Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Amelia Dyah Kartika Sari; Pembimbing: Sabarinah; Penguji: Ella Nurlaella Hadi, Evi Martha, Anggi Osyka, Nanang Aminudin Rachman
Abstrak:
Kekerasan seksual pada anak merupakan silent health emergency yang mempengaruhi status kesehatan dan kesejahteraan anak sepanjang hidupnya. Berdasarkan data SIMFONI PPA pada tahun 2023, kasus kekerasan seksual di Indonesia tahun 2019 hingga 2023 terus mengalami peningkatan dan lebih dari 30% terjadi pada anak usia 13 – 17 tahun. Anak di bawah 17 tahun memiliki kerentanan dasar, namun status disabilitas membuat anak menjadi 2-4 kali lebih berisiko mengalami kekerasan seksual dibandingkan dengan anak tanpa disabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berkontribusi pada kejadian kekerasan seksual pada anak dengan disabilitas usia 13 – 17 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan kerangka Teori Dependensi Ganda yang menganalisis faktor internal (jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengetahuan kesehatan reproduksi, dan status pekerjaan) dan faktor eksternal (tingkat ekonomi, keberadaan orang tua kandung, tempat tinggal, status pasangan, dukungan keluarga, dan dukungan teman) terhadap kekerasan seksual pada anak dengan disabilitas berusia 13 – 17 tahun. Penelitian ini menggunakan data Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) di Indonesia pada tahun 2021 dengan desain studi potong lintang dan sampel sebanyak 1.213 anak disabilitas berusia 13 – 17 tahun, yang dianalisis menggunakan uji regresi logistik. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 13,4% anak disabilitas mengalami kekerasan seksual, dengan 72,4% merupakan kekerasan seksual kontak dan 42,9% adalah kekerasan seksual non-kontak. Faktor yang berkontribusi pada kekerasan terhadap anak adalah jenis kelamin (aOR: 1,50; 95% CI: 1,04-2,13), status pasangan (aOR: 1,98; 95% CI: 1,41-2,78) yang merupakan faktor dominan, dan dukungan keluarga (aOR: 1,73; 95% CI: 1,23-2,43). Anak disabilitas yang memiliki pasangan hampir 2 kali lebih berisiko mengalami kekerasan seksual dibandingkan anak disabilitas yang tidak memiliki pasangan, setelah dikontrol oleh jenis kelamin dan dukungan keluarga. Diperlukan peningkatan kesadaran, penguatan intervensi, dan deteksi dini dalam pencegahan kekerasan seksual terhadap anak dengan disabilitas.

Sexual violence against children is a silent health emergency that affects the health and well-being of children throughout their lives. According to SIMFONI PPA data in 2023, cases of sexual violence in Indonesia from 2019 to 2023 have continued to increase, with more than 30% occurring in children aged 13-17 years. Children under 17 have inherent vulnerabilities, but having a disability makes them 2-4 times more likely to experience sexual violence compared to children without disabilities. This study aimed to analyze the factors contributing to the occurrence of sexual violence in children with disabilities aged 13-17 years in Indonesia. This study used the Double Dependency Theory framework to analyze internal factors (gender, education level, reproductive health knowledge, and employment status) and external factors (economic level, presence of biological parents, place of residence, relationship status, family support, and peer support) affecting sexual violence in children with disabilities aged 13-17 years. This study used data from the 2021 National Survey of Children's and Adolescents' Life Experiences (SNPHAR) in Indonesia with a cross-sectional study design and a sample of 1,213 children with disabilities aged 13-17 years, analyzed using logistic regression tests. Results of this study indicated that 13.4% of children with disabilities experience sexual violence, with 72.4% being contact sexual violence and 42.9% being non-contact sexual violence. Factors contributing to violence against children include gender (aOR: 1.50; 95% CI: 1.04-2.13), relationship status (aOR: 1.98; 95% CI: 1.41-2.78), which is a dominant factor, and family support (aOR: 1.73; 95% CI: 1.23-2.43). Children with disabilities who have partners are almost twice as likely to experience sexual violence compared to children with disabilities who do not have partners, after controlling for gender and family support. Increased awareness, strengthened interventions, and early detection are needed to prevent sexual violence against children with disabilities.
Read More
T-6978
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ashar Nuzulul Putra; Pembimbing: Helda; Penguji: Nurhayati Adnan, Yovsyah, Sri Lestari
Abstrak: Latarbelakang : Disabilitas merupakan istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan impairment, keterbatasan fungsi fisik, keterbatasan partisipasi sosial. Disabilitas ADL atau ketidakmampuan melakukan aktifitas daily living (kegiatan sehari-hari/dasar) dikarenakan proses penuaan atau dampak dari penyakit kronis yang membatasi kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas. Hal ini berpengaruh langsung pada tingkat ekonomi dan kemiskinan yang dialami para penderita disabilitas. Studi ini ditujukan untuk melihat hubungan antara artritis dan disabilitas ADL pada mereka yang berusia > 40 tahun di Indonesia. Metode : studi cross-sectional dilakukan pada bulan mei 2017. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Indonesia family life survey V tahun 2014. Sampel pada penelitian ini sebanyak 8.185 responden. Dalam mengumpulkan data mengenai Artritis dan Disabilitas ADL, semua responden diukur menggunakan kuesioner yang telah disusun oleh penyelenggara Indonesia Family Life Survey V tahun 2014. Hasil : analisis cox regression menunjukan bahwa usia, obesitas, status pekerjaan merupakan efek modifikasi pada hubungan antara artritis dan keterbatasan pakaian, mandi, bangun tidur, makan tanpa bantuan, namun tidak ada interaksi pada hubungan antara arthritis dan dan toileting. Artritis dan ketidakmampuan menahan BAB/BAK menunjukan tidak adanya hubungan karna nilai PR yang didapatkan sebesar 1,01. Kesimpulan : Artritis berhubungan dengan hampir semua kegiatan yang ada pada penilaian Activity Daily Living, namun efek artritis terdapat perbedaan pada beberapa kegiatan pada Activity Daily Living tergantung pada usia, obesitas, dan status pekerjaan. Kata Kunci : Artritis, Disabilitas ADL Background : Disability is an umbrella term for impairment, activities limitation, and participation restriction. Ageing and chronical diseases are risk factors that causes activities limitation in activities daily living or can causes ADL disability. Activities limitation in activities daily living have a negative impact on poverty and economic levels for people who experienced ADL disability. This study aimed to determine the relationship between arthritis and ADL disability in people who > 40 years old in Indonesia. Methods : A Cross-sectional study perfomed in may 2017. The research using secondary data from Indonesia Family Life Survey 2014 (5th edition). Samples in this study were 8,185 respondents. In collecting data on ADL disability and Arthritis, all respondents were measured using a questionnaire that had been prepared by the organizer of Indonesia Family Life Survey 2014 (5th edition). Results : Cox regression analysis of arthritis showed an age, obesity, occupational status were an effect modifier on the relationship between artritis and limitation for dress, bathe, get out of bed, eat without help, but have no effect modifier between arthritis and and toileting. Arthritis and control urination and defecation showed no relationship with PR 1,01. Conclusion : Arthritis have a relationship with most activities in the Activity Daily Living assessment, but the effect of arthritis is that some activities in Activity Daily Living depend on age, obesity, and occupational status. Keywords : Arthritis, ADL Disability
Read More
T-4893
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Amri Rambey; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Dwi Gayatri, Ratna Djuwita, Jeanne Uktolseja, Suherman
Abstrak:

Latar belakang : Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae). Salah satu dampak dari penyakit kusta adalah kecacatan yang dapat berupa cacat tingkat 0, tingkat 1 dan tingkat 2. Tahun 2010, di Kabupaten Lamongan terdapat 10,64% penderita baru mengalami cacat tingkat 2. Beberapa penelitian menunjukkan cacat tingkat 2 lebih banyak terdapat pada penderita laki-laki dari pada perempuan dengan variasi tingkat hubungan antara jenis kelamin dan kejadian cacat tingkat 2. Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian cacat tingkat 2 pada penderita kusta di Kabupaten Lamongan tahun 2011-2012 setelah dikontrol dengan variabel umur, pekerjaan, keteraturan berobat, perawatan diri, riwayat reaksi, tipe kusta dan lama gejala. Metode penelitian : Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan kasus kontrol. Subjek penelitian ini adalah penderita kusta yang telah selesai atau sedang menjalani pengobatan sekurang-kurangnya 6 bulan. Jumlah sampel sebanyak 154 orang terdiri dari 77 kasus dan 77 kontrol. Kasus adalah penderita kusta dengan cacat tingkat 2, dan kontrol adalah penderita kusta dengan cacat tingkat 0 atau 1. Data diperoleh melalui kartu penderita kusta di puskesmas tempat respoden menjalani pengobatan. Data dianalisis dengan statistik univariat, bivariat dan multivariat. Hasil Penelitian: Hasil analisis menunjukkan bahwa penderita kusta laki-laki 1,9 kali lebih berisiko mengalami kejadian cacat tingkat 2 dari pada penderita perempuan dengan nilai OR=1,90 (95% CI: 0,86-4,23) namun tidak bermakna secara statistik (nilai p=0,114) setelah dikontrol dengan variabel pekerjaan dan lama gejala sebelum didiagnosis menderita kusta. Diskusi : Pekerjaan dan lama mengalami gejala sebelum didiagnosis menderita kusta merupakan confounder bagi hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian cacat tingkat 2 pada penderita kusta di Kabupaten Lamongan tahun 2011-2012.


 Background : Leprosy is an infectious disease caused by Mycobacterium leprae. One of the effects of leprosy is a disability which may be a defect grade 0, grade 1 and grade 2. In 2010, in Lamongan District, there are 10,64% of new leprosy patients with grade 2 disabilities. In 2010, at Lamongan District, 10.64% of new patients are detected with disability level 2. Some research shows the occurence of grade 2 disability more in male patients than women with varying degrees of relationship between gender and occurence of grade 2 disability. Objective : This study aims to determine the association of gender and the occurence of grade 2 disability in leprosy patients in Lamongan District in 2011-2012 after controlling the variables age, work, regularity of treatment, self care, history of reaction, leprosy type and duration of symptoms. Methode : This study uses case-control design. The subjects of this study were leprosy patients who have completed or are undergoing treatment at least 6 months. The number of sample are 154 people consisting of 77 cases and 77 controls. Cases were leprosy patients with grade 2 disability and controls were leprosy patients with grade 0 or 1 disability. Data was obtained from the patient record in primary health care where the leprosy patients got the treatment. Data were analyzed with univariate, bivariate and multivariate statistics. Result: The analysis showed there were a male leprosy patient had probability 1,9 more then women to occured grade 2 disability with a value of OR=1,90 (95% CI: 0,86 to 4,23) but not statistically significant (p value = 0,114) after controlled by work and duration of symptoms before being diagnosed as leprosy patient. Discussion : Work and duration of symptoms before being diagnosed as leprosy patient are confounder for the assocation between gender and the occurence of grade 2 disability in leprosy patient in Lamongan District in 2011-2012.

Read More
T-3587
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Minawati; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Wahyu Septiono, Iqbal Ridzi Fahdri Elyazar
Abstrak:
Malnutrisi menjadi masalah kesehatan dunia, termasuk di Indonesia. Malnutrisi berkontribusi menyebabkan hilangnya kesempatan hidup sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran beban masalah gizi dan potensi hilangnya kesempatan hidup sehat pada balita terkait masalah gizi di Indonesia pada level provinsi. Studi ini menggunakan metode analisis sistematik review Global Burden of Disease (GBD) 2021 untuk menganalisis beban penyakit akibat masalah kekurangan gizi. Indikator masalah gizi yang dianalisis yaitu berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelahiran prematur, kegagalan pertumbuhan balita, defisiensi zat besi, dan defisiensi vitamin A. Wilayah prioritas ditentukan berdasarkan besaran DALYs dan tren periode 1990-2021. Tren DALYs dianalisis menggunakan uji Mann Kendall, besaran potensi hilangnya kesempatan hidup sehat dengan mengidentifikasi faktor risiko atribusi. Maluku, Maluku Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan NTT, menjadi wilayah prioritas. BBLR dan kelahiran prematur menjadi faktor risiko utama, dan gangguan neonatal menjadi penyebab utama. Seluruh indikator masalah kekurangan gizi menunjukkan tren penurunan yang signifikan. BBLR dan kelahiran prematur berpotensi menyebabkan hilangnya kesempatan hidup sehat akibat gangguan neonatal sebesar 2.974.493,1. Kegagalan pertumbuhan balita menyebabkan hilangnya kesempatan hidup sehat akibat diare sebesar 558.743,0 dan infeksi saluran pernafasan 449.285,6. Menyelesaikan BBLR dan kelahiran prematur serta kegagalan pertumbuhan anak menjadi prioritas untuk menurunkan beban penyakit pada balita.

Malnutrition is a global health issue, including Indonesia. Malnutrition potentially causes loss of healthy life. This research aims to identify priority areas with a burden of disease and provide descriptions, trends and potential lost of healthy life attributed to risk factors related to malnutrition. This study used Global Burden of Disease (GBD) 2021 systematic analysis method. Indicators that analyzed were low birth weight (LBW) and preterm birth, child growth failure (CGF), iron and vitamin A deficiency. Priority areas are determined by rate of DALYs and trend since 1990-2021. Trends were analyzed with Mann Kendall test, potential lost of healthy life is done by identifying attributable risk factors. Maluku, North Maluku, Gorontalo, Southeast Sulawesi, West Sulawesi and NTT were selected as priority areas. LBW and preterm birth are the leading risk factors, and neonatal disorders are the leading cause. All indicators of malnutrition show significant downward trend. LBW and preterm birth was potentially caused loss a healthy life due to neonatal disorders by 2,974,493.1. CGF was potentially caused loss a healthy life due to diarrhea by 558,743.0 and respiratory infections by 449,285.6. Resolving LBW and preterm birth and CGF, should be prioritized to reduce the burden of disease among under five.
Read More
T-7001
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Isti`anah Surury; Pembimbing: Bambang Sutrisna; Penguji: Yovsyah, Syahrizal Syarif, Upi Meikawati, Dewi Maria Yuliani
T-4726
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Merry Maeta Sari; Pembimbing: Besral; Penguji: Evi Martha, Rita Damayanti, Yanti Damayanti, Linda Siti Rohaeti
Abstrak: Pendahuluan : Beberapa data statistik menunjukkan bahwa 80% wanita dan 50% pria tunagrahita mengalami pelecehan seksual sebelum usia 18 tahun. Orang tua yang merupakan pendidik seks utama, seringkali takut berbicara tentang kesehatan reproduksi karena kurang pengetahuan.

Tujuan : Untuk mengetahui efektivitas intervensi psikoedukasi kesehatan reproduksi remaja tunagrahita terhadap pengetahuan dan praktik orangtua siswa tunagrahita di SLB C Tri Asih Jakarta.

Metode : Kuasi eksperimen dengan pre-post test without control yang ditujukan kepada 36 orangtua siswa tunagrahita di SLB C Tri Asih Jakarta. Hasil : Rata-rata pengetahuan orangtua siswa tunagrahita sebelum diberikan intervensi adalah 10,28, setelah diberikan intervensi, pada post test 1 menjadi 11,61 dan pada post test 2 menjadi 11,94. Rata-rata praktik orangtua siswa tunagrahita sebelum intervensi adalah 1,08 dan setelah intervensi menjadi 1,11.

Kesimpulan : Terjadi peningkatan pengetahuan dan praktik orangtua siswa tunagrahita di SLB Tri Asih Jakarta setelah diberikan intervensi psikoedukasi kesehatan reproduksi remaja tunagrahita, namun, peningkatan ini belum bisa dikatakan efektif.

Kata kunci : psikoedukasi, kesehatan reproduksi, remaja tunagrahita
Read More
T-4823
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Cempaka Rini; Pembimbing: Hadi Pratomo; Penguji: Mieke Savitri, Anwar Hasan, Irwanto, Linda Siti Rohaeti
Abstrak: Kesehatan reproduksi merupakan hak bagi setiap manusia namun belum adakebijakan publik program kesehatan reproduksi bagi remaja disabilitas intelektual.Penelitian ini bertujuan melakukan pengumpulan informasi untuk advokasikebijakan publik program kesehatan reproduksi bagi remaja disabilitas intelektual.Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain Rapid AssesmentProsedure. Informan dalam penelitian ini berjumlah 12 orang, dipilih secarapurposive dan snowball, yaitu berbagai pemangku kepentingan yang terkaitdengan isu kesehatan reproduksi dan disabilitas. Metode pengumpulan datamelalui indepth interview pada tahap analisis. Tahapan penelitian ini yaituanalisis; strategi pro aktif dengan membuat factsheet, press release sertapenyelenggaraan lokakarya; mobilisasi sebagai langkah awal dari membangunkoalisi; dan aksi advokasi melalui lokakarya. Hasil analisis didapatkan belumadanya kebijakan publik program kesehatan reproduksi bagi remaja disabilitasintelektual karena bukan program prioritas dan hasil lokakarya diperoleh usulanrekomendasi yang selanjutnya dibuat dalam bentuk policy brief berupa melakukankajian perundang-undangan dan modul yang sudah ada terkait kesehatanreproduksi dan disabilitas dengan melibatkan semua pihak untuk berkoordinasi,modul psikoedukasi kesehatan reproduksi bagi remaja tunagrahita yang sudah adaperlu masuk ke dalam sistem pemerintah serta penyediaan alat peraga kesehatanreproduksi di SLB C.Kata kunci : Advokasi, disabilitas intelektual, kebijakan publik, kesehatanreproduksi, remaja
Reproductive health is a right for every human being yet there is no public policyfor concentrating reproductive health for adolescents intellectual disability. Thisstudy aims at collecting information for advocacy on the issue. This study used aqualitative research with Rapid Assessment Procedure design. The informants inthis study amounted to 12 people were selected purposively and employedsnowball, procedure a number of informant were selected consist of differentstakeholder. Data were collected through in-depth interview on the analysis stage.Stages of this research is the analysis; pro-active strategy to create factsheets,press releases and organizing workshops; mobilization as the first step of buildingcoalitions; and advocacy action through workshops. The results of the analysisindicated no public policies for reproductive health programs for adolescentsintellectual disability because is not a priority program and the results of theworkshop obtained by the proposed recommendations were subsequently made inthe form of policy briefs be reviewing legislation and existing modules related toreproductive health and disabilities by involving all parties to coordinate,psychoeducation module reproductive health for adolescents intellectualdisability existing need to get into the government system and the provision ofreproductive health props in SLB C.Keywords: advocacy, adolescent, intellectual disability, public policy,reproductive health.
Read More
T-4629
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nandita Adelia Putri; Pembimbing: Zarfiel Tafal; Penguji: Yovsyah, Eka Viora
Abstrak: Skripsi ini membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan guru sekolah dasar terhadap siswa dengan kesulitan belajar. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran angket pada 121 guru yang dipilih secara acak. Berdasarkan hasil analisis multivariat diketahui bahwa keberadaan kebijakan sekolah adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap tindakan guru sekolah dasar (OR = 2,866). Faktor lain yang berhubungan yaitu jenis kelamin, sikap, jabatan, keaktifan program UKS, dan keberadaan program pemerintah.
 

The focus of this study is factors related to elementary teacher's practice toward students with learning difficulty. This study use quantitative methods. Data collecting is done through questionnaire distribution to 121 teachers randomly selected from those schools. Multivariate analysis performed find that school policy existence is the most dominant factor associated with elementary teachers' practice (OR = 2,866). Other related factors are gender, attitude, organizational function, school health's program activeness, and government's program existence.
Read More
S-7885
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Phenta Chrisna Nugraha; Pembimbing: Helda; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Dita Andriani Daud Suyadi
Abstrak:
Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus Kusta deteksi baru tertinggi ketiga di dunia. Angka kasus deteksi baru yang tinggi ini turut disumbang oleh Kabupaten Tangerang yang merupakan wilayah di Provinsi Banten yang memiliki angka kasus Kusta deteksi baru tertinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya. Kondisi merupakan hal yang sangat memprihatinkan mengingat risiko dan beban disabilitas yang harus ditanggung oleh penderita Kusta sangat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan kejadian kasus Kusta dengan disabilitas di Kabupaten Tangerang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi kasus-kontrol dan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari SIPK Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode total sampling (kelompok kasus) dan simple random sampling (kelompok kontrol) dengan sampel yang digunakan berjumlah 507 sampel dan perbandingan rasio antara kelompok kasus dengan kontrol adalah 1:2. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji regresi logistik untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berasosiasi terhadap kejadian Kusta dengan disabilitas di Kabupaten Tangerang. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa terdapat asosiasi positif atas beberapa faktor, yaitu durasi diagnosis (aOR 6,36; 95% CI 3,19 – 12,69; p-value <0,001), status penebalan saraf (aOR 13,68; 95% CI 6,43 – 29,08; p-value <0,001), dan riwayat reaksi (aOR 26,99; 95% CI 13,38 – 54,47; p-value <0,001). Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan bagi pemangku kebijakan dalam merencanakan, meningkatkan, dan mengevaluasi kebijakan dan program kesehatan yang berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian kasus Kusta.

Indonesia is the third highest country in terms of newly detected Leprosy cases in the world. The high number of newly detected cases is notably contributed by Tangerang Regency, a region in Banten Province recording the highest incidence of new leprosy cases compared to other areas. This situation is deeply concerning due to the high risk and disability burden faced by Leprosy patients. This study was conducted to identify determinants of disability-associated Leprosy in Tangerang Regency. Employing a quantitative approach with a case-control study design, secondary data from the SIPK of Tangerang Regency Health Office were utilized. This study consisted of 507 samples employing total sampling methods for selecting the cases group and simple random sampling methods for selecting the control group. Furthermore, the case-control ratio of 1:2 was used in this research. Logistic regression analysis was conducted to identify factors associated with disability-associated Leprosy in Tangerang Regency. The results of this study found that a several factors were revealing a positive association, namely duration of diagnosis (aOR 6,36; 95% CI 3,19 – 12,69; p-value <0,001), nerve thickening status (aOR 13,68; 95% CI 6,43 – 29,08; p-value <0,001); and reaction history (aOR 26,99; 95% CI 13,38 – 54,47; p-value <0,001). These findings are expected to inform policymakers in planning, enhancing, and evaluating health policies and programs related to disability-associated Leprosy prevention and control.
Read More
S-11721
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andre Yunianto; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Felly Philipus Senewe, Mazda Novi Mukhlisa
Abstrak:

Penelitian ini bertujuan mengetahui peran jaminan kesehatan dan determinan yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh penyandang disabilitas di Indonesia pada tahun 2021 menggunakan data Susenas Maret 2021. Variabel terikat penelitian ini adalah pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap di FKTP dan FKRTL. Data dianalisis secara bivariat dan multivariat dengan metode Binary Regression menggunakan model logit. Diketahui variabel kepemilikan jaminan kesehatan, pemanfaatan JKN, jenis disabilitas, tingkat keparahan disabilitas, jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan, status kawin, jumlah anggota rumah tangga, dan karakteristik tempat tinggal serta status ekonomi berpengaruh signifikan pada pemanfaatan layanan rawat jalan dan rawat inap (p-value 0,000 <0,005). Kepemilikan jaminan kesehatan non JKN atau kepemilikan jaminan kesehatan ganda (JKN dan non JKN) meningkatkan peluang pemanfaatan layanan baik rawat inap maupun rawat jalan. Terjadi penurunan kepemilikan jaminan kesehatan terhadap peningkatan status ekonomi penyandang disabilitas (propoor). Sebaliknya terjadi tren peningkatan pemanfaatan jaminan kesehatan terhadap peningkatan status ekonomi keluarga penyandang disabilitas (prorich).


 

This research aims to determine the role of health insurance and the determinants that influence the use of health services by people with disabilities in Indonesia in 2021 using Susenas data for March 2021. The dependent variable of this research is the use of outpatient and inpatient health services at FKTP and FKRTL. Data were analyzed bivariately and multivariately using the Binary Regression method using the logit model. It is known that the variables of ownership of health insurance, utilization of JKN, type of disability, severity of disability, gender, education, employment status, marital status, number of household members, and characteristics of residence and economic status have a significant effect on the utilization of outpatient and inpatient services ( p-value 0.000 <0.005). Ownership of non-JKN health insurance or ownership of dual health insurance (JKN and non-JKN) increases the chances of utilizing both inpatient and outpatient services. There has been a decrease in ownership of health insurance due to an increase in the economic status of people with disabilities (propoor). On the contrary, there is a trend of increasing use of health insurance towards increasing the economic status of families of people with disabilities (prorich).

Read More
T-7080
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive