Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Dewi Laelatul Badriah
613.2 BAD g
Bandung : Retika Aditama, 2011
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fase Badriah; Pembimbing: Akmal Hadi
S-1180
Depok : FKM UI, 1997
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lovia Lova; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Prastuti Soewondo, Helen Andriani, Badriah; Maryati Nurbaya
Abstrak: Dengan ditetapkannya Covid-19 sebagai kondisi kegawatdaruratan kesehatan dunia oleh WHO pada bulan Januari 2020, dan angka kematian yang terlihat lebih tinggi pada pasien dengan ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome), maka kebutuhan akan pelayanan unit intensif (ICU) sangat meningkat. Lonjakan pasien yang terjadi sangat cepat, mengharuskan rumah sakit beradaptasi dan segera mempersiapkan pelayanan khusus ICU Covid-19. Strategi manajemen keperawatan diperlukan untuk mengatasi kebutuhan tenaga keperawatan ICU yang ikut melonjak. Sementara jumlah tenaga keperawatan dengan kualifikasi ICU yang belum memadai kondisi pandemi Covid yang belum pernah dialami sebelumnya, menyebabkan tenaga keperawatan banyak yang menolak untuk melayani pasien Covid-19.
Mengetahui bagaimana kesiapan dan hal apa saja yang dilakukan oleh manajemen keperawatan ICU Covid-19 RS Hasanah Graha Afiah dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, sehingga pelayanan ICU Covid-19 dapat tetap berjalan dengan baik.Dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, manajemen keperawatan ICU Covid- 19 bekerjasama dengan seluruh unit terkait terutama dengan komite Pengendalian dan Pencegahan Infeksi, melakukan perencanaan dari pemetaan ketenagaan merekrut tenaga perawat secara internal maupun external dan pemberian insentif dari internal maupun external. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dari sistem manajemen keperawatan diatur berkesinambungan dengan tujuan untuk menyeimbangkan antara jumlah dan kualifikasi tenaga keperawatan Icu Covid-19 dengan beban kerja perawat dan tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan mereka.
Read More
B-2258
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Badriah; Pembimbing: Amal C. Sjaaf; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Wahyu Sulistiadi, Bambang Muldiyatno
Abstrak: Rumah sakit Haji Jakarta, Rumah sakit type C plus dengan kinerja pelayanan unit produksi pelayanan medik mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, dan mutu layanan kesehatan sudah mendapat sertifikat ISO 9001-2000. Namun pada unit rawat inap nampak mengalami penurunan mulai tahun 2003. Hal ini perlu dicermati dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi ?permintaan? dan faktor-faktor yang mempengaruhi ?penggunaan? rawat inap. Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran secara umum penggunaan unit rawat inap, terutama kelas I,II dan III, dan mengetahui gambaran karakteristik pasien dan besarnya jenis-jenis tarif dikaitkan dengan persepsi pasien terhadap tarif layanan rawat inap. Penelitian ini merupakan penelitian dekskriptif dengan metode survei dan data primer didapat dari hasil wawancara yang berpedoman pada kuesioner dengan mengambil sampel secara purposive dan dilaksanakan pada bulan juni 2005. Hasil Penelitian menunjukkan dari responden yang diambil sebanyak 85 responden dengan perbandingan jumlah sebesar 60% berasal dari kelas perawatan kelas II, sementara dari kelas I dan III masing-masing sebesar 20% pendidikan responden cukup tinggi lebih dari 85% tamat SLTA dan perguruan tinggi. Dan jenis pekerjaan terbanyak wiraswasta dan karyawan swasta, namun Penghasilan yang rendah (penghasilan kurang dari satu juta mencapai 30%, dan 50% berkisar satu sampai tiga juta dan hanya 20% yang berpenghasilan lebih dari tiga juta) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi pasien terhadap tarif, dan mempengaruhi kesanggupan membayar. Selain perbedaan tarif kelas II yang hampir tiga kali lipat dari tarif kelas III. Sementara mahalnya tarif jasa medis, obat-obatan, penunjang medis, alat kesehatan , tindakan medis dan administrasi dipengaruhi tingkat beratnya penyakit, dan lamanya hari rawat disamping alat teknologi dan obat-obatan yang masih impor. Mencermati perbedaan tarif ruangan dan perubahan proporsi kelas perawatan , pemberian obat-obatan misalnya generik, penggunaan teknologi kedokteran.
Rumah Sakit Haji Jakarta, is a type ?C? Plus hospital with service performance of medical service production has been increasing from year to year, has proven with ISO 9001-2000 certificate. However, hospitalization unit experienced decrease since 2003. It needs to concern by observing the influencing factors to ?demand? and hospitalization ?use?. Objective of this research is to know general description on the hospitalization unit use especially class I, II and III, and to know characteristic description of the patient and the amount of tariff type related to the patient?s perception to the hospitalization service tariff. This research is descriptive research with survey method and the primary data were derived from interview referring to the questioner by taking purposive sample and held on June 2005. The result of Research shows from the 85 respondents with comparison at 60% from health care class II, while class I and III are respectively amounting to 20% Education of the respondent is sufficiently high more than 85% graduated from Senior High School (SLTA) and university. And type of occupation is mostly entrepreneur and private employee, The low income (however the income is less than one million is about 30%, and one million until up to three million about 50% and only 20% more than three million).is one of the factors influencing patient?s perception to the tariff, and influencing the most capability to pay. In addition, the difference of tariff for class II is nearly three times of tariff class III. While concerning the expensive medical service tariff, medicine, medical support, health equipment, medical treatment and administration are influenced by the level of disease size, and the period of hospitalization other than the technology equipment and imported medicines. This research is hoped in order the management is able to concern on the difference of room tariff and the proportion change of health care class, medicine prescription such as generic, the use of medical technology is only for the required one. It is recommended to conduct further research to know the market segment in order to defend the existing market.
Read More
B-871
Depok : FKM UI, 2005
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fase Badriah; Pembimbing: Zulazmi Mamdy
T-816
Depok : FKM UI, 2000
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Badriah; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Purnawan Junadi, Sandi Iljanto, Maman Hilman, Lely Setiawan
Abstrak: ABSTRAK Dalam menjalankan fungsi manajerial, farmasi harus mampu melakukan pengelolaan dan pengendalian logistik secara efektif dan efisien. Perencanaan yang dimulai dari pemilihan obat melalui standar formularium rumah sakit yang dibentuk oleh panitia farmasi terapi menjadi unsur penting dalam operasional rumah sakit. Pemilihan jenis obat mengacu pada formularium nasional berbasis generik menjadi hal mutlak. Dalam proses perencanaan, analisis ABC merupakan cara untuk memilah jenis obat dari sisi jumlah dan nilai investasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk Memperoleh gambaran tentang proses perencanaan obat di RS HGA dan membuat analisis kebutuhan obat berdasarkan analisis ABC dengan membandingkan performance 2017 terhadap rencana standar formularium 2018 sehingga menghasilkan Formularium yang tepat Kendali Mutu dan Kendali Biaya . Penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitatif melalui analisis ABC investasi dan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian menggambarkan sepanjang 2017 terdapat 1.136 merek obat yang terpakai di RS HGA dengan komposisi generic 209 merek (18,6 %). Melalui analisis ABC pemakaian, didapat kelompok A (70 % ) terdiri dari 92 merek obat, kelompok B (20 %) terdiri dari 156 merek obat dan kelompok C ( 10 % ) terdiri dari 1193 merek obat. Melalui analisis ABC investasi, didapatkan hasil kelompok A (70 %) menghabiskan Rp 12.566.822.138,- terdiri dari 170 merek obat, kelompok B ( 20 % ) menghabiskan Rp 3.578.135.799,- terdiri dari 262 merek obat dan kelompok C ( 10 % ) menghabiskan Rp 1.786.798.527,- terdiri dari 1009 merek obat. Jika dibandingkan ke dua kriteria tersebut terdapat 26 merek obat saja ( 2 %) yang paling sering dipakai dan paling mahal. Evaluasi efisiensi jika pemakaian obat BPJS berbasis generik akan menghemat Rp 7.217.642.703,- atau setara dengan 40,25 % dari anggaran belanja rumah sakit. Perombakan formularium yang mengacu pada fornas berbasis generik perlu dilakukan pada formularium 2018. Kata kunci: Formularium obat, formularium nasional, ABC analisis To perform the management function, pharmacy must be able to manage and control logistics effectively and efficiently. It is started from planning the selection of drugs through standard hospital formulary established by the pharmaceutical therapeutic committee becomes an important element in hospital operations. Selection of drug type refers to generic national based formulary to be absolute. In the planning process, ABC analysis is a way of sorting out drugs in terms of quantity and value of investment so as to meet the needs of the hospital. This study aimed to obtain an overview of the process of drug planning in HGA Hospital and made the analysis of drug requirements based on ABC analysis by comparing the performance of 2017 to the 2018 formulary standard plan so as to produce the appropriate Formularium Quality Control and Cost Control. Cross sectional study with quantitative approach through ABC investment analysis and qualitative approach with in-depth interviews. The results of the study illustrated throughout 2017 there were 1313 brands of drugs used in HGA Hospital with generic composition of 209 brands (18.6%). Using ABC analysis, group A (70%) consisted of 92 drug brands, group B (20%) consisted of 156 brands of drug and group C (10%) consisted of 1193 drug brands. Through the analysis of ABC investments, the result of group A (70%) spent Rp 12,566,822,138, - consisting of 170 drug brands, group B (20%) spent Rp 3,578,135,799, consisting of 262 drug brands and group C (10% ) spent Rp 1,786,798,527, - consisting of 1009 drug brands. When compared to the two criteria there were only 26 brands of drugs (2%) the most frequently used and most expensive. Evaluation of efficiency if we used to generic BPJS-based drugs will the hospital would save Rp 7,217,642,703, - or equivalent to 40.25% of the hospital budget. Formulary reforms that refer to generic based fornas should be done on the 2018 formulary. Keywords: Formulary medicine, national formulary, ABC analysis
Read More
B-1970
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Badriah; Pembimbing: Junaiti Sahar, Jajang Gunawijaya, Sabarinah Prasetyo; Penguji: Ni Made Riasmini, Astuti Yuni Nursasi, Nina Kemala Sari, Agus Setiawan
Abstrak: Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berbagai macam suku bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya. Berbagai nilai budaya yang dianut sangat berpengaruh terhadap pola prilaku dari masyarakat penganut budaya tersebut salah satunya adalah budaya sunda yang sangat menghormati orang tua. Pengembangan model keperawatan keluarga peka budaya Sunda ini dilatarbelakangi oleh adanya pola prilaku keluarga pada masyarakat sunda yang cenderung mamanjakan orang tua dengan melakukan kebiasaan yang berisiko meningkatkan kadar gula darah demi menyenangkan orang tua..Tujuan penelitian yaitu mengetahui efektifitas model tersebut untuk meningkatkan perilaku dan dukungan keluarga dalam pengendalian gula darah pada lansia DM. Penelitian ini menggunakan desain riset operasional melalui 2 (dua) tahapan penelitian yaitu; Tahap I : pengembangan model keperawatan keluarga peka budaya Sunda hasil integrasi studi literatur, hasil studi pendahuluan dan konsultasi pakar; Tahap II: Uji efektifitas model dengan quasi-eksperiment pre-post test with control group dengan jumlah sampel sebanyak 114. Hasil penelitian diperoleh: Tahap I dihasilkannya model keperawatan keluarga peka budaya Sunda dengan modul, buku kerja dan kurikulum pelatihan; Tahap II : terdapat perbedaan bermakna antara prilaku merawat (pengetahuan, sikap dan keterampilan), dukungan keluarga (dukungan informasional, instrumental, penghargaan dan emosional), kadar gula darah lansia DM antar pengukuran 3 bulan dan 6 bulan setelah penerapan model. Kesimpulan: model keperawatan keluarga peka budaya Sunda efektif meningkatkan prilaku merawat dengan kontribusi besar pada sikap; efektif meningkatkan dukungan keluarga dengan kontribusi besar pada dukungan inforamsional; dan menurunkan kadar gula darah sehingga diharapkan model ini dapat direplikasi dengan menggunakan berbagai bahasa yang disesuaikan dengan kondisi budaya setempat dan dikenalkan kepada peserta didik dengan mengintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan keperawatan
Indonesia is an archipelago with a variety of ethnic groups that have cultural diversity. Various cultural values embraced greatly influence the behavior patterns of adherents of the culture, one of which is Sundanese culture that highly respects of parents. The development of Sundanese culture sensitive family nursing models is based on the background of family behavior patterns in Sundanese people who tend to indulge in habits that risk increasing blood sugar of elderly with DM to please their parents.The aim of the study is to find out the effectiveness of the model to improve family support in controlling blood sugar to elderly with DM. This research uses operational research design through 2 (two) stages of research, namely; Stage I: development of Sundanese culture sensitive family nursing models as a result of the integration of literature study, result of preliminary study and expert consultation; Stage II: Model effectiveness test with quasi-experimental pre- posttest with control group with a total sample of 114. The results of the study are obtained; Stage I: produced Sundanese culture sensitive family nursing model with module, workbook and training curriculum; Stage II: there are significant differences among caring behavior (knowledge, attitude, and skill), family support (informational, instrumental, appreciation and emotional support;), and elderly with DM blood sugar levels between 3 months and 6 months measurement after the application of the model. Conclusion: Sundanese culture sensitive family nursing model effectively improves caring behavior with a large contribution to attitude, effectively improves family support by contributing greatly to information support and effectively reduces blood sugar level so this model is expected to be replicated with various languages which are adjusted to local culture condition and introduced to the students by integrating into the nursing education curriculum
Read More
D-412
Depok : FIP, 2019
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive