Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 46 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Septy Zahrawi Kirana; Pembimbing: Ascobat Gani; Penguji: Ede Surya Darmawan, Ni Made Diah PLD
Abstrak:
Posyandu merupakan sebuah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang didirikan sebagai bagian dari strategi pelayanan kesehatan primer yang bertujuan untuk memajukan kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan Posyandu aktif di Jakarta Barat tahun 2022, yaitu faktor kader (pendidikan dan insentif), faktor Puskesmas (pendampingan tenaga kesehatan dan pembinaan), faktor masyarakat (pekerjaan ibu dan partisipasi masyarakat) dan faktor pemangku kepentingan (aparat kelurahan dan kelompok sosial). Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan purposive case study di Kecamatan terpilih dan menggunakan data kualitatif yang diperoleh dari focus group discussion (FGD) dan wawancara mendalam serta telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara faktor kader, faktor pekerjaan ibu, pembinaan aparat kelurahan dengan keaktifan Posyandu dan terdapat hubungan antara faktor Puskesmas, faktor partisipasi masyarakat, dukungan kelompok sosial dengan keaktifan Posyandu. Keaktifan Posyandu berdasarkan data Komdat Kemenkes belum menggambarkan kondisi riil di lapangan, terutama terkait jumlah kader. Pelaksanaan Posyandu di Jakarta Barat mendapat dukungan dari Bidan Praktek Mandiri dan kerjasama dengan kader kesehatan lain seperti kader Dasawisma dan kader Jumantik.

Posyandu (integrated health post) is one of community based primary health care with its goal to improve maternal dan child health in Indonesia. The purpose of this reasearch is to examine factors related to Posyandu’s activity in Jakarta Barat in 2022 including cadre (education dan incentive), Puskesmas (health workers assistance and coaching), community (targeted mother’s employment and community participation), and stakeholder (local government and group’s support). This research is a non experimental research with purposive case study design using qualitative data collected by focus group discussion, in-depth interview and document review. This study showed that cadre’s factor, mother’s employment and local goverments are not related to Posyandu’s activity, whereas Puskesmas, community participation and group’s support are related to Posyandu’s activity in Jakarta Barat in 2022. Posyandu’s activity data based on Komdat Ministry of Health is not representing the actual condition of Posyandu’s activity mainly in cadre’s criteria. Posyandu in Jakarta Barat has been supported by independent midwives and other health cadres.
Read More
T-6698
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gina Agniya Meilani; Pembimbing: Evi Smartha; Penguji: Caroline Endah Wuryaningsih, Mutmainah Indriyati
Abstrak: Seiring meningkatnya populasi lansia baik di dunia maupun di Indonesia maka kebutuhan akses ke pelayanan kesehatan dasar seperti posyandu lansia perlu diupayakan. Kota Depok termasuk salah satu wilayah di Provinsi Jawa Barat yang mengalami kenaikan jumlah lansia, serta wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas merupakan salah satu wilayah di Kota Depok yang memiliki jumlah posyandu lansia aktif terbanyak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menggali informasi lebih dalam mengenai kegiatan posyandu lansia saat pandemi Covid-19 dilihat dari segi input, process, hingga output-nya. Informan pada penelitian ini adalah kepala puskesmas, penanggung jawab posyandu lansia, petugas posyandu lansia serta lansia di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas Depok. Pemilihan informan penelitian secara purposive. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan pada komponen input, yaitu rusaknya alat kesehatan, serta perubahan kebijakan pada komponen proses, yaitu kegiatan posyandu lansia dihentikan sementara selama pandemi dan beralih menjadi kunjungan lansia terbatas oleh kader. Sehingga output posyandu lansia tidak tercapainya cakupan lansia yang mendapat skrining kesehatan dan akibatnya lansia tidak mendapatkan pelayanan dasar yang sudah menjadi haknya. Oleh sebab itu, disarankan kepada pemegang program untuk memperbaiki sistem dan kebijkan kegiatan posyandu lansia untuk mencapai target sasaran dan terwujudnya lansia sejahtera.
The increase in the elder population in the world and Indonesia made access to elderly posyandu needed to be pursued. Depok is one area in West Java Province that has an increasing number of elderly people, meanwhile, the working area of the Pancoran Mas Health Center is one of the areas in Depok that has the highest number of active elderly posyandu. This research is qualitative aiming to dig information about elderly posyandu activity during the Covid-19 pandemic in terms of input, process, and output. Informants in this study were the head of the public health center, the person in charge of elderly posyandu, her staff, and the elderly there. Informants were selected purposively. The results showed the change in input components, like medical device damage, also policy changes like suspending the elderly posyandu activities temporarily during the pandemic and switching to limited elderly visits by cadres in the process. Thus the elderly posyandu output does not reach its goal for receiver health screening and resulting the elderly do not get their rights for basic services. Therefore, parties involved are suggested to improve the system and policies for elderly posyandu activities to achieve the targets and realization of prosperous elderly.
Read More
S-10964
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Erpandi
362.19897 ERP p
Jakarta : EGC, 2013
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eva Nurlatifah Effendie; Pembimbing: Ella Nurlella Hadi; Penguji: Caroline Endah Wuryaningsih, Tri Krianto, Etna Fatmini
Abstrak: Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang dikelola, dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan peran kader di Posyandu Mandiri UPT Puskesmas Sindangjaya Kecamatan Mandalajati Kota Bandung Tahun 2015. Penelitian menggunakan pendekatan croos sectional. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner pada 114 orang kader di Posyandu Mandiri yang dipilih dengan teknik simple random sampling.

Hasil penelitian menunjukkan peran kader yang aktif di posyandu sebesar 45,6%. Pengetahuan merupakan faktor dominan berhubungan dengan peran kader, kader yang memiliki pengetahuan baik mempunyai peluang 27,2 kali untuk berperan aktif di posyandu dibanding kader yang pengetahuannya kurang baik setelah dikontrol oleh pendidikan, pelatihan, dukungan keluarga dan supervisi petugas kesehatan. Pengetahuan kader dapat ditingkatkan melalui kegiatan pelatihan dan pembinaan bagi kader secara rutin dan berkesinambungan

Kata kunci : Peran kader, Posyandu
Read More
T-4412
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Heryanto; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Asih Setiarini, Dian Ayubi, Lina Marlina, Daning Pujiarti
Abstrak:
Berdasarkan hasil survei pemantauan status gizi (PSG) tahun 2018, sebanyak 26,64% balita di Kabupaten Lampung Utara mengalami stunting. Pada tahun 2020 Kabupaten Lampung Utara ditetapkan sebagai salah satu kabupaten lokasi fokus stunting. Tekait dengan implementasi intervensi penurunan stunting pada level masyarakat diketahui bahwa belum semua desa sudah membentuk kader pembangunan manusia (KPM) termasuk desa-desa yang ada diwilayah kerja Puskesmas Kotabumi II. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan, sikap, motivasi dan perilaku kader posyandu tentang stunting dan pencegahannya sebagai dasar penyususnan draf dokumen advokasi kebijakan peningkatan peran kader. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan desain rapid assessment procedure. Informan dalam penelitian ini adalah kader posyandu berjumlah 6 orang, dengan informan kunci berjumlah 7 orang yaitu bidan desa 5 orang, petugas gizi 1 orang dan kepala puskesmas 1 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam melalui telepon selluler,menggunakan pedoman wawancara. Hasil penelitian ini ,menunjukan bahwa pengetahuan kader posyandu tentang stunting dan pencegahannya sebagian besar dalam katagori sedang, semua kader memiliki sikap postif tentang stunting dan pencegahannya, semua kader memilki motivasi yang tinggi, dan sebagian desa perilaku kader tentang deteksi dini stunting dan pencegahannya masih kurang. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut maka dapat disusun dokumen advokasi kebijakan berupa policy brief dengan rekomendasi antara lain: perlu meningkatkan kapasitas kader posyandu, dan perlu membentuk kader pembangunan manusia (KPM) sebagai tenaga yang dapat membantu dalam menanggulangi masalah stunting di desa dengan cara meningkatkan peran kader posyandu. Mengingat Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu kabupaten lokasi khusus stunting, maka hendaknya ada kebijakan pencegahan stunting terintegrasi pada level masyarakat dengan menjadikan kegiatan stunting menjadi program prioritas di anggaran dana desa dan membentuk kader pembangunan manusia (KPM) dengan merekrut tenaga kader posyandu
Based on the results of a nutritional status monitoring survey (PSG) in 2018, as many as 26.64% of children under five in North Lampung Regency were stunted. In 2020 North Lampung Regency was established as one of the stunting focus districts. Regarding the implementation of stunting dropping interventions at the community level, it is known that not all villages have formed human development cadres (HDC) including villages in the working area of the Kotabumi II Public Health Center. The purpose of this study was to identify the knowledge, attitudes, motivations and behavior of posyandu cadres about stunting and its prevention in the context of preparing policy advocacy documents regarding the role of cadres. The study uses qualitative methods with rapid assessment procedure design. The informants in this study were 6 posyandu cadres, with 7 key informants namely 5 midwives, 1 nutritionis and 1 puskesmas head. Data collection was carried out by means of in-depth interviews via cellular telephone, using interview guidelines. The results of this study indicate that the knowledge of posyandu cadres about stunting and prevention is still largely lacking, all cadres have a positive attitude about stunting and prevention, all cadres have high motivation, and cadre behavior regarding early detection of stunting and prevention, most are still lacking. Based on the identification results, a policy advocacy document can be prepared in the form of a policy brief with recommendations including: need to increase the capacity of posyandu cadres, and the need to establish human development cadres (KPM) as staff who can assist in overcoming stunting problems in the village by increasing the role of posyandu cadres . Considering that North Lampung Regency is one of the special stunting location districts, there should be an integrated stunting prevention policy at the community level by making stunting a priority program in village fund budgets and forming human development cadres (HDC) by recruiting posyandu cadres
Read More
T-6334
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Syifa Zahra; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Ahmad Syafiq, Fajrinayanti
Abstrak: Pelaksanaan program Posyandu saat ini dinilai belum maksimal. Masalah yang dihadapi salah satunya adalah kurangnya keterampilan yang dimiliki kader. Hal ini semakin di perparah oleh kondisi COVID-19 yang mengakibatkan terhentinya kegiatan Posyandu. Pendampingan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja Posyandu. Salah satu pendampingan yang dilakukan di masa pandemi adalah pendampingan melalui program New Normal Posyandu (NNP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran evaluasi pelaksanaan Posyandu dengan binaan NNP pada Posyandu terpilih di Kelurahan Cisalak tahun 2022. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mengetahui gambaran input (SDM, pelatihan kader, struktur organisasi, sarana dan prasarana, pendanaan, dan jadwal pelaksanaan), gambaran process (persiapan, penerapan protokol kesehatan, penimbangan, ploting, konseling, pencatatan dan pelaporan, diskusi evaluasi, dan kunjungan rumah), serta gambaran output (indikator D/S dan N/D?) pada tiga Posyandu (Posyandu X dan Y merupakan Posyandu binaan dan Posyandu Z sebagai kelompok kontrol). Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah, observasi, dan telaah dokumen. Infroman kunci pada penelitian ini adalah satu orang TPG Puskesmas, satu orang PKK Kelurahan, dan satu orang Representatif program NNP. Informan utama terdiri dari satu orang ketua dari masing masing Posyandu, lima belas orang kader pada tiga Posyandu, dan informan pendukung dua belas ibu balita pada tiga Posyandu. Penelitian dilaksanakan di Posyandu X, Y dan Z Kelurahan Cisalak. Hasil penelitian menunjukkan Program pembinaan Posyandu oleh NNP dapat membantu kedua Posyandu yang dibina untuk meningkatkan kualitas konseling dari kader kepada masyarakat melalui program pelatihan yang diberikan. Program juga membantu Posyandu untuk mengadakan kegiatan setiap bulannya dan melengkapi sarana prasaran Posyandu. Namun, kualitas konseling pada Posyandu yang dibina dinilai belum maksimal untuk semua Posyandu.
The performance of the current Posyandu program is not optimal. One of the problems that it faced is the lack of skills the cadres possessed. This is further exacerbated by the condition of COVID-19 which stopped the activities of Posyandu. Guidance is one way that can be done to increase the performance of Posyandu. One of the guidances carried out during the pandemic is guidance through the New Normal Posyandu program. This research aims to describe the evaluation of the implementation in NNP-supported Posyandu at selected Posyandu in Cisalak Village in 2022. This research uses the qualitative-descriptive method to describe input (human resources, cadres training, organizational structure, facilities and infrastructures, funding, and schedules of implementation), process (preparation, application of health protocols, weighing, plotting, counselling, recording and reporting, evaluation discussion, and home visit), and output (D/S and N/D? indicator) in three Posyandus (with Posyandu X and Y as supported Posyandu, and Posyandu Z as control group). Data collection was done through in-depth interviews, focus group discussion, observation, and documents review. Key-informant in this research was one Public Health Center Nutritionist, one person from Village?s Family Welfare Education Program, and one NNP program representative. Main-informant was head from each Posyandu, fifteen cadres in three Posyandus, and the supporting informant were twelve mothers of toddlers in three Posyandus. Research was done in X, Y, and Z Posyandu in Cisalak Village. The results showed that Posyandu guidance program by NNP can help two supported Posyandus to increase quality of the counseling from cadres to the community through provided training program. Program can also help Posyandu to conduct monthly activities and increase the quality of facilities and infrastructures of Posyandu. However, the quality of counseling in supported Posyandus are considered not optimal for all Posyandus.
Read More
S-11077
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zunelda; Pembbimbing: Hasbullah Thabrany; Penguji: Sandi Iljanto, Vetty Yulianty Permanasari, Resty Kiantini, Budi Hartono
Abstrak: Abstrak

Kegiatan posyandu bertujuan memantau pertumbuhan balita dengan indikator pencapaian adalah cakupan penimbangan balita (D/S). Pencapaian D/S tahun 2011 di Kota Padang terendah pada Puskesmas Nanggalo 42,7% dan tertinggi pada Puskesmas Ambacang 96,7%. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan faktor kader dan sarana posyandu dengan cakupan penimbangan di posyandu dua puskesmas Kota Padang tahun 2012. Desain penelitian adalah cross sectional.

Hasil penelitian rata ? rata D/S tahun 2012 puskesmas 66,01 % dengan proporsi cakupan tinggi 52,4 %. Pendidikan, lama kerja, pengetahuan, pelatihan, persepsi, jumlah kader dan sarana posyandu berhubungan bermakna dengan cakupan penimbangan balita. Perlu pelatihan kader, penambahan jumlah kader dan sarana posyandu.


Posyandu activities aimed at monitoring the growth of underfive children with indicators of achievement is the scope of child's weight (D/ S). Achievement of D / S of Padang in 2011, Nanggalo 42.7% and Ambacang 96.7%. Research purposes to determine the correlation between the cadres and the facilities posyandu to coverage of weighing in posyandu Padang City in 2012. The study design was cross-sectional.

The results the average D/ S in 2012 66,01% and propostion hight coverage of weighing 52,4 %. Education, Length of work, knowledge, training, perception, number of cadres and facilities posyandu significantly associated with coverage of weighting underfive children. Need training of cadres and increasing the number of cadres and facility.

Read More
T-3914
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Indah Sari; Pemb. Ella Nurlaella Hadi; Penguji: Caroline Endah Wuryaningsih, Sudarto Ronoatmodjo, Anis Abdul Muis, Ratna Yunita
Abstrak:

Pelayanan kesehatan lansia saat ini belum optimal. Puskesmas DTP Bayah untuk pelayanan kesehatan lansia belum memenuhi SPM (70%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan ke posyandu lansia. Penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional digunakan pada 140 lansia, data dikumpulkan melalui wawancara dengan kuesioner. Hasil penelitian didapatkan 88,6% berkunjung ke posyandu lansia. Umur, dukungan keluarga, pekerjaan dan pengetahuan berhubungan dengan kunjungan ke posyandu lansia dan pengetahuan faktor yang paling dominan. Lansia berpengetahuan tinggi kemungkinan 18x datang ke posyandu lansia dibandingkan yang rendah. Kepada dinas kesehatan dan puskesmas bersinergi dengan lintas sektoral untuk meningkatkan kunjungan ke posyandu lansia.


Medical care for elderly health not optimalize. Puskemas DTP Bayah services has not met yet the 70% minimum service standards (SPM). The purpose of this study is to determine the relationship for visits to posyandu for elderly.This research is quantitative cross-sectional design. Data was collected by way of interviews with 140 elderly. The results shows that age has a significant association, family support, occupation and knowledge. Knowledge is the most dominant factor. The advice for health services and health centers is to cross-sector synergies that can support an increase in visits to Posyandu for the elderly

Read More
T-3831
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sharaztasya Putri; Pembimbing: Wahyu Kurnia Yusrin Putra; Penguji: Asih Setiarini, Dina Nurdjannah
S-9727
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Trisla Isliani; Pembimbing: Sandi Iljanto; Penguji: Jaslis Ilyas, Zulaiha
S-9794
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive