Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 63 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
616.921 IND t
Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
John Silwanus Kaku; Pembimbing: Helda; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Yovsyah; I Nyoman Kandun, Bai Kusnadi
Abstrak: Pemerintah perlu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat melalui kegiatan penyuluhan yang dilakukan secara rutin oleh petugas kesehatan dengan melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk ikut menyampaikan pesan kesehatan. Melakukan kegiatan bakti sosial membersihkan lingkungan dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
Read More
T-5673
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Desi Ermaleni Br Ginting; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Budi Haryanto, Sri Tjahjani Budi Utami, Athena, Dede Tarmana
T-4295
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yunita Eka Putri; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Sri Haryati
Abstrak:
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit endemis di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk juga di wilayah tropis lainnya. Tidak semua yang terinfeksi virus dengue akan menunjukkan manifestasi DBD berat. Status gizi erat hubungannya dengan status imunologi seseorang yang berkaitan dengan imunopatogenesis dari DBD. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan stunting dengan kejadian DBD pada balita di Kabupaten Sumbawa. Desain studi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi analitik dengan rancangan kasus control. Sampel kasus akan di ambil dari keseluruhan kasus, dan untuk sampel kontrol akan diambil dengan menggunakan tekhnik sampel acak (Simple Random Sampling). Sehingga dapat disimpulkan jumlah kasus 97 (total kasus) keluarga yang memiliki balita dengan diagnosa DBD selama tahun 2018 sampai Maret 2020 (dari 5 wilayah kerja puskesmas dengan jumlah DBD pada balita terbanyak) sedangkan kontrol 194 keluarga yang memiliki balita yang merupakan tetangga kasus. Dari hasil bivariat dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian DBD pada balita di Kabupaten Sumbawa (p value = 0.0001) dengan OR = 3.269 (95% CI: 1.757-6.083). Pada analisis multivariate menunjukkan hal yang sama (p value = 0.0001) dengan OR = 3.22 (95% CI: 1.679-6.174). Hal ini menunjukkan bahwa balita dengan status gizi pendek dan sangat pendek meningkatkan risiko 3.22 kali terkena DBD.

Dengue Hemorrhagic Fever is an endemic disease in most parts of Indonesia, including in other tropical regions. Nutritional status is closely related to a person's immunological status related to immunopathogenesis of DHF. The purpose of this study was to determine the relationship of stunting with the incidence of DHF in toddlers in Sumbawa Regency. The study design that will be used in this study is an analytic study with a case control design. Case samples will be taken from all cases, and for control samples will be taken by using a random sample technique (Simple Random Sampling). So it can be concluded the number of cases 97 (total cases) of families who have toddlers with DHF diagnoses from 2018 to March 2020 (from 5 working areas of puskesmas with the highest number of DHFs in toddlers) while control of 194 families who have toddlers who are neighboring cases. From the bivariate results it can be concluded that there is a significant relationship between nutritional status and the incidence of DHF in children under five in Sumbawa Regency (p value = 0.0001) with OR = 3,269 (95% CI: 1,757-6,083). In multivariate analysis showed the same thing (p value = 0.0001) with OR = 3.22 (95% CI: 1,679-6,174). This shows that toddlers with short and very short nutritional status increase the risk of 3.22 times getting DHF.

Read More
T-5830
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Inayah; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Ella Nurlaella Hadi, Etrina Eriawati
Abstrak: Kecamatan Pesanggrahan merupakan kecamatan kedua dengan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi di Jakarta Selatan yaitu mencapai 143 kasus tahun 2021. Peningkatan penularan dapat disebabkan oleh kurangnya penerapan perilaku pencegahan DBD pada individu. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan DBD masyarakat di Kecamatan Pesanggrahan. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Responden penelitian berjumlah 116 orang dengan kriteria usia 20-65 tahun dan berdomisili di Kecamatan Pesanggrahan. Kuesioner penelitian menggunakan Google Form dan disebar secara daring melalui media sosial. Penelitian ini menunjukkan bahwa responden memiliki perilaku pencegahan DBD yang cukup baik dengan rata-rata skor perilaku sebesar 64,31 dari 100. Berdasarkan hasil uji statistik, jenis kelamin menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap perilaku pencegahan DBD (p value= 0,002). Usia memiliki korelasi hubungan yang sedang (r1= 0,482) dan signifikan (p value= 0,001) terhadap perilaku pencegahan DBD. Pengetahuan (r2= 0,998), persepsi kerentanan (r3= 0,999), persepsi keparahan (r4= 0,998), persepsi manfaat (r5= 0,994), persepsi hambatan (r6= 0,998), dan isyarat untuk bertindak (r7= 0,987) memiliki korelasi hubungan yang sangat kuat dan signifikan (p value= 0,001) terhadap perilaku pencegahan DBD. Pemberian edukasi dan promosi kesehatan melalui berbagai metode yang sesuai sangat diperlukan untuk meningkatkan perilaku pencegahan DBD.
esanggrahan District is the second sub-district with the highest number of Dengue Hemorrhagic Fever cases in South Jakarta, reached 143 cases in 2021. The increase of transmission can be caused by the lack of implementation of dengue prevention behavior in individuals. This study aims to determine the factors that are related to dengue prevention behavior in the community of Pesanggrahan District. This study used a cross-sectional design with a quantitative approach. Respondents amounted to 116 people with the criterias aged 20-65 ears old and domiciled in Pesanggrahan District. The questionnaire used Google Form and distributed online through social media. This study shows that respondents have good dengue prevention behavior with average behavioral score is 64,31 out of 100. Based on the result of statistical test, gender shows a significant relationship to the dengue prevention behavior (p value= 0,002). Age has a moderate correlation (r1= 0,482) and significant on dengue prevention behavior (p value= 0,001). Knowledge (r2= 0,998), perceived susceptibility (r3= 0,999), perceived severity (r4= 0,998), perceived benefit (r5= 0,994), perceived barrier (r6= 0,998), and cues to action (r7= 0,987) have very strong and significant relationship (p value= 0,001) to dengue prevention behavior. Providing education and health promotion through various appropriate methods are very necessary to improve dengue prevention behavior.
Read More
S-10944
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ikke Yuniherlina; Pembimbing: SSyahrizal yarif, Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Endang Burni P., Herman Kosasih
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Ikke Yuniherlina NPM : 1506704434 Program Studi : Epidemiologi Komunitas Judul : Faktor-faktor yang berhubungan dengan keparahan DBD pada pasien studi demam akut di delapan rumah sakit di Indonesia Manifestasi klinis demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi permasalahan dalam kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan derajat keparahan DBD menurut kritera WHO 2011 terbagi atas DBD derajat I, DBD derajat II, DBD derajat III, dan DBD derajat IV. Di Indonesia insiden DBD meningkat walaupun angka kematiannya menurun, untuk itu penelitian ini bertujuan meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan keparahan DBD, dimana DBD derajat II, III, dan IV dikategorikan sebagai DBD parah. Penelitian cross-sectional yang menggunakan data sekunder dari studi etiologi demam akut dari delapan rumah sakit di Indonesia, didapatkan proporsi keparahan DBD sebesar 43,3%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keparahan DBD didapatkan faktor jenis serotipe virus DENV-2 (OR = 3,06 95%CI 1,43 – 6,55), DENV-3 (OR = 2,62 95% CI 1,33 – 5,15), faktor lama demam (OR = 1,91 95%CI 1,09 – 3,35), dan faktor jumlah leukosit (OR = 1,79 95%CI 1,02 – 3,16). Skoring didapatkan sebesar 67% kemampuan untuk memprediksi keparahan. Kata kunci: keparahan, demam berdarah dengue, faktor-faktor


ABSTRACT Name : Ikke Yuniherlina NPM : 1506704434 Study Program : Epidemiology Title : Prognostic factors associated with dengue hemorrhagic fever severity of the acute fibril illness study patients in eight hospitals in Indonesia Dengue hemorrhagic fever (DHF) as a clinical manifestasion of dengue infection remains a public health problem in Indonesia. According to WHO, DHF severity grade was divided into DHF I, DHF II, DHF III and DHF IV. In Indonesia, the incidence of DHF increased eventhough the mortality rate decreased. Therefore, the study aims to examine prognostic factors related to the severity of DHF, with the category of severe DHF is including DHF II, DHF III and DHF IV. This cross-sectional study using secondary data from the Acute Febrile Illness Etiology Study of eight Hospitals in Indonesia. The result as follow, the proportion of severe DHF category is 43.3%, the prognostic factors associated with DHF severity are DENV serotype (DENV-2, OR = 3.06 95% CI 1.43 - 6.55; DENV-3, OR = 2.62 95% CI 1.33 - 5.15), day of illness (OR = 1.91 95% CI 1.09 - 3.35), and leucocyte count (OR = 1.79 95% CI 1.02 - 3.16). The scoring with contributing of DENV serotype, day of illness, and leucocyte count as prognostic factors, has only 67% ability to predict DHF severity. Keywords: severity, dengue hemorrhagic fever, prognostic factors

Read More
T-5168
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Asep Nurul Ridwan; Pembimbing: Pandu Riono, Sudijanto Kamso; Penguji: Iriani Samad, Eka Muhiriyah
Abstrak: Penyakit DBD masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Pada tahun 2014 kasus DBD di Indonesia berjangkit di 433 Kota atau Kabupaten dengan angka kesakitan sebesar 39,83 per 100.000, sementara itu jumlah kasus DBD sendiri di Jawa Barat, hingga 28 Januari 2019 tercatat ada 2.204 orang yang terjangkit DBD. Sebanyak 14 orang di antaranya meninggal dunia. Kota Cimahi dan Kabupaten Cianjur merupakan wilayah dengan jumlah kasus DBD tinggi yakni sebanyak 292 kasus dan jumlah kematian sebanyak 2 kasus di Kota Cimahi sementara di Kabupaten Cianjur jumlah kasus 532 kasus dan 2 kasus kematian upaya pengendalian DBD monitoring serta upaya pencegahaan yang dilakukan dengan surveilan DBD belum optimal menekan jumlah kasus DBB di Kota Cimahi dan Kabupaten Cianjur. Maka kemudian perlu dilakukan upaya evaluasi untuk mengetahui dan memberikan solusi perbaikan sistem informasi demam berdarah dengue di Kabupaten Cianjur dan Kota Cimahi pada komponen masukan, proses dan luaran, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara, observasi dan telaah dokumen sebagai instrumen penelitiannya dengan jumlah informan sebanyak 12 orang dimana 6 orang berada di wilayah kota Cimahi dan 6 orang informan berada diwilayah kabupaten Cianjur. Hasil penelitian menunjukan bahwa komponen masukan komponen proses dan komponen luaran berbeda antara kota Cimahi dan kabupaten Cianjur serta perbedaan sistem informasi DBD di Kota Cimahi Menggunakan aplikasi sistem informasi Demam berdarah dengue (SI DBD) dan pengiriman laporan melalui surat elektronik sementara di Kabupaten Cianjur Pengumpulan data dan pengolahaan data dilakukan secara manual, dan laporkan dikirimkan melalui pos atau petugas pelaksana program ke dinas kesehatan. Kesimpulan dari penelitian ini 1) Komponen masukan sistem informasi DBD berkaitan dengan masalah kelengkapan dan ketepatan laporan pada luaran ketenagaan memerlukan tenaga terlatih sehingga upaya pelatihan dan kursus singkat diperlukan 2) Permasalah pada komponen proses adalah pengolahaan data selama ini belum dilakukan secara terstruktur dan masih manual walaupun menggunakan komputer sehingga memerlukan waktu relatif lama serta frekuensi pengolahaan yang tidak menentu pada akhirnya data jarang diolah dan di analisa untuk menghasilkan informasi DBD 3) Kondisi pada komponen proses dapat menyebabkan permasalahan pada komponen Luaran yaitu informasi tidak dapat mendukung para pengambil kebijakan dalam pengambilan keputusan 4) Adanya peluang dalam pengembangan Sistem Informasi DBD yaitu, otomatisasi pelaporan sehingga dapat menghasilkan informasi yang cepat, akurat dan relevan sesuai dengan kebutuhan manajemen
Read More
T-5672
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Novia Astarina Simangunsong; Pembimbing: Rachmadi Purnawan; Penguji: Carolina Rusdy Akib
Abstrak: Demam berdarah dengue di Kota Administrasi Jakarta Selatan mengalami fluktuasi selama 5 tahun terakhir dan pada tahun 2016 angka insiden naik lebih dari 3 kali lipat dari tahun sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor iklim (curah hujan, kelembaban, suhu) dan kepadatan penduduk dengan angka insiden DBD. Studi ini merupakan studi ekologi time series dan dianalisis dengan uji korelasi. Data angka insiden DBD diperoleh dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan. Data iklim bulanan diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Jakarta. Data kepadatan penduduk diperoleh dari Badan Pusat Statistika DKI Jakarta. Hasil penelitian menyatakan bahwa suhu dan kepadatan penduduk tidak memiliki hubungan bermakna dengan angka insiden DBD (p > 0,05). Angka insiden DBD memiliki hubungan yang bermakna dengan curah hujan (r = 0,384 ; p = 0,002), kelembaban (r = 0,496 ; p = 0,000).
Kata kunci: demam berdarah dengue (DBD); iklim

Dengue hemorrhagic fever (DHF) in South Jakarta Administration City was fluctuating during 2012 - 2016 and in 2016 the incidence rate (IR) was more than tripled from the previous year. This study aims to determine the relationship between climatic factors (rainfall, humidity, temperature) and population density with the incidence rate (IR) of DHF. This study is a time series ecology study and was analyzed by correlation test. Incidence rate (IR) data was obtained from the South Jakarta District Health Office. Monthly climate data was obtained from the Meteorology, Climatology and Geophysics Department of Jakarta. Population density data was obtained from the Central Statistics Department of DKI Jakarta. The results demonstrate that temperature and population density have no significant correlation with dengue incidence rate (p > 0,05). The incidence rate (IR) had a significant correlation with rainfall (r = 0.384; p = 0.002), humidity (r = 0.496; p = 0,000).
Key words: climate; dengue
Read More
S-9418
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Efriza; Promotor: Meiwita P. Budiharsana; Ko Promotor: Tris Eryando; Penguji: Sabarinah B. Prasetyo, Muhammad Nur Aidi, Dewi Susanna, Martya Rahmaniati Makful, Nana Mulyana, Harimat Hendarwan
Abstrak: Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui nyamuk Aedes sp. Provinsi Sumatera Barat termasuk salah satu provinsi endemis DBD. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan pola dan model spasial determinan kasus DBD tahun 2015-2017 dengan analisis Geographically Weighted Generalized Poisson Regression (GWGPR). Hasil analisis memperlihatkan 68% kecamatan endemis DBD dan 41%-47% kecamatan dengan incidence rate > 49. Pola sebaran kasus DBD berbentuk clustered pada lokasi yang berdekatan (I>0). Teridentifikasi 18 kecamatan yang konsisten selama 3 tahun dengan jumlah kasus tinggi dan sekitarnya juga tinggi, sembilan kecamatan merupakan hot spot area dan 10 kecamatan adalah low spot area. Model GWGPR determinan kasus DBD (PHBS, rumah sehat, sarana air bersih, jamban, kepadatan penduduk, suhu, kelembaban udara dan curah hujan) mampu menjelaskan variasi naik turunnya jumlah kasus DBD sebesar 73,28%-78,61% sedangkan sisanya ditentukan oleh variabel lain diluar model. Model GWGPR spesifik di setiap kecamatan dan dapat dijadikan rujukun menyusun strategi penanggulangan kasus DBD dan dapat direplikasi untuk monitoring dan evaluasi program.
Read More
D-434
Depok : FKM-UI, 2021
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Budi Prayitno; Pembimbing: Suyud Warno Utomo; Penguji: Ema Hermawanti, Haryoto Kusnoputranto, Warmo Sudrajat, Heri Nugroho
Abstrak: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, penularannya melalui vektor nyamuk serta ditemukan di daerah tropis dan sub tropis. Transmisi penularan penyakit DBD tergantung pada populasi vektor (Aedes Aegypti dan Ades Albopictus) yang dipengaruhi oleh kondisi iklim dan tutupan/penggunaan lahan. Kondisi iklim di Kota Batam merupakan kondisi ideal untuk perkembangbiakan dan transmisi penyakit DBD. Perubahan tutupan lahan juga diduga menjadi penyebab tingginya insiden DBD di kota Batam. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor iklim dan tutupan lahan dengan insiden DBD di Kota Batam. Studi ini merupakan studi ekologi dengan menggunakan data bulanan selama 10 tahun (2005-2014). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa suhu berhubungan signifikan (p=0.021) dengan insiden DBD pada lag 0 dengan korelasi lemah dan negatif (r=-0,211). Kelembaban signifikan dengan insiden DBD pada lag 1 dan lag 2 (p=0.003 dan p=0,001) dengan korelasi sedang dan positif (r=0,270 dan r=0,290). Analisis spasial menunjukkan adanya pola hubungan antara suhu, luas lahan terbangun dan luas lahan ber-vegetasi dengan insiden DBD.
Kata Kunci : Demam Berdarah Dengue, DBD, Variabilitas Iklim, Perubahan Iklim, Tutupan Lahan
Read More
T-4390
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive