Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Kevin Sebastian Santoso; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Yovsyah, Puhilan
Abstrak:
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia angkatan 2017-2019 terhadap vaksinasi COVID-19. studi cross-sectional dilakukan dengan merekrut 443 mahasiswa yang diperoleh melalui purpose sampling.
Read More
S-10646
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Novita Putri Evayanti; Pembimbing: Suyud Warno Utomo; Penguji: Budi Haryanto, Haryoto Kusnoputranto, Inggariwati
Abstrak:
Pendahuluan. Infeksi terobosan adalah kejadian dimana sampel SARS-CoV-2 RNA atau antigen ditemukan pada orang yang telah melakukan vaksinasi lengkap yang telah teregistrasi di Badan POM Republik Indonesia. Infeksi terobosan vaksin COVID-19 telah banyak diteliti dan ditemukan kejadiannya di beberapa negara, Hal tersebut membuktikan vaksin tidak 100% efektif dalam mencegah penularan infeksi. Jenis vaksin yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah Sinovac dan Oxford-AstraZeneca sehingga perlu diteliti lebih jauh mengenai hubungan vaksin dengan insiden infeksi terobosan COVID-19 guna dapat menentukan langkah pengendalian pandemi di provinsi DKI Jakarta. Metodologi. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan teknik simple random sampling dimana populasi diambil dari seluruh warga yang berdomisili di Provinsi DKI Jakarta dan sudah mendapatkan vaksin COVID-19 secara lengkap yaitu dua dosis dalam waktu minimal 14 hari setelah penyuntikan. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan tools SPSS 20 dengan uji chi square dan regresi logistik sederhana untuk mengetahui hubungan antara jenis vaksin terhadap insiden infeksi terobosan dan analisis multivariat regresi logistik untuk mengetahui hubungan hubungan jenis vaksin dengan insiden infeksi terobosan vaksin COVID-19. Hasil dan Pembahasan. Tidak ada hubungan jenis vaksin terhadap insiden infeksi terobosan vaksin COVID-19 pada responden yang sudah divaksin lengkap sebanyak 2 dosis di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2021 (P-Value= 0,189), OR 1,975 (CI 95%=0,803-4,859) artinya jenis vaksin Oxford-AstraZeneca memiliki odds 1,975 kali lebih tinggi untuk mengalami insiden infeksi terobosan dibandingkan jenis vaksin Sinovac. Hasil uji regresi logistik ganda variabel kormobid didapatkan OR sebesar 0,479 (CI 95%: 0,213-1,081 )responden yang memiliki jenis vaksin Sinovac dan Oxford-AstraZeneca beresiko 0,479 kali mengalami insiden infeksi terobosan vaksin COVID-19 setelah dikontrol variabel Komorbid. Hasil analisis model persamaan regresi logistik menunjukkan bahwa probabilitas responden yang mengalami insiden infeksi terobosan vaksin COVID-19 sebesar 88.4% oleh variabel Komorbid. Beberapa faktor dapat menjadi hubungan perbedaan angka yang insiden kejadian bila dibandingkan dengan negara lain seperti faktor jenis vaksin yang digunakan dan jumlah responden yang diteliti. Sejalan dengan temuan Duarte, et al, 2021 di Chile korelasi jenis vaksin dengan insiden infeksi terobosan tidak terbukti. Kesimpulan dan Saran. Insiden infeksi terobosan COVID-19 masih terjadi pada kelompok vaksin Sinovac dan Oxford-AstraZeneca, diharapkan setiap orang dapat terus menjaga protokol kesehatan dan menerapkan perilaku 5M dalam kehidupan sehari-hari. Namun, vaksin terbukti efektif dalam menekan angka insiden sakit COVID-19
Read More
T-6346
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Safhira Farhani; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Septiara Putri, A. Muhaimin
