Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Rahmat Saputra; Pembimbing: Nurhayati Adnan Prihartono; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Retno Henderiawati
Abstrak: Salah satu upaya untuk menghentikan pandemi COVID-19 adalah dengan vaksinasi. Pelaksanaan vaksinasi di DKI Jakarta tahap pertama diberikan pada tanggal 14 Januari 2021 dan tahap kedua pada tanggal 01 Maret 202. Hingga 28 Maret 2021, teracatat sudah 120.490 tenaga kesehatan yang mendapatkan vaksinasi lengkap hingga tahap 2. Meski demikian, jumlah tenaga kesehatan yang terinfeksi pasca vaksinasi hingga 06 Juni 2021 sebanyak 724 orang. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang berisiko terhadap terjadinya infeksi Covid-19 pada tenaga kesehatan pasca vaksinasi di DKI Jakarta. Studi Cross-Sectional dilakukan untuk melihat faktor risiko infeksi COVID-19 pada tenaga kesehatan (nakes) pasca vaksinasi COVID-19 dosis lengkap (2 dosis) dengan memanfaatkan data sekunder (laporan tenaga kesehatan DKI Jakarta yang telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap dari bulan Maret - Mei 2021) dan data primer (kuesioner yang disebar keseluruh tenaga kesehatan yang telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 6 variabel yang berhubungan dengan kejadian infeksi COVID-19 pada tenaga kesehatan pasca vaksinasi di DKI Jakarta yaitu: usia (PR 0,63; p=0,002), hipertensi (PR 1,52; p=0,009), berhadapan langsung dengan pasien (PR: 2,02; p=<0,0001) dengan faktor risiko paling dominan adalah riwayat infeksi COVID-19 (PR: 2,16; p=0,001). Tenaga kesehatan yang berusia >37 tahun, memiliki riwayat diabetes melitus, Riwayat hipertensi, riwayat infeksi COVID-19, berhadapan langsung dengan pasien serta menggunakan APD level 1 dalam keseharian bekerja diprioritaskan untuk mendapatkan vaksinasi booster
One of the efforts to stop the COVID-19 pandemic is by vaccination. The first dose vaccination in DKI Jakarta has been done on January 14, 2021 and the second dose on March 1st, 2021. Health care workers that have been vaccinated with complete dose until the 28 of March were 120.490 people. However, the number of health care workers infected post vaccinated until June 6, 2021 is 724 people. A cross-sectional study has been done to observe the risk factors of Covid-19 infection on health care workers post vaccinated using secondary data (reports of DKI Jakarta health care workers who have received complete doses of vaccination from March-May 2021) and primary data (a questionnaire distributed to all health care workers who have received a complete doses of vaccination from March-May 2021). The result of this study shows us that there are 6 variables related to the incidence of COVID-19 infection in post-vaccination health care workers in DKI Jakarta, consist of: age (PR 0,63; p=0,002), hypertension (PR 1,52; p=0,009), face to face with patients (PR: 2,02; p=<0,0001), with the most dominant risk factor is a history of COVID-19 infection (PR: 2,16; p=0,001). Health care workers who are >37 years old, have a history of diabetes mellitus, a history of hypertension, a history of COVID-19 infection, face to face with patients, and using PPE level 1 in their daily work are prioritized to get a booster vaccinations
Read More
T-6228
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Primus Mitaran; Pembimbing : Nurhayati Adnan Prihartono; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Renti Mahkota, Achmad Farchanny Try Adriyanto
Abstrak: Gangguan pendengaran akibat bising masih menjadi masalah kesehatan baik didunia maupun Indonesia. Data WHO (2005) melaporkan bahwa 278 juta (4.2%)penduduk dunia mengalami gangguan pendengaran, 50% di Asia Tenggaratermasuk Indonesia. Tingkat kebisingan di pelabuhan udara El Tari Kupang tahun2010 mencapai 92,2 dB pada pagi hari dan 95,2 dB pada siang hari. Pada tahun2011 tingkat kebisingan di area apron atau area udara mencapai rata-rata 90,48dBdengan interval 74,5-120 dB dan di area terminal rata-rata 89,2 dB. Pada tahun 2013mencapai 91,5 dB di area apron dan 97,2 dB di ruangan check in, di ruangankeberangkatan mencapai 97 dB (Data Tahunan KKP Kupang). Penelitian inibertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kebisingan dengan gangguanpendengaran pada pekerja di pelabuhan udara El Tari Kupang. Penelitian inidilakukan menggunakan desain studi cross sectional analitik. Populasi studi padapenelitian ini adalah pekerja berjenis kelamin laki-laki yang bekerja padaperusahaan ground handling di pelabuhan udara El Tari Kupang tahun 2016. Hasilpenelitian menemukan prevalensi gangguan pendengaran sensorineural padapekerja di pelabuhan udara El tari Kupang sebesar 39,5%. Hasil estimasi risikomenemukan PR=1,80: 95%CI 1,01-3,19) artinya risiko gangguan pendengaransensorineural pada pekerja ground handling yang terpapar tingkat kebisingan > 85dBA 1,80 kali dibandingkan dengan pekerja ground handling yang terpapar tingkatkebisingan ≤ 85 dBA selama 8 jam TWA sehari di pelabuhan udara El Tari Kupang.Kesimpulan: ada perbedaan risiko kejadian gangguan pendengaran antara pekerjayang terpapar tingkat kebisingan > 85 dBA dengan pekerja yang terpapar tingkatkebisingan ≤ 85 dBA selama 8 jam TWA sehari. Upaya pencegahan pentingdilakukan yaitu mewajibkan semua pekerja menggunakan APD (ear plug atau earmuff) terutama yang bekerja di area apron pelabuhan udara El Tari Kupang.Kata Kunci: GroundHandling, Tingkat Bising, Gangguan Pendengaran.
Read More
T-4816
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Diah Ayu Pertiwi; Pembimbing: Nurhayati Adnan Prihartono; Penguji: Trisari Anggondowati, Sulistyo
Abstrak:
Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit yang sudah lama ada dan masih menjadi salah satu penyakit menular utama di dunia. Indonesia menempati peringkat 2 hanya setelah India dengan kasus TBC terbanyak di dunia. Target global dan milestone untuk penurunan insiden dan kematian TBC telah ditetapkan sebagai bagian dari SDGs dan End TBC. Strategi TBC pada akhir tahun 2030 yaitu penurunan 90% kematian TBC dan 80% penurunan insiden TBC. Belum seluruh fasyankes melaporkan terduga dan kasus tuberkulosis ke sistem informasi nasional TBC, maka berdasarkan Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia 2020-2024 dan rencana interim 2025-2026 dilakukan penguatan jejaring layanan dengan melibatkan fasyankes pemerintah maupun swasta (Public-Private Mix/PPM). Jejaring Layanan TBC di Fasilitas Kesehatan Pemerintah-Swasta Berbasis Kabupaten/Kota atau District-Based Public-Private Mix (DPPM). DPPM dapat mengatasi kesenjangan dalam hal penemuan kasus TBC, kualitas pelayanan TBC maupun pelaporan kasus TBC. Metode Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan menganalisis data sekuder dari register TBC 06 dan TBC 16 Aplikasi SITB Direktorat Jenderal P2P Kemenkes RI dengan jumlah 80 kabupaten/kota yang menjadi wilayah prioritas implementasi PPM di Indonesia Tahun 2023. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan SPSS versi 24. Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa wilayah implementasi PPM melaporkan notifikasi lebih besar yaitu 56% dibandingkan wilayah bukan PPM sebesar 44% dengan jumlah fasyankes dan jumlah ketersediaan alat TCM yang lebih sedikit dari wilayah bukan PPM. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa jumlah fasyankes (r = 0.774), ketersediaan alat TCM (r = 0.767), dan investigasi kontak (r = 0.672) berkorelasi kuat terhadap notifikasi kasus tuberkulosis pada implementasi PPM di Indonesia Tahun 2023. Kesimpulan dan Saran: Implementasi PPM di Indonesia Tahun 2023 berkontribusi besar terhadap notifikasi kasus tuberkulosis di Indonesia. Jumlah Fasyankes, ketersediaan alat TCM dan investigasi kontak berhubungan signifikan dan kuat terhadap notifikasi kasus tuberculosis. Dengan memperluas wilayah implementasi diharapkan dapat meningkatkan jumlah notifikasi kasus dengan keterlibatan sektor pemerintah dan swasta sehingga semakin memperbesar capaian pada program pengendalian tuberkulosis di Indonesia.

Background Tuberculosis (TBC) is a long-standing disease and remains one of the world's major infectious diseases. Indonesia ranks 2nd only to India with the most TBC cases in the world. Global targets and milestones for reducing TBC incidence and mortality have been set as part of the SDGs and End TBC. The TBC strategy by the end of 2030 is a 90% reduction in TBC deaths and 80% reduction in TBC incidence. Not all health facilities have reported TBC suspects and cases to the national TBC information system, so based on the National Strategy for Tuberculosis Control in Indonesia 2020-2024 and the interim plan 2025-2026, a service network was strengthened by involving public and private health facilities (Public-Private Mix/PPM). District-Based Public-Private Mix (DPPM) TBC Service Networks in Public-Private Health Facilities. DPPM can address gaps in TBC case finding, quality of TBC services and TBC case reporting. Methods This study used an ecological study design by analyzing secondary data from the TBC 06 and TBC 16 registers of the SITB Application of the Directorate General of P2P Ministry of Health, Republic of Indonesia with a total of 80 districts / cities which are priority areas for PPM implementation in Indonesia in 2023. Data were analyzed univariately and bivariately using SPSS version 24. Results: The results of univariate analysis showed that PPM implementation areas reported more notifications at 56% compared to non-PPM areas at 44% with fewer number of health facilities and availability of TCM equipment than non-PPM areas. Correlation test results showed that the number of health facilities (r = 0.774), availability of TCM equipment (r = 0.767), and contact investigation (r = 0,672) has streght corelation to the notification of tuberculosis cases in PPM implementation in Indonesia in 2023. Conclusions and Suggestions: The implementation of PPM in Indonesia in 2023 contributes significantly to the notification of tuberculosis cases in Indonesia. Total health facilities, availability of TCM tools and contact investigation have a significant and strong association with TB case notification. Expanding the implementation area is expected to increase the number of case notifications with the involvement of the government and private sectors, thus increasing the achievements of the TBC control program in Indonesia.
Read More
S-11725
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive