Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nur Shinta Rengganis; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Tri Krianto, Evi Martha, Irwan Panca Wariaseno, Heni Rudiyanti
Abstrak: Temuan penyakit demam tifoid tertinggi di Jawa Tengah berasal dari tiga kabupaten,salah satunya adalah Kabupaten Cilacap. Peningkatan kasus demam tifoid terjadi selamatiga tahun berturut-turut di Puskesmas Kroya I. Salah satu perilaku penyebab penularanpenyakit demam tifoid adalah perilaku cuci tangan. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku cuci tangan di Kecamatan Kroya.Penelitian dilakukan di Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap, menggunakan desain crosssectional dengan jumlah sampel sebanyak 136 anak usia 9-14 tahun. Data dikumpulkanmelalui wawancara dengan pedoman kuesioner yang telah diuji validitas danreliabilitasnya serta dianalisis menggunakan regresi logistik ganda melalui aplikasistastitik. Hasil penelitian menunjukkan 73,5% responden berperilaku cuci tangan kurangbenar. Hasil analisis menunjukkan pengetahuan, sikap, dan dukungan teman berhubungansecara signifikan dengan perilaku cuci tangan. Pengetahuan merupakan variabel dominandalam perilaku cuci tangan pada anak usia 9-14 tahun, responden dengan pengetahuantinggi berpeluang untuk berperilaku cuci tangan baik 11,86 kali dibandingkan respondendengan pengetahuan rendah. Puskesmas diharapkan memperkaya materi penyuluhankepada anak dan orangtua serta lebih memaksimalkan program dokter kecil sebagai peereducator anak.Kata Kunci: Perilaku Cuci Tangan, Anak, Pengetahuan.
Read More
T-5338
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adinda Meisa; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Nancy Marina Margreth
Abstrak: Infeksi nosokomial merupakan masalah yang serius bagi semua institusi pelayanan kesehatan di seluruh dunia yang muncul akibat kegagalan dalam melakukan kebersihan tangan. Cuci tangan adalah sarana yang mempunyai pengaruh besar dalam memutus penularan infeksi jika dilakukan dengan baik dan benar. Berdasarkan data Rumah Sakit Awal Bros Bekasi sebesar 75% perawat yang bertugas di ruang keperawatan tidak melakukan cuci tangan sebelum kontak dengan pasien. Penelitian deskriptif korelasi ini bertujuan untuk mengetahui perilaku mencuci tangan perawat dan faktor-faktor yang berhubungan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode accidental sampling pada 123 perawat. Hasil penelitian ini menunjukan perilaku mencuci tangan kurang baik perawat sebesar 30,9% dan ada hubungan yang bermakna antara umur, jenis kelamin, pendidikan, dan sikap dengan perilaku mencuci tangan pada perawat. Serta ada pula yang tidak signifikan antara unit kerja, waktu pelatihan pencegahan infeksi nosokomial, pengetahuan dan peraturan dengan perilaku mencuci tangan. Dari temuan tersebut rumah sakit perlu adanya supervisi yang berkesinambungan setelah pelatihan sehingga kebiasaan mencuci tangan sesuai prosedur diterapkan sehari-hari.
 

Nosocomial infections are a serious problem for all health care institutions around the world that arise due to failure to perform hand hygiene. Washing hands is the means that have a major influence in deciding the transmission of infection when it's done properly. Based on data from Awal Bros Hospital Bekasi by 75% of nurses who served in the nursing room, did not wash their hands before patient contact. Correlation descriptive study aims to determine nurse handwashing behavior and factors associated. Data was collected through accidental sampling method on 123 nurses. These results indicate poor handwashing behavior of 30.9% and there was a significant association between age, gender, education, and attitude to handwashing behavior in nurses. And there is also no significant association between work units, nosocomial infection prevention training time, knowledge and rules with hand washing behavior. From these findings the hospital needs to be continuous and consistent supervision after training, so that appropriate hand washing procedures would be applied daily.
Read More
S-7688
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Khadijah Azhar; Pembimbing: Budi Utomo; Penguji: Besral, Intan Endang, Athena Anwar
T-3450
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tanri Lindawati; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Caroline Endah Wuryaningsih, Siti Ainun Dwiyanti
Abstrak: HAIs (Health-care Associated Infection) adalah infeksi yang terjadi atau yang didapat di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan setelah 48 jam atau lebih, dan bukan merupakan dampak dari tanda dan gejala infeksi sebelumnya. Meskipun dapat dicegah dengan menjaga kebersihan tangan, HAIs masih banyak terjadi di di negara miskin dan negara berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran praktik menjaga kebersihan tangan pada tenaga kesehatan di RSUD Jati Padang dengan menggunakan data sekunder dari penelitian Tim PPI RSUD Jati Padang Pada Tahun 2020. Penelitian deskriptif ini menggunakan metode analisis univariat dengan jumlah sampel 71 tenaga kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden (92%) sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang menjaga kebersihan tangan. Namun, dari sisi praktik menjaga kebersihan tangan, masih ada sekitar 31% responden yang masih kurang baik dalam praktik menjaga kebersihan tangan. Kata kunci : RSUD, cuci tangan, tenaga kesehatan HAIs (health care-associated infections) are infections that people get from hospitals or health care facilities that occur after 48-hours of treatment. Hand hygiene practice is a simple and effective way to prevent HAIs, however, their prevalences remain high in poor and developing countries. This study aimed to describe hand hygiene practices among health workers in RSUD Jati Padang, a public hospital in South Jakarta, Indonesia. This descriptive study used secondary data from the hospital research team in 2020. A univariate analysis method was conducted with a sample of 71 health workers. The results of this study indicated that the majority of respondents (92%) already have good knowledge about hand hygiene practices. However, in terms of maintaining hand hygiene practices, there were still around 31% of respondents who were not maintaining hand hygiene practices regularly. Key words : Public hospital, hand hygiene, health workers
Read More
S-10324
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wahyuni; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Robiana Modjo, Indri Hapsari Susilowati, Basaria Rajagukguk, Prajuneka
Abstrak: Perilaku cuci tangan tenaga kesehatan secara signifikan dapat menurunkan infeksi terkait perawatan kesehatan (heaIthcare-acquired infections/HAI) termasuk COVID-19, merupakan Iangkah yang efektif, Iebih mudah dan Iebih murah, namun banyak faktor yang mempengaruhinya sehingga kepatuhan cuci tangan tenaga kesehatan terutama perawat pada masa pandemi COVID-19 masih cukup rendah. Tujuan penelitian ini adaIah untuk menganaIisis faktor determinan apa saja yang mempengaruhi kepatuhan perilaku cuci tangan perawat pada masa pandemi COVID-19 di RSUD dr Agoesdjam Ketapang. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pendekatan kualitatif. Tehnik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah responden sebanyak 103 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner menggunakan google-form dan hasil observasi IPCLN. Analisis data menggunakan Chi-square test. Hasil analisis didapatkan perawat yang patuh cuci tangan sebanyak 71,8%, dengan hasil observasi IPCLN 83,1% (kepatuhan sedang). Terdapat hubungan antara faktor pemungkin (fasilitas kebersihan tangan) dan faktor penguat (kebijakan RS, dukungan kepala ruang, supervisor dan rekan kerja) dan kepatuhan perilaku cuci tangan perawat (p<0,000). Tidak ada hubungan antara faktor predisposisi (karakteristik perawat, pengetahuan dan akses informasi) dan kepatuhan perilaku cuci tangan perawat di RSUD dr Agoesdjam Ketapang. Strategi promosi kesehatan yang tepat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan perilaku cuci tangan perawat
Read More
T-6283
Depok : FKM UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yulita Suprihatin; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Caroline Endah Wuryaningsih, Zakianis, Nia Nurkania
Abstrak:

ABSTRAK

WHO memperkirakan lebih dari sepertiga kematian anak secara global karena diare.Banyak penelitian membuktikan cuci tangan pakai sabun cost effective mencegahkesakitan dan kematian anak dibawah lima tahun akibat diare dan infeksi saluranpernapasan. Namun perilaku cuci tangan pakai sabun bukan perilaku yang biasadilakukan sehari-hari oleh masyarakat. Hasil survey Dinas Kesehatan Kota Bogortahun 2012 didapatkan perilaku cuci tangan pakai sabun masyarakat Kelurahan PasirKuda baru 35,5%. Penelitian ini membahas faktor predisposisi, pemungkin danpenguat perilaku ibu/pengasuh bayi sebagai upaya pencegahan kejadian diare.Penelitian bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil analisis multivariatvariabel pengetahuan dan ketersediaan sarana ada hubungan bermakna. Saranpenelitian meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang langkah-langkah mencucitangan yang baik dan benar serta meningkatkan kemitraan dengan Dinas Bina Margauntuk perluasan ketersedian dan kemudahan akses air bersih sepanjang tahun.


 

ABSTRACT

WHO estimates that more than one third of child deaths due to diarrhea globally. Manystudies have shown Handwashing cost effective to prevent the morbidity and mortality ofchildren under five are caused by diarrhea and respiratory tract infections. However,handwashing with soap is not the usual behavior. Results Bogor City Health Departmentsurvey in 2012 found the behavior of handwashing with soap in Kelurahan Pasir Kudacommunity 35.5%. This study discusses the factors predisposing, enabling, and reinforcingbehavior of handwashing the mother / baby sitter. Quantitative research with crosssectional design. Multivariate analysis variable availability of existing knowledge andhandwashing equipment relationships. To be advised improve knowledge of effectivehandwashing step and cooperation between Bina Marga Bogor City Department todevelop water supply.

Read More
T-3939
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Diana Mardhiah; Pembimbing: Rachmadhi Purwana; Penguji: Ema Hermawati, Laila Firia, Nurlaila, Didi Purnama
Abstrak: Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang belum terselesaikan diIndonesia. Rendahnya cakupan personal hygiene, yaitu kebiasaan cuci tangan danmakanan yang tidak higienis menjadi salah satu faktor risiko terjadinya diare pada anaksekolah dasar. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir terbukti efektifmenghilangkan bakteri di tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungancuci tangan pakai sabun pada anak sekolah dasar dengan kejadian diare di SDN 01Ciputat, Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional denganbesar sampel 105 siswa kelas 4,5, dan 6. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret-April 2018. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antarakebiasaan cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare. Variabel confounding dalampenelitian ini adalah jenis kelamin, status gizi, tempat membeli jajanan, frekuensi jajan,kontaminasi E. coli pada jajanan, kebiasaan membawa bekal, sumber air minum, dankebersihan jamban di rumah. Uji kontaminasi E. coli menunjukkan hasil negatif padajajanan es, ketoprak, dan soto. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa anak yangtidak biasa cuci tangan pakai sabun berisiko untuk diare 1,21 kali dibandingkan anak yangbiasa cuci tangan pakai sabun, setelah dikontrol variabel frekuensi jajan dan kebiasaanmembawa bekal. Perlu dilakukan pengendalian risiko kontaminasi makanan di sekolahdengan penyediaan fasilitas cuci tangan pakai sabun di sekolah untuk anak dan pedagangdi kantin.Kata kunci: diare, anak sekolah dasar, cuci tangan
Diarrheal disease is still an unresolved public health problem in Indonesia. The Lessimplementation of personal hygiene, handwashing habits and unhygienic foods are riskfactors for diarrhea suffered by children in in primary school. Hand washing with soapand flowing water proves to effectively remove bacteria in the hands. This study aims toexplain the relationship of handwashing with soap in primary school children with theincidence diarrhea in SDN 01 Ciputat, South Tangerang. Design of this study is crosssectional with 105 sample of students grade 4,5, and 6. Data collection was conducted inMarch-April 2018. The results showed no significant relationship between handwashingwith soap and incidence diarrhea. The confounding variables used in this study aregender, nutritional status, place to buy snack, frequency of snack, E. coli contaminationon snack, habit of bringing food supplies, drinking water source, and toilet clean at home.The E. coli contamination test showed negative results on ice cube, ketoprak, and soto.The results of the analysis showed that children who are not always wash their hands withsoap at risk for diarrhea 1.21 times than children who always wash their hands, aftercontrolled by variable frequency of snacks and the habit of bringing food supplies. It isnecessary to control and reduce the risk of food contamination in schools with providingof handwashing facilities with soap for children and seller in the canteen.Key words : diarrhea; primary school children; handwashing.
Read More
T-5440
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hafshah Farah Fadhilah; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Tiara Luthfie
Abstrak:
Penyakit diare menjadi permasalahan utama di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia, diare juga menjadi penyebab utama gizi kurang yang bisa menimbulkan kematian. Banten merupakan sala satu provinsi dengan angka kejadian diare yang tinggi. Sedangkan daerah Kabupaten / Kota di Provinsi Banten dengan kasus diare tertinggi untuk semua umur pada tahun 2019 adalah Kabupaten Lebak dengan total 50.270 kasus. Kelompok umur dengan jumlah kasus diare terbanyak adalah usia balita dengan total lebih dari 14.000 kasus. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kejadian diare terhadap karakteristikanak balita dan orang tua, personal hygine, dan sanitasi lingkungan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan desain cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 209 anak balita usia 24-59 bulan. Dengan variabel dependen yaitu kejadian diare dan variabel independen yaitu usia anak, jenis kelamin anak, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, penghasilan keluarga, kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan jajan, Kebiasaan Pemakaian Alas Kaki saat bermain di luar rumah, kebersihan kuku, dan kebiasaan BABS, sumber air minum, penyimpanan air bersih setelah dimasak, dan kepemilikan jamban. Hasil analisis bivariat pada penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara usia anak ( p- value = 0,001; OR = 2,990), pendidikan ibu dengan ( p- value = 0,027; OR = 0,404), kebiasaan ibu mencuci tangan dengan air mengalir ( p- value = 0,001; OR = 0,335), dan sumber air minum ( p- value = 0,005; OR = 0,329) dengan kejadian diare pada balita usia 24-59 bulan di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten tahun 2020.

Diarrhea is a major problem in developing countries including Indonesia, diarrhea is also a major cause of malnutrition that can lead to death. Banten is one of the provinces with a high incidence of diarrhea. While the Regency / City area in Banten Province with the highest diarrhea cases for all ages in 2019 was Lebak Regency with a total of 50,270 cases. The age group with the highest number of cases of diarrhea is under five with a total of more than 14,000 cases. This study aims to determine the relationship between the incidence of diarrhea on the characteristics of children under five and their parents, personal hygiene, and environmental sanitation. This study used secondary data with a cross-sectional design with a total sample of 209 children under five aged 24-59 months. The dependent variable is the incidence of diarrhea and the independent variables are the age of the child, the sex of the child, the mother's education, the mother's occupation, family income, hand washing habits, snack habits, the habit of using footwear when playing outside the house, nail hygiene, and defecation habits. sources of drinking water, storage of clean water after cooking, and ownership of latrines. The results of the bivariate analysis in this study showed that there was a relationship between the child's age (p-value = 0.001; OR = 2.990), mother's education (p-value = 0.027; OR = 0.404), the mother's habit of washing hands with running water (p- value = 0.001; OR = 0.335), and drinking water sources (p-value = 0.005; OR = 0.329) with the incidence of diarrhea in toddlers aged 24-59 months in Karangkamulyan Village, Cihara District, Lebak Regency, Banten Province in 2020
Read More
S-11157
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mahardhika Setya Nugroho; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Masyitoh; Priscilla Sharon, Yuli Prapancha Satar
Abstrak: Praktik cuci tangan merupakan faktor kunci dalam menurunkan dan mencegah HealthCare Associated Infections (HCAI). Rendahnya praktik cuci tangan pada perawat menyebabkan HCAI di Ciputra Hospital CitraGarden Jakarta masih cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi variabel yang berpengaruh dalam praktik cuci tangan sesuai standar WHO di rumah sakit tersebut, menggunakan desain potong lintang yang dilanjutkan dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan praktik cuci tangan sesuai standar WHO baik (88,6%) dan pengetahuan merupakan variabel yang paling dominan berkontribusi terhadap pelaksanaan praktik cuci tangan sesuai standar WHO. Disarankan untuk meningkatkan pengetahuan dengan cara memberikan pelatihan yang spesifik terkait praktik cuci tangan.
Kata Kunci : Praktik Cuci Tangan Perawat, HealthCare Associated Infections (HCAI)
Read More
B-1868
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Firdaus; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Ede Surya Darmawan, Helen Andriani, Dwi Noerjoedianto, Muhammad Syukri
Abstrak: Praktik cuci tangan merupakan faktor kunci dalam menurunkan dan mencegah infeksi terkait pelayanan kesehatan. Masih rendahnya praktik cuci tangan di kalangan petugas kesehatan menyebabkan angka infeksi di rumah sakit masih cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi elemen yang menjadi penyebab masih rendahnya praktik cuci tangan enam langkah melalui pendekatan elemen strategi implementasi multimodal WHO di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Mitra Medika Batanghari. Dengan pendekatan kualitatif, Hasil penelitian menunjukkan praktik cuci tangan enam langkah baik (89,6%) dan ketersediaan handrub berbahan dasar alkohol merupakan faktor yang paling dominan berkontribusi terhadap pelaksanaan praktik cuci tangan enam langkah.
Read More
T-5798
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive