Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 520 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Vina Aulia Fitriani; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Helda, Asep Sopari
Abstrak: ABSTRAK Kehamilan remaja merupakan masalah yang dihadapi pada hampir seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Besarnya jumlah populasi remaja dan masa transisi yang dialami remaja tersebut menjadi sebuah tantangan dalam permasalahan yang berkaitan dengan perilaku berisiko dan kesehatan reproduksi. Berbagai situasi saat ini seperti tingginya angka perkawinan dini, pengetahuan kesehatan reproduksi yang belum memadai serta berbagai hal lainnya dapat menempatkan remaja pada kondisi yang berisiko untuk mengalami kehamilan dini. Hal tersebut juga mengarahkannya pada morbiditas dan mortalitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan kehamilan remaja dengan responden remaja putri usia 15-19 tahun yang pernah melakukan hubungan seksual di Indonesia tahun 2012. Metode penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan data yang dianalisis menggunakan data sekunder hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan (p responden, tingkat pendidikan (OR 1.69, 95% CI= 1.26-2.26), status pekerjaan (OR 1.86, 95%CI= 1.39-2.48), status kawin (OR 26.6, 95% CI= 12.6-56.4) dan hidup bersama (OR 17.4, 95%CI= 6.38-47.6), pengetahuan kontrasepsi (OR 0.54, 95%CI=0.39-0.73) dan riwayat penggunaan kontrasepsi (OR 0.24, 95%CI= 0.18- 0.32) dengan kehamilan pada remaja. Disarankan agar pihak yang fokus pada masalah remaja dan pembuat kebijakan dapat berkolaborasi dan mengkaji ulang kebijakan terkait batasan usia menikah, mendukung terus peningkatan status wanita dengan memastikan akses pendidikan yang juga memuat informasi kesehatan reproduksi yang memadai, melakukan sosialisasi kepada orang tua terkait peraturan menikahkan anak dan pemahaman akan bahaya kehamilan dini, mendukung penuh perekonomian yang dapat melibatkan remaja serta dilakukannya penelitian lebih lanjut. Kata kunci: Remaja, Kehamilan Remaja, Indonesia Teenage pregnancy is a problem faced by almost all countries in the world including Indonesia. The large number of adolescent populations and the transition experienced by adolescents is a challenge in issues related to risk behavior and reproductive health. Current situations such as high rates of early marriage, inadequate knowledge of reproductive health and other things can put teenager at risk for early pregnancy that also leads to morbidity and mortality. The purpose of this study was to determine the factors associated with teenage pregnancy. Respondents from this study were women aged 15-19 years who had sexual intercourse in Indonesia in 2012. The method used cross-sectional study and data were analyzed using secondary data from Indonesian Demographic and Health Survey 2012. The results of this study showed a significant age, educational level (OR 1.69, 95% CI = 1.26-2,26), employment status (OR 1.86, 95% CI = 1.39 -2.48), marital status (OR 26.6, 95% CI = 12.6-56.4) and coexistence (OR 17.4, 95% CI = 6.38-47.6) , knowledge of contraception (OR 0.54, 95% CI = 0.39-0.73) and history of contraceptive use (OR 0.24, 95% CI = 0.18- 0.32) with teenage pregnancy. It is recommended that teen- focused parties and policymakers can collaborate and review policies related to marriage age restrictions, supporting the continual improvement of women's status by ensuring access to education that also includes adequate reproductive health information, socialize to parents related to marriage rules and understanding of the dangers of early pregnancy, also fully supporting the economy that can involve adolescents and conduct further research. Key words: Adolescent, Teenage Pregnancy, Indonesia
Read More
S-9842
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Devina Resqeisha Arditiamina; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Engkus Kusdinar Achmad
Abstrak: Anemia didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana terdapat penurunan jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin dalam sel darah merah yang lebih rendah dari normal. Remaja merupakan kelompok umur yang rentan untuk mengalami masalah gizi karena pada masa remaja terjadi lonjakan pertumbuhan (growth spurt) yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja usia 15-19 tahun di provinsi terpilih Sumatera. Lokasi penelitian berada di empat provinsi terpilih Sumatera yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Lampung. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dari data Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 2014. Variabel independen yang diteliti yaitu jenis kelamin, pola makan, status gizi IMT/U, pendidikan kepala keluarga dan daerah tempat tinggal. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 635 responden. Hasil penelitian didapatkan prevalensi anemia pada remaja usia 15-19 tahun di provinsi terpilih Sumatera sebesar 19,4% dengan prevalensi anemia tertinggi terdapat di provinsi Sumatera Selatan sebesar 28%. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian anemia adalah jenis kelamin. Kata kunci: Anemia, Remaja Anemia is defined as a condition in which there is a decrease in the number of red blood cells or the concentration of hemoglobin in red blood cells that is lower than normal. Adolescents are age group that is vulnerable to experiencing nutritional problems because during adolescence there is a growth spurt which causes an increase in nutritional needs. This study aims to determine the factors related to anemia in adolescents age 15-19 years in selected provinces of Sumatra. The research locations are North Sumatra, West Sumatra, South Sumatra and Lampung. This study use a cross sectional study design and the data use in this study are secondary data from the 2014 Indonesia Family Life Survey (IFLS) data. The independent variables studied are gender, diet, nutritional status of BMI / age, education of the head of the family and residential area. The number of samples in this study is 635 respondents. The results showed the prevalence of anemia in adolescents age 15-19 years in the selected province of Sumatra is 19.4% with the highest anemia prevalence in the province of South Sumatra at 28%. The variable that has a significant relationship with the incidence of anemia is gender. Key words: Anemia, Adolescent
Read More
S-10260
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Beta Aswarni; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Kartika Anggun Dimar Setio, Chandra Rudyanto
Abstrak: Remaja adalah masa kritis di mana individu memulai masa transisi dari kanak-kanak kedewasa (UNICEF, 2018). Erikson mendefinisikan remaja sebagai individu dalamkelompok yang berusia 12-18 tahun. Pada tahun 2017, persentase kesepian pada remajadi Indonesia adalah sebesar 6.7%. penelitian Cross sectional ini bertujuan untukmengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Kesepian pada remaja dikota Solok, Sumatera barat. sampel penelitian ini berjumlah 172 orang. Hasil uji bivariatmenunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian Kesepian pada remajaadalah, Komunikasi Keluarga, Kualitas Pertemanan dan Self-esteem.Kata kunci:Remaja, Kesepian
Adolescents is a critical period in which individuals begin the transition from childhoodto adulthood (UNICEF, 2018). Erikson was published as a teenager as an individual in agroup that 12-18 years. In 2017, the percentage of loneliness in Indonesian adolescents is6.7%. This cross sectional study aims to determine the factors related to lonely amongSolok city adolescents, West Sumatra. The sample of this study was 172 people. Bivariatetest results show variables associated with loneliness in adolescents are, FamilyCommunication, Friendship Quality and self-esteem.Key words:Loneliness, Adolescents.
Read More
S-10202
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
ST Khumaidah; Pembimbing: Besral; Penguji: Milla Herdayati, Evi Martha, Teti Tejayanti, Weni Muniarti
Abstrak:
Jumlah remaja Indonesia berusia 10-24 tahun menurut BPS 2018 berkisar 25% dari jumlah total penduduk Indonesia. Masa remaja sangat rentan terhadap berbagai masalah kesehatan terutama yang bersumber dari perilaku seksual seksual berisiko. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak program Posyadu Remaja terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Suku Tengger di Kecamatan Tosari Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel dalam penelitian ini 233 responden remaja berusia 10-24 tahun yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu; 72 responden mengikuti Posyandu Remaja secara Rutin sedangkan 161 responden tidak mengikuti Posyandu Remaja Dalam penelitian ini dampak Posyandu Remaja terhadap perilaku seksual berisikiko masih sangat kecil sehingga dalam perhitungan statistik hasilnya tidak signifikan. Meningkatkan kapasitas kader remaja melalui pelatihan dan pembinaan penting dilakukan untuk optimalisari program.

The number of Indonesian sdolescence aged 10-24 years according to BPS 2018 is around 25 % of the total population in Indonesia. Adolescence is very vulnerable to various health problems, especially those originating from risky sexual sexual behavior. This study aims to look at the impact of the Posyadu Remaja program on Tengger Adolescent Reproductive Health in Tosari, East Java. This research is a quantitative research with cross sectional approach. The sample size in this study was 233 respondents of adolescents aged 10-24 years, divided into two groups, namely; 72 respondents attend the Posyandu Remaja routinely while 161 respondents do not take the Posyandu Remaja. Multivariate analysis results show that variables related to knowledge are age, education and information sources of health workers. Variables related to attitude are knowledge, information sources from posyandu remaja, teachers and parents. Variables related to high-risk sexual behavior are attitude variables, sources of information from parents or family, age, level of education and level of knowledge. Attitude is the most dominant variable with high risk sexual behavior p value = 0.001 (OR: 17.68, 95% CI: 4.36 - 71.70). In this study, Posyandu Adolescents are not related to adolescent knowledge, attitudes or sexual behavior. Increasing the capacity of youth cadres through training and coaching is important to be done to optimize the program.

Read More
T-5934
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Emizia; Pembimbing: Kemal Nazaruddin Siregar; Penguji: Ahmad Syafiq, Dian Kristiani Irawaty
Abstrak: Penurunan angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun merupakan sasaran RenstraBKKBN dan pembangunan bidang kependudukan dan keluarga berencana padaRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, dengan target25 per 1.000 kelahiran pada tahun 2020 dan ditagetkan menjadi 18 per 1.000 kelahiranpada 2024. Angka kelahiran pada perempuan remaja usia 15-19 tahun berdasarkanSDKI 2017 masih tinggi, yaitu 36 per 1.000 perempuan usia 15-19 tahun, dan remajaperempuan 15-19 tahun yang telah menjadi ibu dan atau sedang hamil anak pertamameningkat dari sebesar 8,5% pada 2007 menjadi sebesar 9,5% pada 2012. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan remaja.Desain penelitian cross sectional, menggunakan data sekunder SDKI 2017. Sampelpenelitian ini adalah remaja perempuan berusia 15-19 tahun yang sudah pernahmelakukan hubungan seksual pada data SDKI 2017. Hasil penelitian menunjukkan adahubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan, penggunaan kontrasepsi, aksesfasilitas kesehatan dan status pernikahan dengan kehamilan remaja. Variabel yangsecara bersama-sama berhubungan dengan kehamilan pada remaja usia 15-19 tahunadalah status pernikahan, paparan pesan KB, akses fasilitas kesehatan dan penggunaanalat kontrasepsi. Status menikah (OR = 12.105, 95% CI= 6.449-22.720) merupakanfaktor yang paling berpengaruh terhadap kehamilan remaja.Kata kunci: kehamilan remaja; remaja; SDKI 2017
Decreased birth rates for adolescent aged 15-19 years are the targets of the BKKBNStrategic Plan and the development of population and family planning in the 2020-2024National Medium-Term Development Plan (RPJMN), with a target of 25 per 1,000births by 2020 and targeted at 18 per 1,000 births in 2024. Birth rates for teenage girlsaged 15-19 years according to the 2017 IDHS are still high, namely 36 per 1,000women aged 15-19 years, and adolescent girls 15-19 years who have become mothersand or are pregnant with their first child increased from 8.5% in 2007 to 9.5% in 2012.This study aims to determine the factors associated with adolescent pregnancy. Thecross sectional study design, uses secondary data for the 2017 IDHS. The sample of thisstudy is adolescent girls aged 15-19 years who have had sexual relations in the 2017IDHS data. The results of the study show that there is a significant relationship betweeneducation level, contraceptive use, access to health facilities and marital status withadolescent pregnancy. Variables that are jointly associated with adolescent pregnancyaged 15-19 years are marital status, exposure to family planning messages, access tohealth facilities and use of contraceptives. Marital status (OR = 12,105, 95% CI =6,449-22,720) is the most influential factor with adolescent pregnancy. The highproportion of adolescent pregnancies aged 15-19 years requires serious attention fromthe government and related parties in an effort to minimize the negative effects of teenpregnancy.Key words: adolescent pregnancy ; adolescent; 2017 IDHS.
Read More
S-10375
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Khotimah Elfiyani; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: C. Endah Wuryaninhgsih, Kemal N. Siregar, Jeri Novaro, Weni Muniarti
Abstrak: Kesehatan reproduksi untuk remaja penyandang disabilitas sering diabaikan sehingga kurangnya pendidikan seputar personal hygiene dikarenakan sebagian orang menganggap topik menstruasi merupakan topik yang sensitif dan keyakinan yang salah bahwa remaja dengan disabilitas tidak memiliki hasrat seksual. Sehingga pemahaman mengenai personal hygiene menstruasi pada remaja disabilitas kurang diperhatikan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran personal hygiene dalam menghadapi menstruasi pada remaja disabilitas fisik dan disabilitas intelektual. Metode penelitian kualitatif dalam bentuk case study, pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan observasi, informan terdiri dari 3 informan remaja disabilitas usia 15-24 tahun yang sudah menstruasi, serta 3 informan dari ibu remaja disabilitas dan 2 informan terapis anak berkebutuhan khusus. Penelitian dilakukan di Klinik Keanna Center dan YPAC Jakarta Selatan pada bulan Juli-September 2021. Hasil penelitian kurang pengetahuan ibu dan remaja disabilitas mengenai personal hygiene menstruasi, fasilitas penunjang memberikan kemudahan bagi remaja disabilitas maupun ibu untuk membantu melakukan personal hygiene menstruasi, kurangnya informasi mengenai personal hygiene pada remaja disabilitas, sebagian besar ibu membantu dalam melakukan personal hygiene menstruasi pada anak mereka dan perilaku personal hygiene menstruasi pada remaja disabilitas masih kurang tepat. Disarankan remaja disabilitas dan ibu perlu meningkatkan pengetahuannya dengan melakukan sharing dengan professional untuk mendapatkan informasi mengenai personal hygiene menstruasi dengan tepat
Reproductive health for adolescents with disabilities is often neglected education regarding personal hygiene are lacking. It is because some people consider menstruation as a sensitive topic and have the wrong belief that adolescents with disabilities have no sexual desire. The research purposes to know the overview of personal hygiene in dealing with menstruation in adolescents with physical and intellectual disabilities. The research methods were qualitative in the form of case study, data collected by in-depth interview and observation. Informants consisted of 3 informants from the adolescents of 15-24 years old, 3 informants are the mothers and 2 informants are the therapists for special needs children. The research was conducted in Klinik Keanna Center and YPAC South Jakarta in July-September 2021. The research results the lack of apprehension about the personal hygiene menstruation from the mothers and the adolescents with disabilities, supporting facilities that accommodated adolescents with disabilities and their mothers to perform treatment in personal hygiene, lack of apprehension about general personal hygiene menstruation in adolescents with disabilities, most of the mothers gave supports to the adolescents with disabilities in the form of assistance in performing personal hygiene during menstruation, also personal hygiene menstruation behavior in adolescents with disabilities are still incorrect. It is suggested that adolescents with disabilities and their mothers need to improve their knowledge by sharing with a professional to obtain correct information about personal hygiene during menstruation
Read More
T-6321
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arryan Rizqi Aulia Purnamasari; Pembimbing: Sabarinah Prasetyo; Penguji: Evi Martha, Tris Eryando, Wendy Hartanto, Tuty Sahara
Abstrak: Unmet need menjadi masalah kesehatan pada remaja berstatus kawin. Keberadaan remaja telah mendominasi penduduk di dunia. Berdasarkan laporan UNICEF 2019 populasi penduduk remaja (usia 10-19 tahun) 16% dari total penduduk dunia. Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami masalah kepadatan penduduk, dengan jumlah populasi setara 3,5% dari total populasi dunia. Penelitian dengan desain cross sectional, untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan unmet need di Indonesia tahun 2017. Sampel dalam penelitian adalah 626 wanita berusia 15-19 tahun berstatus kawin 626 orang. Proporsi Unmet need kontrasepsi pada kehamilan PUS remaja wanita usia 15-19 tahun pada SDKI 2017 sebesar 8,5 %. Hasil penghitungan pemodelan penelitian didapatkan proporsi unmet need kontrasepsi pada kehamilan PUS remaja wanita 10,4%, dengan proporsi di daerah perkotaan sebesar 53,84% dan di daerah pedesaan sebesar 46,15%. Faktor yang berhubungan dengan unmet need kontrasepsi pada kehamilan remaja di Indonesia.
Unmet need is a health problem in married adolescents. The existence of teenagers has dominated the population in the world. Based on the 2019 UNICEF report, the population of adolescents (aged 10-19 years) is 16% of the total world population. Indonesia is one of the countries experiencing population density problems, with a population equivalent to 3.5% of the total world population. Research with a cross sectional design, to find out the factors related to unmet need in Indonesia in 2017. The sample in this study was 626 women aged 15-19 years with 626 married status. The proportion of Unmet need for contraception in couple of reproductive age pregnancies of adolescent girls aged 15-19 years in the 2017 IDHS is 8.5%. The results of the calculation of the research modeling showed that the proportion of unmet need for contraception in female adolescent couple of reproductive age pregnancies was 10.4%, with the proportion in urban areas being 53.84% and in rural areas being 46.15%. Factors related to the unmet need for contraception in adolescent pregnancy in Indonesia
Read More
T-6436
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ni Komang Novi Suryani; Pembimbing : Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Yovsyah, Hapsah Yuniarti
Abstrak: Complications during pregnancy and childbirth are the second leading cause of death for girls aged 15-19 yeras globally. At Jatinegara Public Health Center, there was an increase in teenage pregnancy in the last three years. This study aims to determine the proportion of teenage pregnancy and factors related to teenage pregnancy in area of Jatinegara Public Health Center, 2017. Implemented in May-June 2017 using croos sectional design. The population is all teenage girls aged 15-19 who are married from june 2016 to May 2017, the sample number of 96 people taken by simple random sampling. Data were collected through structuted interview with questionnare, bivariate analysis with Kai square test. The result obtained 77,1% teenage pregnancy. Related predisposing factors were family income (p value=0.022); knowledge of teenage pregnacy (p value=0.036); attitude towards family planning (p value=0.044). Related reinforcing factors were family support (p value= 0.047); the role of health personnel (p value= 0.040). Related enabling factors were history of sexual behavior (p value=0.033); history of contraceptive use (p value=0.019). Suggestion for Jatinegara public health center to improve the socialization of the planned generation program, the establishment of teenage family depelopment and enhancement of the youth service care program.
Keywords: Teenagers, teenage pregnany
Read More
S-9492
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rina Munirah Bulqini; Pemb. Adi Sasongko; Penguji: Sudarto Ronoatmodjo, Rita Damayanti, Tus Ruseno, Moch. Harris Suhamihardja
T-3926
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siska Sulistami, Rozana Nurfitri Yulia, Luh Mea Tegawati
613.9 SUL k (RS)
Jakarta : Mustika Pustka Negeri, 2014
Reserved (pinjaman 1 hari)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive