Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Abstrak
Pembatalan operasi elektif di RSUP Dokter Kariadi, sebesar 6,49% di atas angka standar tahun 2012 ( ≤ 5% ). Pembatalan operasi elektif dapat menyebabkan ketidakpuasan pasien, peningkatan biaya, lama rawat pasien di rumah sakit, dan mencerminkan inefisiensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pembatalan operasi elektif. Sebanyak 6,8 % operasi elektif dibatalkan karena alasan medis 106 (46,1%) dan non medis 124 (53,9%). Pembatalan operasi berhubungan dengan kondisi pasien, hasil laboratorium tidak normal, dan kesiapan operator. Sehingga disarankan untuk dikembangkan klinik pra bedah.
Cancellation of elective surgery at Doctors Hospital Kariadi, amounting to 6.49% is still above the standard ( ≤ 5% ). Cancellation of elective surgery could lead to patient dissatisfaction, increased costs, length of stay and reflects the inefficiency. This study aims to determine the factors associated with the cancellation of elective surgery. 6.8 % elective operations were canceled due to medical reasons (46.1%) and non-medical (53.9%). Cancellation of operations related to the patient's condition, abnormal laboratory results, and operator. It is suggested to develop pre ? surgery clinic.
Latar Belakang: Waktu tunggu sering kali dijadikan untuk menilai kualitas pelayanan rumah sakit oleh pasien. Penelitian ini menunjukkan bahwa waktu tunggu penjadwalan operasi pada pelayanan bedah elektif onkologi di RSUD Kota Bogor masih lebih dari 90 hari, jauh melampaui standar nasional maupun internasional yang idealnya berada di bawah 30–45 hari. Persentase pasien yang sudah dioperasi di tahun 2024 mencapai 46,1%. Banyak pasien mengalami nyeri berkepanjangan, kecemasan, bahkan satu kasus meninggal dunia dalam masa tunggu, yang menandakan bahwa sistem belum responsif terhadap kebutuhan klinis yang mendesak. Metode : Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dari total 154 pasien bedah elektif onkologi, sebanyak 72 pasien (46,8%) telah mendapatkan jadwal operasi, sementara 82 pasien (53,2%) belum dijadwalkan hingga waktu pengumpulan data dilakukan. Data ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh pasien belum memperoleh kepastian waktu tindakan medis, meskipun telah memenuhi indikasi untuk menjalani operasi. HasiI: Hasil penelitian ditemukan faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tunggu penjadwalan operasi elektif onkologi sangat mempengaruhi proses pelayanan yang akhirnya berdampak pada outcome berupa kepuasan dan keterlambatan tindakan medis. Kesimpulan : Permasalahan di dalam pelayanan operasi elektif pasien onkologi di RSUD Kota Bogor adalah keterbatasan sumber daya manusia, fasilitas, dan sistem yang belum terdigitalisasi, serta kurangnya penguatan koordinasi antar elemen pelayanan.
