Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Agus Haryanto; Pembimbing: Pandu Riono; Penguji: Poppy Yuniar, Munaryo
Abstrak:
Bervariasinya penerapan SIMPUS IHIS dan e-Health di Kabupaten Bantul membuat laporan SP2TP sebagai keluran dari SIMPUS menjadi terhambat. Dalam penerapan SIMPUS IHIS dan e-Health di Kabupaten Bantul terdapat hambatan-hambatan yang perlu diperhatikan dan ditangani dengan baik agar tidak semakin kompleks. Evaluasi SIMPUS di Kabupaten Bantul dengan menggunakan metodeHOT-fit digunakan untuk mengetahui sejauh mana penerapan dan kendala dalam implementasi. Metode penelitian dengan menggunakan pendekatan penelitian campuran yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Pengumpulan datadilakukan dengan wawancara mendalam, kuesioner, observasi pada Puskesmasdan dokumentasi tertulis kegiatan penerapan SIMPUS IHIS dan e-Health. Hasilpenelitian menunjukkan SIMPUS IHIS dan e-Health sudah digunakan seluruhPuskesmas di Kabupaten Bantul. Faktor organisasi memberikan pengaruhterhadap berjalannya sistem, komitmen Kepala Puskesmas tidak dijabarkan dalambentuk operasional teknis seperti pembentukan tim SIK dan tidak dibuatnya SOPdalam penerapan SIMPUS IHIS dan e-Health.
Kata kunci : IHIS, e-Health, Bantul
The variations in the application of SIMPUS IHIS and e-Health in Bantul detainSP2TP reports as the output of SIMPUS. There are obstacles in the application ofSIMPUS IHIS and e-Health in Bantul that need to be considered and dealt with inorder not to become more complex. The evaluation of SIMPUS in Bantul usingHOT-fit method is used to determine the effectiveness of implementation and theconstraints in implementation. The research uses both qualitative research andquantitative research. Data was collected through in-depth interviews,questionnaires, observation and written documentations on the SIMPUS IHIS ande-Health application. The results shows that SIMPUS IHIS and e-Health havebeen used in all Puskesmas in Bantul. Organizational factors impact the run of thesystem, head of the health center's commitment is not described in technicaloperations such as forming SIK team and SIMPUS IHIS and e-Health SOP is notdetermined.
Keywords : IHIS, e-Health, Bantul
Read More
Kata kunci : IHIS, e-Health, Bantul
The variations in the application of SIMPUS IHIS and e-Health in Bantul detainSP2TP reports as the output of SIMPUS. There are obstacles in the application ofSIMPUS IHIS and e-Health in Bantul that need to be considered and dealt with inorder not to become more complex. The evaluation of SIMPUS in Bantul usingHOT-fit method is used to determine the effectiveness of implementation and theconstraints in implementation. The research uses both qualitative research andquantitative research. Data was collected through in-depth interviews,questionnaires, observation and written documentations on the SIMPUS IHIS ande-Health application. The results shows that SIMPUS IHIS and e-Health havebeen used in all Puskesmas in Bantul. Organizational factors impact the run of thesystem, head of the health center's commitment is not described in technicaloperations such as forming SIK team and SIMPUS IHIS and e-Health SOP is notdetermined.
Keywords : IHIS, e-Health, Bantul
S-8429
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Namira Ananda; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Purnawan Junadi, Rosmala Atina Rusadi
Abstrak:
Latar Belakang: Halodoc meluncurkan kampanye #PejuangMental dengan insentif cashback 50% untuk meningkatkan penggunaan layanan e-counseling. Namun, efektivitas cashback dalam memengaruhi keputusan pengguna dalam konteks e-health masih dipertanyakan, terutama karena kompleksitas kebutuhan kesehatan mental dan stigma yang menyertainya. Metode: Penelitian ini merupakan studi kualitatif-deskriptif menggunakan teori Pasolong untuk menganalisis faktor-faktor pengambilan keputusan. Wawancara mendalam dilakukan terhadap individu di Jakarta yang telah terpapar kampanye ini. Analisis berfokus pada lima indikator: posisi, masalah, situasi, kondisi, dan tujuan. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa cashback tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan untuk menggunakan layanan kesehatan mental. Keputusan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor kebutuhan internal, seperti posisi, masalah, kondisi, serta tujuan. Kesimpulan: Cashback terbukti tidak relevan dalam mendorong penggunaan layanan e-health, berbeda dari sektor e-commerce. Platform e-health disarankan untuk mengalihkan strategi ke pendekatan yang lebih relevan, seperti edukasi kesehatan mental dan program berbasis komunitas.
Background: Halodoc launched the #PejuangMental campaign with a 50% cashback incentive to increase the use of e-counseling services. However, the effectiveness of cashback in influencing user decisions in the e-health context remains questioned, especially due to the complexity of mental health needs and the stigma surrounding it. Method: This research is a qualitative-descriptive study using Pasolong’s theory to analyze decision-making factors. In-depth interviews were conducted with individuals in Jakarta who had been exposed to the campaign. The analysis focused on five indicators: position, problem, situation, condition, and goals. Results: The study found that cashback did not have a significant influence on the decision to use mental health services. Decisions were more influenced by internal factors such as position, problems, conditions, and goals. Conclusion: Cashback proved irrelevant in encouraging the use of e-health services, unlike in e-commerce. E-health platforms are recommended to shift strategies toward more relevant approaches, such as mental health education and community-based programs.
Read More
Background: Halodoc launched the #PejuangMental campaign with a 50% cashback incentive to increase the use of e-counseling services. However, the effectiveness of cashback in influencing user decisions in the e-health context remains questioned, especially due to the complexity of mental health needs and the stigma surrounding it. Method: This research is a qualitative-descriptive study using Pasolong’s theory to analyze decision-making factors. In-depth interviews were conducted with individuals in Jakarta who had been exposed to the campaign. The analysis focused on five indicators: position, problem, situation, condition, and goals. Results: The study found that cashback did not have a significant influence on the decision to use mental health services. Decisions were more influenced by internal factors such as position, problems, conditions, and goals. Conclusion: Cashback proved irrelevant in encouraging the use of e-health services, unlike in e-commerce. E-health platforms are recommended to shift strategies toward more relevant approaches, such as mental health education and community-based programs.
S-11871
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Maulidiya Muliawati; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Ede Surya Darmawan, Mira Miranti Puspitasari
Abstrak:
Pelaksanaan SIK terintegrasi di Indonesia masih belum sepenuhnya terlaksanasecara optimal karena masih adanya fragmentasi pelaporan data dari daerahmenuju pusat. Skripsi ini membahas gambaran SIMPUS sebagai salah satu bentukSIK terintegrasi untuk mendukung manajemen pelayanan kesehatan melalui studikasus pelaksanaan di Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatifdengan studi desktriptif menggunakan pendekatan 7 komponen dari National e-Health Strategy Toolkit milik WHO serta proses dalam manajemen pelayanankesehatan. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam danobservasi untuk mendapatkan data primer, serta didukung oleh telaah dokumenuntuk mendapatkan data sekunder. Informan dalam penelitian ini adalah 1 orangpenanggung jawab pelaksanaan SIMPUS di Dinkes Kota Depok serta 11 orangpenanggung jawab pelaksanaan SIMPUS di UPT Puskesmas Kota Depok yangdidapatkan dari teknik purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwaberdasarkan National e-Health Strategy Toolkit dari WHO, aplikasi SIMPUSbelum cukup optimal dalam pelaksanaannya sebagai bentuk SIK Terintegrasi diKota Depok. Hal tersebut dapat dilihat dari infrastruktur jaringan dan sistem yangmasih sering eror, kompetensi tenaga kerja yang masih belum seragam dan sesuai,hingga belum adanya pemanfaatan data untuk pengambilan keputusan dankebijakan. Selain itu, analisis dengan manajemen pelayanan kesehatanmenunjukkan SIMPUS masih membutuhkan optimalisasi di setiap tahapanprosesnya, yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),actuating (implementasi), evaluation (evaluasi), dan controlling (pengawasan danpengendalian).
Kata Kunci: SIK terintegrasi, SIMPUS, National e-Health Strategy Toolkit, aplikasi kesehatan,Interoperabilitas.
Read More
Kata Kunci: SIK terintegrasi, SIMPUS, National e-Health Strategy Toolkit, aplikasi kesehatan,Interoperabilitas.
S-10253
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Isna Mutiara Salsabila; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Purnawan Junadi
Abstrak:
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran serta faktor-faktor yang berhubungan dengan intention-to-use layanan telekonsultasi di masa pandemi COVID-19 pada penduduk Jabodetabek usia 19-49 tahun. Kriteria tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan jumlah kasus COVID-19, tingkat mobilitas, keluhan kesehatan dan kebutuhan akan pelayanan kesehatan, serta tingkat penggunaan internet. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain cross-sectional dan metode analisis data PLS-SEM. Pengambilan data dilakukan pada Januari 2022 dengan sampel sejumlah 222 responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pengaruh sosial, perceived usefulness, trust in provider, dan trust in internet terhadap intention-to-use layanan telekonsultasi.
Read More
S-10887
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
