Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 44 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Pamela Sandhya De Jaka, Dyah Woro Dwi Lestari, Lantip Rujito
BPK Vol.47, No.2
Jakarta : Balitbangkes Depkes RI, 2019
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ghifari Andini Mukti; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Helda, Kemal N. Siregar, Cut Putri Arianie, Ummul Khair
Abstrak: Prevalensi tinggi kanker serviks merupakan masalah kesehatan global. Itu menyebabkan ratusan ribu kematian di antara wanita setiap tahun di seluruh dunia. Dengan sebuah diperkirakan 570.000 kasus dan 311.000 kematian pada 2018 di seluruh dunia, penyakit ini menempati urutan keempat terbanyak kanker yang sering didiagnosis dan urutan keempat penyebab kematian akibat kanker pada wanita. Diagnosis dini dan skrining pada wanita dapat meningkatkan kesuksesan pengobatan dan survival wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi wanita di Indonesia untuk melakukan deteksi dini kanker serviks. Penelitian ini menggunakan data sekunder IFLS V menggunakan desain crossectional dengan respponden sebanyak 29.220 yang merupakan wanita yang sudah menikah dan berusia ≥20 tahun. Hasil menunjukkan proporsi wanita yang melakukan deteksi dini kanker serviks atau papsmear sebanyak 22.99% masih sangat rendah dibandingkan target. Variable yang berhubungan dengan partisipasi wanita di Indonesia untuk melakukan deteksi dini kanker serviks adalah riwayat penyakit, paritas, usia, usia pertama menikah pendidikan, jarak fasilitas kesehatan dan jaminan kesehatan. Variable yang paling dominan yang mempredisksi wanita untuk melakukan skrining kanker serviks adalah usia pertama menikah dengan POR 2.4 dengan 95%CI 1.606-1.843. Diperlukan sosialisasi dan pendidikan kesehatan agar wanita mau untuk menunda usia pertama menikah.
The high prevalence of cervical cancer is a global health problem. It causes hundreds of thousands of deaths among women every year worldwide. With an estimated 570,000 cases and 311,000 deaths in 2018 worldwide, the disease is the fourth most frequently diagnosed cancer and the fourth leading cause of cancer death in women. Early diagnosis and screening in women can improve treatment success and women's survival. This study aims to determine the factors associated with the participation of women in Indonesia to perform early detection of cervical cancer. This study uses secondary data from IFLS V using a cross-sectional design with 29,220 respondents who are married women. The results show that the proportion of women who do early detection of cervical cancer or Pap smear as much as 22.99% is still very low compared to the target. Variables related to the participation of women in Indonesia for early detection of cervical cancer are disease history, parity, age, age at first marriage, education, distance to health facilities and health insurance. The most dominant variable that predicts women to do cervical cancer screening is age at first marriage with POR 2.4 with 95% CI 1.606-1.843. Socialization and health education are needed so that women are willing to delay the age of first marriage
Read More
T-6232
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Raul Gonzales; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Puput Oktamianti, Rikawarastuti
Abstrak: Kanker serviks masih menjadi permasalahan yang serius bagi seluruh wanita di dunia. WHO mencatat terdapat 36.633 kasus atau 9,2% dari total kasus kanker. Belanja dana kesehatan terbatas, sehingga harus memberikan perhatian lebih kepada program promotif dan preventif. WHO merekomendasikan untuk wanita melakukan skrining kanker serviks yang terdiri dari pap smear, tes IVA, dan tes HPV-DNA. Tapi hambatan keuangan yang dihadapi karena mahalnya skrining kanker serviks menjadi permasalahan sampai sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui skema pembiayaan skrining kanker serviks di berbagai negara, Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah literature review. Pencarian studi menggunakan online database berupa PubMed, ProQuest, dan BMCPH. Terdapat 9 studi yang digunakan dalam penelitian ini yang berasal dari 8 negara berbeda. Dari penelitian ini ditemukan bahwa terdapat 3 skema pembiayaan skrining kanker serviks, yaitu pembiayaan oleh pemerintah, pembiayaan melalui asuransi kesehatan, dan pembiayaan lewat donor/mitra pembangunan. Terdapat satu program yang terintegrasi di masing-masing negara dan sering disebut dengan NCSP. Dati program dan pembiayaan yang terhubung tersebut berdampak pada tingkat partisipasi skrining kanker serviks yang meningkat di berbagai negara.
Cervical cancer is still a serious problem for all women in the world. WHO recorded 36,633 cases or 9.2% of the total cancer cases Spending on health funds is limited, so it must pay more attention to promotive and preventive programs. WHO recommends that women do cervical cancer screening consisting of pap smears, IVA tests, and HPV-DNA tests. But the financial barriers faced due to the high cost of cervical cancer screening have been a problem until now. This study aims to determine the financing scheme for cervical cancer screening in various countries, the method used in this study is literature review. Search studies using online databases in the form of PubMed, ProQuest, and BMCPH. There were 9 studies used in this study that came from 8 different countries. From this study, it was found that there are 3 financing schemes for cervical cancer screening, namely financing by the government, financing through health insurance, and financing through donors/development partners. There is one integrated program in each country and is often referred to as NCSP. The connected programs and financing have an impact on the increasing participation rate of cervical cancer screening in various countries.
Read More
S-11025
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andre Rachman; Pembimbing: Ella Nurlaella Hadi; Penguji: Caroline Endah Wuryaningsih, Mieke Savitri, Tristiyenny P., Imelda Wijaya
T-5349
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Indah Jamiatun Hasanah; Pembimbing: Ella N. Hadi; Penguji: Tri Krianto, Besral, Sylviana Andinisari, Enny Ekasari
T-5437
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alfiyana Yuliasari; Pembimbing: Artha Prabawa; Penguji: Sutanto Priyo Hastono, Rico Kurniawan, Emi Nurjasmi, Ario Baskoro
Abstrak:
Masalah kesehatan mental maternal merupakan tantangan utama dalam masalah kesehatan masyarakat secara global. Wanita secara umum lebih berisiko mengalami depresi selama kehamilan karena perubahan hormonal dan peran dalam hidupnya. Depresi antenatal yang tidak ditangani dengan baik dapat meningkatkan risiko depresi postpartum dan komplikasi lain pada ibu dan bayi. Beberapa gejala depresi antenatal mirip dengan keluhan ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil sehingga gejala tersebut sering terabaikan dalam pemeriksaan antenatal care. Tidak adanya instrumen penilaian skrining depresi pada kehamilan juga membuat pelayanan kesehatan mental ibu hamil tidak dilakukan oleh bidan pada saat melakukan antenatal care di fasilitas kesehatan primer. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem deteksi depresi antenatal dalam pelayanan kesehatan mental ibu hamil berbasis website. Penelitian ini dilakukan di UPT Puskesmas Rawat Inap Panjang Bandar Lampung dengan menggunakan metode pengembangan sistem prototyping. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan mental pada ibu hamil belum dilakukan dalam pelayanan antenatal care terpadu. Hasil akhir penelitian ini berupa prototipe sistem informasi yang mampu mendeteksi adanya risiko depresi pada ibu hamil dan mengkaji faktor risiko yang mungkin menjadi penyebab depresi pada ibu hamil. Dengan diketahuinya faktor risiko tersebut, bidan dapat memberikan intervensi yang tepat dalam mengurangi depresi antenatal.

Maternal mental health problem is a major challenge in global public health problems. Women are generally more at risk for depression during pregnancy because of hormonal changes and their role  changes in life. Untreated antenatal depression can increase the risk of postpartum depression and other complications for both mother and baby. Some symptoms of antenatal depression are similar to discomfort in pregnancy experienced by pregnant women so that these symptoms are often considered as normal discomfort in pregnancy. The absence of depression screening assessment instruments in pregnancy also makes mental health services for pregnant women not performed by midwives when conducting antenatal care in primary health facilities. This study aims to design an antenatal depression detection system in website-based mental health services for pregnant women. This research was conducted at the UPT Puskesmas Rawat Inap Panjang Bandar Lampung using a prototyping system development method. The results of this study indicate that mental health services for pregnant women have not been carried out in integrated antenatal care services. The final result of this research is a prototype of an information system that is able to detect the risk of depression in pregnant women and assess the risk factors that might be the cause of depression in pregnant women. By knowing these risk factors, midwives can provide appropriate interventions in reducing antenatal depression.

Read More
T-5951
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maula Ismail Mohammad; Pembimbing : Besral, Milla Herdayati; Penguji: Artha Prabawa, Miko Hananto
Abstrak: Anak anak merupakan generasi penerus bangsa. Perubahan pada citra tubuh misal pembengkakan pada leher yang disebabkan goiter dapat menyebabkan persepsi negatif terhadap diri sendiri. Kelainan pada kelenjar tiroid dapat mengakibatkan diantaranya penyakit kardiovaskuler, hipertensi, stunting, dan gangguan kesuburan pada wanita. Dampak lainnya adalah siswa yang terkena goiter memiliki nilai rata-rata lebih rendah rata-rata nilai pelajarannya daripada siswa normal. Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes merupakan daerah dengan kategori parah untuk kejadian goiter. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sebuah aplikasi berbasis web yang bisa digunakan untuk melakukan skrining untuk kejadian Goiter pada anak-anak yang terpapar pestisida dengan parameter evaluasi yaitu Sensitivitas, Spesifitas, Positive Predictive Value, Negative Predictive Value. Penelitian ini menggunakan data sekunder, data didapatkan dari penelitian Rasipin tahun 2011. Jumlah data yang akan digunakan sebanyak 53 anak yang positif goiter dan 48 anak yang negatif goiter. Metode machine learning akan diimplementasikan dengan aplikasi WEKA. Hasil analisa dengan 10-fold Cross Validation didapatkan bahwa dengan sebelas variabel mampu mengenali siswa normal sebesar 92% dengan nilai Sensitivitas, Spesifitas, Positive Predictive Value, Negative Predictive Value berurutan sebesar 49%, 92%, 87% dan 62%. Prototipe sistem pintar untuk memprediksi kejadian goiter dapat dikembangkan, dan dapat digunakan untuk skrining kejadian goiter pada anak yang terpapar pestisida.
Read More
T-5632
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yayah Fazriyah; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Dian Ayubi, Tiara Amelia, Aprianti Shinta Dewi
T-5645
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hikmahwaty; Pembimbing: Milla Herdayati, Popy Yuniar; Penguji: R. Sutiawan, Devi Maryori
Abstrak:

ABSTRAK

Latar belakang : Usia Harapan Hidup (UHH) diperkirakan pada 2014 sudah mencapai 72 tahun. Peningkatan tersebut akan berdampak pada peningkatan jumlah lansia. Pada tahun 2050 mencapai 2 milyar lansia. Meningkatnya jumlah lansia menjadi perhatian kita semua, baik pemerintah, lembaga masyarakat maupun masyarakat itu sendiri. Kementerian kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan indikator dalam pelayanan kesehatan lanjut usia. Namun dalam pelaksanaannya, target indikator tersebut masih belum tercapai, terutama skrining kesehatan pada 100% lansia di panti werdha.

Tujuan : Mengembangkan sistem informasi pemantauan status kesehatan lansia agar dapat memonitoring status kesehatan lansia.

Metode : menggunakan metode kualitatif dan System Development Life Cycle (SDLC).

Hasil : Dengan dikembangkannya sistem informasi pemantauan status kesehatan lansia berbasis panti werdha, maka panti werdha dapat memberikan informasi capaian skrining kesehatan lansia dipanti kepada puskesmas dan suku dinas kesehatan. Selain itu, keluarga lansia juga dapat memonitoring status kesehatan lansia.

Kesimpulan : Pengembangan sistem informasi ini menghasilkan data status kesehatan individu lansia dilevel panti terkait capaian indikator skrining kesehatan pada 100% lansia dipanti yang dapat dimanfaatkan oleh puskesmas, suku dinas kesehatan maupun keluarga lansia.


ABSTRACT

Background: life expectancy estimated in 2014 has been reached 72 years. The increase will have an impact on the increasing number of elderly. In 2050 will be reached 2 billion elderly. The increasing number of elderly being attention for government, community agencies and the community itself. Indonesian republic's ministry of health has set an indicator in elderly health care. But in practice, the target indicator is still not achieved, especially at 100% health screening elderly in nursing homes.

Objective: develop monitoring health status information systems to elderly.

Methods: using qualitative methods and System Development Life Cycle (SDLC).

Results: developed of monitoring information system based on the health status of elderly nursing homes, can provide performance indicator of elderly health screening to the primary health care and district of health. In addition, elderly relatives can also monitor the health status of elderly.

Conclusion: these information system development to produce health status data of elderly individuals associated performance indicators nursing homes at 100% health screening elderly in nursing homes, which can be used by primary health care, district of health and elderly families.

Read More
T-3945
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Meylina Puspitasari; Pembimbing: Ella N. Hadi; Penguji: Sordarto Ronoatmodjo, Tri Krianto, Enny Ekasari, Tristiyenny Pubianturi
Abstrak: Skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) dapat menurunkan risiko PTM.Skrining PTM di balaikota Depok merupakan program kegiatan yangdisediakan oleh pemerintah Kota Depok yang ditujukan untuk Pegawai NegeriSipil (PNS) di lingkungan balaikota Depok tahun 2016, namun cakupan yangbaru mengikuti pelayanan skrining PTM sebesar 46,3% dan 75,6% PNStersebut berisiko terkena PTM. Penelitian ini bertujuan mengetahui peranfaktor kebutuhan dalam pemanfaatan pelayanan skrining PTM pada PNS dibalaikota Depok. Penelitian ini merupakan analisis lanjut dari studisebelumnya yang menggunakan desain cross sectional dengan sampel sebesar350 PNS. Data dianalisis menggunakan uji chi square dan regresi logistikganda.

Hasil penelitian menunjukkan faktor kebutuhan berperan dalampemanfaatan pelayanan skrining PTM (OR = 2,08; 95% CI: 1,30-3,35). PNSyang membutuhkan skrining PTM mempunyai kecenderungan untukmemanfaatkan pelayanan skrining PTM sebesar dua kali dibandingkan PNSyang tidak membutuhkan setelah dikontrol oleh dukungan teman. Agarcakupan pemanfaatan skrining PTM meningkat perlu dilakukan sosialisasiskrining PTM dan jenis pengukurannya kepada seluruh PNS baik yang bekerjapada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan balaikota Depokmaupun di luar lingkungan balaikota Depok.

Kata kunci:Faktor kebutuhan, skrining PTM, pegawai negeri sipil
NCDs screening can reduce the risk of getting NCDs. NCDs screening inBalaikota Depok is the programme which has been provided by the DepokLocal Goverment targeting civil servants of Depok City in the year 2016,however the participation to this program is only 46,3%, and from those whoparticipated in the screening, 75,6% had risk of getting NCDs. This study wasaimed to identify the roles of need factor on utilizing the NCDs screeningprogramme among civil servants in Balaikota Depok. This research is furtheranalysis from the previous study using cross sectional study with total sampleof 350 civil servants. Data were analyzed by using chi square and multiplelogistic regression test.

The result shows that the need factor has a role inutilizing the NCDs screening programme (OR = 2,08; 95% CI: 1,30-3,35).Civil servants who has need factor is twice more likely to engage thescreening programme compare to those who do not have the need factor aftercontrolling variable of friend support. To improve the rate of participation ofNCDs screening, it needs to promote and educate the importance of NCDsscreening and its measurement for all civil servants in Balaikota Depok andothers government institutions in Depok City Local government.

Key words:Need factor, NCDs screening, civil servant.
Read More
T-5453
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive