Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Martini, L.P. Lila Wulandari, Nyoman Mangku Karmaya
PHPMA-Vol.2/No.1
Denpasar : Universitas Udayana, 2014
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fahmi Fadlillah Aspoor; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Pujianto, Arif Rakhmat
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan karakteristik dokter, pelatihandokter, ketersediaan obat-obatan, ketersediaan fasilitas alat kesehatan, pemahaman dokterdalam menangani 155 diagnosis non spesialitik, hubungan pemahaman dokter mengenaireward dan punishment terhadap angka rujukan. Penelitian ini menunjukkan bahwaPuskesmas Johar Baru memiliki angka rujukan di atas standar BPJS Kesehatan 15% sedangkan di Puskesmas Kelurahan Petojo Selatan di bawah 15%.
Hasil dari penelitian inimenunjukan karakteristik dokter, pelatihan dokter, ketersediaan obatan-obatan,pemahaman dokter dalam menangani 155 diagnosis non spesialitik, memiliki hubungandengan angka rujukan.Kata kunci:Angka rujukan, puskesmas.
Read More
S-9110
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rocky Setya Budi; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Adang Bachtiar, Amal Chalik Sjaaf, Roberia, Elvi Rosanti
Abstrak:
Abstrak Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama, dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif maupun rehabilitatif. Di era Jaminan Kesehatan Nasional, fungsi puskesmas lebih banyak melakukan pengobatan dari pada pencegahan penyakit. Puskesmas memiliki Puskesmas Pembantu sebagai jaringan yang sebenarnya dapat memperkuat UKM dan UKP di tingkat Desa/Kelurahan jika Puskesmas Pembantu menjadi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Namun, belum ada kebijakan tentang puskesmas pembantu dapat menjadi FKTP. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan Pendekatan teori proses analisis kebijakan William N. Dunn. Lokasi penelitian di Puskesmas Perkotaan (Kota Solok), Puskesmas Perdesaan (Kabupaten Tanah Datar), Puskesmas Terpencil (Kabupaten Solok Selatan), serta di Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan yang dilaksanakan pada bulan juni sampai juli 2023. Penelitian dilaksanakan dengan wancara mendalam terhadap 9 orang Kepala Puskesmas, 9 orang penanggungjawab Puskesmas Pembantu, 9 orang Masyarakat, Plt. Direktur Tata Kelola Masyarakat, dan Fokus Group Discussion (FGD) terhadap 4 orang Tim Kerja Kebijakan Puskesmas dan Integrasi Layanan Primer, serta telaah dokumen. Temuan penelitian mengungkapkan, Puskesmas memiliki beban kerja yang berat dan lebih fokus pada pelayanan pengobatan, akses masyarakat terhadap FKTP belum semuanya mudah dijangkau oleh masyarakat, belum ada kebijakan yang mengatur wewenang Puskesmas Pembantu sebagai FKTP, dan sebenarnya Puskesmas Pembantu telah layak dijadikan FKTP Klinik Pratama. Diharapkan ada Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas Pembantu menjadi FKTP Klinik Pratama untuk memperkuat Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan yang terintegrasi di tingkat Desa/Kelurahan.

Abstract Based on the Regulation of the Minister of Health Number 43 of 2019 concerning Puskesmas, the Puskesmas organizes first-level Public Health Efforts (UKM) and Individual Health Efforts (UKP), with priority on promotive and preventive efforts without neglecting curative and rehabilitative efforts. In the era of the National Health Insurance, the function of the puskesmas was more to treat disease than to prevent disease. The health center has a sub-health center as a network which can actually strengthen UKM and UKP at the Village/Kelurahan level if the sub-health center becomes a First Level Health Facility (FKTP). However, there is no policy regarding how auxiliary puskesmas can become FKTPs. This study uses qualitative research methods with William N. Dunn's policy analysis process theory approach. The research locations were Urban Health Centers (Solok City), Rural Health Centers (Tanah Datar Regency), Remote Health Centers (South Solok Regency), as well as at the Ministry of Health's Directorate of Public Health Management which was conducted from June to July 2023. The research was conducted with in-depth interviews with 9 Heads of Health Centers, 9 people in charge of Supporting Health Centers, 9 people from the Community, Plt. Director of Community Governance, and Focus Group Discussion (FGD) of 4 Community Health Center Policy Work Teams and Integration of Primary Services, as well as document review. The research findings revealed that Puskesmas have a heavy workload and are more focused on medical services, not all of the community's access to FKTPs are easy for the community to reach, there is no policy that regulates the authority of Puskesmas Pembantu as FKTPs, and actually Puskesmas Pembantu are appropriate to be made Primary Clinic FKTPs. It is hoped that there will be a Regulation of the Minister of Health regarding Puskesmas Pembantu to become Primary Clinic FKTPs to strengthen Integrated Public Health Efforts and Individual Health Efforts at the Village level.
Read More
T-6827
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Anggraeni; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Pujiyanto, Lidia Marpaung
S-8990
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Doni Aria Candra; Pembimbing: Purnawan Junadi; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Pujiyanto, Rahmi Winandri, Muhtar Lintang
Abstrak: Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan terus berkembang seiring denganmeningkatnya tingkat pendidikan dan status kehidupan sosial. Untuk meningkatkanpelayanan kesehatan yang bermutu, nyaman, dan berorientasi pada kepuasan konsumen,pemerintah sebagai penyedia layanan kesehatan dituntut untuk membenahi sistempelayanan yang bersifat layanan publik. Untuk mendukung program pembangunankesehatan dengan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, maka dibentuk BadanLayanan Umum (BLU) di setiap Puskesmas. Di kabupaten Bogor pada tahun 2017sudah ditetapkan 19 puskesmas untuk dilakukan penilaian adminsitratif sebagai syaratpenetapan menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Penelitian ini bertujuanuntuk melihat kesiapan Puskesmas dari segi masukan yaitu sumber daya yang dimiliki,yaitu sumber daya manusia, anggaran, sarana, serta peraturan untuk ditetapkan menjadiBLUD. Selain itu, dilakukan juga analisis untuk mengetahui bagaimana manajemenpuskesmas berupa proses pengaturan organisasi dan penetapan tujuan dalam persiapanpenetapan BLUD. Faktor luar puskesmas juga mempunyai pengaruh dalam kesiapanpuskesmas dalam penerapan BLUD. Dari hasil penelitian ini akan diketahui informasimendalam tentang kesiapan administratif penerapan BLUD Puskesmas, serta faktor apasaja yang menjadi penghambat dalam proses persiapan dalam penerapan BLUDPuskesmas di Kabupaten Bogor.
Public awareness of the importance of health continues to grow along with increasinglevels of education and social life status. To improve the quality of health services,comfortable, and consumer-oriented, the government as a healthcare provider isrequired to fix the service system that is public service. To support health developmentprograms by improving services to the community, a Local Public Service (BLU) isestablished in every Public Health (Puskesmas). In Bogor regency in 2017, there are 19public health centers have been set up for administrative assessment as a condition ofdetermination to become the Local Public Service Agency (BLUD). This study aims tosee the preparedness of Puskesmas in terms of input that is resources, namely human,budget, facilites, and regulations to be established into BLUD. In addition, analysis isalso conducted to find out how the management of puskesmas in the form oforganizational arrangement process and goal setting in preparation of the determinationof BLUD. The outside factors of the puskesmas also have an influence in the puskesmasreadiness in applying BLUD. From the results of this study will be known in-depthinformation about the administrative readiness of the application BLUD Puskesmas, aswell as any factors that hamper the preparation process in the application of BLUDPuskesmas in Bogor Regency.
Read More
T-5278
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Deny Ardi Lourina; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Puput Oktamianti, Anhari Achadi, Sri Nani Purwaningrum, Ismawan Nur Laksono
Abstrak: Akreditasi Puskesmas merupakan upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayananpuskesmas sebagaimana tercantum dalam Permenkes Nomor 46 Tahun 2015. Dari 38puskesmas di Kabupaten Brebes baru 10 puskesmas yang terakreditasi. Dasar pengajuanroadmap akreditasi puskesmas di Kabupaten Brebes hanya berdasarkan penunjukkanlangsung, tanpa mengukur kesiapan puskesmas baik dari segi kelengkapan dokumen,penilaian assessment, serta ketersediaan sumber daya meliputi SDM, dana dan fasilitassarana prasarana sesuai standar instrumen akreditasi puskesmas. Tujuan penelitian iniadalah mengetahui kesiapan akreditasi puskesmas di Kabupaten Brebes ditinjau dari sisiinput, proses dan output berdasarkan variabel sumber daya dan tahapan kesiapan pra-survei akreditasi. Penelitian kualitatif ini proses pengumpulan datanya dilakukan denganwawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwaketersediaan dana, sarana dan prasarana dinilai cukup siap untuk mendukung penilaianakreditasi puskesmas, namun hasil skoring assessment pada keterpemenuhankompetensi SDM dan kelengkapan dokumen masih rendah. Rekomendasi yang diajukanadalah memenuhi syarat pengembangan kompetensi SDM, dan melengkapi dokumenserta melakukan self assessment secara rutin dan terjadwal.
Accreditation of public health centers is an effort and performance enhancement publichealth centers services as listed in the Permenkes 46/2015. From 38 public healthcenters in Brebes District, just 10 public health centers are accredited. The basis of thefiling of a roadmap of accreditation of public health centers in Brebes District only uponappointment directly, without measuring the readiness of public health centers both interms of completeness, valuation assessment documents, as well as the availability ofresources includes human resources, funds and facilities infrastructure standardinstrument of accreditation of public health centers. The purpose of this research is toknow accreditation readiness of public health centers in Brebes District reviewed theinput, process and output based on variable phase and readiness resources pre-accreditation survey. Qualitative research is the process of collecting data using in-depthinterviews conducted with the review document. The results showed that the availabilityof funds and infrastructure are rated quite ready to support, but the public health centersaccreditation assessment skoring assessment results on the fulfillment of humanresource competency and the completeness of the documents is still low. A proposedrecommendation is a qualified human resource competencies, and complete paperworkand do a self assessment regularly and scheduled.
Read More
T-5320
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sucipto Hardikomara; Pembimbing: Purnawan Junadi; Penguji: Prastuti Soewondo, Pujiyanto, Dedi Rohendi, Yadi Hidayat
T-4073
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wisnu Kristian Putro; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Stevan D Anbiya Muhamad S, Melisa Agustina, Aida Melisa
T-7391
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wayan Wahyu Apriliantika; Pembimbing: Artha Prabawa; Penguji: Lia Fitriyani
Abstrak:
Penelitian ini membahas kesiapan sumber daya terkait sumber daya manusia dan infrastruktur teknologi terhadap penerapan digital health dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan dan arah hubungan kesiapan sumber daya dengan penerapan digital health di Puskesmas Kota Semarang Tahun 2023. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan analisis korelasi dan regresi linier sederhana menggunakan data primer dari hasil survei Tim HIRC FKM UI 2023. Sampel penelitian ini sebanyak 36 responden dari 9 Puskesmas yang dipilih secara purposive sampling dengan responden yang terlibat adalah Kepala Puskesmas, Staf Administrasi, Dokter/Bidan/Perawat, dan Staf IT. Sumber daya manusia di Puskesmas Kota Semarang masuk dalam kategori cukup baik, sedangkan infrastruktur teknologi di Puskesmas Kota Semarang masuk dalam kategori sangat baik. Penerapan digital health di Puskesmas Kota Semarang sudah sangat siap diterapkan digital health dan 7 dari 9 Puskesmas masuk dalam kategori sangat siap untuk penerapan digital health. Hasil bivariat menunjukkan bahwa sumber daya manusia dengan penerapan digital health memiliki hubungan sangat kuat (r= 0,964) dan berpola positif dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,930. Infrastruktur teknologi dengan penerapan digital health memiliki hubungan sangat kuat (r= 0,899) dan berpola positif dengan nilai koefisien determinan 0,808. Dapat disimpulkan bahwa SDM dan infrastruktur teknologi memiliki hubungan sangat kuat dan berpola positif terhadap penerapan digital health, sehingga Puskesmas Kota Semarang sudah sangat siap menerapkan digital health.

This study discusses the readiness of resources related to human resources and technological infrastructure for the implementation of digital health, with the aim of determining the strength and direction of the relationship between resource readiness and the implementation of digital health in the Semarang City Public Health Center in 2023. The study design used was cross-sectional with correlation analysis and simple linear regression using survey data from the HIRC Team, FKM UI 2023. The sample of this research was 36 respondents from 9 health centers selected by purposive sampling, and the respondents involved being the Head of the Public Health Center, Administration Staff, Doctors/Nurses/Midwives, and IT Staff. The human resources at the Semarang City Public Health Center are included in the fairly good category, meanwhile, the technological infrastructure in the Semarang City Public Health Centers included in the very good category. The implementation of digital health in the Semarang City Public Health Center was classified as highly prepared to be implementation digital health and 7 out of 9 Public Health Centers are in the category of very ready for implementation digital health. The bivariate results showed that the relationship between human resources and the implementation of digital health has a very strong (r=0,964) and had a positive pattern, with a coefficient value and determination coefficient of 0,930. Meanwhile, the relationship between technological infrastructure and the implementation of digital health showed a very strong relationship (r=0,899) and a positive pattern, with a coefficient value and determination coefficient of 0,808. It can be concluded that human resources and technological infrastructure have a very strong and positive relationship with the implementation of digital health, so that the Semarang City Public Health Center is very ready to implement digital health.
Read More
S-11307
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rosmalinda; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Anhari Achadi, Vetty Yulianty Permanasari, Oos Fatimah Rosyati, Amila Megraini
Abstrak:

Tugas dan tanggung jawab dari tenaga analis kesehatan, mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen, melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen, mengoperasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium, mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur pengendalian mutu dan mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data hasil uji, mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur baru untuk menentukan manfaat kepraktisannya, membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif dan efisien untuk menginterpretasikan hasil uji laboratorium, merencanakan, mengatur, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan laboratorium, membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik kelaboratoriuman, merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.(Permenkes Nomor 42 Tahun 2015.pdf, t.t.)Tujuan penelitian untuk melihat gambaran ketersediaan tenaga ATLM dan upaya pemenuhan tenaga ATLM. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain studi kasus Analisis Ketersediaan tenaga ATLM dan upaya pemenuhan Tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medik (Atlm) Puskesmas di Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2023. Desain ini bertujuan untuk mempelajari secara mendalam tentang kejadian yang terjadi dalam konteks tertentu. Dengan menggunakan berbagai bukti, penelitian ini akan menggali informasi yang detail dan lengkap mengenai suatu kasus. Studi kasus memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi kejadian dengan mendalam, terbatas pada lokasi dan waktu tertentu, dan menyajikan informasi secara deskriptif. Hasil didapatkan dari 43 Puskesmas di level Kabupaten ada 28 Puskesmas yang belum memiliki tenaga ATLM sehingga belum memenuhi kesesuaian standar PMK 43 tahun 2019, hanya 15 Puskesmas yang memiliki tenaga ATLM dan baru 7 Puskesmas yang memiliki tenaga yang lengkap yakni 9 jenis tenaga. Perencanaan yang baik terhadap ketersediaan dan upaya pemenuhan tenaga diharapkan mampu menjadi salah satu solusi untuk pemenuhan tenaga ATLM.


Duties and responsibilities of health analyst personnel, develop procedures for taking and processing specimens, carry out analytical tests on reagents and specimens, operate and maintain laboratory equipment/instruments, evaluate laboratory data to ensure accuracy and quality control procedures and develop solutions to problems related to test result data, evaluating new techniques, instruments and procedures to determine their practical benefits, assisting clinicians in utilizing laboratory data effectively and efficiently to interpret laboratory test results, planning, organizing, implementing and evaluating laboratory activities, guiding and coaching other health workers in the field of laboratory engineering, designing and carrying out research in the field of health laboratories. (Permenkes Number 42 of 2015.pdf, t.t.) The aim of the research is to see a picture of the availability of ATLM personnel and efforts to fulfill ATLM personnel. This research uses a qualitative research method with a case study design, analysis of the availability of ATLM personnel and efforts to fulfill medical laboratory technology experts (ATLM) for health centers in Lebak Regency, Banten Province in 2023. This design aims to study in depth about events that occur in a certain context. By using various evidence, this research will dig up detailed and complete information about a case. Case studies allow researchers to explore events in depth, are limited to a specific location and time, and present information descriptively. The results obtained from 43 Community Health Centers at the Regency level, there are 28 Community Health Centers that do not have ATLM staff so they do not meet the 2019 PMK 43 standards, only 15 Community Health Centers have ATLM staff and only 7 Community Health Centers have complete staff, namely 9 types of staff. It is hoped that good planning regarding the availability and efforts to fulfill personnel can be one of the solutions for fulfilling ATLM personnel.

Read More
T-7128
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive