Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Hanindhiya Khalisa Nasywa; Pembimbing: Abdul Kadir; Penguji: Mufti Wirawan, Muthia Ashifa
Abstrak:
Pada era transformasi digital di dunia kerja, teknologi turut berkembang dalam penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif serta mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK). Penerapan teknologi K3, seperti perangkat wearable, virtual reality (VR), dan sistem pelaporan digital, telah banyak digunakan dalam pelatihan dan manajemen keselamatan di tempat kerja. Pemanfaatan teknologi ini memerlukan pemahaman dan penerimaan dari pekerja, yang dapat berbeda antar generasi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dan menganalisis faktor yang memengaruhi perbedaan persepsi terhadap K3 serta adaptasi teknologi K3 di tempat kerja antara Generasi Z, Y, dan Senior (Generasi X dan Baby Boomers). Penelitian menggunakan metode campuran (mixed methods) melalui penyebaran kuesioner dan wawancara lanjutan terhadap sebagian responden. Analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam kolaborasi antar generasi, namun tidak terdapat perbedaan signifikan pada persepsi K3, sikap, maupun adaptasi terhadap teknologi K3. Hasil wawancara menunjukkan bahwa Generasi Z cenderung lebih cepat beradaptasi terhadap teknologi K3. Oleh karena itu, penting bagi pekerja untuk mengikuti pelatihan, serta bagi tempat kerja untuk mendukung adaptasi teknologi K3 melalui strategi komunikasi dan pelatihan yang sesuai dengan karakteristik setiap generasi.


In the era of digital transformation in the workplace, technology has evolved in the implementation of Occupational Health and Safety (OHS) to create a safe and productive work environment while preventing occupational accidents and diseases. The application of OHS technologies, such as wearable devices, virtual reality (VR), and digital reporting systems that has been widely adopted in safety training and management programs. The effective use of such technologies requires understanding and acceptance from workers, which may vary across generations. This study aims to compare and analyze the factors influencing differences in OHS perceptions and the adaptation of OHS technology in the workplace among Generation Z, Generation Y, and Seniors (Generation X and Baby Boomers). A mixed methods approach was employed, beginning with a questionnaire distributed across generational groups, followed by in-depth interviews with selected respondents. Data were analyzed using the Kruskal-Wallis test, which revealed significant differences in intergenerational collaboration. However, no significant differences were found in OHS perceptions, attitudes, or technology adaptation across generations. Interview results indicated that Generation Z tends to adapt more quickly to OHS technologies compared to other generations. Therefore, it is important for workers to participate in training, and for workplaces to support the adaptation of OHS technology through communication and training strategies tailored to the characteristics of each generation.
Read More
S-12124
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizamarro; Pembimbing: Hendra; Penguji: Dadan Erwandi, Ridwan Zahdi Sjaaf, Pintor Siagian, Adhi Saputra
Abstrak: Audit merupakan suatu proses untuk memverifikasi sejauh mana sistem manajemen K3 suatuperusahaan telah dilaksanakan secara efektif dalam rangka mencapai kebijakan dan sasaranorganisasi. Auditor sebagai komponen penting dalam pelaksanaan audit haruslah memilikikualifikasi yang baik dari sisi perilaku personal, prinsip audit, pengetahuan dan keterampilandan kompetensinya. Kualifikasi tersebut tertuang di dalam suatu panduan audit sistemmanajemen ISO 19011:2011. Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan penilaianpemenuhan kriteria kualifikasi auditor K3 PT. X berdasarkan ISO 19011:2011 dan untukmengetahui tingkat kepentingan dari masing-masing kriteria tersebut. Penelitian inimenggunakan survei dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dari data primer yang diperolehdari kuisioner yang diberikan kepada 30 auditee dari industri yang berbeda. Denganmengelompokan menjadi 8 kelompok industri yang berbeda didapat hasil kepuasan rata-rata4,20 terdapat kinerja auditor PT. X. Industri Jasa memberikan penilaian kepuasan tertinggi(4,67) sedangkan yang terendah adalah Elektronik Telekomunikasi (4,57). Kriteria yangpaling memuaskan adalah terkait pemahaman terhadap Peraturan K3 & Persyaratan lain(4,37) dan pemahaman terhadap Sistem Manajemen K3 (4,35). Untuk penilaian tingkatkepentingan, maka kriteria Prinsip Audit yaitu Integritas dan Kerahasiaan merupakan kriteriayang memiliki tingkat kepentingan tertinggi. Terdapat perbedaan penilaian dari auditeeterhadap pemenuhan kriteria kualifikasi auditor PT. X antar kelompok industri dan jugaperbedaan penilaian tingkat kepentingan antar kelompok industri. Beberapa saran yangdiberikan untuk auditor K3 dan PT. X antara lain: meningkatkan pengetahuan teknis, sharingknowledge, kalibrasi antar auditor, rotasi auditor berkala, dan penugasan yang sesuaikualifikasi.Kata kunci:Audit; Auditor K3, ISO 19011.
Read More
T-4562
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sebalt Lestiantoro; Pembimbing: Martya Rahmaniati Makful; Penguji: Artha Prabawa, Rico Kurniawan, Arief Cahyadi, Dhian Probhoyekti
Abstrak:
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan aspek krusial dalam menjamin perlindungan tenaga kerja, khususnya di lingkungan laboratorium yang memiliki tingkat risiko tinggi terhadap paparan bahan mikrobiologi, bahan Kimia maupun lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem informasi K3 yang dapat diterapkan di Balai Besar Biomedis dan Genomika Kesehatan (BB Binomika) Kementerian Kesehatan Indonesia guna mendukung pengelolaan manajemen biorisiko dan K3 secara efektif dan efisien. Permasalahan utama yang diidentifikasi adalah pengelolaan data K3 yang masih dilakukan secara manual, sehingga menghambat proses monitoring dan pengambilan keputusan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Software Development Life Cycle (SDLC) dengan metode prototyping untuk merancang sistem informasi yang mencakup identifikasi bahaya serta penilaian risiko kecelakaan kerja, pengelolaan kelengkapan APD, penyediaan pelatihan K3, Pengelolaan limbah laboratorium, serta pengelolaan insiden terkait kecelakaan kerja. Hasil dari penelitian ini berupa prototipe sistem informasi K3 yang dapat menjadi dasar pengembangan lebih lanjut. Implementasi sistem ini diharapkan dapat membantu pengelolaan K3 secara lebih komprehensif, efisien, dan efektif. Melalui penyediaan data real-time dan visualisasi dalam bentuk dashboard.

Occupational Health and Safety (OHS) is a crucial aspect in ensuring the protection of workers, especially in laboratory environments that have a high risk of exposure to microbiological materials, chemicals and the environment. This study aims to design an OHS information system that can be applied at the Center for Biomedical and Health Genomics (BB Binomika) of the Indonesian Ministry of Health to support effective and efficient management of biorisk and OHS. The main problem identified is the management of OHS data which is still done manually, thus hampering the monitoring and decision-making process. This study uses the Software Development Life Cycle (SDLC) approach with the prototyping method to design an information system that includes hazard identification and risk assessment of work accidents, management of completeness of PPE, provision of OHS training, laboratory waste management, and management of incidents related to work accidents. The results of this study are in the form of a prototype of an OHS information system that can be the basis for further development. The implementation of this system is expected to help OHS management more comprehensively, efficiently and effectively. Through the provision of real-time data and visualization in the form of a dashboard.

OHS, information system, prototype
Read More
T-7284
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizki Iwari Saputra; Pembimbing: Hendra; Penguji: Dadan Erwandi, Robiana Modjo, Yuni Kusminanti, Muhamad Fertiaz
Abstrak:
Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan tahun 2021 terdapat kasus 234.370 kasus, dengan kontribusi terbesar dari sektor manufaktur dan konstruksi sebesar 22,3%, Sebagian besar kecelakaan kerja dan perilaku yang tidak aman disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mengidentifikasi bahaya dan kesalahan persepsi terhadap penerapan K3. penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi terhadap penerapan K3 pada karyawan PT XYZ tahun 2024. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah desain cross-sectional. Studi ini melibatkan 143 karyawan yang diminta untuk mengisi kuisioner yang diberikan kepada mereka. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian karyawan mempunyai persepsi yang baik terhadap penerapan K3 yaitu sebesar 50,3%, sedangkan 49,7% responden mempunyai persepsi yang buruk terhadapa penerapan K3. Nilai p dari hasil uji korelasi antara faktor-faktor yang berhubungan dengan penerpan K3 antara lain masa kerja (0,507), Pendidikan (0,131), sikap K3(<0,001), Pengetahuan K3 (0,001), Pelatihan K3 (0,004), dan Ketersediaan sarana dan prasarana K3(0,04). Kesimpulan disimpulkan faktor yang berhubungan dengan persepsi terhadap penerpan K3 pada karyawan di PT XXY adalah sikap K3, pengtahuan K3, pelatihan K3, ketersedian sarana dan prasarana sehingga perusahaan perlu meningkatkan pemahaman dan pelatihan kepada karyawan dengan program-program K3 yang lebih efektif

Based on BPJS Employment data in 2021, there were 234,370 cases, with the largest contribution from the manufacturing and construction sector at 22.3%, Most work accidents and unsafe behavior are caused by the inability to identify hazards and misperceptions of OHS implementation. This research aims to identify factors related to perceptions of OHS implementation among PT XYZ employees in 2024. The method used in this research is a cross-sectional design. This research involved 143 employees who were asked to fill out a questionnaire given to them. Data analysis was carried out using the Chi-square test. The research results show that some employees have a good perception of the implementation of K3, namely 50.3%, while 49.7 respondents had a Badperception of the implementation of OHS. The p-value from the correlation test results between factors related to the implementation of OHS includes work experience (0.507), education (0.131), OHS attitude (<0.001), OHS knowledge (0.001), OHS training (0.004), and availability of facilities. and OHS infrastructure (0.04). In conclusion, the factors related to the perception of OHS implementation among PT XXY employees are OHS attitudes, OHS knowledge, OHS training, availability of facilities and infrastructure so that the company needs to increase employee understanding and training more effectively OHS programs.
 
Read More
T-7143
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Talitha Luthfia Zaki; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Abdul Kadir, Barmanto
Abstrak:

Seiring dengan peningkatan pendidikan, semakin banyak masyarakat Indonesia yang
bekerja di perkantoran. Sektor perkantoran tidak luput dari berbagai potensi bahaya dan
risiko, baik yang berasal dari pekerjaannya ataupun dari lingkungan kerjanya. Oleh
karena itu, implementasi K3 di lingkungan perkantoran diperlukan untuk mencegah dan
mengurangi penyakit akibat kerja dan penyakit lain, serta kecelakaan kerja pada
karyawan, dan menciptakan perkantoran yang aman, nyaman, dan efisien untuk
meningkatkan produktivitas kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
implementasi standar K3 perkantoran di kantor PT X Gandul, menganalisis faktor yang
berhubungan dengan hasil implementasi tersebut, dan memberikan rekomendasi
perbaikan terkait implementasi K3 Perkantoran. Penelitian menggunakan metode analisis
deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui observasi, wawancara, dan telaah
dokumen untuk menilai penerapan K3 pada aspek kebijakan, keselamatan kerja,
kesehatan kerja, ergonomi, dan kesehatan lingkungan kerja. Hasil penilaian menunjukkan
bahwa implementasi K3 di kantor PT X Gandul secara umum berada pada kategori sangat
baik dengan capaian total 84%, di mana aspek kebijakan (100%), keselamatan kerja
(91%), ergonomi (85%), dan kesehatan lingkungan kerja (92%) memperoleh nilai sangat
baik, sementara aspek kesehatan kerja berada pada kategori baik dengan capaian 66%.
Faktor utama yang mendukung keberhasilan implementasi K3 di kantor PT X Gandul
adalah komitmen manajemen, ketersediaan sumber daya, tingkat pengetahuan dan
awareness pekerja, serta evaluasi dan pemantauan berkala. Namun, ditemukan beberapa
indikator yang belum terpenuhi seperti ketiadaan water sprinkler dan heat detector,
ketiadaan stopper pada slot parkir, ketiadaan jalur khusus troli, belum optimalnya fasilitas
ruang ASI, serta pengelolaan sampah yang perlu ditingkatkan. Penelitian ini
merekomendasikan PT X untuk melakukan peningkatan pada fasilitas pendukung,
pemerataan program kesehatan kerja pada seluruh kantor PT X, membuat KPI perprogram, dan melakukan pembagian tugas secara spesifik sesuai pilar K3KL. Selain itu,
peneliti juga merekomendasikan adanya pengkajian ulang indikator penilaian pada
Permenkes Nomor 48 Tahun 2016 dan Instrumen Penilaian Mandiri, agar lebih fleksibel
dan relevan dengan kondisi nyata perkantoran di Indonesia. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan kebijakan dan praktik K3
perkantoran yang lebih efektif dan berkelanjutan.


Along with the increase in education, more and more Indonesian people work in offices. The office sector is not free from various potential hazards and risks, both from their work and from their work environment. Therefore, the implementation of K3 in the office environment is needed to prevent and reduce occupational diseases and other diseases, as well as work accidents in employees, and to create a safe, comfortable, and efficient office to increase work productivity. This study aims to analyze the implementation of K3 office standards at the PT X Gandul office, analyze factors related to the results of the implementation, and provide recommendations for improvements related to the implementation of K3 Office. The study uses a descriptive analysis method with a qualitative approach through observation, interviews, and document reviews to assess the implementation of K3 in the aspects of policy, occupational safety, occupational health, ergonomics, and work environment health. The assessment results show that the implementation of K3 at the PT X Gandul office is generally in the very good category with a total achievement of 84%, where the aspects of policy (100%), occupational safety (91%), ergonomics (85%), and work environment health (92%) received very good scores, while the occupational health aspect is in the good category with an achievement of 66%. The main factors supporting the success of K3 implementation in PT X Gandul office are management commitment, availability of resources, level of knowledge and awareness of workers, and periodic evaluation and monitoring. However, several indicators were found that have not been met such as the absence of water sprinklers and heat detectors, the absence of stoppers in parking slots, the absence of special trolley lanes, suboptimal breastfeeding room facilities, and waste management that needs to be improved. This study recommends PT X to improve supporting facilities, equalize occupational health programs in all PT X offices, create KPIs per program, and divide tasks specifically according to the K3KL pillars. In addition, the researcher also recommends a review of the assessment indicators in Permenkes Number 48 of 2016 and the Independent Assessment Instrument, to be more flexible and relevant to the real conditions of offices in Indonesia. The results of this study are expected to be a reference in developing more effective and sustainable office K3 policies and practices.

Read More
S-12108
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yusef Dwi Jayadi; Promotor: Robiana Modjo; Penguji: Fatma Lestari, Mila Tejamaya; Penguji: Sabarinah, Sandra Fikawati, Sudi Astono, Sugiarti, Heny Mayawati
Abstrak:

Pada tahun 2023 industri perkebunan kelapa sawit tercatat sebagai sektor dengan angka
kecelakaan kerja tertinggi nasional (60,5%) dengan tren kenaikan sebesar 18–20 % per
tahun. Dua faktor utama penyebab kecelakaan dan penyakit pada pekerja di sektor ini
adalah kurangnya pengawasan dari manajemen (lack of management control) dan
rendahnya tingkat pengetahuan pekerja (human factor). Untuk mengatasi hal tersebut,
penelitian ini mengembangkan Model Edukasi K3 melalui penyusunan Modul Edukasi
K3 dan pembentukan Kader Sawit, yang bertujuan meningkatkan literasi dan praktik
keselamatan kerja pekerja sawit. Penelitian menggunakan pendekatan mix-method
exploratory yang dilakukan selama 6 bulan dengan tahapan penelitian: (1) analisis
penyelenggaraan K3 dan mengidentifikasi status gizi pekerja, (2) penyusunan Modul
Edukasi K3 melalui studi literatur dan expert judgement serta pembentukan Kader Sawit,
dan (3) uji coba/menilai dampak intervensi dengan Quasi Experiment Design (Wilcoxon
Test). Hasil intervensi menunjukkan peningkatan signifikan pada skor pengetahuan (dari
38,68 menjadi 50,60), sikap (61,87 menjadi 68,13), dan perilaku (25,38 menjadi 30,53).
Peningkatan skor Pengetahuan, Sikap dan Perilaku pada kelompok intervensi rata-rata
7.4 kali lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Selain itu, kecelakaan kerja menurun dari
66,7 % menjadi 10 %, dan angka kejadian penyakit turun dari 43,3 % menjadi 33,3 %
setelah intervensi. Dengan demikian, intervensi melalui Modul Edukasi K3 dan Kader
Sawit terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku K3 serta
menurunkan angka kecelakaan dan penyakit, sehingga dapat menjadi langkah strategis
dan efektif untuk meningkatkan literasi dan praktik K3 di industri perkebunan kelapa
sawit di Indonesia.


In 2023, the palm oil plantation industry was recorded as the sector with the highest
national rate of occupational accidents (60.5%), with an annual increasing trend of 18
20%. The two main contributing factors to accidents and occupational illnesses in this
sector are lack of management control and low levels of worker knowledge (human
factor). To address these issues, this study developed an Occupational Safety and Health
(OSH) Education Model through the formulation of an OSH Education Module and the
establishment of “Kader Sawit” (Palm Cadres), aimed at improving workers’ safety
literacy and practices. This research applied an exploratory mixed-method approach over
a six-month period, with the following phases: (1) analysis of OSH implementation and
identification of workers’ nutritional status, (2) development of the OSH Education
Module through literature review and expert judgment, along with the training of Kader
Sawit, and (3) trial and evaluation of the intervention impact using a Quasi-Experimental
Design (Wilcoxon Test). The intervention resulted in a significant increase in knowledge
scores (from 38.68 to 50.60), attitudes (from 61.87 to 68.13), and safety behavior (from
25.38 to 30.53). The average increase in knowledge, attitude, and behavior scores in the
intervention group was 7.4 times higher than in the control group. Furthermore, the
incidence of occupational accidents decreased from 66.7% to 10%, while the occurrence
of work-related illnesses declined from 43.3% to 33.3% after the intervention. These
findings demonstrate that the implementation of the OSH Education Module and the
involvement of Kader Sawit are effective strategies for enhancing OSH-related
knowledge, attitudes, and behaviors, and for reducing the incidence of accidents and
diseases, thereby offering a strategic and impactful approach to improving OSH literacy
and practices in Indonesia’s palm oil plantation industry.

Read More
D-577
Depok : FKM-UI, 2025
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gatot Prihandoko; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Ridwan Zahdi Syaaf, L. Meily Kurniawidjaja, Johannes Simanjuntak, Hendi Gunadi
T-4731
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alfina Kharisma Wibowo; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Dadan Erwandi, Yuni Kusminanti
S-8449
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aditya Fadilah Muhamad; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Dadan Erwandi, Yuni Kusminanti
Abstrak: Laboratorium merupakan tempat dilakukan penelitian ilmiah, klinis, ataupun sebagai sarana pendidikan. Pekerja laboran setiap harinya bekerja dengan kondisi lingkungan laboratorium penuh dengan bahaya dan risiko yang tinggi. Penelitian ini dilakukan di salah satu fakultas Universitas Indonesia yakni Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di tahun 2014.
Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan desain penelitian deskriptif analitik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kebutuhan pelatihan K3 di laboratorium FMIPA UI khususnya laboran melalui analisis organisasi, analisis tugas dan analisis personal dan pengkategorian pelatihan berdasarkan tujuan.
Analisis organisasi menunjukan FMIPA UI masih belum mendukung secara maksimal pengadaan pelatihan K3. Analisis tugas menemukan karakteristik bahaya dan risiko yang ada di laboratorium sehingga dapat ditentukan pelatihan K3 yang dibutuhkan. Analisis personal melalui wawancara mendalam menemukan bahwa masih kurangnya pengetahuan laboran di laboratorium FMIPA UI terhadap K3 secara umum.
Hasil penelitian ini adalah matriks pelatihan K3 yang dibutuhkan oleh laboratorium di FMIPA UI dengan tiga kategori yakni pelatihan kategori orientasi untuk merubah persepsi laboran/staff lab terhadap K3, pelatihan kategori keterampilan untuk menambah atau memperbaiki keterampilan K3 yang dimiliki, dan pelatihan kategori pengembangan meberikan pengetahuan dan keterampilan baru dengan tujuan menaikan tingkat laboran/ staff lab.

Laboratory is a place for scientific research, clinical, or as a means of education. Laboratory workers everydays work with high risk of hazards established from its material and process. This study conducted at one faculty in Universitas Indonesia which is Faculty of Mathematics and Science (FMIPA UI) in 2014.
The method used in this research is qualitative with descriptive analytic design. This research aimed to look at FMIPA UI laboratory workers needs in occupational health and safety training. Through organizational analysis, task analysis and personal analysis process then categorized based on training purposes.
Organizational analysis shows FMIPA UI still has not maximally supported training. Task analysis find characteristic of the hazards and risks that exist in the laboratory so it can be determined which safety training is needed. Personal analysis through deep interview found that there’s still lack of knowledge workers in the FMIPA UI laboratory in general.
This research results is establishing a matrix of health and safety training required by a laboratory in FMIPA UI with three categories. Training orientation to change the perception, training skill to add or fix skill that needed to increase safety performance by workers and training development to develop a new knowledge and skills for laboratory workers.
Read More
S-8479
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Bella Anggia; Pembimbing: Ridwan Zahdi Syaaf; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Nurul Iman
Abstrak: Penelitian ini membahas tentang analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerjapada proses kerja pembuatan kemeja dan kaos sablon di Asrila Konveksi, Mugi,dan Mitra Pengancingan, Jakarta tahun 2017. Pada penelitian ini, identifikasibahaya menggunakan Job Safety Analysis (JSA) dan analisis risikomenggunakan ukuran standar semi kuantitatif W.T. Fine. Penelitian inidilakukan dengan pendekatan observasi dan wawancara. Pada penelitian initerdapat tujuh proses kerja yang terdiri atas 17 task kerja dan ditemukan 5 jenisbahaya yaitu fisik, biologi, kimia, ergonomi, dan psikososial dengan jumlah 103bahaya keselamatan dan kesehatan kerja. Bahaya yang paling banyak ditemukanadalah bahaya fisik. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung nilai basicrisk, existing risk, dan predictive risk yang selanjutnya diketahui tingkat risikopada setiap penilaian tersebut dengan mempertimbangkan pengendalian yangsudah diterapkan dan rekomendasi pengendalian yang diberikan.
Kata Kunci: Analisis risiko; Konveksi; K3; Pembuatan kemeja; Kaos sablon
Read More
S-9316
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive