Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Izzah Fajrina Afani; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Budi Hartono, Edwin Nasli
Abstrak: Faktor risiko utama keamanan pangan di restoran adalah personal hygiene penjamah makanan dimana hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas sanitasi di restoram berupa air bersih, jumlah ketersediaan fasilitas cuci tangan, fasilitas pelengkap pada fasilitas cuci tangan, dan pengetahuan penjamah makanan. Menganalisis hubungan ketersediaan fasilitas dan pengetahuan dengan perilaku personal hygiene penjamah makanan restoran di Jakarta Selatan. Desain studi cross-sectional dengan unit analisis restoran di Jakarta Selatan. Jumlah sample sebanyak 115 restoran yang berasal dari 10 kecamatan di wilayah Jakarta Selatan. Digunakan data sekunder berupa form hygiene sanitasi restoran milik puskesmas tingkat kecamatan yang tertera pada Kepmenkes no 1098 tahun 2003. Data diolah dengan analisis univariat dan bivariat kemudian disajikan dalam bentuk table.
Read More
S-10600
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Juliandari; Pembimbing: Helda; Penguji: Syahrizal, Tri Wahyuningsih
Abstrak: Coronavirus Disease (COVID-19) merupakan penyakit pernafasan dengan tingkatpenyebaran tinggi yang dapat menular dari orang ke orang. COVID-19 menginfeksilebih dari 121.000 orang di dunia dan telah dinyatakan sebagai pandemi. Mesipun telahcukup lama dinyatakan sebagai pandemi namun pemahaman terkait COVID-19 dimasyarakat masih belum menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan, persepsi, dan perilaku masyarakat padapandemi COVID-19 di Kota Depok tahun 2020. Desain penelitian ini menggunakandesain penelitian cross-sectional. Penelitian ini diikuti oleh 226 responden, denganproporsi responden perempuan 69,9% dan laki-laki 30,1%. Hasil penelitian menunjukanproporsi pengetahuan responden yang baik 89,4%, proporsi persepsi positif 89,4%, danproporsi perilaku kebersihan diri yang baik 69%. Analisis bivariat menunjukan bahwaterdapat hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan (p=0,05, OR=4,797) dandengan perilaku kebersihan diri (p=0,000, OR= 5,174). Terdapat hubungan usia dewasadengan perilaku kebersihan diri (p=0,001, OR=3,750) dan jenis kelamin denganperilaku kebersihan diri (p=0,015, OR=2,194).Kata kunci: Coronavirus, masyarakat, pandemi, personal hygiene.
Read More
S-10378
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Qurrota Aini Aini; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Dadan Erwandi, Khaerudi
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik, dankemandirian personal hygiene pada anak berkebutuhan khusus (ABK) di SLBNusantara ber-Asrama Depok tahun 2016. Subjek dari penelitian ini adalah 46 anakberkebutuhan khusus dengan ragam jenis disabilitas, usia dan tingkat pendidikan.Penelitian menggunakan metode kuantitatif. Desain penelitian ini adalah deskriptifdan menggunakan pendekatan cross sectional. Gambaran mengenai kemandirianpersonal hygiene diperoleh peneliti dari hasil observasi. Peneliti menggunakaninstrumen penelitian yang dikembangkan oleh DISHA Comprehensive RehabilitationCenter yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, dengan modifikasi item berkaitandengan perilaku sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nilaikemandirian personal hygiene antar umur, jenis kelamin, jenis disabilitas dan tingkatpendidikan. Penelitian ini merekomendasikan kepada pihak sekolah, serta kerjasamadinas pendidikan dan dinas pendidikan untuk berkomitmen meningkatkankemandirian personal hygiene ABK mencapai tingkat optimal. Selain itu jugarekomendasi ditujukan untuk peneliti lain guna melihat faktor lain yangmemungkinkan kemandirian personal hygiene pada ABK.Kata Kunci : Anak Berkebutuhan Khusus, Kemandirian, Personal Hygiene.
Read More
S-9289
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sumiati Bedah; Pembimbing: Ema Hermawati; Penguji: Ririn Arminsih, Budi Hartono, Didik Supriyono
T-4069
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hardito Nugroho; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Ema Hermawati, Yulia Fitria Nungrum
Abstrak: Sampah masih menjadi sumber masalah kesehatan dan lingkungan di Indonesia,meskipun sudah dikelola di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Salahsatunya masalah penyakit kulit yang banyak diderita oleh pemulung. Pemulungmerupakan salah satu pekerjaan yang berisiko terkena gangguan kulit akibatkontak langsung dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat. Data PuskesmasKecamatan Bantargebang tahun 2014 menunjukan bahwa terdapat 1.961kunjungan ke puskesmas dengan keluhan penyakit kulit diantaranya pemulungTPST Bantargebang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif denganpendekatan cross sectional yang dilakukan dari bulan Februari sampai Juli 2016.Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 300 responden. Tujuannya adalahmenganalisis hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengankejadian penyakit kulit. Metode dalam pengambilan data menggunakan kuesionerdan lembar observasi. Data yang diperoleh kemudian dilakukan uji statistikdengan rumus chi square dan t independent. Hasil penelitian menunjukan bahwa62,3% pemulung menderita sakit kulit dan 37,7% pemulung tidak sakit kulit.Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit kulit pada penelitianini adalah waktu kerja (9,98;4,374-22,774), kebersihan pakaian (9,49;4,693-19,205), dan penggunaan alat pelindung diri (4,32;2,248-8,284). Disarankankepada pemulung TPST Bantargebang untuk menghindari intensitas waktu kerjapada siang hari, lebih memperhatikan perilaku hidup bersih, serta menggunakanalat pelindung diri sesuai standar. Pihak pengelola TPTS Bantargebang yangbekerja sama dengan Puskesmas Kecamatan Bantargebang harus lebihmeningkatkan pengawasan dan penyuluhan tentang kesehatan kulit kepadapemulung.
Waste is still a source of health and environmental problems in Indonesiaalthough they have been managed in the Integrated Waste Management (TPST).One of them is dermal illness effecting many scavengers. Scavenger is one of jobswhich is at risk of skin irritation from direct contact with unhealthy environmentalconditions. Data from Public Health Centre of Bantargebang subdistrict in 2014showed that there were 1,961 visits to the clinics with complaints of skin diseases,among them are scavengers in TPST Bantargebang. This research is a quantitativeresearch with cross sectional approach conducted from February to July 2016.There are research sample of 300 respondents. The goal is to analyze therelationship of personal hygiene and individual characteristics with the incidenceof skin diseases. The method in collecting data is by using questionnaires andobservation sheets. The data obtained was then performed statistical tests by usingformula of chi square and t independent. The results show that 62.3% ofscavengers were suffering dermal illness while the other 37.7% were not. Factorsassociated with the incidence of dermal illness in this research are working time(9.98; 4.374 to 22.774), cleanliness of clothing (9.49; 4.693 to 19.205), and theuse of personal protective equipment (4.32; 2.248 to 8.284). Furthermore, It issuggested to scavengers in TPST Bantargebang to avoid the intensity of workingtime during the midday, give more attention to hygienic behavior, as well as touse appropriate personal protective equipment standards. The management ofTPTS Bantargebang in collaboration with Public Health Centre of Bantargebangsubdistrict should further improve the supervision and counseling about the healthof the skin to the scavengers.Key words : Waste, Dermal Ilness, Personal Hygiene, Individual Characteristics.
Read More
S-9092
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syifa Aulia Hudriah; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Ema Hermawati, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Skabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei var. hominis. Penyakit ini dapat menular baik melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Skabies masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, terutama pada individu yang hidup dalam kelompok, seperti di pondok pesantren. Penularan skabies dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan Personal Hygiene. Selain mengganggu kesehatan santri, skabies juga dapat memengaruhi aktivitas mereka sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor lingkungan dan Personal Hygiene yang berhubungan dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren X, Kota Bogor pada tahun 2024. Desain penelitian ini adalah studi cross-sectional dengan sampel sebanyak 90 orang yang dipilih secara acak. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan pengukuran lingkungan, serta dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik faktor prediksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 47 orang menderita skabies dan 43 orang tidak mengalami skabies. Faktor Personal Hygiene  yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian skabies antara lain kebersihan tangan (OR 4,67; 1,85-11,75), kebersihan kuku (OR 3,60; 1,50-8,64), kebersihan pakaian (OR 4,96; 1,82-13,53), kebersihan handuk (OR 4,03; 1,57-10,32), dan kebersihan tempat tidur (OR 31,27; 9,11-107,25). Sedangkan faktor lingkungan seperti suhu dan kelembapan tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan kejadian skabies. Variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian skabies pada santri adalah kebersihan tempat tidur (OR 90,72; 14,83-554,9), kebersihan tangan (OR 6,64; 0,93-47,48), dan kebersihan pakaian (OR 4,31; 0,63-29,34).

Scabies is an infectious disease caused by the mite Sarcoptes scabiei var. hominis. This disease can be transmitted either through direct or indirect contact. Scabies is still a public health problem in Indonesia, especially in individuals who live in groups, such as in Pondok Pesantren. Scabies transmission is influenced by environmental factors and personal hygiene. Apart from disrupting the health of students, scabies can also affect their daily activities. This study aims to analyze environmental factors and personal hygiene that are associated with the incidence of scabies at Pondok Pesantren Data was collected through interviews using questionnaires and environmental measurements, and analyzed using the chi-square test and logistic regression of predictive factors. The results showed that 47 people suffered from scabies and 43 people did not. Personal hygiene factors that have a significant relationship with the incidence of scabies include hand hygiene (OR 4.67; 1.85-11.75), nail hygiene (OR 3.60; 1.50-8.64), clothing hygiene (OR 4.96; 1.82-13.53), towel hygiene (OR 4.03; 1.57-10.32), and bed hygiene (OR 31.27; 9.11-107.25). Meanwhile, environmental factors such as temperature and humidity do not show a significant relationship with the incidence of scabies. The variables that most influence the incidence of scabies in students are bed hygiene (OR 90.72; 14.83-554.9), hand hygiene (OR 6.64; 0.93-47.48), and clothing hygiene (OR 4.31; 0.63-29.34).
Read More
S-11859
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ananda Haman Sunarko; Pembimbing: Ema Hermawati; Penguji: Budi Hartono, Ariyanto
Abstrak:
Permasalahan sampah di Indonesia masih menjadi suatu permasalahan yang krusial termasuk daerah Ibukota yang akan meningkatkan risiko terjangkit penyakit pada pekerja Bank Sampah. Salah satunya masalah diare sebagai penyakit berbasis lingkungan masih menjadi permasalahan utama kesehatan masyarakat hingga saat ini dan merupakan penyakit 10 besar di hampir seluruh puskesmas di Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Data Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan tahun 2022 menunjukkan bahwasannya terdapat kasus diare pada semua umur berjumlah 7.417 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene dan sanitasi terhadap penyakit diare pada pekerja Bank Sampah Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan tahun 2022. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan dari bulan Januari sampai Maret 2023. Metode dalam pengambilan data melalui wawancara dan observasi langsung dengan menggunakan kuesioner dengan sampel penelitian yang digunakan sebanyak 74 responden. Data yang diperoleh kemudian dilakukan uji statistik dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 51,4% pekerja Bank Sampah mengalami penyakit diare dan 48,6% tidak mengalami penyakit diare. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit diare pada penelitian ini adalah kebiasaan cuci tangan tangan dengan p-value sebesar 0,000 dan OR = 15.300 [95% CI 3.209 - 72.941], penggunaan APD dengan p-value sebesar 0,001 dan OR = 9.333 [95% CI 2.420 - 36.001], ketersediaan air bersih dengan p-value sebesar 0,001 dan OR = 8.000 [95% CI 2.365 - 27.057] dan keberadaan vektor penular penyakit dengan p-value sebesar 0,000 dan OR = 18.857 [95% CI 4.873 - 72.978]. Disarankan kepada pekerja Bank Sampah Kecamatan Pesanggrahan untuk menerapkan kebiasaan cuci tangan, menggunakan sarung tangan saat bekerja, dan memperhatikan kondisi sanitasi lingkungan serta keberadaan vektor penular penyakit di Bank Sampah.

The waste problem in Indonesia is still a crucial problem, including in the capital city, which will increase the risk of contracting disease among Waste Bank workers. One of them is the problem of diarrhea as an environment-based disease which is still a significant public health problem to date and is a top 10 disease in almost all health centers in Pesanggrahan District, South Jakarta. Data from the Public Health Centre of Pesanggrahan District in 2022 showed that there were cases of diarrhea at all ages totaling 7,417 people. This study aims to determine the relationship between personal hygiene and sanitation on diarrhea disease in Waste Bank workers in Pesanggrahan District, South Jakarta, 2022. This research is a type of quantitative research using a cross-sectional study design which was conducted from January to March 2023. The data was collected through interviews and direct observation using a questionnaire with 74 respondents. The data obtained were then tested statistically with the chi-square test. The results showed that 51.4% of Waste Bank workers had diarrhea, and 48.6% did not. Factors associated with diarrhea disease in this study were hand washing habits p-value 0,000 and OR = 15.300 [95% CI 3.209 - 72.941], use of PPE p-value 0,001 and OR = 9.333 [95% CI 2.420 - 36.001], availability of clean water p-value 0,001 and OR = 8.000 [95% CI 2.365 - 27.057], and disease-transmitting vectors p-value 0,000 and OR = 18.857 [95% CI 4.873 - 72.978]. It is suggested that Waste Bank workers in Pesanggrahan District apply hand washing habits, wear gloves when working, and pay attention to environmental sanitation conditions and disease-transmitting vectors in the Waste Bank.
Read More
S-11236
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rafie Lucky Baskoro; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Indry Octavia Trisnawati
Abstrak:
Skabies adalah penyakit kulit menular akibat infestasi Sarcoptes scabiei yang umum ditemukan di lingkungan padat dengan sanitasi rendah, termasuk fasilitas tertutup seperti Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara personal hygiene dan faktor lingkungan dengan kejadian skabies pada warga binaan di LPKA Kelas II Jakarta. Penelitian menggunakan desain kuantitatif potong lintang (cross-sectional) dengan pendekatan observasional analitik. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner, observasi langsung, dan pemeriksaan oleh dokter. Sampel berjumlah 31 responden dari total populasi warga binaan, dipilih dengan teknik total sampling. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji Chi-square. Hasil menunjukkan bahwa 61,3% responden mengalami skabies dalam 6 bulan terakhir. Meskipun sebagian besar responden memiliki kebersihan personal yang kurang baik dan tinggal di kamar dengan suhu dan kelembapan tidak ideal, tidak ditemukan hubungan yang signifikan secara statistik antara seluruh variabel personal hygiene dan faktor lingkungan dengan kejadian skabies (p > 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara personal hygiene maupun faktor lingkungan dengan kejadian skabies, kemungkinan disebabkan oleh homogenitas perilaku, ukuran sampel terbatas, serta pengaruh faktor lain di luar variabel yang diteliti. Penelitian selanjutnya disarankan melibatkan lebih banyak variabel lingkungan dan ukuran sampel yang lebih besar.
Scabies is a contagious skin disease caused by Sarcoptes scabiei infestation, commonly found in densely populated environments with poor sanitation, including closed institutions such as correctional facilities for juveniles. This study aimed to analyze the relationship between personal hygiene and environmental health factors with the incidence of scabies among inmates at the Special Child Development Institution (LPKA) Class II Jakarta. A cross-sectional analytic observational design was used with a quantitative approach. Data were collected through structured questionnaires, direct observation, and medical examinations. The study involved 31 respondents selected through total sampling from the inmate population. Data were analyzed using univariate, bivariate using chi-square analyses. Results showed that 61.3% of respondents experienced scabies in the past six months. Although most respondents exhibited poor personal hygiene and lived in rooms with suboptimal temperature and humidity, no statistically significant relationship was found between any personal hygiene or environmental variables and scabies incidence (p > 0.05). The study concludes that there is no significant association between personal hygiene or environmental factors and scabies occurrence. This may be attributed to sample homogeneity, limited sample size, and unmeasured external factors. Further research is recommended to include broader environmental variables and larger sample sizes to explore this relationship more comprehensively.
Read More
S-12025
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wanti ... [et al.]
KJKMN Vol.8, No.2
Depok : FKM UI, 2013
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zihan Kamila Maharani; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Budi Hartono, Indry Octavia
Abstrak:
Penyakit berbasis lingkungan seperti ISPA, diare, dan infeksi kulit masih banyak ditemukan di lingkungan dengan sanitasi buruk dan kebersihan diri yang rendah, termasuk di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara personal hygiene, kondisi sanitasi lingkungan, dan kepadatan hunian dengan kejadian penyakit berbasis lingkungan pada warga binaan LPKA Kelas II Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel berjumlah 31 orang dan diambil dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan observasi, serta dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara lama masa tinggal dengan kejadian penyakit berbasis lingkungan, diare, dan ISPA (p≤0,05). Disarankan adanya peningkatan edukasi terkait kebersihan diri dan perbaikan sanitasi lingkungan di LPKA guna menurunkan risiko penyakit.

Environmental-based diseases are often found in environments with poor sanitation and low personal hygiene, including in Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). This study aims to examine the relationship between personal hygiene, environmental sanitation conditions, and housing density with the incidence of environmentally based diseases among the residents of LPKA Kelas II Jakarta. This research employed a quantitative approach with a cross-sectional design. The sample consisted of 31 participants selected using a total sampling technique. Data were collected through questionnaires and observation, and analyzed using the chi-square test. The results showed a significant relationship between length of stay and the incidence of environmentally based diseases, including diarrhea and acute respiratory infections (p≤0.05). It is recommended to enhance education on personal hygiene and improve environmental sanitation in LPKA to reduce disease risk.
Read More
S-11916
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive