Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Novalino; Pembimbing: Wiku Bakti B. Adisasmito; Penguji: Wahyu Sulistiadi, Adang Bachtiar, Iwan Dewanto, Shanti Wirdiawati
Abstrak: Pendahuluan : Pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi pelayanan kesehatan gigi. Adanya kenyataan bahwa penularan covid -19 mudah terjadi di ruang praktek dokter gigi, sehingga pelayanan ini untuk sementara waktu sempat dihentikan. RSKGM FKG UI sebagai rumah sakit pendidikan yang berfungsi sebagai penyelenggara pelayanan dan pendidikan harus membuka layanannya kembali. Tujuan : Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi mengenai kesiapan sumber daya yang ada pada RSGM (pendidikan) untuk dapat melakukan pelayanan kedokteran gigi yang aman pada era pandemi Covid-19. Metode : Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus, menganalisis hasil observasi di rumah sakit dan wawancara dengan informan terpilih. Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sumber daya yang ada di RSKGM FKG UI adalah SDM, fasilitas, peralatan dan teknologi, APD, obat dan bahan. SDM yang terbesar adalah peserta didik baik peserta didik program profesi dan spesialis. RSKGM FKG UI membuat ruang tekanan negatif yang rasional, serta mengatur pemakaian dental unit. Pembahasan : Sebuah rumah sakit khusus gigi dan mulut pendidikan harus siap membuka pelayanan kembali dengan melakukan modifikasi alur pelayanan, modifikasi ruang, penambahan peralatan dan teknologi, modifikasi jadwal SDM (peserta didik) agar tetap berfungsi sebagai tempat pendidikan dokter gigi dan dokter gigi spesialis. Kesimpulan : RSKGM FKG UI menjadi model contoh pendidikan kedokteran gigi, dan bagaimana dokter gigi berpraktek pada masa pandemi, serta sebagai sarana untuk menghasilkan dokter gigi yang berkompeten, dan juga pelayanan kedokteran gigi yang kondusif, aman dan disiplin sesuai dengan kondisi normal baru masa pandemi Covid-19.
Introduction : The COVID-19 pandemic has greatly affected dental health services. Due to the fact that it is easy to transmit COVID-19 in the dentist's office, this service has been temporarily suspended. RSKGM FKG UI as a teaching hospital that functions as a service and education provider must reopen its services. Objective: This study aims to obtain information about the readiness of existing resources at the RSGM (education) to be able to provide safe dental services during the Covid-19 pandemic era. Methods: This research is a qualitative descriptive with a case study approach, analyzing the results of observations in hospitals and interviews with selected informants. Results: From the results of the study, it was found that the available resources at RSKGM FKG UI are human resources, facilities, equipment and technology, PPE, drugs and materials. The largest human resources are students, both professional and specialist program students. RSKGM FKG UI creates a rational negative pressure room, and regulates the use of dental units. Discussion: A special dental and oral education hospital must be ready to reopen services by modifying the service flow, modifying space, adding equipment and technology, modifying the schedule of human resources (students) so that it continues to function as a place for dentistry and dental specialist education. Conclusion: RSKGM FKG UI is a model example of dental education, and how dentists practice during a pandemic, as well as a means to produce competent dentists, as well as dental services that are conducive, safe and disciplined in accordance with the new normal conditions during the Covid pandemic. -19.
Read More
B-2206
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hendro Bakti Wibowo; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Pujiyanto, Dumilah Ayuningtyas, Hamdani Kubi, Dede Sri Mulyana
Abstrak: Rumah Sakit Haji Jakarta merupakan satu dari empat Rumah Sakit Haji di Indonesia, dibangun sebagai wujud dari gagasan masyarakat, khususnya para hujjaj untuk mendirikan suatu monumen mengenang tragedi terowongan Al Muaisim Mina pada tahun 1990/1440 H. Pada perjalanannya untuk memenuhi persyaratan Rumah Sakit sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) RS Haji Jakarta menemui berbagai kendala, sehingga status RS Haji Jakarta sebagai UPT belum terealisasi. Desain penelitian ini operasional analitik dengan metode kualitatif dimana dilakukan wawancara mendalam kepada informan terpilih. Hasil penelitian didapatkan perbedaan pemahaman antar informan sebagai aktor, tumpang tindih ketetapan hukum, faktor internal dan eksternal organisasi yang belum solid. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat beberapa permasalahan hukum baik internal dan eksternal organisasi, belum terjadi kesepakatan diantara para pemegang saham PT RS Haji Jakarta, pembentukan UPT RS Haji Jakarta dan Rumah Sakit pendidikan dibawah Kementerian Agama belum dapat direalisasikan, belum dijalankan sepenuhnya Keputusan Menteri Agama Nomor 738 dan Keputusan Menteri Agama Nomor 885
Read More
B-2262
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syifa; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Adang Bachtiar, Ascobat Gani, Rakhmat Hidayat, Linda Sofriyanti
Abstrak:
Rumah sakit merupakan sebuah institusi yang bertujuan utama memberikan layanan kesehatan kepada pasien untuk pengobatan penyakit dan pencegahan kecacatan. Di sisi lain, status sebagai Rumah Sakit Pendidikan yang mengharuskan Rumah sakit mengakomodir berbagai proses pembelajaran dalam berbagai jenjang, penerapan teknologi tertinggi sebagai center of excellence, dan bahkan jika memungkinkan penerapan temuan-temuan baru atau yang masih sedang diuji coba dalam dunia medis tentu menjadi beban tersendiri bagi operasional Rumah sakit. RSUD Siti Fatimah sebagai rumah sakit yang relatif baru berdiri dan juga baru saja ditetapkan menjadi rumah sakit pendidikan tentu memilki tantangan yang cukup besar dalam hal kualitas pelayanan dan variasi pasien. Data menunjukkan bahwa dari seluruh kompetensi minimal Pendidikan profesi dokter yang wajib dimiliki sesuai SKDI (Standar Kompetensi Dokter Indonesia), baru sekitar lima puluh persennya saja yang dapat ditemui di RSUD Siti Fatimah. Hal ini membuat RSUD Siti Fatimah harus terus berbenah untuk meningkatkan angka kunjungan pasien dan jenis penyakit yang ditangani untuk dapat menjadi wahana pembelajaran yang adekuat bagi program Pendidikan profesi dokter dan dokter spesialis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan dengan tingkat kepuasan pasien di RSUD Siti Fatimah Palembang sebagai rumah sakit pendidikan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis observasional analitik dengan desain studi survei potong lintang menggunakan kuesioner. Penelitian dilakukan di RSUD Siti Fatimah Palembang pada pasien yang dirawat inap di bangsal rawat inap kelas 3, kelas 2, dan kelas 1 pada bulan November 2023. Populasi target penelitian adalah pasien yang dirawat di bangsal rawat inap yang menjadi wahana pembelajaran bagi peserta didik program pendidikan dokter spesialis RSUD Siti Fatimah Palembang pada tahun 2023 sebanyak 1700 orang, dan sampel sebanyak 195 orang dengan menggunakan consecutive sampling. Kualitas pelayanan kesehatan Rumah sakit dilihat dari persepsi pasien dengan menggunakan model modifikasi dari 6Q framework yang dimodifikasi. Terdapat korelasi yang kuat antara persepsi pasien mengenai kualitas pelayanan di RSUD Siti Fatimah dengan kepuasan pasien. Persepsi pasien mengenai kualiatas dokter muda di RSUD Siti Fatimah baik, dengan nilai paling tinggi pada kualitas prosedural yaitu sebesar 92,8%, akan tetapi beberapa hal masih belum optimal, yaitu pada kualitas personil serta kualitas interaksi.

A hospital is an institution whose primary goal is to provide health services to people for disease treatment and prevention. On the other hand, the hospital's status as a teaching hospital necessitates accommodating various learning processes at various levels, the use of the most advanced technology as a center of excellence, and even if possible, the application of new standards or findings that are still being tested in the medical world for hospital operations. Siti Fatimah Hospital, as a relatively new hospital that has only just been created and classified as a teaching hospital, faces significant hurdles in terms of service quality and patient diversity. According to data, just around half of all the minimal competencies required for medical professional education according to the SKDI (Indonesian Doctor Competency Standards) can be discovered at Siti Fatimah Regional Hospital. This means that Siti Fatimah Regional Hospital must continue to improve in order to increase the number of patient visits and the types of diseases treated and become an adequate learning vehicle for the professional education program for doctors and specialists. The purpose of this research is to examine the relationship between service quality and patient happiness at Siti Fatimah Palembang Hospital, a teaching hospital. This is a quantitative observational analytical study with a cross-sectional survey study design employing a questionnaire. The study was carried out at Palembang's Siti Fatimah Regional Hospital on patients admitted to class 3, class 2, and class 1 inpatient wards in November 2023. Patients treated in inpatient wards were the target research population, which served as a learning vehicle for educational program students. In 2023, Siti Fatimah Regional Hospital in Palembang will have 1,700 specialist doctors and a sample size of 195 persons utilizing consecutive sampling. A modified form of the modified 6Q framework is used to assess the quality of hospital health care based on patient perceptions. Patient satisfaction is strongly related to patient views of the quality of care at Siti Fatimah Regional Hospital. 7. Patient impressions of the quality of young doctors at Siti Fatimah Regional Hospital are positive, with the highest score on procedural quality, 92.8%; nonetheless, other factors remain unsatisfactory, including the quality of people and the quality of interactions.
Read More
B-2418
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ainun Azizah Tasmira Salwa; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Budi Haryanto, Noni Chrissuda Anggraini
Abstrak:

Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan menghasilkan limbah medis dan non-medis. Data menunjukkan limbah medis/B3 bersifat infeksius dan toksik, berisiko tinggi jika tidak dikelola dengan baik. Di Indonesia, banyak fasilitas kesehatan masih belum sepenuhnya sesuai standar pengelolaan limbah medis. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengelolaan limbah medis padat di Rumah Sakit Pendidikan Kota Depok, Jawa Barat, menggunakan desain studi kasus melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan rumah sakit menghasilkan total 138.370,3 kg limbah medis padat B3 pada tahun 2024. Secara keseluruhan, tingkat kesesuaian implementasi mencapai 72,2% ("Sesuai Sebagian"). Namun, kesenjangan masih ditemukan pada pemilahan di sumber (33,3%) dan pewadahan/pengumpulan (25%), seperti masih ditemukannya limbah medis tercampur limbah non-medis, yang dapat menyebabkan risiko luka tusuk jarum atau penyebaran infeksi nosokomial. Meskipun petugas memiliki pemahaman baik, penggunaan APD oleh semua petugas belum sepenuhnya konsisten. Tahap pengurangan, penyimpanan, pengangkutan internal, pengolahan, dan pemusnahan akhir menunjukkan kepatuhan tinggi (100%). Oleh karena itu, perbaikan berkelanjutan diperlukan, terutama pada tahapan hulu yang bergantung pada faktor manusia. Tenaga Kesehatan Lingkungan berperan penting dalam pengawasan, edukasi, dan pemutusan rantai penularan untuk menjaga keselamatan petugas, pasien, dan pengunjung. Penelitian ini berkontribusi untuk mengoptimalkan sistem pengelolaan limbah medis di rumah sakit pendidikan.


Hospitals, as healthcare service facilities, generate both medical and non-medical waste. Data show that medical waste, classified as hazardous (B3), is infectious and toxic, posing a high risk if not properly managed. In Indonesia, many healthcare facilities still do not fully comply with medical waste management standards. This study aims to evaluate the solid medical waste management system at a Teaching Hospital in Depok, West Java, using a case study design through observation, interviews, and document analysis. The findings indicate that the hospital produced a total of 138,370.3 kg of B3 solid medical waste in 2024. Overall, the compliance level of implementation reached 72.2% (“Partially Compliant”). However, gaps were still identified in segregation at source (33.3%) and in containment/collection (25%), such as the mixing of medical and non-medical waste, which can lead to risks like needlestick injuries or the spread of nosocomial infections. Although staff demonstrated a good understanding of procedures, the use of personal protective equipment (PPE) among all workers was not fully consistent. The stages of waste reduction, temporary storage, internal transport, treatment, and final disposal showed high compliance (100%). Therefore, continuous improvement is needed, particularly in the upstream stages that depend on human factors. Environmental Health personnel play a crucial role in supervision, education, and breaking the chain of transmission to ensure the safety of healthcare workers, patients, and visitors. This study contributes to strengthening medical waste governance in teaching hospitals.

Read More
S-12102
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive