Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Natassia Napitupulu; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Robiana Modjo, Yuni Kusminanti
Abstrak: Skripsi ini membahas tentang peranan ergonomi dalam ruang kerja terkait dengan penggunaan komputer di PT.X. Skripsi ini bertujuan agar pekerja memiliki pengetahuan mengenaipentingnya ergonomi dalam rangka meningkatkan kesehatan, terutama untuk mencegah terjadinya penyakit yang ditimbulkan akibat bekerja di depan layar komputer setiap hari. Penelitian ini adalah penelitian semi kualitatif, dengan mengambil data wawancara dari pekerja yang sehari-hari bekerja lalu kemudian melakukan analisa terhadap data-data tersebut berdasarkan standar ergonomi yang berlaku internasional.
Read More
S-5669
Depok : FKM UI, 2009
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Usman Haris Salman; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Fatma Lestari, Baiduri Widanarko, Waluyo Martowiyoto, Agung Surya Irawan
Abstrak:
Sebagai tempat kerja, perkantoran memiliki bahaya dan risiko yang signifikan khususnya terkait dengan interaksi antara manusia dengan komputer kerja. Bahaya dan resiko ini memiliki konsekuensi terhadap kesehatan pekerja, aspek finansial secara langsung maupun tidak langsung dan produktivitas perusahaan yang terganggu. Oleh karena itu, guna melindungi sumber daya manusia, aset, dan fasilitas perusahaan, diperlukan program office ergonomics yang komprehensif dalam mengatur faktor resiko musculoskeletal disorders yang timbul dari interaksi pekerja dengan komputer. Sebagai langkah awal, diperlukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan persepsi pekerja akan aspek office ergonomics. Pengetahuan dan persepsi adalah landasan dasar dalam upaya merubah perilaku sehat supaya pekerja mampu mengontrol faktor resiko musculoskeletal disorders. Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan persepsi pekerja, penelitian ini melakukan analisis pengaruh intervensi pelatihan office ergonomics terhadap pengetahuan dan persepsi pekerja perkantoran PT XYZ. Penelitian kuasieksperimental dilakukan dengan melibatkan kelompok intervensi dan kelompok pembanding. Kelompok intervensi diberi dua perlakuan yaitu intervensi self-learning dan pelatihan office ergonomics secara daring. Kelompok pembanding hanya diberi satu intervensi self-learning saja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa pelatihan office ergonomics yang dilakukan secara daring meningkatkan pengetahuan dan persepsi keseluruhan pekerja perkantoran PT XYZ. Pelatihan pelatihan office ergonomics secara daring memberi pengaruh lebih bermakna dibanding intervensi bersifat self-learning.

As a workplace, office environments have significant hazards and risks associated with the interactions between human and computer. The consequences that may arise are related with the healthy state of worker, direct and indirect financial impact, and company productivity impact. In order to protect the workers, company assets and facilities; a comprehensive office ergonomics program is required to manage the risk factors of musculoskeletal disorders. As a start, necessary measures are required to improve the knowledge and perceptions of workers in the aspects of office ergonomics. Knowledge and perception are the foundation to achieve healthy behavioral changes. The healthy behavioral change is required for workers to control the risk factors of musculoskeletal disorders. Education, in the form of training, acts as one of critical factors to increase knowledge and perception. This study is performed to analyze the effect of office ergonomics training intervention on the knowledge and perception of office workers at PT XYZ. Quasi-experimental research was selected by involving both, the intervention and comparison groups. Two treatments were given to the intervention group, they are self-learning type intervention and online office ergonomics training intervention. Only one treatment was given to the comparison group, the self-learning intervention. Based on the research, it is concluded that the online office ergonomics training increased the knowledge and overall perceptions of the office workers of PT XYZ. Online office ergonomics training gave a more significant influence than the self-learning type intervention.

Read More
T-5938
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Luthfi; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Supriadi
Abstrak: Pekerja Administasi berisiko terkena GOTRAK (gangguan otot rangka). Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran risiko ergonomi terkait keluhan GOTRAK pekerja administrasi pada aktivitas mengetik. Metode penilaian yang digunakan adalah RULA, QEC, ROSA dan NBQ. Penilaian mendapati hasil yang selaras, bahwa aktivitas mengetik berisiko tinggi, perlu diteliti lebih lanjut secara berkala dan perubahan diperlukan secepatnya. Postur yang berhubungan dengan alat kerja komputer berada pada kategori area yang membutuhkan intervensi ergonomi. Leher, bahu kiri, bahu kanan, punggung atas, dan punggung bawah merupakan bagian yang paling banyak dikeluhkan, baik selama 1 tahun maupun 1 minggu terakhir. Mengetik merupakan aktivitas paling berisiko pada pekerjaan administrasi.
Kata kunci: ergonomi, kantor, otot rangka.

Administrative workers are at risk for MSDs (Musculoskeletal Disorders). This research was conducted in order to give a description of ergonomic risk related to MSDs on typing activity among administration workers. Methodology that were used are RULA, QEC, ROSA, and NBQ. Results show that typing is a high risk activity, further evaluation are frequently required and changes need to be made. Posture while using computer are in category which needs ergonomic intervention. Neck, right and left shoulder, upper and lower back, are areas that are most complained, both in the last 1 year or 1 week. Typing is a high risk activity among administrative workers.
Keywords: ergonomic, office, musculoskeletal.
Read More
S-9202
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kristin Indriyani; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Baiduri, Hendra, Sumaryanto, Muhammad Fertiaz
Abstrak: Penelitian ini melakukan investigasi terhadap faktor-faktor ergonomi yang berhubungan dengan Indoor Health and Comfort/IHC (dengan indikator keluhan gejala SBS dan kenyamanan kerja) dan keluhan MSS yang dialami oleh pegawai fungsional dan staf di Kantor X. Penelitian ini dilakukan di Kantor X dengan objek penelitian yaitu pegawai fungsional dan staf yang bekerja menggunakan komputer/laptop dan berada di ruangan staf bertipe cubicle (ruangan A, B, C, D, dan E). Penelitian ini dilakukan melalui pengamatan, wawancara, pengukuran kualitas lingkungan kerja di dalam ruangan serta pengisian kuesioner kenyamanan kerja, keluhan gejala SBS dan keluhan MSS. 53,85% pegawai memiliki tingkat kenyamanan kerja tinggi dan 46,15% pegawai memiliki tingkat kenyamanan kerja rendah. 53,85% pegawai merasakan keluhan gejala SBS dengan keluhan paling banyak ditemui 33,85% mata lelah dan 33,85% lelah atau mengantuk. 78,57% pegawai mengalami keluhan MSS. Faktor-faktor ergonomi yang tidak sesuai dengan standar meliputi : dimensi kursi, dimensi meja, penggunaan perangkat komputer, postur kerja, dimensi ruangan, layout ruangan, warna ruangan, serta faktor lingkungan berupa kebisingan, pencahayaan, temperatur, kelembaban, karbondioksida, formaldehyde, dan VOCs. Ditemukan adanya hubungan signifikan antara faktor level aktivitas dengan kenyamanan kerja; serta faktor konsentrasi VOCs dengan keluhan gejala SBS. Tidak terdapat hubungan signifikan antara faktor-faktor ergonomi yang diteliti dengan keluhan MSS.

This study presents our investigations of ergonomic factors that related to Indoor Health and Comfort/IHC (with indicators Sick Building Syndrome (SBS) symptoms and work comfort) and Musculaskeletal Symptoms (MSS) suffered by functional and staff workers in Office X year 2017. Conducted in X Office in Indonesia, with the object study are functional and staff workers who work using computer or laptop in staff room which cubicle type (room A, B, C, D, and E). This study perform via walktrought observation, interview, measure indoor air quality/environment factors and fill indoor comfort quesionaire, SBS symptoms quesionaire and Nordic Body Map (NBM) quesionaire . 53,85% of workers have a high level of work comfort and 46,15% of workers have a low level of work comfort. 53,85% of workers suffered complaint of SBS symptoms with at most complaint of SBS symptoms be found are 33,85% tired or strained eyes and 33,85% fatigue or drowsiness. 78,57% of workers suffered MSS complaint. Ergonomic factors that not comform to standard include seat dimensions, table dimensions, computer used, work posture, room dimensions, room layout, room colors, and noise, lighting, temperature, humidity, carbon dioxide , formaldehyde, and VOCs. There is significant relationship between activity level factors and work comfort; VOCs concentration and complaint of SBS symptoms. There is no significant relationship between ergonomic factors are studied and MSS complaint.
Read More
T-5019
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Mustika, Sulanto Saleh Danu
JMPK Vol.07, No.04
Yogyakarta : UGM, 2004
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andi Rinaldi Zulfikar; Pembimbing: Ridwan Zahdi Sjaaf, Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Muhammad Soffiudin
S-8481
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Debby Nurtanti; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Laksita Ri Hastiti, Julia Rantetampang, Irma Setiawaty Wulandari
Abstrak:
Pekerja kantor merupakan salah satu kelompok yang dapat terkena dampak dari masalah kesehatan gangguan muskuloskeletal karena mereka memiliki aktivitas rutin bekerja di depan komputer selama minimum 8 jam sehari. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor individu (usia, jenis kelamin, Indeks Masa Tubuh (IMT), kebiasaan merokok, kebiasaan berolahraga, dan postur kerja), faktor lingkungan (suhu, intensitas cahaya, dan kebisingan), faktor pekerjaan (durasi kerja dan masa kerja), dan faktor ruang dan peralatan kerja (ruang kerja, meja, kursi, monitor, keyboard, mouse, telepon, dan dokumen) dengan keluhan gangguan muskuloskeletal pada pekerja kantor di PT. XYZ. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dengan metode stratified random sampling kepada 96 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, alat ukur, lembar periksa Rapid Office Strain Assessment (ROSA) untuk postur kerja, dan formulir Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ) untuk keluhan gangguan muskuloskeletal. Hasil penelitian ini adalah sebagian besar responden mengalami keluhan gangguan muskuloskeletal sebanyak 58 responden (60,4%) dimana keluhan terbanyak pada 5 bagian tubuh yaitu punggung atas, punggung bawah, leher, bahu, dan pergelangan tangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa hanya faktor individu yaitu variabel usia yang memiliki hubungan yang bermakna dengan keluhan gangguan muskuloskeletal dengan nilai p-value 0,025 (p < 0,05). Faktor yang paling berhubungan dengan keluhan gangguan muskuloskeletal adalah usia, kebiasaan olahraga, dan postur kerja. Prevalensi gangguan muskuloskeletal pada pekerja kantor PT. XYZ tinggi sehingga diperlukan mitigasi untuk mengurangi keluhan gangguan muskuloskeletal pada pekerja kantor.

Office workers are one of the groups that are vulnerable to have musculoskeletal health problems due to routinely working using a computer for a minimum of 8 hours a day. Therefore, this study aims to analyse the relation of individual factors (age, gender, Body Mass Index (BMI), smoking habits, exercise habits, and work posture), environmental factors (temperature, light intensity, and noise), work factors (work duration and years of service), and working equipments factors (work space, desks, chairs, monitors, keyboards, mouse, telephones, and documents) on occurrence of musculoskeletal disorders among office workers at PT. XYZ. The design study was cross sectional using a quantitative approach with stratified random sampling method against 96 respondents. The instruments used were questionnaires, measuring devices, Rapid Office Strain Assessment (ROSA) check sheets for work posture, and the Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ) form for occurrence of musculoskeletal disorders. This study found that number of respondents that experienced musculoskeletal disorders is 58 respondents (60.4%) where the most complaints were in 5 body parts: upper back, lower back, neck, shoulders, and wrists. The results of the analysis showed that only individual factors an age variable had a significant association with occurrence of musculoskeletal disorders with a p-value of 0.025 (p <0.05). The factors most associated to occurrence of musculoskeletal disorders are age, exercise habits, and work posture. Prevalence of musculoskeletal disorders in office workers at PT. XYZ is high, so mitigation is needed to reduce complaints of musculoskeletal disorders in office workers.
Read More
T-6731
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurrani Mustika Dewi; Pembimbing: Budi Utomo; Penguji: Popy Yuniar, Heri Iswanto
Abstrak: ABSTRACT
Skripsi ini membahas mengenai pengembangan prototipe aplikasi pelaporan rumah sakit di RSIA Kemang Medical Care pada tahun 2014. Pengembangan sistem ini merupakan salah satu bentuk pengembangan office automation system untuk mendukung pekerjaan petugas pelaporan di unit rekam medis dalam mengerjakan laporan-laporan rumah sakit. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kualitatif yang dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, serta telaah dokumen untuk pengumpulan data. Untuk pengembangan aplikasi, penelitian ini menggunakan metode Rapid Application Development (RAD), di mana pengembangan aplikasi yang dilakukan memberdayakan komponen-komponen yang telah ada pada sistem informasi yang sedang berjalan saat ini. Dengan dikembangkannya aplikasi pelaporan rumah sakit, dampak yang diharapkan dapat terjadi adalah pengerjaan laporan internal dan eksternal yang lebih cepat, serata pengurangan beban kerja petugas pelaporan rekam
 

 
ABSTRACT
 This thesis discuss about prototype development of hospital reporting application in Kemang Medical Care Women and Children Hospital in 2014. The system development is an office automation system development to support the reporting staffs of medical record departement in finishing hospital reports. This study is a qualitative study conducted with the observation, in-depth interviews, and document review to collect the data. For application development, Rapid Application Development (RAD) is used, in which the development of application is using components that already exist in the information systems used in the hospital now. The expected impact to occur after the development of this hospitals reporting application is that internal and external hospital reports can be done faster than before, and also to reduce the workload of reporting staff of medical records departement.
Read More
S-8492
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agus Risfian Noor; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Baiduri, Helmi Najamuddin, Irma Setiawaty
Abstrak: Aktifitas pegawai PT PLN UIP X yang berada di kantor induk adalah melakukan kegiatanadministrasi proyek, dimana sebagian besar waktu kerja berada dalam ruangan denganbekerja menggunakan komputer. Jam kerja pegawai adalah selama 8 jam sehari (denganmasa istirahat selama 1 jam) dan 5 hari dalam seminggu.. Dengan pola kerja seperti itu,apabila cara kerja (postur dan durasi kerja), peralatan kerja yang digunakan (kursi, meja,penempatan peralatan komputer), tata letak dalam ruang kerja (gedung kantor, workstation),dan lingkungan kantor (suhu, kelembaban, pencahayaan, bakteri di ruangan) yang tidakmemenuhi syarat serta dipengaruhi oleh karakteristik individu pegawai (usia, jenis kelamin,masa kerja dan kebiasaan olahraga) maka berpotensi terkena dampak risiko ergonomi, yaitumusculoskeletal disorders (MSDs), stres kerja dan kelelahan. Penelitian dilakukan terhadap52 orang responden dimana keluhan dilihat dari masing-masing karakteristik individupegawai. Keluhan MSDs diukur menggunakan kuesioner Nordic Body Map, keluhan stresskerja diukur dengan kuesioner DASS 42 dan keluhan kelelahan diukur dengan kuesionerIFRC. Hasil penelitian menunjukan bahwa keluhan MSDs merupakan keluhan terbanyakpada pegawai dengan rata-rata keluhan 17,17%, dimana bagian tubuh yang paling banyakdikeluhkan adalah sakit leher atas 50%, sakit bahu kanan 42,31%, sakit pinggang 42,31%,sakit pungung 38,46%, sakit leher bagian bawah 34,62% dan sakit bahu kiri 30,77%. Dilihatdari karakteristik individu diperoleh data keluhan MSDs sebagai berikut: wanita lebih banyakmengeluh daripada laki-laki, pegawai berusia > 35 tahun lebih banyak mengeluh dari padapegawai berusia < 35 tahun, pegawai dengan masa kerja > 10 tahun lebih banyak mengeluhdari pada masa kerja < 10 tahun, dan pegawai yang tidak berolahraga lebih banyak mengeluhdari pada pegawai yang rutin berolahraga. Sedangkan keluhan kelelahan relative kecil rata-rata 6,86% dan stres hanya ada pada kategori stress ringan dengan rata-rata 11,54%.Kata kunci: Pegawai PLN UIP X, kantor, postur kerja, peralatan kerja, lingkungan kerja,karakteristik individu, musculoskeletal disorders.
Employees activities of PT PLN UIP X which are in the main office is conducting a projectadministration, where the majority of working time to be in the room to work using acomputer. Working hours by employees is 8 hours a day (with a period of rest for 1 hour) and5 days a week. With such a work pattern, if ways of working (postures and duration), workequipment used (chairs, tables, equipment placement computer), the layout of the workspace(office building, workstation), and the office environment (temperature, humidity, lighting,bacteria in the room) are not eligible and is influenced by the individual characteristics ofemployees (age, gender, working life and exercise habits ) then potentially affected byergonomic risk, i.e. musculoskeletal disorders (MSDs), job stress and fatigue. Researchconducted on 52 respondents where complaints seen from the individual characteristics ofeach employee. MSDs complaint was measured using a questionnaire Nordic Body Map,complaints of job stress was measured by a questionnaire DASS 42 and the fatigue wasmeasured by a questionnaire IFRC. The results showed that MSDs are the biggest complaintof employees with an average of 17.17%. The most complained of part of the body is theneck pain over with value of 50%, and then the right shoulder pain 42.31%, the lumbago42.31%, the back pain 38.46%, the neck pain lower 34.62% and the left shoulder pain30.77%. Judging from the individual characteristics obtained complaint data MSDs asfollows: women complain more than men, employees aged > 35 years more complaining thanemployees aged < 35 years, employees with working life > 10 years more complaining thanworking life <10 years, and employees who do not exercise more complaining thanemployees who regularly exercise. While fatigue is relatively small on average 6.86% whilethe stress only in the category of mild stress by an average of 11.54%.Key word: Employees of PLN UIP X, office, work posture, work equipment, officeenvironment, individual characteristic, musculoskeletas disorders.
Read More
T-4576
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Talitha Luthfia Zaki; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Abdul Kadir, Barmanto
Abstrak:

Seiring dengan peningkatan pendidikan, semakin banyak masyarakat Indonesia yang
bekerja di perkantoran. Sektor perkantoran tidak luput dari berbagai potensi bahaya dan
risiko, baik yang berasal dari pekerjaannya ataupun dari lingkungan kerjanya. Oleh
karena itu, implementasi K3 di lingkungan perkantoran diperlukan untuk mencegah dan
mengurangi penyakit akibat kerja dan penyakit lain, serta kecelakaan kerja pada
karyawan, dan menciptakan perkantoran yang aman, nyaman, dan efisien untuk
meningkatkan produktivitas kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
implementasi standar K3 perkantoran di kantor PT X Gandul, menganalisis faktor yang
berhubungan dengan hasil implementasi tersebut, dan memberikan rekomendasi
perbaikan terkait implementasi K3 Perkantoran. Penelitian menggunakan metode analisis
deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui observasi, wawancara, dan telaah
dokumen untuk menilai penerapan K3 pada aspek kebijakan, keselamatan kerja,
kesehatan kerja, ergonomi, dan kesehatan lingkungan kerja. Hasil penilaian menunjukkan
bahwa implementasi K3 di kantor PT X Gandul secara umum berada pada kategori sangat
baik dengan capaian total 84%, di mana aspek kebijakan (100%), keselamatan kerja
(91%), ergonomi (85%), dan kesehatan lingkungan kerja (92%) memperoleh nilai sangat
baik, sementara aspek kesehatan kerja berada pada kategori baik dengan capaian 66%.
Faktor utama yang mendukung keberhasilan implementasi K3 di kantor PT X Gandul
adalah komitmen manajemen, ketersediaan sumber daya, tingkat pengetahuan dan
awareness pekerja, serta evaluasi dan pemantauan berkala. Namun, ditemukan beberapa
indikator yang belum terpenuhi seperti ketiadaan water sprinkler dan heat detector,
ketiadaan stopper pada slot parkir, ketiadaan jalur khusus troli, belum optimalnya fasilitas
ruang ASI, serta pengelolaan sampah yang perlu ditingkatkan. Penelitian ini
merekomendasikan PT X untuk melakukan peningkatan pada fasilitas pendukung,
pemerataan program kesehatan kerja pada seluruh kantor PT X, membuat KPI perprogram, dan melakukan pembagian tugas secara spesifik sesuai pilar K3KL. Selain itu,
peneliti juga merekomendasikan adanya pengkajian ulang indikator penilaian pada
Permenkes Nomor 48 Tahun 2016 dan Instrumen Penilaian Mandiri, agar lebih fleksibel
dan relevan dengan kondisi nyata perkantoran di Indonesia. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan kebijakan dan praktik K3
perkantoran yang lebih efektif dan berkelanjutan.


Along with the increase in education, more and more Indonesian people work in offices. The office sector is not free from various potential hazards and risks, both from their work and from their work environment. Therefore, the implementation of K3 in the office environment is needed to prevent and reduce occupational diseases and other diseases, as well as work accidents in employees, and to create a safe, comfortable, and efficient office to increase work productivity. This study aims to analyze the implementation of K3 office standards at the PT X Gandul office, analyze factors related to the results of the implementation, and provide recommendations for improvements related to the implementation of K3 Office. The study uses a descriptive analysis method with a qualitative approach through observation, interviews, and document reviews to assess the implementation of K3 in the aspects of policy, occupational safety, occupational health, ergonomics, and work environment health. The assessment results show that the implementation of K3 at the PT X Gandul office is generally in the very good category with a total achievement of 84%, where the aspects of policy (100%), occupational safety (91%), ergonomics (85%), and work environment health (92%) received very good scores, while the occupational health aspect is in the good category with an achievement of 66%. The main factors supporting the success of K3 implementation in PT X Gandul office are management commitment, availability of resources, level of knowledge and awareness of workers, and periodic evaluation and monitoring. However, several indicators were found that have not been met such as the absence of water sprinklers and heat detectors, the absence of stoppers in parking slots, the absence of special trolley lanes, suboptimal breastfeeding room facilities, and waste management that needs to be improved. This study recommends PT X to improve supporting facilities, equalize occupational health programs in all PT X offices, create KPIs per program, and divide tasks specifically according to the K3KL pillars. In addition, the researcher also recommends a review of the assessment indicators in Permenkes Number 48 of 2016 and the Independent Assessment Instrument, to be more flexible and relevant to the real conditions of offices in Indonesia. The results of this study are expected to be a reference in developing more effective and sustainable office K3 policies and practices.

Read More
S-12108
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive