Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Soemantri A.G.
JP Edisi Konas XII
Jakarta : Perinasia, 2016
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nanda Aula Rumana; Pembimbing: Iwan Ariawan, Besral; Penguji: Asih Setiarini, Yunimar Usman, Melly Juwitasari
Abstrak:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suplementasi zatbesi selama kehamilan terhadap kejadian kematian neonatal di Indonesiamenggunakan data SDKI Tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalahcross sectional dengan jumlah sampel 13.917 neonatal yang lahir dalam kurunwaktu 2007-2012 dan ditemukan sebanyak 139 mengalami kematian neonatal.Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa ada hubungan antara suplementasi zatbesi 30-59 hari selama hamil dengan kejadian kematian neonatal. Ibu yangmengonsumsi zat besi 30-59 hari selama hamil meningkatkan kematian neonatalsebesar 2,56 kali dibandingkan ibu yang mengonsumsi ≥ 120 hari (95% CI=1,12 -5,81) setelah dikontrol oleh variabel umur saat melahirkan, pekerjaan, jenispersalinan pendidikan ayah, berat lahir, kunjungan kehamilan, dan komplikasi.Sebaiknya pemerintah meningkatkan standar minimal suplementasi zat besi lebihdari 90 hari selama kehamilan dengan harapan akan mengurangi kejadian anemiapada ibu hamil.Kata Kunci : Zat besi, anemia, gizi, kehamilan
The research is aimed to know the influence of iron consumption duringpregnancy on neonatal death in indonesia 2012. It is used cross sectional designwith the total sample 13.917 neonatal who was born in 2007-2012 and 139 of itare neonatal mortality. This research found that there is a relationship betweeniron supplementation during pregnancy is 30-59 days with the incidence ofneonatal death. Mothers who took iron 30-59 days during pregnancy increasesneonatal mortality by 2.56 times compared to mothers who consumed ≥ 120 days(95% CI = 1.12 to 5.81) after controlled by variable age when birth, occupation,type of birth, father's education, birth weight, antenatal care, and complications.The government should at least increase the standard iron consumption duringpregnancy more than 90 days to reduce the anemia in pregnant women.Keywords: iron, anemia, nutrition, pregnancy
Read More
The research is aimed to know the influence of iron consumption duringpregnancy on neonatal death in indonesia 2012. It is used cross sectional designwith the total sample 13.917 neonatal who was born in 2007-2012 and 139 of itare neonatal mortality. This research found that there is a relationship betweeniron supplementation during pregnancy is 30-59 days with the incidence ofneonatal death. Mothers who took iron 30-59 days during pregnancy increasesneonatal mortality by 2.56 times compared to mothers who consumed ≥ 120 days(95% CI = 1.12 to 5.81) after controlled by variable age when birth, occupation,type of birth, father's education, birth weight, antenatal care, and complications.The government should at least increase the standard iron consumption duringpregnancy more than 90 days to reduce the anemia in pregnant women.Keywords: iron, anemia, nutrition, pregnancy
T-4399
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nadhila Beladina; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Helda, Riznawaty Imma Aryanti
Abstrak:
Kematian neonatal memiliki rata-rata penurunan yang lebih lambat dibandingkan kematian bayi berusia 1-59 bulan dengan annual rate reduction sebesar 2.6% dari tahun 1990 hingga 2018. Salah satu faktor risiko kematian neonatal adalah anemia defisiensi besi pada ibu hamil. Indonesia memiliki angka prevalensi anemia pada ibu hamil yang tinggi, yakni sebesar 41.98% pada 2016. Studi ini dilakukan untuk mengetahui efek suplementasi zat besi terhadap tingkat kelangsungan hidup neonatal di Indonesia. Analisis kelangsungan hidup neonatal menggunakan cox regression dilakukan terhadap data kelahiran hidup pada tahun 2012-2017 yang tercatat pada SDKI 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang mengonsumsi kurang dari 180 tablet besi selama masa kehamilan berisiko 1,54 lebih besar untuk mengalami kematian neonatal dibandingkan ibu yang mengonsumsi minimal 180 tablet zat besi selama masa kehamilan (95% CI 0,8082,946; nilai-p 0,189). Analisis mneunjukkan bahwa 13,77% kematian neonatal dapat dicegah dengan melakukan suplementasi zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan pada seluruh populasi ibu hamil. Hasil penelitian dipengaruhi oleh banyaknya missing data, bias dalam mengingat, serta isu compliance pada konsumsi suplemen zat besi di Indonesia. Walaupun dipengaruhi bias yang kuat, hasil penelitian mengarah pada adanya efek suplementasi zat besi terhadap kelangsungan hidup neonatal
Compared to death of infants aged 1-59 months, neonatal death has slower rate reduction, with annual rate reduction only 2.6% during the last 18 years. One of risk factors causing neonatal death is iron deficiency anemia on pregnant women. Indonesia has high number of anemia among pregnant women, as much as 41,98% in 2016. This study was conducted to examine the effect of iron supplementation during pregnancy towards neonatal survival in Indonesia. Survival analysis using cox regression test was performed towards live birth data in the period of 20122017 recorded on Demographic and Health Survey 2017. Result showed that women consumed less than 180 tablets of iron supplements are having 1,542 times higher risk of neonatal death compared to those consumed 180 tablets of iron or more (95% CI 0,808-2,946; p-value 0,189). Subsequent analysis also showed that implementation of minimum 90 iron tablets consumption during pregnancy program could prevent 13,77% neonatal death in population. The result of this study is strongly affected by selection bias, recall bias, and compliance issue on iron supplementation in Indonesia. Despite of the strong bias, this study points to the present of iron supplementation effect towards neonatal survival.
Read More
Compared to death of infants aged 1-59 months, neonatal death has slower rate reduction, with annual rate reduction only 2.6% during the last 18 years. One of risk factors causing neonatal death is iron deficiency anemia on pregnant women. Indonesia has high number of anemia among pregnant women, as much as 41,98% in 2016. This study was conducted to examine the effect of iron supplementation during pregnancy towards neonatal survival in Indonesia. Survival analysis using cox regression test was performed towards live birth data in the period of 20122017 recorded on Demographic and Health Survey 2017. Result showed that women consumed less than 180 tablets of iron supplements are having 1,542 times higher risk of neonatal death compared to those consumed 180 tablets of iron or more (95% CI 0,808-2,946; p-value 0,189). Subsequent analysis also showed that implementation of minimum 90 iron tablets consumption during pregnancy program could prevent 13,77% neonatal death in population. The result of this study is strongly affected by selection bias, recall bias, and compliance issue on iron supplementation in Indonesia. Despite of the strong bias, this study points to the present of iron supplementation effect towards neonatal survival.
T-6095
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Tumaji
BPSK Vol.17, No.3
Surabaya : Balitbangkes Kemenkes RI, 2014
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Izmi Arisa Putri Lubis; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Wahyu Kurnia Yusin Putra, Ratu Ayu Dewi Sartika, Fajrinayanti, Junita
Abstrak:
Read More
Anemia salah satu masalah kesehatan yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan anak. Tujuan penelitian untuk mengetahui analisis faktor risiko terhadap kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi pada tahun 2022. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan cross sectional dengan sampel 90 ibu hamil. Pengambilan sampel menggunakan tehnik aksidental dengan kriteria inklusi yaitu ibu hamil yang melakukan pemeriksaan hamil ke Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi dalam waktu bulan mei-juni 2022 dan bersedia menjadi responden penelitian. Pengambilan data dengan wawancara menggunakan kuesioner, FFQ, data LILA dan kadar HB ibu hamil diambil dari data laboratorium puskesmas Analisis data yaitu analisis univariat, dan analisis bivariat berupa uji kai kuadrat. Hasil penelitian diketahui bahwa prevalensi kejadian anemia ibu hamil di wilayah kerjaPuskesmas Putri Ayu Kota Jambi sebesar 41,1%. Terdapat hubungan yang bermakna antara usia ibu dengan anemia ibu hamil artinya ibu yang berusia 35 tahun beresiko mengalami anemia 4 kali dibandingkan dengan ibu yang hamil berusia 20-35 tahun. Perlu dilakukan penyuluhan pemberian edukasi kepada calon ibu hamil yang berkunjung saat melakukan suntik calon pengantin untuk dapat merencanakan kehamilan sebaiknya di usia 20–35 tahun sehingga mengurangi resiko anemia saat hamil agar upaya pencegahan dan penanggulangan untuk mencegah kejadian anemia pada ibu hamil dapat dicegah.
Anemia is a health problem that can affect the health of mothers and children. The purpose of this study was to determine the analysis of risk factors for the incidence of anemia in pregnant women at the Putri Ayu Health Center, Jambi City in 2022. The design of this study was a quantitative study using a cross sectional sample of 90 pregnant women. Sampling used accidental technique with inclusion criteria, namely pregnant women who did a pregnancy check at the Putri Ayu Health Center in Jambi City in May-June 2022 and were willing to be research respondents. Collecting data by interview using questionnaires, FFQ, LILA data and HB levels of pregnant women. Data analysis was univariate analysis, and bivariate analysis in the form of chi-square. The results showed that the prevalence of anemia in pregnant women in the Putri Ayu Health Center working area, Jambi City was 41.1%. There is a significant relationship between maternal age and anemia in pregnant women means mothers aged < 20 years and > 35 years are at risk of anemia 4 times compared to pregnant women aged 20-35 years. It is necessary to provide counseling to provide education to prospective pregnant women who visit when injecting prospective brides to be able to plan pregnancy preferably at the age of 20-35 years so as to reduce the risk of anemia during pregnancy so that prevention and control efforts to prevent the incidence of anemia in pregnant women can be prevented.
T-6589
Depok : FKM UI, 2022
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Assyfa Azatil Ismah; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Trini Sudiarti, Evi Fatimah
Abstrak:
Anemia defisiensi besi adalah suatu kondisi tubuh kekurangan zat besi dalam aliran darah yang memiliki dampak antara lain mudah lelah, produktivitas menurun, risiko perdarahan selama dan setelah melahirkan, kelahiran bayi prematur dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), perkembangan anak dan remaja terhambat, hingga kematian. Prevalensi anemia di Provinsi DKI Jakarta pada perempuan menurut Riskesdas tahun 2007 mencapai 27,6%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat literasi gizi dan faktor lainnya (status gizi, asupan protein, asupan zat besi, siklus menstruasi, dan lama menstruasi) dengan status anemia pada siswi SMAN 34 Jakarta tahun 2019. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian tidak menggunakan random sampling, tetapi ditentukan melalui metode quota sampling yang disesuaikan dengan pihak sekolah. Jumlah responden yang terlibat sebanyak 122 siswi dari kelas 10 dan 11. Data diambil dengan melakukan proses pengukuran antropometri (berat badan dan tinggi badan), pengukuran kadar hemoglobin dengan HemoCue Hb 201+ System, pengisian kuesioner literasi gizi, dan wawancara kebiasaan makan dengan food recall 2x24 jam. Data yang terkumpul akan dianalisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Prevalensi anemia pada siswi SMAN 34 Jakarta tahun 2019 sebesar 54,9%. Hasil penelitian bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat literasi gizi fungsional, status gizi, dan asupan zat besi dengan status anemia pada siswi SMAN 34 Jakarta tahun 2019 (p-value < 0,1).
Kata kunci: Anemia, asupan zat besi, literasi gizi, siswi, status gizi
Read More
Kata kunci: Anemia, asupan zat besi, literasi gizi, siswi, status gizi
S-10095
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sabila Ainaya Agrenanda; Pembimbing: Endang L. Achadi; Penguji: Trini Sudiarti, Tiara Luthfie
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan suplementasi zat besi pada ibu selama kehamilan terhadap berat badan lahir bayi. Faktor risiko lain seperti usia ibu, tingkar pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, status sosial ekonomi, status pernikahan, paritas, jarak kelahiran, riwayat kehamilan buruk, komplikasi kehamilan, kehamilan kembar, perilaku merokok, frekuensi dan kualitas pelayanan antenatal serta faktor risiko BBLR paling dominan juga akan dianalisis dalam penelitian ini. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan menganalisis data sekunder SDKI 2017. Hubungan suplementasi zat besi dan faktor risiko lain terhadap BBLR dianalisis melalui analisis chi- square dan regresi logistik berganda. Sebanyak 7,6% bayi mengalami BBLR saat lahir dan 44,6% ibu mengonsumsi minimal 90 suplemen zat besi selama kehamilan.
Read More
S-10824
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dian Nur Laili Mayang; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Maya Adiyanti
Abstrak:
ABSTRAK Stunting merupakan pertumbuhan tidak normal karena kekurangan zat gizi kronis selama masa kehamilan sampai 2 tahun pertama kehidupan. Anak yang stunting memiliki metabolisme yang rendah dan menghambat oksidasi lemak sehingga berisiko tinggi mengalami kegemukan di usia 3-5 tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan terhadap kejadian stunting pada anak usia 0-23 bulan di Kecamatan Babakan Madang Tahun 2018. Penelitian dilakukan menggunakan desain cross sectional, menggunakan data sekunder Gizi dan Kesehatan Balita dengan jumlah sampel 279 yang didapatkan setelah melakukan teknik purposive sampling dengan kriteria eksklusi anak lahir tidak cukup bulan. Pengambilan data sekunder dilakukan dengan cara membuat kaji etik dan surat permohonan kepada pemilik data. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa prevalensi stunting pada anak usia 0-23 bulan mencapai 21,1%. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menemukan perbedaan bermakna kejadian stunting berdasarkan asupan energi (OR= 2,059; 95%CI 1,145-3,705), asupan zink (OR= 2,987; 95%CI 1,641-5,435), dan asupan zat besi (OR= 4,246; 95%CI 2,172-8,301) pada anak usia 0-23 bulan di Kecamatan Babakan Madang. Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa asupan zat besi sebagai faktor dominan kejadian stunting pada anak usia 0-23 bulan setelah dikontrol oleh variabel jumlah balita, asupan zink, keberagaman makanan, ASI eksklusif, asupan energi, praktik BAB keluarga, pendidikan ibu, jumlah keluarga, asupan protein. (OR= 3,392; 95%CI 1,373-8,376). Berdasarkan hasil penelitian, saran bagi suku dinas yaitu mengkampanyekan peningkatan asupan zat besi selama 1000 HPK, bagi puskesmas dan posyandu untuk melakukan pengukuran panjang badan dan penyuluhan ke masyarakat tentang pentingnya asupan zat besi bagi anak dan ibu hamil. Selanjutnya, saran untuk peneliti lain adalah melakukan penelitian lebih luas serta membandingkan antara pedesaan dan perkotaan serta melakukan 3 kali food re-call untuk mengetahui asupan makan anak secara keseluruhan. Kata kunci: Stunting, asupan zat besi, anak usia 0-23 bulan Stunting is an abnormal growth due to chronic malnutrition during pregnancy until the first two years of life. Stunting children have a low metabolism and inhibit the oxidation of fat so that high risk of obesity children age 3-5 years. The objective of this research is to determine the dominant factor related with stunting occurrence among children aged 0-23 months in Babakan Madang district in 2018. The research was descriptive study with cross sectional design that using secondary data of Nutrition and Health of toddler and include 279 children taken after doing purposive technique sampling with the exclusion criteria of pre-term birth. Secondary data collection is done by making ethical clearance and application letter to data owner. The results showed prevalence of stunting in children aged 0-23 months was 21.1%. The results of bivariate analysis with chi-square test found significant differences stunting incidence based on energy intake (OR = 2.059; 95% CI 1.145-3,705), zinc intake (OR = 2,987; 95% CI 1,641-5.435), and iron intake (OR = 4,246 ; 95% CI 2.172-8.301). Furthemore, multivariate analysis with binominal logistic regression showed iron intake as a dominant factor of stunting occurrence among children aged 0-23 months after controlled by other variable of number of toddler, zinc intake, food diversity, exclusive breastfeeding, energy intake, family laterine, mother education, number of family, and protein intake (OR = 3,392; 95% CI 1.373-8.376). Based on this research, the recommendations for Suku Dinas Kesehatan are to appeal for increase iron intake during 1000 HPK, for puskesmas and posyandu to measurement body length and counseling to the community about importand iron intake for child and pregnant mother. And then, the advice for researchers are more extensive research and compare between rural and urban and use 3 times food re-call to know the overall intake of children. Key words: stunting, iron intake, aged 0-23 months old
Read More
S-9841
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Asiyah Mutmainnah; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Triyanti, Salimar
Abstrak:
Asupan zat besi yang tidak adekuat merupakan faktor risiko terjadinya anemia defisiensi besi. Skripsi ini merupakan penelitian dengan desain studi cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan zat besi. Pada penelitian ini melibatkan responden sebanyak 189 siswi SMA Negeri 5 Depok. Pengumpulan data asupan zat besi melalui wawancara food recall 3x24 jam. Data dianalisis secara bivariat menggunakan uji t-independen dan regresi korelasi linier, sedangkan secara multivariat dianalisis menggunakan uji regresi linier ganda. Analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan asupan zat besi yang signifikan berdasarkan pengetahuan gizi, konsumsi suplemen zat besi, persepsi citra tubuh, dan keterpaparan media massa. Pengetahuan gizi yang cukup, konsumsi suplemen zat besi, persepsi citra tubuh positif, dan peran keterpaparan media massa akan meningkatkan asupan zat besi. Kata Kunci : asupan zat besi, pengetahuan, suplemen zat besi, citra tubuh
Inadequate iron intake was a risk factor for iron deficiency anemia. This research used cross sectional design that aims to identify factors relation to iron intake. The study was conducted on 189 female students Senior High School 5. Iron intake was measured by 3x24 hours food recall. The data was bivariate analyzed by t-independent test and regression linier test, and multivariate analyzed by double regression linier test. Bivariate analyzes showed that there was significant difference of iron intake based on nutrition knowledge, iron supplement consumption, body image, and role of mass media. Good nutrition knowledge, iron supplement consumption, positive body image, and role of mass media sufficient to improve iron intake. Keywords : iron intake, nutrition knowledge, iron supplement, body image
Read More
Inadequate iron intake was a risk factor for iron deficiency anemia. This research used cross sectional design that aims to identify factors relation to iron intake. The study was conducted on 189 female students Senior High School 5. Iron intake was measured by 3x24 hours food recall. The data was bivariate analyzed by t-independent test and regression linier test, and multivariate analyzed by double regression linier test. Bivariate analyzes showed that there was significant difference of iron intake based on nutrition knowledge, iron supplement consumption, body image, and role of mass media. Good nutrition knowledge, iron supplement consumption, positive body image, and role of mass media sufficient to improve iron intake. Keywords : iron intake, nutrition knowledge, iron supplement, body image
S-9056
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Chita Yumina Karissima; Pembimbing: Endang Laksminingsih Achadi; Penguji: Sandra Fikawati, Atmarita
Abstrak:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemberian MPASI ASI kaya zat besi dan faktor determinannya yang berhubungan dengan pemberian MPASI kaya zat besi pada bayi usia 6-23 bulan di Indonesia tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan ialah cross-sectional dengan besar sampel sebanyak 2400 ibu yang memiliki bayi berusia 6-23 bulan di Indonesia. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (random sampling) untuk memilih sampel yang diperlukan. Analisis data dilakukan menggunakan SPSS versi 25.
Read More
S-10865
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
