Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Vina Aulia Fitriani; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Helda, Asep Sopari
Abstrak: ABSTRAK Kehamilan remaja merupakan masalah yang dihadapi pada hampir seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Besarnya jumlah populasi remaja dan masa transisi yang dialami remaja tersebut menjadi sebuah tantangan dalam permasalahan yang berkaitan dengan perilaku berisiko dan kesehatan reproduksi. Berbagai situasi saat ini seperti tingginya angka perkawinan dini, pengetahuan kesehatan reproduksi yang belum memadai serta berbagai hal lainnya dapat menempatkan remaja pada kondisi yang berisiko untuk mengalami kehamilan dini. Hal tersebut juga mengarahkannya pada morbiditas dan mortalitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan kehamilan remaja dengan responden remaja putri usia 15-19 tahun yang pernah melakukan hubungan seksual di Indonesia tahun 2012. Metode penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan data yang dianalisis menggunakan data sekunder hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan (p responden, tingkat pendidikan (OR 1.69, 95% CI= 1.26-2.26), status pekerjaan (OR 1.86, 95%CI= 1.39-2.48), status kawin (OR 26.6, 95% CI= 12.6-56.4) dan hidup bersama (OR 17.4, 95%CI= 6.38-47.6), pengetahuan kontrasepsi (OR 0.54, 95%CI=0.39-0.73) dan riwayat penggunaan kontrasepsi (OR 0.24, 95%CI= 0.18- 0.32) dengan kehamilan pada remaja. Disarankan agar pihak yang fokus pada masalah remaja dan pembuat kebijakan dapat berkolaborasi dan mengkaji ulang kebijakan terkait batasan usia menikah, mendukung terus peningkatan status wanita dengan memastikan akses pendidikan yang juga memuat informasi kesehatan reproduksi yang memadai, melakukan sosialisasi kepada orang tua terkait peraturan menikahkan anak dan pemahaman akan bahaya kehamilan dini, mendukung penuh perekonomian yang dapat melibatkan remaja serta dilakukannya penelitian lebih lanjut. Kata kunci: Remaja, Kehamilan Remaja, Indonesia Teenage pregnancy is a problem faced by almost all countries in the world including Indonesia. The large number of adolescent populations and the transition experienced by adolescents is a challenge in issues related to risk behavior and reproductive health. Current situations such as high rates of early marriage, inadequate knowledge of reproductive health and other things can put teenager at risk for early pregnancy that also leads to morbidity and mortality. The purpose of this study was to determine the factors associated with teenage pregnancy. Respondents from this study were women aged 15-19 years who had sexual intercourse in Indonesia in 2012. The method used cross-sectional study and data were analyzed using secondary data from Indonesian Demographic and Health Survey 2012. The results of this study showed a significant age, educational level (OR 1.69, 95% CI = 1.26-2,26), employment status (OR 1.86, 95% CI = 1.39 -2.48), marital status (OR 26.6, 95% CI = 12.6-56.4) and coexistence (OR 17.4, 95% CI = 6.38-47.6) , knowledge of contraception (OR 0.54, 95% CI = 0.39-0.73) and history of contraceptive use (OR 0.24, 95% CI = 0.18- 0.32) with teenage pregnancy. It is recommended that teen- focused parties and policymakers can collaborate and review policies related to marriage age restrictions, supporting the continual improvement of women's status by ensuring access to education that also includes adequate reproductive health information, socialize to parents related to marriage rules and understanding of the dangers of early pregnancy, also fully supporting the economy that can involve adolescents and conduct further research. Key words: Adolescent, Teenage Pregnancy, Indonesia
Read More
S-9842
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Emizia; Pembimbing: Kemal Nazaruddin Siregar; Penguji: Ahmad Syafiq, Dian Kristiani Irawaty
Abstrak: Penurunan angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun merupakan sasaran RenstraBKKBN dan pembangunan bidang kependudukan dan keluarga berencana padaRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, dengan target25 per 1.000 kelahiran pada tahun 2020 dan ditagetkan menjadi 18 per 1.000 kelahiranpada 2024. Angka kelahiran pada perempuan remaja usia 15-19 tahun berdasarkanSDKI 2017 masih tinggi, yaitu 36 per 1.000 perempuan usia 15-19 tahun, dan remajaperempuan 15-19 tahun yang telah menjadi ibu dan atau sedang hamil anak pertamameningkat dari sebesar 8,5% pada 2007 menjadi sebesar 9,5% pada 2012. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan remaja.Desain penelitian cross sectional, menggunakan data sekunder SDKI 2017. Sampelpenelitian ini adalah remaja perempuan berusia 15-19 tahun yang sudah pernahmelakukan hubungan seksual pada data SDKI 2017. Hasil penelitian menunjukkan adahubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan, penggunaan kontrasepsi, aksesfasilitas kesehatan dan status pernikahan dengan kehamilan remaja. Variabel yangsecara bersama-sama berhubungan dengan kehamilan pada remaja usia 15-19 tahunadalah status pernikahan, paparan pesan KB, akses fasilitas kesehatan dan penggunaanalat kontrasepsi. Status menikah (OR = 12.105, 95% CI= 6.449-22.720) merupakanfaktor yang paling berpengaruh terhadap kehamilan remaja.Kata kunci: kehamilan remaja; remaja; SDKI 2017
Decreased birth rates for adolescent aged 15-19 years are the targets of the BKKBNStrategic Plan and the development of population and family planning in the 2020-2024National Medium-Term Development Plan (RPJMN), with a target of 25 per 1,000births by 2020 and targeted at 18 per 1,000 births in 2024. Birth rates for teenage girlsaged 15-19 years according to the 2017 IDHS are still high, namely 36 per 1,000women aged 15-19 years, and adolescent girls 15-19 years who have become mothersand or are pregnant with their first child increased from 8.5% in 2007 to 9.5% in 2012.This study aims to determine the factors associated with adolescent pregnancy. Thecross sectional study design, uses secondary data for the 2017 IDHS. The sample of thisstudy is adolescent girls aged 15-19 years who have had sexual relations in the 2017IDHS data. The results of the study show that there is a significant relationship betweeneducation level, contraceptive use, access to health facilities and marital status withadolescent pregnancy. Variables that are jointly associated with adolescent pregnancyaged 15-19 years are marital status, exposure to family planning messages, access tohealth facilities and use of contraceptives. Marital status (OR = 12,105, 95% CI =6,449-22,720) is the most influential factor with adolescent pregnancy. The highproportion of adolescent pregnancies aged 15-19 years requires serious attention fromthe government and related parties in an effort to minimize the negative effects of teenpregnancy.Key words: adolescent pregnancy ; adolescent; 2017 IDHS.
Read More
S-10375
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Herawati; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Iwan Ariawan, Kartika Anggun Dimarsetio, Priyanti, Dwi Hastuti
Abstrak: Kesehatan hak seksual reproduksi mencakup upaya untuk menghilangkan kematian dan kesakitan ibu yang dapat dicegah. Angka Kematian ibu di Indonesia yaitu sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu di Indonesia masih disebabkan oleh 4 Terlalu yaitu terlalu muda. Kehamilan remaja berisiko tinggi yaitu risiko kesakitan dan kematian. Kehamilan remaja bisa dicegah melalui keluarga. Struktur keluarga dapat mempengaruhi kejadian kehamilan remaja. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan potong lintang dan menggunakan analisis multivariat bertingkat dalam proses analisisnya yaitu regresi logistic faktor resiko. Pengumpulan data dilakukan melalui data sekunder SDKI 2017. Hasil menunjukan struktur keluarga mempengaruhi kehamilan remaja yaitu struktur keluarga dengan ayah tunggal, remaja yang tinggal dengan ayah tunggal 1,97 kali berisiko mengalami kehamilan remaja (p value=0,006). Hasil analisis faktor resiko menunjukan struktur keluarga tunggal mempengaruhi kehamilan remaja berbeda menurut pendidikan kepala rumah tangga, status ekonomi, status merokok remaja. Peningkatan peran ayah dalam pengasuhan anak, sasaran program bina keluarga keluarga perlu diperluas tidak hanya berfokus pada ibu namun juga berfokus pada ayah, home visit, jam pertemuan bina keluarga remaja pada keluarga tunggal perlu dilakukan terkhusus, memasukan masalah merokok secara tersendiri sebagai masalah pokok kesehatan reproduksi remaja (KRR) selain triad KRR yang sudah yaitu seks bebas, HIV/AIDS dan napza
Sexual and reproductive health rights include efforts to eliminate preventable maternal mortality and morbidity. The maternal mortality rate in Indonesia is 305 per 100,000 live births. The cause of maternal death in Indonesia is still caused by 4 too which is too young. Teenage pregnancies are high risk, namely the risk of illness and death. Teenage pregnancy can be prevented through the family. Family structure can influence the incidence of teenage pregnancy. This study is a quantitative study with a cross-sectional design and uses multivariate multivariate analysis in the analysis process, namely risk factor logistic regression. Data was collected through secondary data from the 2017 IDHS. The results show that family structure affects adolescent pregnancy, namely family structure with single fathers, adolescents living with single fathers are 1.97 times at risk of teenage pregnancy (p value = 0.006). The results of risk factor analysis showed that single family structure influenced adolescent pregnancy differently according to the education of the head of the household, economic status, and smoking status of adolescents. Increasing the role of fathers in child care, the target of the family development program needs to be expanded not only to focus on mothers but also to focus on fathers, home visits, meeting hours for adolescent family development in single families need to be carried out in particular, including smoking problems separately as a major reproductive health problem. youth (KRR) in addition to the existing KRR triad, namely free sex, HIV/AIDS and drugs.