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 pada penduduk pralansia di DKI Jakarta berdasarkan data Riskesdas 2018. Metode: Sampel penelitian ini penduduk usia 45-59 tahun sebanyak 2.958 orang. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan prevalensi Diabetes Melitus Tipe 2 pada pralansia di DKI Jakarta sebesar 8,0%. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan signfikan antara status merokok (OR=1,760 95%CI 1,241-2,496; p=0,002), obesitas sentral (OR=1,912 95%CI 1,432-2,554; p<0,001), dan hipertensi (OR=1,338 95%CI 1,025-1,747; p=0,038) dengan DM Tipe 2. Namun, tidak terdapat hubungan signifikan antara aktivitas fisik (OR=1,021 95%CI 0767-1,358; p=0,946), konsumsi makanan berlemak (OR=0,927 95%CI 0,707-1,215; p=0,630), konsumsi sayur dan buah (OR=0,934 95%CI 0,622-1,402; p=0,823), konsumsi alkohol (OR=1,854 95%CI 0,906-3,793; p=0,137), dan IMT (OR=1,290 95%CI 0,982-1,695; p=0,077) dengan DM Tipe 2. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signfikan antara status merokok, obesitas sentral, dan hipertensi dengan DM Tipe 2.
Read More
S-10765
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Bernand Gamaliel Fa Atulo; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Dien Anshari, Tri Krianto, Inda Mutiara
Abstrak:
Read More
Cakupan vaksinasi COVID-19 lansia di Kelurahan Batu Ampar sebesar 62%. Cakupan tersebut menjadikan Kelurahan Batu Ampar termasuk wilayah terendah kedua dalam cakupan vaksinasi di Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku vaksinasi COVID-19 pada lansia dan determinannya di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Batu Ampar Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Teknik pengolahan sampel menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Pengumpulan data melalui pengisian kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya pada 121 lansia yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Batu Ampar Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukkan 82,6% lansia telah menerima vaksinasi COVID-19 dengan status dosis pertama sebanyak 5,8%, dosis kedua sebanyak 37% dan booster pertama sebanyak 46,3%. Hasil penelitian juga menunjukkan pengetahuan (p=0,011) dan aksesibilitas jarak (p=0,001) sangat berhubungan dengan perilaku vaksinasi COVID-19 pada lansia. Aksesibilitas jarak merupakan faktor yang dominan berhubungan dengan perilaku vaksinasi COVID-19 pada lansia.
The coverage of the elderly COVID-19 vaccination in Batu Ampar Village is 62%. This coverage makes Batu Ampar Village the second lowest area in vaccination coverage in Kramat Jati District, East Jakarta. This study aims to determine the behavior of COVID-19 vaccination in the elderly and its determinants in the work area of the Batu Ampar Village Health Center, East Jakarta. This study uses a quantitative method with a cross sectional design. The sample processing technique used univariate, bivariate and multivariate analysis with multiple logistic regression. Collecting data through filling out questionnaires that have been tested for validity and reliability on 121 elderly who live in the working area of the Puskesmas Batu Ampar, East Jakarta. The results showed that 82.6% of the elderly had received COVID-19 vaccination with 5.8% first dose status, 37% second dose and 46.3% first booster. The results also showed that knowledge (p=0.011) and distance accessibility (p=0.001) were strongly related to the behavior of COVID-19 vaccination in the elderly. Distance accessibility is the dominant factor related to COVID-19 vaccination behavior in the elderly.
T-6583
Depok : FKM UI, 2022
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Anggi Dwi Fitri; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Kurnia Sari; Zakiah
Abstrak:
Timbulnya keraguan pastinya dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berbeda di setiap negaranya. Hal ini membuat penulis ingin mengetahui bagaimana tingkat penerimaan vaksinasi Covid 19 di beberapa negara dunia. Determinan apa saja yang membuat penduduk beberapa negara di dunia menunjukan sikap penolakan terhadap vaksinasi Covid 19. Oleh karena itu, pencarian studi dilakukan pada database online Pubmed, ScienceDirect dan Springerlink dengan kata kunci "Vaccine acceptance" OR ("vaccine hesitancy") AND ("COVID 19" OR "coronavirus disease" OR "SARS-CoV-2"). Dari pencarian tersebut, 24 studi terinklusi dalam penelitian.
Read More
S-10848
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dian Indah Palupi Nugrahari; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Syahrizal, Sherli Karolina, Hidayat Nuh Ghazali Djajauli
Abstrak:
COVID-19 telah menginfeksi ratusan juta orang dan menyebabkan kematian jutaan orang di seluruh dunia. Vaksinasi diharapkan dapat mengurangi insiden penyakit, tingkat mortalitas, maupun keparahan penyakit. Sehingga peneliti ingin mengetahui seberapa besar efek vaksinasi dalam melindungi pasien COVID-19 terhadap penyakit COVID-19 yang berat dan kematian COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif yang menggunakan data dari database NAR COVID-19 dan Dashboard KPCPEN Dinkes Kota Depok mulai tanggal 8 Mei 2020 hingga 20 Februari 2023 yang dianalisis menggunakan regresi logistik. Peneliti menemukan bahwa kelompok usia terbesar adalah usia 31-45 tahun (26,54%) dan terkecil adalah usia ≥ 60 tahun (10,97%). Populasi perempuan lebih besar dibandingkan laki-laki (53,36% vs 46,64%). Kemudian hanya 6.41% orang bekerja sebagai petugas kesehatan. Jumlah orang yang tidak divaksin lebih banyak dibandingkan orang yang divaksin (52,58% vs. 47,42%). Dibandingkan dengan pasien COVID-19 yang tidak divaksinasi, pasien yang divaksin mengalami penurunan risiko dirawat sebesar 45% (periode 1), 43,3% (periode 2), dan 24% (periode 3). Kemudian pasien COVID-19 yang divaksinasi mengalami penurunan risiko mortalitas sebesar 35% (periode 1), 90% (periode 2), dan 33% (periode 3). Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa vaksinasi COVID-19 menurunkan risiko dirawat di RS dan mortalitas pasien COVID-19 pada ketiga periode sakit.
COVID-19 has infected and caused the deaths of millions of people in the world. And vaccination is expected to reduce the incidence, mortality, and severity of the disease. The objective of this research is to discover the effects of COVID-19 vaccination against severe disease and death of COVID-19. This was a retrospective cohort research that utilized data from the COVID-19 NAR database and the Depok City Health Department KPCPEN Dashboard from Mei 8, 2020 to February 20, 2023, and was analysed using logistic regression. We discovered that the largest age group were patients between ages 31-45 years (26.54%) and the smallest was ≥ 60 years (10.97%). There were more female patients than men (53.36% vs. 46.64%). Only 6.41% of patients were healthcare workers, and more patients were unvaccinated than vaccinated (52.58% vs. 47.42%). Compared to the unvaccinated patients, the vaccinated patients experienced a risk reduction of 45% in period 1, 43.3% in period 2, and 24% in period 3. Vaccinated patients also experienced a risk reduction for mortality of 35% in period 1, 90% in period 2, and 33% in period 3. Therefore, we conclude that COVID-19 vaccination reduces the hospitalization and mortality risks for COVID-19 patients in all 3 periods.
Read More
COVID-19 has infected and caused the deaths of millions of people in the world. And vaccination is expected to reduce the incidence, mortality, and severity of the disease. The objective of this research is to discover the effects of COVID-19 vaccination against severe disease and death of COVID-19. This was a retrospective cohort research that utilized data from the COVID-19 NAR database and the Depok City Health Department KPCPEN Dashboard from Mei 8, 2020 to February 20, 2023, and was analysed using logistic regression. We discovered that the largest age group were patients between ages 31-45 years (26.54%) and the smallest was ≥ 60 years (10.97%). There were more female patients than men (53.36% vs. 46.64%). Only 6.41% of patients were healthcare workers, and more patients were unvaccinated than vaccinated (52.58% vs. 47.42%). Compared to the unvaccinated patients, the vaccinated patients experienced a risk reduction of 45% in period 1, 43.3% in period 2, and 24% in period 3. Vaccinated patients also experienced a risk reduction for mortality of 35% in period 1, 90% in period 2, and 33% in period 3. Therefore, we conclude that COVID-19 vaccination reduces the hospitalization and mortality risks for COVID-19 patients in all 3 periods.
T-6850
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Siska Prameswari; Pembimbing: Septiara Putri; Penguji: Anhari Achadi, Nurhaedah
Abstrak:
Read More
Kasus COVID-19 di Indonesia menyebar dengan cepat dan memberikan dampak pada berbagai sektor. Untuk mencegah semakin banyaknya kasus maka dibutuhkan pencegahan untuk memutus rantai penularan COVID-19 agar pandemi COVID-19 dapat berakhir, salah satunya dengan cara melaksanakan program vaksinasi COVID-19. Agar program vaksinasi berjalan dengan baik, maka dibutuhkan vaksin COVID-19 yang terjamin kualitasnya. Untuk menjaga kualitas vaksin, diperlukan adanya pengelolaan vaksin COVID-19 yang tepat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan vaksin COVID-19 di Dinas Kesehatan Kota Bogor Tahun 2023. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu kualitatif dengan metode wawancara mendalam dengan jumlah informan sebanyak lima orang. Validasi data yang digunakan yaitu triangulasi sumber dengan cara wawancara bersama berbagai macam informan dan triangulasi metode dengan telaah dokumen serta observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan vaksin COVID-19 di Dinas Kesehatan Kota Bogor sudah cukup baik karena hampir seluruh komponen input, proses, dan output pengelolaan vaksin COVID-19 sudah sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Vaksin dan Petunjuk Teknis Vaksinasi COVID-19 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI.
COVID-19 cases in Indonesia spread quickly and impacted various sectors. Due to the increasing number of cases, prevention action is required to break the chain of transmission of COVID-19 so that the COVID-19 pandemic can end, one of the public health efforts is by implementing a COVID-19 vaccination program. The program itself should be well managed with focusing on quality assurance of covid 19 vaccine. For the vaccination program to run well, a quality-assured COVID-19 vaccine is needed. To maintain vaccine quality, proper management of the COVID-19 vaccine is required. This study aims to describe the management of the COVID-19 vaccine at the Bogor City Health Office in 2023. The study used a qualitative approach incorporating five informants which explores the COVID-19 vaccine management from local health office perspectives. The data validation used was source triangulation by interviewing various informants and method triangulation by document review and observation. The results showed that the management of the COVID-19 vaccine at the Bogor City Health Office was quite good because almost all components of the input, process, and output of the management of the COVID-19 vaccine were following the Guidelines for Vaccine Management and Technical Instructions for Vaccination for COVID-19 issued by the Ministry of Health RI.
S-11283
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sri Karina BR Ginting; Pembimbing: Wachyu Sulistiadi; Penguji: Ede Surya Darmawan, Baequni
Abstrak:
Read More
Vaksinasi COVID-19 di Indonesia telah dilaksanakan sejak 13 Januari 2021 dan masih dilaksanakan hingga saat ini. Data capaian vaksinasi ditemukan terdapat perbedaan jumlah penerima vaksin dosis pertama dan dosis kedua. Hal ini menunjukkan terdapat masyarakat yang belum mendapatkan dosis primer lengkap. Padahal vaksin COVID-19 dapat membentuk antibodi secara optimal jika individu menerima dosis primer lengkap. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kelengkapan vaksinasi COVID-19 pada masyarakat di wilayah DKI Jakarta tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan melibatkan sebanyak 261 responden. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner online yang selanjutnya dianalisis secara univariat dan bivariate menggunakan uji chi square dengan level kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan kelengkapan vaksinasi COVID-19 pada masyarakat DKI Jakarta sudah divaksinasi secara lengkap (95,4%). Terdapat hubungan yang signifikan pada pengetahuan vaksinasi (POR: 8,59), persepsi manfaat vaksinasi COVID-19 (POR: 4,47), dan self efficacy dalam melakukan vaksinasi COVID-19 (POR: 4,78) dengan kelengkapan mendapatkan vaksinasi COVID-19 pada masyarakat. Pemerintah disarankan untuk melakukan reminder kembali kampanye vaksinasi COVID-19. Dinas Kesehatan disarankan untuk membuat perencanaan konten tentang COVID-19 dan vaksinasi COVID-19 yang terbaru serta fokus menyebarkan informasi melalui media sosial dan memperbaharui data capapain vaksinasi. Masyarakat disarankan untuk tetap waspada dan melaksanakan protokol kesehatan serta melakukan vaksinasi booster bagi yang belum melakukan.
The COVID-19 vaccination in Indonesia has been carried out since 13 January 2021 and is still being out today. Vaccination achievement data found that were differences in the number of recipients of the first dose of vaccine and the second dose. This data shows that there are people who have not received the primary doses completely. Even though the COVID-19 vaccine can optimally form antibodies if individuals receive the completeness of primary doses. This study aims to find out what factors are related to the completeness of COVID-19 vaccination in the community in the DKI Jakarta area in 2022. This study used a cross-sectional study design and involved 261 respondents. Data were collected through online questionnaires and then analyzed univariate and bivariate using the chi-square test. The results showed that the completeness of the COVID-19 vaccination in the people of DKI Jakarta had been completely vaccinated (95.4%). There is a significant relationship between vaccination knowledge (POR: 8,59), perceived benefits of COVID-19 vaccination (POR: 4,47), and self-efficacy in carrying out COVID-19 vaccinations (POR: 4,78). The government can carry out a reminder for the COVID-19 vaccination campaign. The Health Office can plan content about COVID-19 and the latest COVID-19 vaccinations and focus on spreading information through social media and updating data on vaccination achievements. The community is advised to remain vigilant and implement health protocols and carry out booster vaccinations for those who have not yet done it.
S-11204
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Farchan Azzumar; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Sudarto Ronoatmodjo, Dwi Oktavia, Erlina Burhan
Abstrak:
Read More
Varian Delta menyebabkan pelonjakan kasus COVID-19 di DKI Jakarta pada pertengahan tahun 2021. Sementara itu, vaksinasi COVID-19 yang dimulai pada Januari 2021 mengalami akselerasi pada pertengahan tahun 2021. Kedua kondisi ini memungkinakn terjadinya vaksinasi pada orang yang sedang terinfeksi SARS-CoV-2. Belum ada literatur ilmiah yang membahas respon imun tubuh manusia jika vaksinasi dan infeksi terjadi secara bersamaan. Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif yang bertujuan untuk melihat dampak vaksinasi COVID-19 jika diberikan dalam 7 hari sebelum atau sesudah hari pengambilan sampel indeks. Hasilnya, pemberian 1 dosis vaksin COVID-19 masa infeksi akut berdampak pada proteksi terhadap kematian dalam 30 hari setelah tanggal pengambilan sampel indeks HR 0,32 (95%CI 0,11 – 0,48). Hasil penelitian ini memberikan pelajaran masa pandemi COVID-19 bahwa strategi vaksinasi pada saat sakit malah memberikan proteksi terhadap kematian.
The Delta variant caused a surge in COVID-19 cases in DKI Jakarta in mid-2021. Meanwhile, COVID-19 vaccinations, which began in January 2021, accelerated in mid-2021. These conditions made it possible for vaccination to occur in individuals who were currently infected with SARS-CoV-2. There is no scientific literature yet that discusses the human immune response when vaccination and infection occur simultaneously. This study uses a retrospective cohort design aimed at observing the impact of COVID-19 vaccination if administered within 7 days before or after the index sample collection date. The results show that administering a single dose of the COVID-19 vaccine during the acute infection period had a protective effect against death within 30 days after the index sample collection date, with an HR of 0.32 (95% CI 0.11 – 0.48). This study provides a lesson learnt from COVID-19 pandemic that evidence vaccination strategies during the acute infection may elicit protection against death.
T-7160
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nessa Novarisa; Pembimbing: Helda; Penguji: Nurhayati Adnan, Gertrudis Tandy, Retno Henderiawati
Abstrak:
Read More
Setelah dicabutnya PPKM, terjadi peningkatan aktivitas sosial ekonomi masyarakat, yang dapat menyebabkan peningkatan kasus konfirmasi dan mortalitas COVID-19. Pemerintah telah melakukan vaksinasi COVID-19 untuk menurunkan mortalitas COVID-19 di Indonesia. DKI Jakarta sebagai ibu kota negara, menyumbangkan 16-17% perekonomian nasional, memiliki cakupan dosis boosternya masih rendah (53,9%). Penelitian ini menilai pengaruh status, homogenitas dan jenis vaksin booster secara kohort retrospektif menggunakan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta 2023. Jumlah sampel 1069 partisipan dengan proporsi 17-45 tahun (44,62%), perempuan (56,03%), domisili DKI Jakarta (97,01%), tanpa komorbid (73,26%), mendapatkan booster (60,80%) booster heterolog (49,67%), luaran penelitian hidup (68,94%). Resiko kematian dipengaruhi oleh interaksi komorbiditas dengan status maupun jenis vaksin booster secara sinergisme. Proporsi kematian karena interaksi adalah 4,76%. Risiko kematian vaksin booster homolog 1,33 dibandingkan heterolog (0,83-2,13 p value 0,232). Pasien dengan komorbiditas dan tidak vaksin booster memiliki risiko kematian tertinggi ditinjau dari status vaksin booster (reference mendapat vaksin booster, RR 6,93 95% CI 5,07-9,48 dan p value = 0,000) maupun jenis vaksin booster (reference mendapat vaksin booster heterolog, RR 6,97 95% CI 4,98-9,76 dan p value = 0,000). Peneliti merekomendasikan pemberian vaksin booster, terutama heterolog booster, pada kelompok komorbid untuk mencegah kematian COVID-19.
After revocation of PPKM, socioeconomic activity increased, lead to escalation of confirmed cases and mortality COVID-19. The government conducted vaccination to reduce COVID-19 mortality in Indonesia. DKI Jakarta the nation's capital, contributing 16-17% of national economy, has only 53,9% booster dose coverage. This study assessed the influence of status, homogeneity and type of booster vaccine in retrospective cohort using DKI Jakarta Health Service 2023 data. The sample was 1069 with 17-45 years (44.62%), female (56.03%), domiciled in DKI Jakarta (97.01%), without comorbidities (73.26%), received booster (60.80%), heterologous booster (49.67%) and alive (68.94%). The mortality risk is influenced by interaction of comorbidities with status and type of booster vaccine synergistically. The proportion of deaths due to interactions was 4.76%. The mortality risk of homologous booster was 1.33 compared to heterologous (0.83-2.13 p value 0.232). Patients with comorbidities and no booster have the highest risk in terms of booster status (reference received booster, RR 6.93 95% CI 5.07-9.48 and p value = 0.000) and type (reference received vaccine heterologous booster, RR 6.97 95% CI 4.98-9.76 and p value = 0.000). Researchers recommend giving booster, especially heterologous, to comorbid groups to prevent COVID-19 deaths.
T-7031
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
