Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Herawati; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Iwan Ariawan, Kartika Anggun Dimarsetio, Priyanti, Dwi Hastuti
Abstrak:
Kesehatan hak seksual reproduksi mencakup upaya untuk menghilangkan kematian dan kesakitan ibu yang dapat dicegah. Angka Kematian ibu di Indonesia yaitu sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu di Indonesia masih disebabkan oleh 4 Terlalu yaitu terlalu muda. Kehamilan remaja berisiko tinggi yaitu risiko kesakitan dan kematian. Kehamilan remaja bisa dicegah melalui keluarga. Struktur keluarga dapat mempengaruhi kejadian kehamilan remaja. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan potong lintang dan menggunakan analisis multivariat bertingkat dalam proses analisisnya yaitu regresi logistic faktor resiko. Pengumpulan data dilakukan melalui data sekunder SDKI 2017. Hasil menunjukan struktur keluarga mempengaruhi kehamilan remaja yaitu struktur keluarga dengan ayah tunggal, remaja yang tinggal dengan ayah tunggal 1,97 kali berisiko mengalami kehamilan remaja (p value=0,006). Hasil analisis faktor resiko menunjukan struktur keluarga tunggal mempengaruhi kehamilan remaja berbeda menurut pendidikan kepala rumah tangga, status ekonomi, status merokok remaja. Peningkatan peran ayah dalam pengasuhan anak, sasaran program bina keluarga keluarga perlu diperluas tidak hanya berfokus pada ibu namun juga berfokus pada ayah, home visit, jam pertemuan bina keluarga remaja pada keluarga tunggal perlu dilakukan terkhusus, memasukan masalah merokok secara tersendiri sebagai masalah pokok kesehatan reproduksi remaja (KRR) selain triad KRR yang sudah yaitu seks bebas, HIV/AIDS dan napza
Sexual and reproductive health rights include efforts to eliminate preventable maternal mortality and morbidity. The maternal mortality rate in Indonesia is 305 per 100,000 live births. The cause of maternal death in Indonesia is still caused by 4 too which is too young. Teenage pregnancies are high risk, namely the risk of illness and death. Teenage pregnancy can be prevented through the family. Family structure can influence the incidence of teenage pregnancy. This study is a quantitative study with a cross-sectional design and uses multivariate multivariate analysis in the analysis process, namely risk factor logistic regression. Data was collected through secondary data from the 2017 IDHS. The results show that family structure affects adolescent pregnancy, namely family structure with single fathers, adolescents living with single fathers are 1.97 times at risk of teenage pregnancy (p value = 0.006). The results of risk factor analysis showed that single family structure influenced adolescent pregnancy differently according to the education of the head of the household, economic status, and smoking status of adolescents. Increasing the role of fathers in child care, the target of the family development program needs to be expanded not only to focus on mothers but also to focus on fathers, home visits, meeting hours for adolescent family development in single families need to be carried out in particular, including smoking problems separately as a major reproductive health problem. youth (KRR) in addition to the existing KRR triad, namely free sex, HIV/AIDS and drugs.
Read More
Sexual and reproductive health rights include efforts to eliminate preventable maternal mortality and morbidity. The maternal mortality rate in Indonesia is 305 per 100,000 live births. The cause of maternal death in Indonesia is still caused by 4 too which is too young. Teenage pregnancies are high risk, namely the risk of illness and death. Teenage pregnancy can be prevented through the family. Family structure can influence the incidence of teenage pregnancy. This study is a quantitative study with a cross-sectional design and uses multivariate multivariate analysis in the analysis process, namely risk factor logistic regression. Data was collected through secondary data from the 2017 IDHS. The results show that family structure affects adolescent pregnancy, namely family structure with single fathers, adolescents living with single fathers are 1.97 times at risk of teenage pregnancy (p value = 0.006). The results of risk factor analysis showed that single family structure influenced adolescent pregnancy differently according to the education of the head of the household, economic status, and smoking status of adolescents. Increasing the role of fathers in child care, the target of the family development program needs to be expanded not only to focus on mothers but also to focus on fathers, home visits, meeting hours for adolescent family development in single families need to be carried out in particular, including smoking problems separately as a major reproductive health problem. youth (KRR) in addition to the existing KRR triad, namely free sex, HIV/AIDS and drugs.
T-6305
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ade Palupi Muchtar; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Suprijanto Rijadi, Eti Astuti
Abstrak:
Tujuan penelitian menganalisis perbedaan waktu tunggu pelayanan kefarmasian(yanfar) di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Jaminan dan Tunai RSUP PersahabatanJakarta Tahun 2015. Desain penelitian mix method. Besar sampel 150 pasien(@75 pasien di Jaminan dan Tunai). Hasil penelitian: 1. Waktu tunggu yanfar diJaminan tidak sesuai SPM, sedangkan di Tunai sudah sesuai. 2. Ada hubunganjenis resep dengan waktu tunggu yanfar di Jaminan dan Tunai. 3. Ada hubunganjumlah item resep dengan waktu tunggu yanfar di Jaminan. 4. Ada perbedaansignifikan antara waktu tunggu yanfar di Jaminan dengan Tunai. 5. Perbedaanwaktu tunggu yanfar di Jaminan dan Tunai dipengaruhi oleh SOP, SDMKefarmasian (jumlah tenaga, beban kerja, lama kerja, dan keterampilan) dan SIMRS.Kata Kunci : Waktu, Tunggu, Kefarmasian, Racikan, NonRacikan, Tunai,Jaminan.
Read More
B-1699
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Charen Andella; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Fatma Lestari, Sri Muharani Budiningsih
Abstrak:
Indonesia telah mengadopsi Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label Pada Bahan Kimia sejak 2009. Saat ini, Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 23/MIND/ PER/4/2013 dan Peraturan Dirjen Basis Industri Manufaktur No. 04/BIM/PER/1/2014 mengatur implementasi GHS di Indonesia. Namun, evaluasi implementasi GHS, terutama pada kelengkapan dan keakuratan informasi Lembar Data Keselamatan (LDK) bahan kimia belum dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelengkapan dan keakuratan informasi dari 42 LDK senyawa kimia tunggal yang dilaporkan ke Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Checklist yang dikembangkan oleh Hodson, et al. (2013) untuk evaluasi LDK dimodifikasi berdasarkan peraturan Indonesia untuk penilaian kelengkapan. Informasi klasifikasi bahaya pada situs NITE - CHRIP Japan digunakan untuk evaluasi akurasi. Pada uji kelengkapan, ditemukan bahwa semua 42 LDK dikategorikan tidak lengkap karena sebagian besar LDK tidak memberikan informasi lengkap tentang rute masuk; sifat fisik dan kimia; dan informasi toksikologis. Pada pemeriksaan akurasi, berdasarkan NITE - CHRIP Japan hanya 4 LDK yang ditemukan akurat. Dengan demikian, semua 42 LDK yang dilaporkan ke Kementerian Perindustrian Republik Indonesia termasuk kategori yang tidak reliabel dan perlu direvisi.
Read More
S-10090
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Annisa Darmawati; Pembimbing: Sabarinah Prasetyo; Penguji: Agustin Kusumayati, Dien Anshari, Sumiatun, Mirza Apriani
Abstrak:
Read More
Program perlindungan sosial bagi lansia dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar makanan menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan lanjut usia tunggal. Namun, belum ada hasil perbandingan antara daerah yang menjalankan program permakanan dan yang belum menjalankan, di samping itu, terdapat variasi cakupan yang tinggi antar kecamatan, jumlah tertinggi Kecamatan Jasinga (13,94%) dan terendah Kecamatan Bojonggede (2,92%). Penelitian ini dirancang dengan pendekatan penelitian kualitatif desain studi kasus. Tujuan penelitian untuk menganalisis implementasi pelaksanaan Program Permakanan Lanjut Usia Tunggal di Kecamatan Jasinga, Bojonggede, dan Cibinong Tahun 2024 dilihat dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat variasi dalam implementasi kebijakan Program Permakanan Lansia Tunggal di tiga kecamatan, selain itu, program ini memiliki hambatan dalam analisis kebutuhan yang kurang menyeluruh, pengembangan rencana yang kurang melibatkan sektor terkait, disparitas dalam struktur organisasi di tingkat pelaksana, pendistribusian tugas yang kurang detail, pelaksanaan yang belum sesuai petunjuk teknis, kurangnya penghargaan untuk peningkatan motivasi, serta pengendalian yang kurang melibatkan penerima manfaat serta pemerintah daerah. Meskipun demikian, program ini memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan lanjut usia tunggal. Kesejahteraan meningkat dalam hal pemenuhan kebutuhan makanan, aktivitas kehidupan sehari – hari, dan perekonomian kelompok masyarakat. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu program permakanan lansia tunggal memiliki dampak positif yaitu peningkatan kesejahteraan lanjut usia tunggal. Tetapi pelaksanaan kebijakan memerlukan penguatan koordinasi lintas sektor untuk menciptakan program yang lebih efektif dan efisien.
The social protection program for the elderly in terms of fulfilling basic food needs has become one of the main focuses of the government in improving the welfare of single elderly individuals. However, there has not yet to be a comparative result between regions that implement the food program and those that do not, there is a high variation in coverage among sub-districts, with the highest being Jasinga Sub-district (13.94%) and the lowest being Bojonggede Sub-district (2.92%). This research is designed with a qualitative research approach using a case study design. The purpose of this research is to analyze the implementation of the Single Elderly Food Program in Jasinga, Bojonggede, and Cibinong Sub-districts in 2024, viewed from planning, organizing, actuating, and controlling. The research results indicate that there is variation in the implementation of the Single Elderly Food Program policy in the three sub-districts; furthermore, this program faces obstacles due to a lack of comprehensive needs analysis, plan development does not involve related sectors, disparities in organizational structure at the implementation level, distribution of tasks that are less detailed, implementation is not in accordance with technical instructions, lack of appreciation for motivation increase, and control does not involve beneficiaries and local governments. Nonetheless, the program makes a positive contribution to the well-being of the single elderly. Welfare increases in terms of meeting food needs, daily life activities, and the economy of community groups. The conclusion of this study is that the single elderly nutrition program has a positive impact, namely improving the welfare of the single elderly. However, policy implementation requires strengthening cross-sector coordination to create more effective and efficient programs.
T-7205
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