Read More
T-6305
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arryan Rizqi Aulia Purnamasari; Pembimbing: Sabarinah Prasetyo; Penguji: Evi Martha, Tris Eryando, Wendy Hartanto, Tuty Sahara
Abstrak: Unmet need menjadi masalah kesehatan pada remaja berstatus kawin. Keberadaan remaja telah mendominasi penduduk di dunia. Berdasarkan laporan UNICEF 2019 populasi penduduk remaja (usia 10-19 tahun) 16% dari total penduduk dunia. Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami masalah kepadatan penduduk, dengan jumlah populasi setara 3,5% dari total populasi dunia. Penelitian dengan desain cross sectional, untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan unmet need di Indonesia tahun 2017. Sampel dalam penelitian adalah 626 wanita berusia 15-19 tahun berstatus kawin 626 orang. Proporsi Unmet need kontrasepsi pada kehamilan PUS remaja wanita usia 15-19 tahun pada SDKI 2017 sebesar 8,5 %. Hasil penghitungan pemodelan penelitian didapatkan proporsi unmet need kontrasepsi pada kehamilan PUS remaja wanita 10,4%, dengan proporsi di daerah perkotaan sebesar 53,84% dan di daerah pedesaan sebesar 46,15%. Faktor yang berhubungan dengan unmet need kontrasepsi pada kehamilan remaja di Indonesia.
Unmet need is a health problem in married adolescents. The existence of teenagers has dominated the population in the world. Based on the 2019 UNICEF report, the population of adolescents (aged 10-19 years) is 16% of the total world population. Indonesia is one of the countries experiencing population density problems, with a population equivalent to 3.5% of the total world population. Research with a cross sectional design, to find out the factors related to unmet need in Indonesia in 2017. The sample in this study was 626 women aged 15-19 years with 626 married status. The proportion of Unmet need for contraception in couple of reproductive age pregnancies of adolescent girls aged 15-19 years in the 2017 IDHS is 8.5%. The results of the calculation of the research modeling showed that the proportion of unmet need for contraception in female adolescent couple of reproductive age pregnancies was 10.4%, with the proportion in urban areas being 53.84% and in rural areas being 46.15%. Factors related to the unmet need for contraception in adolescent pregnancy in Indonesia
Read More
T-6436
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dina Atrasina; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Milla Herdayati, Ahmad Syafiq, Ribka Ivana Sebayang, Rahmadewi
Abstrak: Kehamilan remaja merupakan masalah serius yang dapat memengaruhi kesejahteraan hidup remaja. Populasi kelompok usia remaja di Indonesia tahun 2017 mencapai 63,36 juta jiwa atau 24,27% dari keseluruhan penduduk. Seperempat bagian tersebut, dapat dipandang menjadi peluang ketika remaja tersebut sehat dan berkualitas. Namun faktanya Age Spesific Death Rate (ASDR) kasus kematian maternal tertinggi adalah pada kelompok remaja endidikan kesehatan reproduksi dinilai dapat menekan terjadinya kehamilan remaja. Sekolah menjadi lembaga yang terpercaya untuk memberikan pendidikan. Selain dari sekolah, pendidikan kesehatan reproduksi juga mudah didapatkan melalui media: buku, majalah, radio, televisi, dan internet. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah terhadap kehamilan remaja usia 15-19 tahun dengan menggunakan analisis data SDKI tahun 2017.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian dianlisis menggunakan regresi logistik dengan tiga tahap yaitu univariat, bivariate, dan multivariate.
Read More
T-6220
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadhira Rahmadina; Pembimbing: Helda; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Maria Gayatri
Abstrak: Kehamilan pada usia dini terjadi pada remaja perempuan yang berusia < 20 tahun. Di negara berkembang, diperkirakan terdapat 21 juta remaja perempuan yang berusia 15-19 tahun mengalami kehamilan remaja dan diantara kehamilan remaja tersebut terdapat sekitar 12 juta kelahiran. Di Indonesia, proporsi kehamilan remaja tertinggi banyak terjadi di Kawasan Timur Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara faktor demografi, ekonomi, lingkungan, dan program pemerintah dengan kehamilan usia dini di provinsi yang tersebar pada Kawasan Timur Indonesia pada tahun 2021. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi ekologi (multiple group design) dengan uji statistik yang digunakan yaitu korelasi dan regresi linear sederhana. Hasil menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia pertama menikah < 20 tahun (p=0,002) dan kesertaan ber-KB (p=0,006) dengan kejadian kehamilan usia dini. Saran yang diberikan yaitu dibutuhkan sinergi dan kerjasama dengan pihak orang tua, masyarakat, pemerintah, dan para stakeholder lainnya untuk menurunkan angka pernikahan dan kehamilan usia dini.
Pregnancy at an early age (teenage pregnancy) occurs in adolescent girls aged < 20 years. In developing countries, it is estimated that there are 21 million adolescent girls aged 15- 19 years experiencing teenage pregnancy and among these teenage pregnancies there are around 12 million births. In Indonesia, the highest proportion of teenage pregnancies occurs in Eastern Indonesia. This study aims to determine the correlation between demographic, economic, environmental, and government programs factor with early pregnancy in provinces scattered in Eastern Indonesia in 2021. The study design used in this study was an ecological study (multiple group design) and the statistics test used are correlation and simple linear regression. The results showed that there was a significant correlation between age at first marriage < 20 years (p = 0.002) and participation in family planning (p = 0.006) with the incidence of early pregnancy among girls. The suggestion given is that it takes synergy and cooperation with parents, the community, the government, and other stakeholders to reduce the number of early marriages and pregnancy.
Read More
S-10977
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aghnia Dima Rachmawati; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Putri Bungsu, Florisa Julian Sudrajat Sudjat
Abstrak: Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia memiliki prevalensi sebesar 7,3%, berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kejadian BBLR lebih banyak terjadi pada ibu yang berusia 15-19 tahun pada saat kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa terdapat hubungan antara kejadian BBLR dengan kehamilan pada usia remaja (15-19 tahun) setelah mengendalikan seluruh variabel confounding. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kasus kontrol (1:1), dengan menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012. Jumlah kasus untuk penelitian ini adalah 871 orang dengan kontrol 871 orang. Variabel kovariat dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan, paritas, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, umur kandungan saat K1 ANC dan frekuensi kunjungan ANC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna (OR: 2,65; p value= 0,013; 95% CI: 1,232-5,712). setelah mengendalikan variabel confounding yaitu tingkat pendidikan komplikasi kehamilan, umur kandungan saat K1 ANC dan frekuensi kunjungan ANC.
Kata kunci: BBLR; kehamilan remaja

Low Birth Weight (LBW) in Indonesia has the prevalence of 7,3 % according to IDHS 2012. Some research showed that more LBW occurences happened to mother aged 15-19 at the time of birth. This study aims to prove the association between adolescent pregnancy and low birth weight after controlling all the confounding variables. The method used for this study is case-control (1:1) by analyzing IDHS 2012. The selected cases are 871 with 871 controls. Covariate variables are education, parity, complication during pregnancy, complication at birth, months of pregnancy at first antenatal visit and number of antenatal visit. The result of the study is that there is a significant association between adolescent pregnancy after controlling all confounding variables which are education, complication during pregnancy and months of pregnancy at first antenatal visit and number of antenatal visit (OR: 2,65; p value= 0,013; 95% CI: 1,232-5,712).
Key words: LBW; adolescent pregnancy
Read More
S-9406
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Astari Nola Margaretha; Pembimbing: Kemal Nazarudin Siregar; Penguji: Milla Herdayati, Ika Saptarini
S-10152
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sami Asuti; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Endang Laksminingsih Achadi, Kusharisupeni, Anies Irawati, Euis Saadah Hernawati
T-4147
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Endah Pujiastuti; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Mieke Savitri, Euis Saadah Hernawati, Mugia Bayu Rahardja
T-4508
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive