan hubungan signifikan, yakni jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan ayah, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ayah, status pekerjaan ibu, dan status ekonomi  yang termasuk di dalamnya status penerimaan bantuan sosial dengan masing-masing p<0,05, sedangkan tempat tinggal menunjukkan hubungan tidak signifikan dengan p-value 0,088 (p>0,05).
Fruit and vegetable consumption is one of the essential aspects of balanced nutrition. However, many people in Indonesia, including school-aged children, consume insufficient amounts of fruits and vegetables. Poor eating habits during childhood may develop serious health problems in the future. This study aimed to describe the consumption of fruits and vegetables and the factors associated with fruit and vegetable consumption among school-aged children (5–12 years old) in West Java Province in 2023. The study used data from the SKI 2023 with a cross-sectional design and sample of 7,086 individuals. Data were analyzed using SPSS and a set of computers. Based on univariate analysis, the average consumption of fruits and vegetables among school-aged children (5–12 years) in West Java Province was 0.85 servings per day over a week, with an average fruit consumption of 1.14 servings per day and an average vegetable consumption of 1.21 servings per day. Meanwhile, the factors that showed a significant relationship were gender, age, father's education level, mother's education level, father's employment status, mother's employment status, and economic status including social assistance recipient status with p<0.05 respectively, while place of residence showed an insignificant relationship with a p-value of 0.088 (p>0.05).
Read More
S-11972
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Elyani; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Kusharisupeni, Yvonne M. Indrawani, Edith H. Sumedi, Iskandar Z. Adisapoetra
Abstrak:

Osteoporosis merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat. Osteoporosis adalah suatu penyakit dengan sifat-sifat khas, berupa massa tulang yang rendah disertai perubahan perubahan mikro arsitektur dan kemunduran kualitas jaringan tulang. Keadaan ini akhirnya akan menyebabkan terjadinya peningkatan kerapuhan tulang dan peningkatan risiko terjadinya patah tulang. Osteoporosis dapat terjadi pada wanita maupun laki-laki. Densitas Massa Tulang (DMT) adalah ukuran kepadatan tulang yang sering digunakan untuk mendiagnosa kesebatan tulang. Uji Densitas Massa Tulang merupakan uji yang paling sering digunakan untuk rnengetahui apakah seseorang berisiko osteoporosis atau tidak. Pengukuran dipusatkan pada tulang belakang, pinggul pergelangan tangan, kaki atau jari tangan. Alat untuk mengukur Densitas Massa Tulang disebut Densitometer Tulang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian osteoporosis pada kelompok vegetarian usia > 35 tahun di Pusdiklat Maitreyawira, Jakarta Barat. Disain penelitian yang digunakan yaitu disain studi potong lintang (cross-sectional). Penelitian dilaksanakan di Pusdiklat Maitreyawira, Jakarta Barat pada bulan Maret sampai dengan April 2008. Populasi adlah seluruh vegetarian baik laki-laki dan wanita yang dating ke pertemuan rutin kelompok Agama Budha di Pusdiklat Maitreyawira, Jakarta Barat. Sampel yang diperoleh berjumlah 85 orang vegetarian. Osteoporosis diukur dengan alat ukur densitometer tulang Achilles Express/InSight metode kuantitatif ultrasound dengan sensitivitas alat sebesar 97%, diperoleh nilai t-score (osteoporosis: - 2,5 atau lebih kecil Preva1ensi osteoporosis pada penelitian ini s.ebesar 22.4%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara umur dengan osteoporosis pada ketornpok vegetarian (p-value < 0,05). Hasil akhir analisis regresi logistic ganda model prediksi diperoleh 3 (tiga) variabel yang berrnakna sooara signifikan (p-value < 0,05) dan substasi yaitu umur, jenis kelamin dan olah raga, dimana umur p-value = 0,001 (OR: 5,365; Cl 95% : 1,933 - 14,890), jenis kelamin memponyai p-val"e 0,028 (OR : 0,277; Cl 95% : 0,088 - 0,869) dan olah raga p-value = 0,069 (OR : 0,378; Cl95%:0,133 -1,077). Hasil akhir analisis multivariat rnenunjukkan bahwa faktor yang paling dominan berhubungan dengan osteoporosis pada kelompok vegetarian usia 35 tahun di Pusdiklat Maitreyawira, Jakarta Barat adalah umur, ke1ompok vegetarian berumur 49,93 tahun akan berpeluang 5,37 kali mengalami osteoporosis dibandingkan dengan kelompok vegetarian yang berumur < 49;93 tahun setelah dikontrol dengan jenis kelamin dan olah raga. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sampel kelompok vegetarian yang lebih banya.k dengan rnengukur kadar kalsium dalam darah atau dengan intervensi tablet kalsiurn dan menggunakan studi longitudinal ataupun studi eksperimental. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh zat glzi terutama kalsium dan fosfor serta faktor lain yang berkaitan dengan osteoporosis.


Osteoporosis is one of public health problems, Osteoporosis is a disease with specific characteristics, such as low bone mass with changes of micro architecture and deterioration of bone tissue quality. This condition will cause the increase of bone fragility and the increase of risk of bone fiacture. Osteoporosis could be happened both on woman and man. Bone Mass Density or Densitas Massa Tulang (DMI) is measurement of bone solidity flat frequently used in making a diagnose of the bone health. DMT test is an examination that most frequently used to assess whether someone has a risk to osteoporosis or not. The measurement focuses on the backbone, hip, wrist, legs or fingers. The tool used in measuring density bone mass is called bone densitometer. The study aimed to assess factors related to the occurance of osteoporosis on vegetarian group aged 2:35 years old in Pusdildat Maitreyawira, West Jakarta. Study design used cross-sectional design. The study was conducted ill Pusdiklat Maitreyawlra, West Jaknrta from March to April 2008. Population were all of vegetarians hnth men and women who came to regular meeting of Buddhist group in Pusdiklat Maltreyawlra, West Jakarta. Sample in this study were 85 vegetarians. Osteoporosis was measured by bone demirometer: Aehilles Express/Insight using ultrasound quantitative method with tool sensitivity 97%, gained t-score value (osteoporosis:- 2.5 or less). Osteoporosis prevalence in this study was 22,4%. Statistic test showed significant association between age and osteoporosis on vegetarian group (p-value < 0,05%). Final result of double logistic regression analysis of prediction model was gained 3 (three) variables that had significant association (p-value <0,05%): age (p-value = 0.001 (OR: 5.365; CI 95% : 1.933 - 14.890)), sex (p-value = 0.028 (OR : 0.277 ; CI 95% : 0.088 - 0.869), and exercise p-value = 0.069 (OR : 0.378; CI 95% : 0.133 - 1.077)). Final result of multivariate analysis showed the most dominant factors associated with osteoporosis on vegetarian group aged > 35 years old in Pusdiklat Maitreyawira, West Java, were age. Vegetarian group age >49.39 years old would have probality 5.37 times to get osteoporosis than those whose age < 49.39 years old after controlled by sex and exercise. The study recommended the further research using more samples of vegetarian group in measuring calcium level in blood or conducting calcium tablets intervention and using longitudinal or experimental study. 1t was aimed to assess the influence of nutrition especially calcium and fosfor and other factors related to osteoporosis.

Read More
T-2926
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive