Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Tetyana Madjid; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Purnawan Junadi, Wahyu Sulistiadi, Safaruddin
B-1930
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hastrina Mailani; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Wachyu Sulistiadi, Nani Hidayanti Widodo, Kemal Imran
Abstrak: Prosedur tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus diterapkan dirumah sakit termasuk di rawat inap. Kegiatan ini bertujuan untuk meminimalkan danmencegah terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitarfasilitas pelayanan kesehatan. Selain menurunkan tingkat kesakitan dan kematian karenainfeksi nosokomial, pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi yangbaik akan menurunkan biaya kesehatan karena dapat menurunkan lama rawat yangberdampak pada penurunan biaya yang dikeluarkan. Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui gambaran pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di rawat inapRumah Sakit Pusat Otak Nasional. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif denganmenggunakan metode penelitian kualitatif. Wawancara mendalam, diskusi grup terarah,dan observasi lansung dilaksanakan terhadap 13 informan. Hasil penelitian menunjukanbahwa pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di rawat inap Rumah SakitPusat Otak Nasional ditinjau dari struktur, proses dan output belum terlaksana sesuaidengan pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi yang telah ditetapkan.Pelaksanaan pencegahan dan pelaksanaan infeksi di rawat inap belum optimal karenapelaksanaan kebersihan tangan, penggunaan alat pelindung diri, pemisahan limbahmedis dan penyuntikan yang aman pada sebagian petugas belum dilakukan sesuaistandar serta monitoring dan evaluasi yang tidak dilakukan secara rutin. Jumlah petugasyang masih kurang, tumpang tindih tugas dan kurangnya pelatihan berpengaruh padapelaksanaan tugas pencegahan dan pengendalian. Saran yang dapat dilakukan adalahanalisis beban kerja, meningkatkan pelatihan pada petugas dan monitoring sertaevaluasi pelaksaanan pencegahan dan pengendalian infeksi dilakukan secara rutin.Kata Kunci : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, infeksi nosokomial
Infection prevention and control procedures must be implemented in hospitals includingthe inpatient care. It is intended to minimize and prevent infection in patients,healthcare workers, visitors, and the community surrounding the healthcare facility.Other than reducing mortality and morbidity rate associated with nosocomialinfections, the right implementation of Infection prevention and control program willalso reduce health costs due to reduced care duration which affects the decrease of thehealth cost expenditure. The purpose of this research is to understand the descriptive ofinfection prevention and control implementation at the inpatient care of the NationalBrain Center Hospital. This study uses a qualitative descriptive research method. In-depth interview, focus group discussion and observation are conducted with 13informants. Results of the study show that based on the structure, process and output,the infection prevention and control implementation at the inpatient care of theNational Brain Center Hospital has been done according to the guidelines of theinfection prevention and control that has been established.. The infection preventionand control implementation at the inpatient care is not yet optimized because of thepractices such as hand hygiene practice, use of personal protective equipment,separation of medical waste and safe injection that have not been done according tostandard and have not been monitored and evaluated routinely. The insufficient numberof healthcare workers, overlapping tasks and lack of training have an effect on theimplementation of Infection prevention and control tasks. Suggestions to be done arerestructuring of the Infection prevention and control organization, analysis ofworkload, the increase of training for healthcare workers and routine monitoring andevaluation of Infection prevention and control implementation.Keywords: Infection Prevention and Control,nosocomial infections.
Read More
T-5331
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Amelia Fauzia Rachim; Pembimbing: Helen Andriani; Penguji: Anhari Achadi, Wachyu Sulistiadi, Ahmad Fauzi, Rakhmawati Caesaria
Abstrak:
Latar belakang: Infeksi yang bersinggungan terkait pelayanan kesehatan di Rumah Sakit adalah Health Care Associated Infection (HAIs) atau disebut dengan istilah Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan, telah menjadi salah satu masalah tinggi yang harus diselesaikan rumah sakit karena dapat meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian. Adanya program pelaksanaan dan pengendalian infeksi yang berjalan tentunya akan menurunkan angka kejadian infeksi, namun kegiatan PPI juga membutuhkan dukungan sumber daya, sarana prasarana, anggaran, dan kebijakan. Tujuan penelitian: menganalisis pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi di RS Kartika Husada Jatiasih. Metode:Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan data primer melalui observasi, wawancara mendalam, dengan informan penelitian yaitu IPCLN, IPCN, Ketua Komite PPI, dan pihak Manajamen RS di RS Kartika Husada. Sementara itu, data sekunder berasal dari dokumen-dokumen di rumah sakit yang berkaitan dan mendukung penelitian ini. Hasil: penelitian disimpulkan pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di RS Kartika Husada Jatiasih sudah sesuai dengan pedoman yang ada, namun kurangnya sumber daya manusia sejalan dengan kurang terlaksananya monitoring serta kurangnya pengetahuan pada pelaksanaan seperti kebersihan tangan Sebagian petugas belum melakukan sesuai standar dan capaian indikator yang ditargetkan.Saran yang dapat diberikan adalah melakukan Analisa beban kerja, mengadakan reward and punishment, serta membuat anggaran khusus pada program pencegahan dan pengendalian infeksi, sehingga dapat menghasilkan output dengan peningkatan mutu yang baik

An infection associated with hospital health care infection, called a health care associated infection, has been one of the high problems that hospitals have to deal with because it increases the number of pain and death. With existing program for administering and controlling infections, however, ppi activities also require resource support, infrastructure, budgets, and policies. The aim of the study to analyze the implementation of preventive and infectious programs at the husada husada hospital. Primary data retrieval by observation, in-depth interview, with research informants IPCLN, IPCN, the chairman of the ppi committee, and the hospital manager at kartika husada hospital. Meanwhile, secondary data came from documents at the hospital that linked and supported the study. Based on studies the implementation of prevention and infection control at the kartika husada was still followed by guidelines, but the lack of human resources was consistent with the lack of monitoring and lack of knowledge on practices such as the cleanliness of the hands of some officers had not done according to the standard and the aim of the indicators. The advice might be given is to analyze workload, execute reward and punishment, and set a specific budget on prevention and infection management programs, so that it can produce output with good improvement
Read More
B-2345
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Firman Kurnianto; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Surya Ede Darmawan, Vetty Yuliantiy Permanasari, Alinur, Hendik Wicaksono
Abstrak: Latar Belakang: PPI adalah salah satu bab dalam SNARS Edisi 1 meliputi 9 fokus area. Saat ini belum ada analisa capaian standar PPI berdasarkan kepemilikan rumah sakit dengan data sekunder SNARS Edisi 1 di Indonesia. Metode: Cross sectional menggunakan data sekunder KARS. Sampel seluruh RS terakreditasi tahun 2018-2019 yang diuji berdasarkan variable kepemilikan. Hasil dan Pembahasan: Didapatkan 1.271 RS dengan RS pemerintah (537 RS) dan RS swasta (734 RS). Fokus Area 4 nilai tertinggi pada regulasi pelayanan sterilisasi, pengelolaan linen serta nilai terendah pada penjaminan proses sterilisasi dan desinfeksi di luar CSSD, bukti pelaksanaan monitoring kepatuhan PPI dalam pelayanan sterilisasi pihak ketiga dan pihak ketiga pengelolaan linen harus memenuhi sertifikasi mutu. Fokus Area 8 nilai tertinggi pada regulasi penempatan pasien infeksi airborne, hand hygiene dan alat pelindung diri serta nilai terendah pada bukti monitoring IPCN terhadap penempatan pasien imunitas rendah, terhadap penempatan dan proses transfer pasien airborne disease serta RS menyediakan ruang isolasi tekanan negatif. Kesimpulan: Nilai tertinggi Fokus Area 4 didapatkan pada unsur regulasi pelayanan sterilisasi dan pengelolaan linen. Nilai tertinggi Fokus Area 8 didapatkan pada unsur regulasi penempatan pasien infeksi airborne, hand hygiene, alat pelindung diri
Background: PPI is one of the chapters in SNARS Edition 1 covering 9 focus areas. Currently, there is no analysis of the achievement of PPI standards based on hospital ownership with secondary data from SNARS Edition 1 in Indonesia. Cross sectional using KARS secondary data. Samples of all accredited hospitals in 2018-2019 were tested based on ownership variables. Results and Discussion: There were 1,271 hospitals with government hospitals (537 hospitals) and private hospitals (734 hospitals). Area 4 focuses on the highest score on regulation of sterilization services, linen management and the lowest score on the guarantee of sterilization and disinfection processes outside of CSSD, evidence of PPI compliance monitoring in third party sterilization services and third party linen management must meet quality certification. Focus Area 8, the highest score on the regulation of the placement of patients with airborne infections, hand hygiene and personal protective equipment and the lowest score on the evidence of IPCN monitoring on the placement of patients with low immunity, on the placement and transfer process of airborne disease patients and hospitals providing negative pressure isolation rooms. Conclusion: The highest value of Focus Area 4 was obtained on the elements of regulation of sterilization services and linen management. The highest value of Focus Area 8 was obtained on the elements of regulation of the placement of patients with airborne infections, hand hygiene, personal protective equipment
Read More
B-2239
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ester Marini Lubis; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Puput Oktamianti, Dumilah Ayuningtyas, Emilia Amir
T-4256
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anak Agung Raka Jeni; Pembimbing: Purnawan Junadi; Penguji: Prastuti C. Soewondo, Amal Chalik Sjaaf, TB. Firmansyah B. Rifai, Albert Maramis
Abstrak: Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan pemerintah kepada rumah sakit yang telahmemenuhi standar yang telah ditetapkan. Akreditasi rumah sakit di Indonesiadilaksanakan untuk menilai kepatuhan rumah sakit terhadap standar akreditasi. Di RSUDharma Yadnya sudah melaksanakan akreditasi 4 standar : Pencegahan danPengendalian Infeksi, Kualifikasi dan Pendidikan Staf, Hak Pasien dan Keluarga danSasaran Keselamatan Pasien. Pada standar PPI paling banyak meninggalkanPerencanaan Perbaikan Strategis (PPS) yaitu sebanyak 23 item dari 11 elemen penilaiandibandingkan dengan tiga standar lainnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalahuntuk diketahui proses pelaksanaan perbaikan 23 item dan hambatan yang ditemukan.Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengambilan datawawancara mendalan dan telaah dokumen, dengan 4 orang partisipan. Hasil penelitianini menunjukkan pada re-survey pertama tahun 2016 terselesaikan 5 elemen penilaian,re-survey kedua tahun 2017 terselesaikan 16 elemen penilaian dan menyisakan 2elemen penilaian yang belum tercapai yaitu pada pemenuhan sarana ruang isolasidengan ruangan bertekanan negatif dan filtrasi HEPA. Dengan kendala harga alat danpemeliharaan yang mahal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk membangunbangunan rumah sakit yang baru apalagi untuk keperluan investasi, harusmemperhatikan arsitektur rumah sakit yang ditentukan oleh standar akreditasi rumahsakit.
Hospital accreditation is the government's recognition to hospitals that have met theestablished standards. Hospital accreditation in Indonesia is conducted to assess hospitalcompliance with accreditation standards. Dharma Yadnya Hospital have implemented 4accreditation standard: Infection Prevention and Control, Qualification and StaffEducation, Patient and Family Rights and International Patient Safety Goals. At mostinfection prevention and control standards leave strategic improvement planning asmany as 23 items from 11 assessment elements compared with three other standards.The purpose of this research is to know the implementation process to improve 23assessment element and obstacles found. The method of this research is qualitativeresearch, using deep interview and document review technique, with 4 participants. Theresult of this study showed that in the first re-survey of 2016 completed 5 elements ofassessment, the second re-survey of 2017 completed 16 elements of assessment andleaving 2 elements of assessment that have not been achieved, that is the fulfillment ofisolation facilities with negative pressure rooms, and HEPA filtration. With expensivetool and maintenance cost constraints. This research concluded that to build a newhospital building especially for investment purposes, must pay attention to hospitalarchitecture which determined by hospital accreditation standard.
Read More
B-2024
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Peter Rusli; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Adang Bachtiar, Amila Megraini, Vrilia Adirasari
Abstrak: Rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan tingkat lanjut diharapkan dapat memberikan pelayanan paripurna. Dalam prosesnya itu sejalan dengan tujuan Akreditasi Rumah Sakit agar mendapatkan pengakuan mutu serta mengutamakan keselamatan pasien. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kesiapan pemenuhan standar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) menurut Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi 1 di rumah sakit Mitra dengan menggunakan langkah-langkah dalam problem solving cycle. Penelitian ini adalah riset operasional dengan metode kualitatif dimana pengumpulan datanya dilakukan dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitan menunjukkan bahwa dari sisi input terhadap sumber daya manusia, sarana dan prasarana, penganggaran dan instrumen sudah maksimal meski dengan berbagai keterbatasan dan kondisi rumah sakit yang masih baru beroperasional. Dalam sisi proses untu pemenuhan kualifikasi sumber daya manusia (SDM) sudah cukup meski pembekalan terhadap pelatihan masih minim dan terbatas pelatihan internal ataupun studi banding ke rumah sakit lain. Pengadaan sarana prasana juga masih menggunakan prioritas yang berhubungan langsung dengan pelayanan seperti pengadaan handrub dan hand soap program cuci tangan dan unit Central Sterile Supply Department (CSSD), londri dan gizi untuk peralatan dan ruangan yang sesuai standar PPI. Pembiayaan masih terkendala karena ketersediaan dana yang terbatas namun mampu dioptimalkan. Pelaksanaan instrumen yang meliputi monitoring evaluasi dinilai masih belum maksimal namun sudah berjalan dengan baik. Sebagai output capaian pemenuhan standar PPI melalui self assessment dari semua bagian input dinilai sudah cukup dan mampu untuk menghadapi porses akreditasi rumah sakit. Kesimpulannya kesiapan SDM, sarana prasarana, kebijakan/ regulasi, penganggaran serta instrumen Standar PPI sebagian besar sudah terpenuhi dan telah siap menghadapi survei akreditasi rumah sakit. Saran bagi Komite PPI dan Infection Prevention and Control Nurse (IPCN), Keperawatan, Manajemen Rumah Sakit serta Tim Akreditasi untuk dapat berkoordinasi secara berkesinambungan agar mendapat umpan balik, melakukan sosialisasi rutin terkait edukasi standar PPI baik kepada staf maupun pasien dan keluarga pasien sehingga mutu rumah sakit terhadap PPI dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan.

The hospital as an advanced health facility is expected to provide complete services. In the process it is in line with the objectives of Hospital Accreditation in order to get quality recognition and prioritize Patient Safety. The purpose of this study was to determine the readiness to fulfill Infection Prevention and Control standards according to SNARS first edition in Mitra Jambi Hospital in terms of problem solving cycle. The research method used is qualitative research where the data collection is done by in- depth interviews and document review. The research results show that in terms of input to human resources, facilities and infrastructure, budgeting and instruments have been maximized despite various limitations and conditions of hospitals that are still operating. In terms of the process for fulfilling human resources qualifications, it is sufficient even though training on training is still minimal and limited to internal training or comparative studies to other hospitals. Procurement of infrastructure is also still using priority directly related to services such as the procurement of hand rubs and hand soap hand washing programs and Central Sterile Supply Department (CSSD) units, laundry and nutrition for equipment and rooms that comply with Infection Prevention and Control standards. Financing is still constrained due to the limited availability of funds but can be optimized. The implementation of the instrument which includes monitoring evaluation is considered to be still not maximal but has gone well. As an output, the achievement of meeting Infection Prevention and Control standards through self-assessment from all parts of the input is considered sufficient and able to deal with the hospital accreditation process. In conclusion, the readiness of human resources, infrastructure, policies/ regulations, budgeting as well as the PPI Standard instruments have been largely fulfilled and are ready to face hospital accreditation surveys. Suggestion to Infection Prevention and Control Committee and Infection Prevention and Control Nurse (IPCN), Nurse Department, Hospital Management and also Accreditation Team to continuous coordination each other to achieve feedback, regularly socialization for educational of Infection Prevention and Control standard to staff and also patient with their family, goals to maintain and increasing hospital quality thorough Infection Prevention and Control.
Read More
B-2157
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lenggo Geni Sari; Pembimbing : Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Anhari Achadi, Ede Surya Darmawan, Nani Widodo, Cahyarini
Abstrak: Infeksi yang berhubungan dengan perawatan kesehatan atau infeksi yang diperoleh dalam perawatan kesehatan adalah efek samping yang paling umum dalam penyediaan layanan kesehatan di seluruh dunia. Rumah sakit bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit dan meningkatkan kualitas dan mempertahankan standar layanan rumah sakit. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah upaya untuk memastikan perlindungan setiap orang dari kemungkinan tertular infeksi dari sumbersumber publik dan saat menerima layanan kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi program pencegahan dan pengendalian infeksi di RSUP Persahabatan Jakarta. Desain penelitian adalah kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam terstruktur, telaah dokumen serta observasi dengan memakai lembaran observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia masih kurang, sarana dan prasarana belum berkesinambungan dibeberapa unit layanan, kepatuhan kebersihan tangan di kalangan peserta didik masih rendah, laporan mengenai infeksi daerah operasi masih belum optimal dan pencatatan serta pelaporan kegiatan program PPI belum disampaikan ke Kementerian Kesehatan. Implementasi program PPI di rumah sakit membutuhkan dukungan SDM, sarana prasarana yang berkesinambungan terutama untuk sarana prasarana kebersihan tangan, edukasi yang intens terhadap peserta didik dan karyawan rumah sakit akan kepatuhan kebersihan tangan dan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan PPI sesuai aturan yang ada.
Read More
B-2078
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wita Nursanthi Nasution; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Dumilah Ayunigtyas, Puput Oktamiyanti, Azizah Ariyani, Soeko Werdi Nindito
Abstrak:

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran kepatuhan petugas kesehatan di RSUD Pasar Rebo dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi terkait rawat inap, meneliti hubungannya dengan faktor predisposisi, penguat dan pemungkin dan juga perbedaan pengetahuan, sikap dan persepsi pada ruang rawat inap kelas 3 RSUD Pasar Rebo.

Penelitian menggunakan metode observasional kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Data primer melalui observasi langsung dan pengisian kuesioner oleh petugas kesehatan yang bekerja di ruang rawat inap kelas tiga. Faktor yang diukur adalah pengetahuan, sikap, umur, jenis kelamin dan lama kerja, pelatihan, sarana, Standar Prosedur Operasional, dukungan atasan dan pengawasan. Analisis data penelitian menggunakan teknik regresi logistik dan Chi Square.

Sampel penelitian sebanyak 62 responden. 48,4% petugas kesehatan memiliki kepatuhan yang baik dalam pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Pengetahuan adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan. Pengawasan dan dukungan rumah sakit berupa pemeriksaan kesehatan dan penghargaan terhadap laporan luka tusuk jarum adalah faktor yang berhubungan dengan kepatuhan petugas kesehatan. Tidak terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap di rawat inap kelas 3 dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Saran untuk rumah sakit meningkatkan pengetahuan dengan pelatihan mengenai kewaspadaan isolasi dan meningkatkan fungsi pengawasan.


ABSTRACT

This study is to determine the compliance level of healthcare workers at inpatient ward at RSUD Pasar Rebo implementing infection control, identify factors related to compliance and to know the difference factors among inpatient wards.

A quantitative study with crosss sectional design was carried out in 2011. Data was obtained using self administered interview and observation checklist. Factors measured are knowledge, attitude, age, SOP, training, facilities, surveilans and management support.

Sample reached 62. 48,4% health care workers have high compliance. Factors related are knowledge, surveilans and management support and no differences in knowledge and attitude among inpatient wards. Findings suggest a need for provision in service training of IPC, improvement surveilans from IPCN and support from management for medical check up .

Read More
B-1474
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive