Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Ekorini Listiowati; Promotor: Amal Chalik Sjaaf; Kopromotor: Anhari Achadi, Adang Bachtiar; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Sutoto, Elsye Maria Rosa, Emma Rachmawati, Evi Martha
Abstrak:
Patient engagement (PE) belum dimulai secara memadai untuk mencapai perawatan kesehatan yang aman di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perspektif tenaga kesehatan dan penerima layanan (pasien dan caretaker) tentang PE dan bagaimana potensi untuk menerapkannya, serta merumuskan model yang dapat mendukung perawat untuk melibatkan pasien dalam upaya-upaya keselamatan pasien. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada bangsal penyakit kronis RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan dalam 2 tahap yaitu: (1) assessment berupa 4 diskusi kelompok terfokus pada 46 profesional kesehatan (perawat dan dokter) dan diikuti dengan 16 wawancara mendalam, serta wawancara mendalam dengan 14 pasien dan 15 caretaker; (2) tahap perumusan model. Tahap perumusan model dilakukan dengan penyusunan model awal, validasi model yang melibatkan pemilik RS, direksi, manajer, dan profesional kesehatan dan penyusunan model akhir. Transkrip verbatim dilakukan dan dilanjutkan dengan analisis tematik. Pada penelitian ini, didapatkan bahwa PE merupakan strategi untuk mencapai perawatan kesehatan yang aman. Selain itu, telah teridentifikasi peran penerima layanan, perawat, dan organisasi RS yang dapat dikembangkan untuk mewujudkan keselamatan pasien dengan menerapkan PE. Terdapat faktor-faktor pemungkin yang mempengaruhi pelaksanaan PE termasuk penilaian dan harapan penerima layanan kesehatan, maupun hambatan yang berasal dari aspek budaya, perilaku, kapasitas sumber daya manusia, dan sistem penyelenggaraan layanan kesehatan. Model yang terbentuk menggambarkan kebutuhan langkah-langkah komprehensif untuk mengoptimalkan PE. Kesimpulannya, PE sangat penting untuk keselamatan pasien. Pendekatan ini berpotensi untuk ditingkatkan dengan memperkuat dukungan organisasi, mengintegrasikan ke dalam sistem perawatan kesehatan, meningkatkan kapasitas profesional kesehatan, dan memberdayakan pasien untuk mengatasi hambatan potensial
Read More
D-460
Depok : FKM-UI, 2022
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Edy Rizal Wahyudi; Promotor: Sudarto Ronoatmodjo; Kopromotor: Besral, Siti Setiati; Penguji: Hadi Pratomo, Ratna Djuwita, Czeresna Heriawan Soejono, R.A. Tuty Kuswardhani, Soewarta Kosen
Abstrak:
Read More
Pendahuluan: Penduduk usia lanjut global secara cepat meningkat, hingga dapat mencapai 1,5-2 miliar pada tahun 2050, yang membawa masalah kesehatan termasuk peningkatan angka rawat inap dan rehospitalisasi pada geriatri. Hal tersebut akan menyebabkan penurunan kualitas perawatan geriatri di RS. Untuk mengatasi masalah ini, strategi perencanaan pulang khusus geriatri harus dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh perencanaan pulang terintegrasi terhadap kualitas perawatan RS bagi geriatri. Metode: Dilakukan penelitian mixed method di fasilitas perawatan akut dan rawat inap geriatri RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, penelitian kuantitatif melibatkan 259 geriatri, dengan 130 dalam kelompok kontrol dan 129 dalam kelompok intervensi. Perhitungan besar sampel mengikuti formula uji hipotesis beda dua proporsi. Analisis meliputi analisis univariat, Chi-Square, Mantel-Haenszel, serta regresi logistik dengan luaran yaitu rehospitalisasi dan perawatan akut dalam 30 hari. Penelitian kualitatif dikerjakan dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi terhadap pelaku rawat dan tenaga kesehatan untuk mencapai saturasi informasi. Hasil dan Pembahasan: Hasil menunjukkan perencanaan pulang terintegrasi secara signifikan mengurangi tingkat rehospitalisasi dalam 30 hari (ARR 12,1%; RRR 34,3%; RR 0,657; IK 95% 0,445-0,971; p 0,045), namun tidak signifikan mengurangi tingkat penggunaan perawatan akut (ARR 11,4%; RRR 28,3%; RR 0,717; IK 95% 0,508-1,012; p 0,074) pada geriatri. Pada analisis stratifikasi dan multivariat, tidak ditemukan adanya confounding maupun interaksi antar confounding. Temuan kualitatif dari wawancara mendalam mendukung manfaat perencanaan pulang, dengan tercapainya kejenuhan informasi tentang perlunya implementasi dan saran untuk memanfaatkan media dalam edukasi perencanaan pulang. Dari observasi didapati bahwa implementasi perencanaan pulang di RS belum sesuai dengan pemahaman dan harapan informan. Simpulan: perencanaan pulang terintegrasi meningkatkan kualitas perawatan rumah sakit pada geriatri, dengan signifikan mengurangi tingkat rehospitalisasi. Penelitian lebih lanjut sangat dianjurkan.
Introduction: The global elderly population is rapidly increasing, with projections indicating it could reach 1.5-2 billion by 2050, leading to various health challenges including increased hospitalization and rehospitalization rates which marked the decline in hospital care quality. To address these issues, specific discharge planning strategies must be developed for geriatric population. This study establishes an integrated discharge planning model for geriatric post-discharge care and aims to elaborate on its influence on hospital care quality. Methods: Mixed method research was conducted at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital's geriatric acute care and inpatient facilities. Quantitative research involved 259 hospitalized geriatrics, with 130 in the control group and 129 in the intervention group. Sample size calculation followed a hypothesis testing formula for two-proportion difference. Analyses included univariate, Chi-Square, Mantel-Haenszel stratification analyses, and logistic regression multivariate analyses, focusing on rehospitalization and acute care utilization rates within 30 days post-discharge. Qualitative research was done by conducting in-depth interviews and observations upon caregivers and healthcare professionals to achieve information saturation. Results & Discussion: Results showed integrated discharge planning significantly reduced rehospitalization rates within 30 days (ARR 12,1%; RRR 34,3%; RR 0.657; 95% CI 0.445-0.971; p 0.045), but did not significantly reduce acute care utilization rates (ARR 11,4%; RRR 28,3%; RR 0.717; 95% CI 0.508-1.012; p 0.074) in geriatrics. In stratification and multivariate analyses, both confounding and confounding interactions were not found. Qualitative findings from in-depth interviews supported the benefits of discharge planning, with information saturation on the need for its implementation and suggestions for media utilization in discharge planning education. Observation revealed that discharge planning implementations in routine hospital geriatric care were not yet satisfactory, according to the informants understanding and expectations. Conclusion: In conclusion, integrated discharge planning improved hospital care quality in geriatrics, significantly reducing rehospitalization rates. Further research is recommended.
D-544
Depok : FKM UI, 2024
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
