Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Subandi Sardjoko
Abstrak: SDM kesehatan mempunyai peran yang strategis dalam pelayanan kesehatan dan terus diupayakan oleh pemerintah agar tersedia secara memadai baik dari sisi jumlsh, jenis, dan kualitasnya serta terdistribusi secara merata. Belum terpenuhinya kebutuhan SDM kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit menjadi titik kritis bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan transisi demografi (penduduk menua) dan transisi epidemiologi serta dalam pencapaian target UHC dan SDG's
Read More
610.92 SUB s
Jakarta : Kementerian PPN/Bappenas, 2019
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sugiarto; Pembimbing: Yaslis Ilyas; Penguji: Amal C. Sjaaf, Pujiyanto, Rahayu Astuti, Cori Tri Suryani
Abstrak: Sistem kesehatan pada pandemi Covid-19 ini didorong untuk mampu beradaptasi untuk melakukan pemenuhan kebutuhan dalam penanganan penyakit tersebut. Sistem kesehatan dapat bertahan dengan dukungan sumber daya yang cukup di fasilitas kesehatan terutama adanya SDMK yang memadai, terlatih dan kompeten. RSCM merupakan fasilitas kesehatan rujukan nasional dan pendidikan. Dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, RSCM telah terakreditasi nasional dan internasional. Standar akreditasi mengutamakan keselamatan pasien sebagai prioritas utama dalam pelayanan yang diberikan. Salah satu penerapan keselamatan pasien di rumah sakit adalah dengan memastikan SDMK yang ada telah terkualifikasi, terlatih dan kompeten. SDMK yang terkualifikasi, terlatih dan kompeten dapat dilakukan pemberian penugasan klinis melalui proses kredensial yang merupakan syarat dalam akreditasi rumah sakit. Penugasan klinis yang diberikan merupakan rekomendasi penilaian kompetensi dari mitra bestari dalam memastikan SDMK yang terkualifikasi, terlatih dan kompeten berdasarkan portofolionya. Pemberian penugasan klinis diajukan melalui proses kredensial. Dan kredensial ini telah dilakukan pada kelompok medik dan perawat namun belum ada kebijakan penyelenggaraan kredensial SDMK kelompok lainnnya. Radiografer adalah salah satu SDMK yang melakukan pelayanan kesehatan pada pasien sehingga rumah sakit harus memastikan keselamatan pasien dengan penapisan SDMK yang ada di unit layanan. Penelitian ini bertujuan mengetahui penerapan penugasan klinis dalam proses kredensial, penetapan kompetensi, pengaruh penugasan klinis dalam penempatan, pengaruh penugasan klinis dalam jenjang karir dan pengaruh penugasan klinis dalam pengembangan kompetensi. Penelitian ini menggunakan teori Avedis Donabedian dengan variabel penugasan klinis yang mempengaruhi variabel penempatan, jenjang karir dan pengembangan kompetensi. Hasil penelitian didapatkan bahwa penugasan klinis Radiografer diberikan melalui proses kredensial, penetapan penugasan klinis menggunakan assessment kompetensi Radiografer, penempatan Radiografer yang diterapkan masih terdapat ketidaksesuaian dengan penugasan klinis yang diberikan, penugasan klinis Radiografer berdasarkan kompetensi dapat meningkatkan kompetensi dan insentif, dan pengembangan kompetensi tidak sepenuhnya dari penugasan klinis Radiografer yang diberikan. Kesimpulan didapatkan bahwa penerapan pemberian penugasan klinis Radiografer berdasarkan kompetensi dapat dilakukan kepada semua kelompok SDMK dengan menggunakan assessment kompetensi yang dapat diimplementasikan dalam penempatan, jenjang karir dan pengembangan kompetensi. Rekomendasi penelitian ini yaitu penyelenggaraan kredensial SDMK selain dokter dan perawat dalam pemberian penugasan klinis SDMK dapat dilakukan sehingga perlu adanya kebijakan yang mengatur dan memperkuat penyelenggaraan di fasilitas kesehatan
Read More
T-6434
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Deasy Juliana Permatasari; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Jaslis Ilyas, Agus Rahmanto
Abstrak: Sumber daya manusia kesehatan menjalankan peran penting dalam pembangunankesehatan. Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan adalahkrisis ketersediaan sumber daya manusia kesehatan. Permintaan akan kebutuhan sumberdaya manusia kesehatan terus meningkat sehingga perlu upaya lebih untukmenyeimbangkan ketersediaan dengan permintaan akan kebutuhan sumber dayamanusia kesehatan. Upaya yang dilakukan oleh berbagai negara di dunia dalammemerangi krisis ini adalah dengan memperbaiki sistem manajemen sumber dayamanusia kesehatan dari perencanaan hingga evaluasi. Perencanaan sumber dayamanusia kesehatan memegang kendali besar dalam perhitungan kebutuhan yang harusdipenuhi di masa yang akan datang. Dalam menyusun perencanaan sumber dayamanusia kesehatan diperlukan sebuah pendekatan yang dapat memberikan proyeksikebutuhan dimasa yang akan datang dengan tujuan memberikan keseimbangan antarapermintaan akan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan di masa yang akan datangdan ketersediaannya. Pendekatan atau model yang diterapkan dapat mencegahterjadinya kekurangan ketersediaan sumber daya manusia kesehatan di masa yang akandatang. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan menggunakan metode literaturereview dengan basis data PubMed, Lancet dan Google Scholar. Pendekatan InputProcess Output (IPO) juga dilakukan agar penelitian yang dilakukan terarah. Hasilpenelusuran dari penelitian ini menunjukan data dari Belanda dan Irlandia sebagaiperwakilan dari 10 negara dengan angka IPM tertinggi didunia pada tahun 2019. Hasilpenelitian memberikan gambaran terkait metode yang digunakan oleh negara Belandadan Irlandia dalam melakukan perencanaan sumber daya manusia kesehatan dalammencegah terjadinya kekurangan ketersediaan sumber daya manusia kesehatan di masayang akan datang. Belanda dan Irlandia melakukan proyeksi kebutuhan untuk masayang akan datang dengan melakukan analisis kesenjangan yang disertai pengembanganelemen-elemen dari model perencanaan yang digunakan dari tahun dimulainyaperencanaan hingga tahun yang ditargetkan. Dari hasil penelitian ini, penelitimendapatkan 3 hal penting yang dapat digunakan sebagai strategi dalam perencanaandalam pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan di tingkat nasional yaitudengan penentuan elemen dalam model perencanaan berdasarkan isu strategis;menetapkan metode pengambilan data yang reliabel dalam rangka menjamin akurasidata; dan penyusunan skenario yang mempertimbangkan perkembangan diberbagaisektor.Kata kunci :Sumber Daya Manusia Kesehatan ; Perencanaan SDM ; Analisis Kesenjangan
Human resources for health play an important role towards health development. One ofthe challenges faced in health development is the crisis in the availability of humanresources for health. Demand upon human resource for health continues to increase,therefore bigger efforts needed to be made in order to balance availability of humanresources for health. Efforts made by various countries in the world in combating thiscrisis by improving the human resource for health management system start fromplanning to evaluation. HRH planning holds great control in calculating the needs thatmust be met in the future. In compiling health human resource planning, an approach isneeded which can provide projections of future needs with the aim of providing abalance between the demand for HRH needs in the future and the availability. Theapproach or model adopted can prevent the shortage of HRH in the future. This researchis a qualitative study using literature review method with the PubMed, Lancet andGoogle Scholar as the databases. The Input Process Output (IPO) approach is alsocarried out so that the research conducted is well-directed. Results from this studyshows data from the Netherlands and Ireland as representatives from 10 countries withthe highest HDI numbers in the world in 2019 released by UNDP. The results providean overview of the methods used by the Netherlands and Ireland in HRH planning inorder to prevent the shortages of HHR availability in the future. Netherlands and Irelandprojected future needs by conducting a gap analysis accompanied by developingelements of the planning model used from the year planning began to the targeted year.From the results of this study, researchers get 3 important things that can be used as aplanning strategy to fulfill the needs of HRH at the national level, those strategy are bydetermining the elements for the planning model based on strategic issues; establishreliable data collection methods in order to guarantee data accuracy; and developingscenarios that consider developments in various sectors.Keywords :Health Workforce ; Workforce Planning ; Gap Analysis.
Read More
S-10299
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nopianto Ricaesar; Pembimbing: Kemal Nazaruddin Siregar; Penguji: Artha Prabawa, Yuniar Popy, Febrina Dwi Permata, Markus
Abstrak:
Transformasi sistem kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan mutu dan aksesibilitas pelayanan kesehatan dengan cara memperbaiki infrastruktur, meningkatkan kualitas obat-obatan, meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan, memperkuat koordinasi antara layanan kesehatan, serta melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait pelayanan kesehatan. Salah satu pilar penting dalam transformasi ini adalah transformasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM Kesehatan), yang bertujuan untuk menyediakan jumlah dan distribusi SDM kesehatan yang merata di seluruh Indonesia. Untuk memastikan mutu pelatihan kesehatan dan SDM kesehatan, institusi penyelenggara harus mengikuti proses akreditasi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2019. Namun, saat ini proses akreditasi institusi masih dilakukan secara manual, termasuk pengusulan, penilaian, dan penilaian ulang dengan pengiriman dokumen melalui email. Untuk meningkatkan efektivitasnya, diperlukan transformasi digital dalam sistem informasi akreditasi institusi pelatihan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah sistem informasi untuk akreditasi institusi pelatihan di bidang kesehatan. Metode pengembangan yang digunakan adalah System Development Life Cycle (SDLC) dengan menggunakan model prototipe hingga mencapai tahap uji coba sistem. Desain sistem ini melibatkan pembuatan diagram konteks, Entity Relationship Diagram (ERD), Table Relationship Diagram (TRD), Data Dictionary, Flow Chart, dan Diagram Alir Data (DFD). Selain itu, juga dilakukan pembuatan antarmuka pengguna (user interface) untuk sistem tersebut.

The transformation of the health system in Indonesia aims to improve the quality and accessibility of health services by improving infrastructure, improving the quality of medicines, increasing the competence of health workers, strengthening coordination between health services, and involving community participation in making decisions related to health services. One of the important pillars in this transformation is the transformation of Health Human Resources (HR Health), which aims to provide an even number and distribution of health human resources throughout Indonesia. To ensure the quality of health training and health human resources, implementing institutions must follow the accreditation process in accordance with Government Regulation Number 67 of 2019. However, currently the institutional accreditation process is still carried out manually, including proposals, assessments and reassessments by sending documents via email. To increase its effectiveness, digital transformation is needed in the accreditation information system for training institutions. This study aims to design an information system for the accreditation of training institutions in the health sector. The development method used is the System Development Life Cycle (SDLC) using a prototype model until it reaches the system trial stage. The design of this system involves making context diagrams, Entity Relationship Diagrams (ERD), Table Relationship Diagrams (TRD), Data Dictionary, Flow Charts, and Data Flow Diagrams (DFD). In addition, a user interface (user interface) for the system is also made.
Read More
T-6604
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Firna Rania Rizkiani Fouady; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Jaslis Ilyas, Dwiana Maya A.
Abstrak:
Transformasi layanan kesehatan dari tradisional ke layanan yang berpusat kepada pasien membuat arah pelayanan menjadi lebih holistik. Dengan implementasi layanan tersebut, SDM kesehatan dituntut untuk senantiasa meningkatkan kinerjanya sehingga dapat memberikan layanan yang terbaik kepada pasien. Kinerja pada SDM kesehatan dapat ditingkatkan melalui implementasi desain pekerjaan yang memenuhi kelima dimensi pekerjaan, yaitu variasi keterampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi, dan umpan balik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pekerjaan beserta lima dimensinya dan kinerja SDM kesehatan di RS Grha Permata Ibu dengan metode penelitian kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring dengan metode self-administered questionnaire. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara karakteristik pekerjaan, identitas tugas, signifikansi tugas, dan umpan balik dengan kinerja SDM kesehatan di RS Grha Permata Ibu. Sementara itu, terdapat hubungan yang lemah dan signifikan antara variasi keterampilan dan otonomi dengan kinerja SDM kesehatan. Rekomendasi yang diberikan dari hasil penelitian ini adalah mengidentifikasi kesesuaian antara variasi keterampilan yang dibutuhkan dengan yang dimiliki individu sebagai bahan pengembangan SDM, mendorong SDM kesehatan untuk terlibat penuh dalam seluruh proses kerjanya melalui impelementasi rotasi kerja, meninjau kembali kebijakan yang mengatur terkait otonomi kerja, mempromosikan budaya kerja yang mendorong inisiatif SDM kesehatan, serta mengevaluasi efektivitas sistem pemberian umpan balik.

The transformation of healthcare services from traditional models to patient-centered care has led to a more holistic approach to patient care. This shift has placed increased demands on healthcare professionals to continuously improve their performance in order to deliver the best possible care to patients. One approach to enhancing healthcare workforce performance is to implement job design principles that fulfill the five dimensions of work: skill variety, task identity, task significance, autonomy, and feedback. This research aimed to investigate the relationship between job characteristics and their five dimensions, and the performance of healthcare professionals at Grha Permata Ibu Hospital. A quantitative research methodology was conducted, utilizing self-administered online questionnaires for data collection. The findings revealed a positive and significant relationship between job characteristics, task identity, task significance, and feedback with the performance of healthcare professionals at Grha Permata Ibu Hospital. However, a weak yet significant relationship was observed between skill variety and autonomy with healthcare worker performance. The research suggests several strategies to improve the performance of healthcare professionals at Grha Permata Ibu Hospital by identify the alignment between required and individual skill sets as a basis for workforce development initiatives, encourage active involvement of healthcare professionals in the entire work process by implementing job rotation strategies, review internal policies regarding work autonomy to enhance empowerment and decision-making capabilities, promote a work culture that encourages initiative, and evaluate the effectiveness of the feedback system.
Read More
S-11594
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rowena Sofia Zepanya; Pembimbing: Septiara Putri; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Riza Srie Ambari
Abstrak:
Penelitian ini mengeksplorasi penerimaan sumber daya manusia kesehatan (SDM Kesehatan) terhadap Rekam Medis Elektronik (RME) pada klinik-klinik di DKI Jakarta tahun 2024. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan desain studi kasus. Penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam dengan tenaga kesehatan dan staf administrasi, serta analisis dokumen dan regulasi terkait. Kerangka teori yang digunakan adalah Modified Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT), yang mengevaluasi pengaruh harapan kinerja, harapan usaha, pengaruh sosial, dan kondisi yang memfasilitasi terhadap penerimaan RME. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun manfaat RME diakui dalam hal peningkatan aksesibilitas data dan manajemen pasien, terdapat hambatan signifikan seperti variasi tingkat literasi digital di antara tenaga kesehatan, resistensi terhadap perubahan alur kerja, serta kekhawatiran tentang privasi data dan keandalan sistem. Harapan kinerja ditemukan sebagai faktor penting dalam penerimaan RME, di mana banyak responden percaya bahwa RME dapat menyederhanakan operasi dan meningkatkan pengambilan keputusan klinis. Namun, transisi ke sistem digital membutuhkan usaha besar, terutama bagi tenaga kesehatan dengan pengalaman terbatas pada teknologi digital, sehingga mereka menghadapi kurva pembelajaran yang menantang. Pengaruh sosial dari regulasi dan kepemimpinan institusi memainkan peran signifikan dalam mendorong adopsi RME. Kondisi yang memfasilitasi, seperti dukungan teknis dan pelatihan berkelanjutan, terbukti penting untuk mengurangi resistensi dan mempermudah proses integrasi. Validasi data dilakukan dengan triangulasi antara wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Penelitian ini menyimpulkan bahwa adopsi RME yang berhasil memerlukan penanganan hambatan secara menyeluruh. Rekomendasi meliputi pelatihan terstruktur, dukungan teknis yang kuat, dan penciptaan budaya yang mendukung teknologi. Penelitian ini menekankan pentingnya strategi adopsi RME yang efektif untuk peningkatan layanan kesehatan dan efisiensi operasional di klinik.

This study explores the acceptance of health human resources (HHR) toward Electronic Medical Records (EMR) in clinics in DKI Jakarta in 2024. The research type is qualitative with a case study design. The study was conducted through in-depth interviews with healthcare professionals and administrative staff, as well as a review of relevant documents and regulations. The theoretical framework used is the Modified Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT), which assesses the impact of performance expectancy, effort expectancy, social influence, and facilitating conditions on EMR acceptance. Data collection was conducted through in-depth interviews and document analysis. The results indicate that while the benefits of EMR, such as enhanced data accessibility and patient management, are recognized, significant barriers exist. These barriers include varying levels of digital literacy among healthcare professionals, resistance to changes in established workflows, and concerns about data privacy and system reliability. Performance expectancy was identified as a crucial factor influencing EMR acceptance, with many respondents acknowledging that EMR can streamline operations and improve clinical decision-making. However, transitioning to digital systems requires substantial effort, especially for healthcare professionals with limited prior experience with digital technology, leading to a steep learning curve. Social influence from regulations and institutional leadership plays a significant role in driving EMR adoption. Facilitating conditions, such as the availability of technical support and ongoing training programs, are essential in reducing resistance and easing the integration process. Data validation was performed through triangulation between interviews, observations, and document analysis. The study concludes that successful EMR adoption requires comprehensive handling of these barriers. Recommendations include structured training, robust technical support, and fostering a culture that supports technology adoption. This study emphasizes the need for effective EMR adoption strategies to improve healthcare services and operational efficiency in clinics.
Read More
S-11577
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive