Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Yania Febsi; Pembimbing: Endang Laksminingsih; Penguji: Wahyu Kurnia Putra, Trini Sudiarti, Ni Ketut Aryastami, Denas Symond
Abstrak: Penduduk dunia saat ini berada pada era ageing population yaitu penduduk yang berusia lebih dari 60 tahun melebihi 10% dari total penduduk. Lanjut usia merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita gizi kurang. Agar tidak menjadi beban bagi masyarakat, perlu upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia. Angka kesakitan penduduk di Sumatera Barat paling tinggi berada dikelompok lanjut usia yaitu 25,64%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan status gizi lanjut usia. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan menggunakan data sekunder FKM Universitas Andalas tahun 2021. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square, analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Sampel penelitian ini sebanyak 140 responden di Kota Pariaman dan Kota Padang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masalah gizi lanjut usia di Kota Padang dan Pariaman yaitu status gizi lebih dengan prevalensi status gizi lanjut usia sebesar 37,1%. Berdasarkan hasil multivariat, diketahui bahwa riwayat penyakit menjadi faktor paling dominan mempengaruhi kejadian gizi lebih lanjut usia di Kota Pariaman dan Kota Padang setelah dikontrol oleh variabel kebiasaan olahraga, status perkawinan, status pekerjaan dan perilaku merokok (p=0,003, OR 4,172 95% CI=1,602-10,863). Perlu kesadaran keluarga untuk lebih memperhatikan tentang konsumsi, aktifitas dan perilaku hidup sehat lanjut usia demi mencegah status gizi lebih pada lanjut usia
The world's population is currently in the era of the aging population, namely the population aged more than 60 years exceeding 10% of the total population. The elderly are one of the groups that are prone to suffer from malnutrition. In order not to become a burden for the community, it is necessary to take care of health for the elderly. The population morbidity rate in West Sumatra is the highest in the elderly group, namely 25.64%. This study aims to analyze the factors associated with the nutritional status of the elderly. This study is a cross-sectional study using secondary data from FKM Andalas University in 2021. Bivariate analysis using chi-square test, multivariate analysis using logistic regression test. The sample of this study was 140 respondents in Pariaman City and Padang City. The results of this study indicate that the nutritional status of the elderly in the cities of Padang and Pariaman is more nutritional status with the prevalence of elderly nutritional status at 37.1%. Based on multivariate results, it is known that disease history is the most dominant factor influencing the incidence of elderly nutrition in Pariaman City and Padang City after being controlled by the variables of exercise habits, marital status, employment status and smoking behavior (p = 0.003, OR 4.172 95% CI = 1,602-10,863). Family awareness is needed to pay more attention to consumption, activities and healthy living behavior of the elderly in order to prevent more nutritional status in the elderly
Read More
T-6239
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sando Pranata; Pembimbing: Popy Yuniar; Penguji: Besral, R. Sutiawan, Giri Wurjandaru, Amir Su`udi
T-4819
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Redi Yudha Irianto; Pembimbing: Suyud Warno Utomo; Penguji: Al Asyrary, Bambang Wispriyono, Miko Hananto, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak: Polusi udara merupakan masalah kesehatan yang dapat menyebabkan kematian. NO2 adalah salah satu gas yang berkontribusi meningkatkan polusi udara yang dihasilkan dari kegiatan industri. Salah satu Industri yang menghasilkan emisi gas NO2 adalah Industri baja khususnya dari peralatan boiler dan furnace. Di Cikarang Barat terdapat industri baja yang berpotensi mengeluarkan emisi NO2 dan menyebabkan risiko kesehatan masyarakat di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat besar risiko lingkungan akibat pajanan NO2 dan menganalisis pengaruh karakteristik individu terhadap gangguan pernapasan pada masyarakat disekitar industri baja. Desain penelitian ini adalah Cross Sectional dengan pendekatan ARKL.

Air pollution is a health problem that can cause death. NO 2 is a gas that contributes to increase air pollution resulting from industrial activities. One industry that produces NO 2 gas emissions is the steel industry, especially from boiler and furnace equipment. In West Cikarang there is a steel industry that has the potential to emit NO 2 emissions and cause health risks to the surrounding community. This study aims to look at the large environmental risks due to NO 2 exposure and analyze the effect of individual characteristics on respiratory disorders in the community around the steel industry. The design of this research is Cross Sectional with ARKL approach. The results show that there are 3 respondents living in a radius of <500 meters around the steel industry with a real time RQ> 1. And in the estimated 30 years (life span) there are 6 respondents who have an RQ> 1. The variable that is significantly related is the disease history variable with OR 3.86 95% CI (1,593 -9,351) after being controlled with nutritional status variables. In this study, it is necessary to control the risk of respondents who have a distance of <500 meters from the steel industry.
Read More
T-5873
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adhika Paramasatya; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Laila Fitria, R. Budi Haryanto, Ade Irwan Afandi, Rahmi Ariyani
Abstrak:
Stunting adalah menurunnya laju pertumbuhan panjang/tinggi badan dibawah minus 2 standar deviasi. Desa Cijeruk Kecamatan Kibin merupakan desa dengan angka kejadian stunting tertinggi di Kab. Serang dimana 233 (77,66%) balita menderita stunting. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi gambaran kejadian stunting pada balita di Desa Cijeruk Kecamatan Kibin Kabupaten Serang Banten tahun 2023 dan menganalisis hubungannya dengan Riwayat Penyakit Infeksi. Desain penelitian adalah potong lintang dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian didapatkan terdapat hubungan riwayat penyakit infeksi dengan kejadian stunting (p<0,01). Balita dengan riwayat penyakit infeksi berisiko 21,23 kali mengalami stunting (OR=21,23,95% CI 7,15-62,01). Variabel kovariat faktor balita yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah jenis kelamin (p=0,038) dan riwayat penyakit infeksi (p=<0,001); faktor keluarga yaitu pendapatan keluarga (p=0,040) dan pola asuh otoriter (p= 0,004); dan faktor lingkungan yaitu stop buang air besar sembarangan (p=0,038) dan pengamanan sampah rumah tangga (p=<0,001). Variabel MP-ASI dan stop buang air besar sembarangan merupakan variabel perancu terhadap hubungan riwayat penyakit infeksi dengan kejadian stunting. Balita yang memiliki riwayat penyakit infeksi berisiko 31,30 kali lebih tinggi mengalami stunting dibanding balita yang tidak memiliki riwayat penyakit infeksi setelah dikontrol oleh variabel perancu (OR=21,28 95% CI 6,088-74,379).

Stunting is a decrease in the growth rate of length/height below minus 2 standard deviations. Cijeruk Village, Kibin District, is the village with the highest stunting rate in Kab. Serang where 233 (77.66%) toddlers suffer from stunting. The purpose of this study was to identify the description of the incidence of stunting in toddlers in Cijeruk Village, Kibin District, Serang Banten Regency in 2023 and analyze its relationship with a History of Infectious Diseases. The research design is cross-sectional with a quantitative approach. The results of the study found that there was a relationship between a history of infectious diseases and the incidence of stunting (p <0.01). Toddlers with a history of infectious diseases are at risk of 21.23 times experiencing stunting (OR=21.23.95% CI 7.15-62.01). The covariate variables associated with stunting were gender (p=0.038) and history of infectious diseases (p=<0.001); family factors, namely family income (p=0.040) and authoritarian parenting (p=0.004); and environmental factors, namely stopping open defecation (p=0.038) and safeguarding household waste (p=<0.001). The MP-ASI variable and stopping open defecation are confounding variables for the relationship between a history of infectious diseases and the incidence of stunting. Toddlers who have a history of infectious diseases have a 21.28 times higher risk of experiencing stunting than toddlers who do not have a history of infectious diseases after controlling for confounding variables (OR=21.28 95% CI 6.088-74.379).
Read More
T-6721
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Diannisa Damar Rahmahani; Pembimbing: Wahyu Kurnia Yusrin Putra; Penguji: Kusharisupeni Djokosujono, Mury Kuswari
Abstrak: Kualitas hidup terkait kesehatan merupakan suatu gambaran umum yang dapat memberikan penilaian terhadap performa seseorang dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Penilaian terhadap kualitas hidup terkait kesehatan dianggap sangat penting untuk dilakukan karena berkaitan dengan berbagai faktor di dalam kehidupan sehari-hari, seperti kesehatan, efisiensi, produktifitas, kepuasan, keterlibatan dalam kinerja, motivasi, dan kesejahteraan di dalam menjalankan aktivitas sehari-hari karena adanya pengaruh dari faktor kesehatan fisik dan kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keeratan hubungan di antara kualitas hidup dengan berbagai faktor gaya hidup pada anggota Komunitas lari di Kota Depok. Desain studi pada penelitian ini adalah cross sectional dengan variabel dependen yaitu kualitas hidup terkait kesehatan dan variabel independen yaitu tingkat kebugaran kardiorespiratori, jenis kelamin, usia, riwayat penyakit kronik, kualitas diet, IMT, tingkat aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan kualitas tidur. Penelitian ini dilakukan kepada 125 anggota aktif dari lima Komunitas lari yang ada di Kota Depok. Nilai kualitas hidup terkait kesehatan diukur dengan menggunakan kuesioner SF 36 V2 Quality of Life. Hasil terhadap penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit kronik pada aspek kesehatan fisik dan kualitas tidur pada aspek kesehatan fisik (r = 0,593), kesehatan mental (r = 0,615) , dan kualitas hidup (r = 0,710) dengan kualitas hidup terkait kesehatan. Kata Kunci : Kualitas Hidup terkait Kesehatan, kebugaran kardiorespiratori, riwayat penyakit kronik, kualitas tidur Health-related quality of life is a general description that can provide an assessment of a person's performance in carrying out their daily lives. Assessment of quality of life related to health is considered very important because it is related to various factors in daily life, such as health, efficiency, productivity, satisfaction, involvement in performance, motivation, and welfare in carrying out daily activities due to the influence of physical health factors and mental health. This study aims to look at the close relationship between quality of life with various lifestyle factors in running community members in the city of Depok. The study design in this study was cross sectional with the dependent variable namely health related quality of life and independent variables namely cardiorespiratory fitness level, gender, age, history of chronic illness, diet quality, BMI, physical activity level, smoking habits, and sleep quality. This research was conducted on 125 active members from five running communities in the city of Depok. Health-related quality of life values were measured using the SF 36 V2 Quality of Life questionnaire. The results of this study indicate that there is a significant relationship between the history of chronic illness in physical health aspects and sleep quality in physical health aspects (r = 0.593), mental health (r = 0.615), and quality of life (r = 0.710) with health related quality of life. Keywords: Health-related Quality of Life, cardiorespiratory fitness, history of chronic disease, quality of sleep.
Read More
S-10270
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Denny Saptono Fahrurodzi; Pembimbing: Helda; Penguji: Yovsyah, Julianty Pradono
Abstrak: Latar Belakang: Gagal jantung memiliki angka bertahan hidup yang rendah. Sekitar 26 juta orang dewasa hidup dengan gagal jantung di dunia. Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi gagal jantung berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,13 %. Metode: Penelitian ini menggunakan data Riskesdas tahun 2013 dengan desain studi cross-sectional. Sampel adalah seluruh penduduk yang berada di Indonesia berusia ≥18 tahun. Diagnosis gagal jantung (decompensatio cordis) berdasarkan diagnosa dokter. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 655.192 orang. Hasil: Analisis data menunjukkan prevalensi gagal jantung terdiagnosis sebesar 0,1%. Faktor risiko yang paling besar terhadap kejadian gagal jantung di Indonesia adalah penyakit jantung koroner (POR=42,578; 95% CI=35,982-50,383; p<0,001). Kesimpulan dan saran: Kejadian gagal jantung berdasarkan diagnosis dokter memiliki prevalensi 0,1% dan penduduk perempuan yang memasuki masa menopause dan berumur lebih dari 41 tahun diharapkan rutin melakukan cek kesehatan jantung serta mengurangi aktivitas sedentari. Selain itu, penduduk disarankan untuk menghindari penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, stress, hipertensi, obesitas, dan merokok dengan pola hidup sehat agar terhindar dari gagal jantung. Kata kunci: Gagal Jantung, Sosiodemografi, Gaya Hidup, Riwayat Penyakit Latar Belakang: Gagal jantung memiliki angka bertahan hidup yang rendah. Sekitar 26 juta orang dewasa hidup dengan gagal jantung di dunia. Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi gagal jantung berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,13 %. Metode: Penelitian ini menggunakan data Riskesdas tahun 2013 dengan desain studi cross-sectional. Sampel adalah seluruh penduduk yang berada di Indonesia berusia ≥18 tahun. Diagnosis gagal jantung (decompensatio cordis) berdasarkan diagnosa dokter. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 655.192 orang. Hasil: Analisis data menunjukkan prevalensi gagal jantung terdiagnosis sebesar 0,1%. Faktor risiko yang paling besar terhadap kejadian gagal jantung di Indonesia adalah penyakit jantung koroner (POR=42,578; 95% CI=35,982-50,383; p<0,001). Kesimpulan dan saran: Kejadian gagal jantung berdasarkan diagnosis dokter memiliki prevalensi 0,1% dan penduduk perempuan yang memasuki masa menopause dan berumur lebih dari 41 tahun diharapkan rutin melakukan cek kesehatan jantung serta mengurangi aktivitas sedentari. Selain itu, penduduk disarankan untuk menghindari penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, stress, hipertensi, obesitas, dan merokok dengan pola hidup sehat agar terhindar dari gagal jantung. Kata kunci: Gagal Jantung, Sosiodemografi, Gaya Hidup, Riwayat Penyakit.
Read More
S-9318
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Meitasari; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Ella Nurlaella Hadi, Evi Martha, Christiana R. Titaley, Nur Fatayani
Abstrak:
Berbagai permasalahan kesehatan termasuk di Maluku diduga berhubungan dengan literasi kesehatan. Beberapa studi menyatakan masih terdapat tingkat literasi kesehatan yang terbatas, termasuk pada mahasiswa. Penelitian tentang literasi kesehatan pada mahasiswa khususnya di Indonesia bagian timur, masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi kesehatan pada mahasiswa program sarjana reguler di Universitas Pattimura dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dari Studi Literasi Kesehatan 2019 dengan sampel mahasiswa sarjana angkatan 2018 dari 9 fakultas di Universitas Pattimura (n=356) dengan desain potong lintang. Pengukuran literasi kesehatan dilakukan menggunakan instrumen European Health Literacy Survey Question 16 (HLS-EU-Q16) yang telah diadaptasi ke dalam konteks dan Bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat literasi kesehatan terbatas dengan rata-rata skor sebesar 32,94 (SD=6,81) skala 0-50. Faktor yang berhubungan dengan tingkat literasi kesehatan adalah suku orang tua (p=0,002), kepemilikan asuransi kesehatan (p=0,029), dan riwayat penyakit (p=0,001). Faktor yang paling dominan adalah riwayat penyakit. Diperlukan intervensi yang bersifat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan literasi kesehatan pada mahasiswa.

Various health issues, notably in Maluku, are thought to be linked to health literacy. Several studies state that there is still a limited level of health literacy, including among students. Research on health literacy among students, particularly in eastern Indonesia, is still limited. This research aims to determine the level of health literacy among regular undergraduate students at Pattimura University and the factors related to it. This research is a secondary data analysis from the 2019 Health Literacy Study with a sample of 2018 undergraduate students from 9 faculties at Pattimura University (n=356) with a cross-sectional design. Health literacy was measured using the European Health Literacy Survey Question 16 (HLS-EU-Q16) instrument which has been adapted to the Indonesian context and language. The results of this study show a limited level of health literacy with an average score of 32.94 (SD=6.81) on a scale of 0-50 . Factors related to the level of health literacy were parents' ethnicity (p=0.002), health insurance ownership (p=0.029), and medical history (p=0.001). The most dominant factor is medical history. Interventions are needed that increase knowledge and skills to increase health literacy in students
Read More
T-7014
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive