Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Iis Fatimah; Pembimbing: Kusharisupeni; Penguji: Trini Sudiarti, Siti Arifah Pujonarti, Helwiah Umniyati, Yuliati Chasbullah
Abstrak:

ABSTRAK

Stunting atau perawakan pendek pada anak merupakan suatu ?tragedi yang tersembunyi? dan dampaknya menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang irreversibel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan kejadian stunting pada balita usia 24 ? 59 bulan di Kelurahan Harapan Mulya Kota Bekasi tahun 2013. Disain penelitian adalah cross sectional dan melibatkan 143 sampel yang diambil dengan sampel acak sederhana. Status stunting dinilai berdasarkan Z-score TB/U menurut klasifikasi WHO. Pengukuran tinggi badan menggunakan microtoice, berat badan menggunakan timbangan digital, asupan makanan (energi, protein, vitamin A, zink) menggunakan FFQ semikuantitatif. ASI, berat lahir, penyakit infeksi, pendidikan ayah dan ibu, status ekonomi didapatkan melalui wawancara.

Hasil analisis menunjukkan sebanyak 32,9% balita usia 24-59 bulan tergolong stunting. Uji chi-square menunjukkan berat lahir, asupan energi dan protein, asupan zink, pendidikan ayah dan status ekonomi berhubungan signifikan dengan kejadian stunting. Analisis regresi logistik menghasilkan berat lahir sebagai faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting setelah dikontrol pendidikan ayah dan asupan energi (p=0,003;OR=6,663;CI=1,87? 23,5). Untuk mencegah kejadian stunting pada balita, disarankan pemeriksaan kehamilan yang teratur, memberikan makanan bergizi seimbang untuk balita sesuai AKG yang dianjurkan, mempersiapkan status kesehatan dan gizi yang baik untuk remaja perempuan sebelum kehamilan.


ABSTRACT

Stunting or short stature is a ?hidden tragedy? and its impact causes disorder to a irreversible child?s development. The aim of this study were to determine the dominant factor of stunting among children aged 24-59 months at Harapan Mulya sub-district in Bekasi city 2013. Design was a cross sectional study on 143 children whom chosen by simple random sampling. Status of stunting were expressed by height for age z-score (HAZ) according to the WHO classification. Children?s height were measured using microtoise, body weight was measured with digital scales, nutrients intake (energy, protein, vitamin A and zink) were collected throught semiquantitative FFQ. Breastfeeding, birthweight, infection disease, education of father and mother and economic status were collected through interview.

The analysis result showed 32,9% children aged 24-59 months were stunting. Chi-square test showed birthweight , energy and protein intake, zinc intake, father education and economic status were significant correlate with stunting. Logistic regression analysis showed birthweight variable as a dominant factor which related to stunting after being controlled by father education and energy input (p=0,003;OR=6,663;CI=1,8723,5). Suggestion for deterrence of stunting is the regular pregnancy inspection, giving nutritious wellbalanced under five years food input as according to AKG suggested, preparing good nutrient and health status for woman adolescent before pregnancy.

Read More
T-3936
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Salsabila Kurnianingtyas; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Triyanti, Armein Sjuhary Rowi
Abstrak: Underweight merupakan suatu keadaan dimana anak tidak mencapai berat badan idealyang mengakibatkan asupan makan tidak sesuai kebutuhan anak pada umurnya.Underweight memiliki resiko terbesar di negara berkembang terhadap beban penyakit.Berdasarkan data Riskesdas 2018 prevalensi underweight di Sumatera Utara sebesar19,7% yang tergolong tinggi dibandingkan prevalensi nasional.Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengankejadian underweight pada anak usia 24-59 bulan di Sumatera Utara berdasarkan dataIFLS 5 tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional denganmenggunakan data sekunder IFLS 2014 yang dilaksanakan dari bulan Maret hingga April2020. Jumlah sampel sebanyak 280 anak usia 24-59 bulan yang berlokasi di SumateraUtara.Hasil analisis bivariat diperoleh bahwa variabel yang memiliki hubungan dengan kejadianunderweight pada anak usia 24-59 bulan di Sumatera Utara adalah jenis kelamin anak(0,502; 0,292-0,862), status gizi ibu (3,962; 0,965-14,165), dan pengeluaran rokok(1,800; 1,039-3,117)Kata kunci: Sumatera Utara; underweight; usia 24-59 bulan.
Read More
S-10523
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Refi Hanna Amelinda; Pembimbing: Sandra Fikawati, Asih Setiarini; Penguji: Ahmad Syafiq, Marudut, Ivonne Kusumaningtias
Abstrak: Kesehatan adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia dan merupakan faktorpenentu untuk menentukan kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi dapatberpengaruh penting untuk meningkatkan sumber daya manusia salah satu faktornyaadalah pemberian ASI sampai dengan dua tahun yang dapat berpengaruh besar terhadapsumber daya manusia tersebut. Pemberian ASI yang maximal adalah pemberian ASIsampai dengan dua tahun, Pemberian ASI sampai dengan dua tahun dapatmeningkatkan IQ anak dan meningkatkan kualitas anak bangsa, olehkarena itupemberian ASI sampai dengan dua tahun adalah hal yang sangat penting untukdiberikan kepada anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yangpaling dominan dalam pemberian ASI sampai dua tahun di kecamatan CimalakaKabupaten Sumedang. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitiancross sectional dengan sampel 310 ibu yang mempunyai anak 24-59 bulan. Penelitianini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2018, cara pengambilan sampel menggunakanpurposive sampling, dari sebanyak 14 Desa dipilih 7 Desa lalu memilih kembali sampeldengan menggunakan metode random sampling. Hasil penelitian ini terdapat tiga faktoryang berpengaruh terhadap pemberian ASI sampai dua tahun yaitu pendidikan dengannilai p value 0,05, sosial ekonomi dengan nilai p value 0,043 dan riwayat pemberianASI eksklusif sampai enam bulan dengan nilai p value 0,023.Kata kunci:ASI, Pemberian ASI sampai dua tahun, Anak 24-59 bulan
Health is a basic need for human life and a decisive factor for determining thequality of human resources. Adequacy of nutrition can have an important effect toincrease human resources. One of the factors is breastfeeding up to two years which canhave big influence to the human resource. Maximal breastfeeding is breastfeeding up totwo years. Breastfeeding up to two years can increase the intelligence quotient (IQ) ofthe children and improve the quality of the children, therefore breastfeeding up to twoyears is important to the children. The aim of this study was to determine the mostdominant factor in breastfeeding up to two years in Cimalaka sub-district, SumedangDistrict. The study design was cross sectional. The study sample consisted of motherswho have children 24-59 months (N = 310). This research was conducted in February-March 2018. The method sampling was purposive sampling, from 14 villages selected 7villages and then select the sample by using random sampling method. The resultsshowed that there were three factors that affect breastfeeding up to two years, i.e.education (p value 0.05), socioeconomic (p value 0.043), and history of exclusivebreastfeeding until six months (p value 0.023).Keywords:Breastfeeding, Breastfeeding up to two years, Children 24-59 months.
Read More
T-5409
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nia Pratiwi; Pembimbing: Ella Nurlaella Hadi; Penguji: Triyanti, Trini Sudiarti, Dyah Santi Puspitasari, Fajrinayati
Abstrak: Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius dan memiliki efek jangka panjang pada individu dan masyarakat, termasuk berkurangnya perkembangan kognitif dan fisik, berkurangnya kapasitas produktif dan kesehatan yang buruk dan meningkatnya penyakit degenerative. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukadana Kabupaten Lampung Timur tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dengan jumlah sampel 165 anak yang diambil secara simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2019 pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran antropometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stunting pada anak usia 24-59 bulan sebesar 26,1%. Variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting yaitu riwayat pemberian ASI Eksklusif dan riwayat pemberian MP ASI setelah dikontrol variabel berat lahir, panjang badan lahir, riwayat pemberian kapsul vitamin A dan penyapihan. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian stunting adalah riwayat pemberian MP ASI. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan stunting dengan memperhatikan praktik PMBA yang sesuai dan dilakukan penanggulangan stunting dengan melakukan perbaikan gizi tidak hanya pada anak usia 0-23 bulan tetapi juga usia 24-59 bulan. Kata kunci: Stunting, Makanan Pendamping ASI, Anak Usia 24-59 bulan
Read More
T-5528
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Farida Kusumaningrum; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Triyanti, Anies Irawati
S-6710
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nor Rofika Hidayah; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Fatmah, Sri Muljati
S-6753
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Sari Wardani; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Asih Setiarini, Diah Mulyawati Utari; Basuni Jahari Abas, Tiska Yumeiza
Abstrak:
Stunting merupakan salah satu kekurangan gizi yang disebabkan oleh kekurangan zat gizi dimana balita dengan tinggi badan lebih rendah dari usianya. Stunting memiliki dampak dalam berbagai lini kehidupan, mulai dari bayi, balita, anak-anak hingga lansia. Tesis ini membahas determinan stunting pada balita usia 24-59 bulan di Nagari Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung Tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel penelitian adalah 107 orang balita. Pengambilan data primer dilakukan melalui kuesioner hasil wawancara dan pengukuran antropometri pada bulan Maret hingga Mei 2019. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dengan chi-square dan multivariat dengan analisis regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 42,1% balita stunting. Berdasarkan analisis chi square terdapat hubungan signifikan asupan protein, keanekaragaman makanan, riwayat penyakit infeksi dan kebersihan diri. Kebersihan diri adalah faktor dominan stunting pada balita usia 24-59 bulan. Diperlukan kerjasama lintas sektor dan lintas program melalui gerakan 1000 HPK dalam mengatasi permasalahan stunting. Kata kunci: Stunting, anak 24-59 bulan, kebersihan diri, keanekragaman makanan Stunting is one of the malnutrition caused by lack of nutrients where toddlers with height are lower than their age. Stunting has an impact on various lines of life, ranging from babies, toddlers, children to the elderly. This thesis discusses stunting determinants in infants aged 24-59 months in Unggan Nagari, Sumpur Kudus District, Sijunjung Regency in 2019. This research is a quantitative study with a cross sectional study design with a total sample of 107 children under five. Primary data collection is done through interview questionnaires and anthropometric measurements from March to May 2019. The analysis used is univariate, bivariate analysis with chi-square and multivariate with multiple logistic regression analysis. The results showed 42.1% stunting toddlers. Based on the chi square analysis there was a significant relationship between protein intake, food diversity, history of infectious diseases and personal hygiene. Personal hygiene is the dominant stunting factor in infants aged 24-59 months. Cross-sector and cross-program collaboration is needed through the 1000 days of life movement in overcoming the problem of stunting. Key words: Stunting, 24-59 month, personal hygiene, dietry diversity
Read More
T-5749
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Juliawita Andrieni; Pembimbing: Syahrizal, Helda, Evelyn Yolanda Panggabean, Irma Novishinta
Abstrak:
Stunting masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang disebabkan oleh faktor yang bersifat konteks dan penyebab langsung yang akan tampak pada usia 2 tahun. Stunting mencerminkan kekurangan gizi kronis yang pada jangka pendek berdampak pada meningkatnya kesakitan dan kematian, hambatan pertumbuhan dan perkembangan anak, adanya ketidak seimbangan dari fungsi-fungsi tubuh, rendahnya kemampuan kognitif, motorik dan bahasa serta dampak jangka panjang berupa postur tubuh yang pendek, obesitas, menurunnya kesehatan reproduksi dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap produktifitas kerja sehingga mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. ASI merupakan zat gizi sempurna untuk bayi yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui hubungan antara riwayat mendapatkan ASI eksklusif terhadap kejadian stunting setelah di kontrol variabel jenis kelamin, status BBLR, status PBLR, status mendapatkan Vitamin A pada anak, dan status gizi pada anak pada usia 24 – 59 bulan di Kota Cilegon. Penelitian menggunakan desain studi kasus-kontrol pada 273 anak stunting (kasus) dan 546 anak tidak stunting (kontrol). Data diperoleh dari e-PPGBM Kota Cilegon bulan Agustus tahun 2022. Analisis multivariat pada hubungan ASI eksklusif terhadap kejadian stunting diperoleh nilai aOR 2,55 pada 95% CI 1,337 – 4,879 setelah dikontrol variabel jenis kelamin, status BBLR, status PBLR, status mendapatkan Vitamin A pada anak, status gizi, interaksi ASI eksklusif dengan jenis kelamin, dan interaksi ASI eksklusif dengan status gizi. Kandungan zat gizi pada ASI perlu diperhatikan agar anak memperoleh ASI yang cukup secara kualitas dan kuantitas untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Stunting is still a health problem in Indonesia caused by contextual factors and direct causes that will appear at the age of 2 years. Stunting reflects chronic malnutrition which in the short term has an impact on increasing morbidity and mortality, hinders the growth and development of children, there is an imbalance of bodily functions, low cognitive, motoric and language abilities as well as long term impacts in the form of short stature, obesity, decline in reproductive health and will further affect work productivity thereby affecting the quality of human resources. Breast milk is the perfect nutrient for babies according to their growth and development. WHO recommends exclusive breastfeeding in the first 6 months of life. The purpose of this study was to determine the relationship between a history of exclusive breastfeeding and the incidence of stunting after controlling for variables such as gender, LBW status, LBL status, status of getting Vitamin A in children, and nutritional status in children aged 24-59 months in Cilegon City. The study used a case-control study design in 273 stunted children (cases) and 546 non-stunted children (controls). Data were obtained from the Cilegon City e-PPGBM in August 2022. Multivariate analysis on the relationship of exclusive breastfeeding to stunting events obtained an aOR value of 2,55 at 95% CI 1,337 – 4,879 after controlling for the variables gender, LBW status, PBLR status , status of getting Vitamin A in children, nutritional status, interaction of exclusive breastfeeding with gender, and interaction of exclusive breastfeeding with nutritional status. It is necessary to pay attention to the nutritional content of breast milk so that the child obtains sufficient quality and quantity of breast milk for growth and development.
Read More
T-6658
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adelina Irmayani Lubis; Pembimbing: Endang Laksminingsih Achadi; Penguji: Asih Setiarini, Kusharisupeni, Rahmawati, Yuni Zahraini
Abstrak: Stunting atau pendek merupakan kondisi kekurangan gizi kronis yangmencerminkan kegagalan pertumbuhan linier yang disebabkan oleh multifaktor.Anak balita yang mengalami stunting didahului dengan gagal tumbuh dan melaluiserangkaian proses yang panjang serta bersifat irreversible. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko kejadian stunting pada balita usia24-59 bulan di Indonesia berdasarkan data IFLS 2014. Desain penelitian adalahcross sectional dengan jumlah sampel balita usia 24-59 yaitu 2.790 orang.Stunting diperoleh dari pengukuran tinggi badan kemudian dikategorikanberdasarkan nilai Z-score TB/U. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 21,97%balita stunting dan 9,57% stunting parah. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwaberat lahir, penyapihan, status anemia, tingkat pendidikan ayah dan ibu, pekerjaanibu, paritas ibu, dan daerah tempat tinggal memliki hubungan signifikan denganstunting. Analisis regresi logistik menghasilkan berat lahir sebagai faktor dominankejadian stunting dengan nilai OR = 2,545. Penelitian ini menyarankan kepadapemerintah untuk membuat kebijakan dan program gizi untuk remaja, programkesehatan untuk ibu hamil seperti pemberian paket nutrisi dan pemantauan khususanak BBLR dengan pemberian suplemen tambahan. Karena faktor dominanterjadinya stunting adalah BBLR, maka perlu memprioritaskan program yangmenurunkan risiko terjadinya BBLR, yaitu calon ibu hamil, remaja putri, dan ibuhamil tidak anemia dan tidak mengalami KEK, melalui minum TTD sesuaianjuran dan menerapkan pola makan bergizi seimbang.Kata Kunci : Stunting, Berat Lahir, usia 24-59 bulan.
Read More
T-5120
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Marlina Indah Susanti; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Tri Yunis Miko, Helda, Nuning Kurniasi
Abstrak:

Gizi adalah bagian penting dari kesehatan dan perkembangan manusia. Indonesia, belum mencapai target MDG’s kekurangan gizi <15,5% yaitu 17,9% pada tahun 2010. Sedangkan BBLR merupakan salah satu variabel pokok penyebab kekurangan gizi pada balita yang prevalensinya 11,5%. Penelitian dilakukan terhadap anak usia 24-59 bulan dengan menggunakan data sekunder Riset Kesehatan Dasar 2010 dan desain penelitian cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 10.122 responden. Analisis data menggunakan metode cox regression (complex sample). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa jenis kelamin, pendidikan ibu, tingkat sosial ekonomi, dan tipe daerah, bukan faktor counfounding maupun interaksi sehingga nilai PR balita dengan riwayat BBLR memiliki prevalensi mengalami kekurangan gizi 1,77 kali dibandingkan anak yang lahir normal pada balita dengan asupan energi cukup (PRadj  = 1,77, 95% CI: 1,32-2,37) dan pada balita dengan asupan energi kurang, protein cukup, dan protein kurang masing-masing sebesar 1,55 (95% CI: 1,27-1,89), 1,51 (95% CI: 1,22-1,86), dan 1,85 (95% CI: 1,40-2,43). Kata Kunci: BBLR, Status gizi, Balita, Anak 24-59 bulan.


 Nutrition is an essential part of health and human development. Indonesia, not to achieve the MDG's targets malnutrition <15.5% ie 17.9% in 2010. While LBW is one of the main variables in infants causes of malnutrition prevalence of 11.5%. Research conducted on children aged 24-59 months with the use of secondary data and the Health Research Association 2010 cross-sectional study design. The number of samples in this study were 10122 respondents. Data analysis using Cox regression method (complex sample). The results showed that after controlling sex, maternal education, socioeconomic level, and type of area, with a history of LBW children had a prevalence of 1.77 times the malnourished than children of normal birth in infants with adequate energy intake (PRadj = 1.77, 95% CI: 1.32 to 2.37) and in children with less energy intake, adequate protein, and less protein each 1.55 (95% CI: 1,27 to 1,89), 1.51 (95% CI: 1.22 to 1.86), and 1.85 (95% CI: 1.40-2.43). Keywords: Low birth weight, nutritional status, toddlers, children 24-59 months

Read More
T-3600
[s.l.] : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive