Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Pebrina Manurung; Pembimbing: Helda, Mondastri K. Sudaryo; Penguji: Damar Prasmusinto, Rima Damayanti
Abstrak: WHO memperkirakan terdapat 8 juta penderita Down syndrome di dunia Penyebab yang spesifik belum diketahui, tapi kehamilan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun beresiko tinggi memiliki anak down syndrom. Pada ibu yang berusia lebih dari 35 tahun, insidensi meningkat sampai 1 dari 300 kelahiran. Sedangkan pada ibu usia di atas 40 tahun, insidensi meningkat secara drastis mencapai 1 dari 10 kelahiran
WHO estimates that there are 8 million people with Down syndrome in the world he specific cause is not yet known, but pregnancy by mothers over the age 35 years of high risk of having Down syndrome children. In mothers over 35 years of age, the incidence increases to 1 in 300 births. Meanwhile, for mothers over 40 years of age, the incidence increases drastically, reaching 1 in 10 births. This study aims to determine the relationship between maternal age at pregnancy and the incidence of Down syndrome in children aged 0-59 months in Indonesia based on 2018 Riskesdas data. t is necessary to educate productive women about the risks of pregnancy at old age
Read More
T-6012
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Afifah Kurniati; Pembimbing: Sabarinah, Besral; Penguji: Eti Rohati, Rima Damayanti
Abstrak: Salah satu upaya percepatan penurunan AKI yaitu meningkatkan kualitas pelayanan persalinan oleh nakes di fasyankes. Pemanfaatan layanan persalinan di fasyankes dipengaruhi oleh pelayanan antenatal yang diterima oleh ibu hamil. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek pelayanan antenatal terhadap pemanfaatan layanan persalinan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan analisis regresi logistik multinomial menggunakan sampel penelitian 15.142 wanita usia subur yang melahirkan anak terakhir lima tahun sebelum survei dan terpilih dalam sampel SDKI 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan layanan persalinan di fasyankes 64,63%. Pemeriksaan fisik umum dan obstetri, risiko terjadinya persalinan di rumah baik dengan penolong persalinan nakes maupun dukun 3,64 kali lebih besar terhadap persalinan di fasyankes pada ibu yang hanya mendapat 1 pemeriksaan dibandingkan ibu yang mendapat 4 pemeriksaan. Pemeriksaan penunjang, risiko terjadinya persalinan di rumah dengan penolong persalinan nakes 1,39 kali lebih besar terhadap persalinan di fasyankes pada ibu yang tidak mendapat pemeriksaan dibandingkan ibu yang mendapat pemeriksaan darah dan urin, serta risiko terjadinya persalinan di rumah dengan dukun 1,25 kali lebih besar pada ibu yang hanya mendapat pemeriksaan darah atau urin dibandingkan dengan ibu yang mendapat kedua pemeriksaan. Komponen suplemen tablet zat besi dan imunisasi TT, risiko terjadinya persalinan di rumah dengan penolong persalinan nakes 1,92 kali lebih besar terhadap persalinan di fasyankes pada ibu yang tidak mendapat tablet zat besi dan imunisasi TT dibandingkan ibu yang mendapat kedua pemeriksaan. Sedangkan risiko terbesar terjadinya persalinan di rumah dengan penolong persalinan dukun 2,16 kali lebih besar pada ibu yang tidak mendapat tablet zat besi dan imunisasi TT dibandingkan ibu yang mendapat keduanya. Semakin sedikit pemeriksaan yang dilakukan, maka risiko menjadi lebih besar untuk terjadinya persalinan di rumah. Oleh karena itu, sangat perlu untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan agar ibu cenderung melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga menekan risiko kematian ibu dan bayi. Kata kunci: fasyankes; pelayanan antenatal; pemeriksaan; persalinan One of the efforts to accelerate reduction of MMR by improving the quality of delivery care by skilled birth attendant in health facility. Utilization of delivery care at health facilities is influenced by antenatal care received by the pregnant mother. This study aims to determine the effect of antenatal care on the utilization of delivery care in Indonesia. This study used a cross sectional design with multinomial logistic regression analysis, using 15,142 women aged 15-49 years with a delivery in five years prior to survey selected in the sample IDHS 2012. The results showed that the utilization of delivery care in health facilities 64.63%. General physical checkup and obstetrics, the risk of delivery in home both with skilled birth attendant and traditional birth attendant more than 3.64 times to deliver in health facility, mothers who only receive one checkup compared to mothers who received 4 checkup. Supporting chekup, the risk of delivery in home with skilled birth attendant were 1.39 times more likely to the delivery in health facility, mother who did not received checkup compared mother who did blood and urine test, as well as the risk of delivery in home with traditional birth attendant were 1.25 times more likely, mothers who only checkup blood or urine test compared with mothers who received 2 checks. For component of iron tablet supplement and TT immunization, the risk of delivery in home with skilled birth attendant were 1.92 times more likely to delivery in health facility, women who did not receive iron tableet and TT immunization compared to mothers who received both. While the greatest risk of birth at home with traditional birth attendant was 2.16 times more likely mothers who did not receive iron tablet and TT immunization than mothers who received both. Lack of checkup, the risk increase for delivery in home. Therefore, it is very important to promote about the importance of pregnancy checkup so that mothers tend to delivery in health facilities, thus reducing the risk of maternal and infant deaths. Keywords: antenatal care; checkup; delivery; health facility
Read More
T-4992
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nanik Yuliwati; Pembimbing: R. Sutiawan, Kemal Nazaruddin Siregar; Penguji: Damayanti, Rima; Nurainih
Abstrak: ABSTRAK
 
Angka kematian ibu adalah tantangan kesehatan masyarakat di dunia, negara-negaraberkembang menyumbang 99 kematian ibu secara global. Diperkirakan 15 sampai20 ibu hamil dari seluruh ibu hamil yang ada akan mengalami keadaan risiko tinggidan mengalami komplikasi obstetri. Asuhan kebidanan komprehensif berbasis buktiyang diberikan oleh bidan diharapkan dapat mendeteksi dini faktor risiko kehamilan,persalinan, dan nifas sebelum komplikasi terjadi. Sistem deteksi dini melalui penilaianfaktor risiko dengan menggunakan sistem skoring membutuhkan waktu untukmengambil keputusan, belum ada manajemen risiko yang dapat digunakan sebagaiacuan bidan, dan ibu hamil serta keluarga belum mendapat informasi sesuai kebutuhanrisiko ibu. Tujuan penelitian ini adalah membangun sistem deteksi dini di PraktekMandiri Bidan Kabupaten Lampung Tengah dalam rangka mendeteksi secara dini faktorrisiko kehamilan, persalinan dan nifas yang mungkin terjadi, melakukan penilaian risikodan memberikan manajemen risiko sesuai kebutuhan, merancang basis data ibu hamildan membuat laporan. Rancangan pengembangan sistem menggunakan pendekatanprototyping. Sistem deteksi dini ini memudahkan bidan dalam mendeteksi faktor risikopada ibu hamil, bersalin, dan nifas dengan meningkatkan kecepatan penilaian faktorrisiko oleh bidan sehingga bidan dapat melakukan tatalaksana kasus dengan segera,memberikan informasi yang dibutuhkan oleh ibu dan keluarga, memudahkan bidandalam melakukan pencatatan dan memberikan laporan yang berkualitas.
 

 
ABSTRACT
 
Maternal mortality is a challenge for public health field in the world and developingcountries account for 99 of maternal deaths globally. It is estimated that 15 to 20 of all pregnant women will experience a high risk state and obstetric complication. Theevidence based midwifery comprehensive guideline provided by the midwife isexpected to detect early risk factors for pregnancy, labor, and postpartum women beforecomplication occurs. The early detection system through risk factor assessment usingscoring system takes time too much to make decisions. The other contraints are there isno risk management that can be used as a benchmark for midwives and also pregnantwomen and families have not been enough informed about mother 39 s risk requirement.The purpose of this research is to build an early detection system in private midwifepractice of Central Lampung regency in order to detect the early pregnancy, labor andpost childbirth risk factors that may occur, to perform risk assessment, to provide riskmanagement as needed, to design data base of pregnant mother and to make a report.This research uses prototyping approach as system development design. The earlydetection system enables midwifes to assess the health status of pregnant, maternal, andpost childbirth women, to assist midwifes in performing case management, to provideinformation needed by pregnant women and families, and to facilitate midwifes inrecording and delivering a quality report.
Read More
T-5382
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Yusuf; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Mieke Savitri, Rima Damayanti, Ihwan
Abstrak: PPIA merupakan bagian dari rangkaian upaya pengendalian HIV dan AIDS. Tujuan utamanya adalah agar bayi yang dilahirkan dari ibu dengan HIV terbebaskan dari HIV, serta ibu dan bayi tetap hidup dan sehat. Saat ini dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan bagi Kabupaten/Kota secara eksplisit menyebutkan bahwa setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar dengan target capaian 100%. Target ini cukup berat bila melihat data capaian PPIA selama ini yang masih sangat rendah. Data rutin Dinas Kesehatan Kota Tangerang tahun 2017, cakupan kunjungan pertama kali ibu hamil ke tenaga kesehatan Kota Tangerang sudah mencapai 100% akan tetapi jumlah ibu hamil yang dites HIV baru berjumlah 4.230orang atau hanya 10% (SIHA, 2017). Untuk itu peneliti melakukan analisis pelaksanaan kebijakan pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) untuk mendapatkan informasi mendalam bagaimana pelaksanaan kebijakan PPIA di Kota Tangerang tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam dan FGD. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari satu informan dengan informan yang lain. Telaah terhadap dokumen yang dihasilkan, serta studi literatur dilakukan sebagai pembanding terhadap informasi yang telah di dapatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kebijakan PPIA di Kota Tangerang tahun 2017 masih belum sesuai dengan kebijakan dalam Pedoman Manajemen Program PPIA dan Pedoman Pelaksanaan PPIA, sehingga output belum menggambarkan implementasi PPIA secara menyeluruh. Faktor komunikasi merupakan faktor yang berpengaruh terhadap implementasi, khususnya komunikasi dengan klinik, rumah sakit swasta dan bidan praktik mandiri. Faktor sumberdaya khususnya fasilitas, perlu dipertimbangan untuk distribusi reagensia dan RDT tidak hanya di puskesmas tetapi juga kepada fasilitas pelayanan kesehatan milik swasta. Faktor disposisi khususnya komitmen agar RS Kota Tangerang mampu menjadi RS rujukan PPIA. Faktor struktur birokrasi perlunya dibentuk tim lintas program/lintas sektor dalam pelayanan PPIA yang bergabung dalam topik HIV, serta penguatan pencatatan dan pelaporan bidan praktik mandiri terkait indikator ibu hamil yang dites HIV dan ibu hamil positif HIV. Kondisi sosial ekonomi mendukung pelayanan PPIA dengan adanya program jaminan kesehatan gratis melalui Universal Health Coverage (UHC) bagi semua warga Kota Tangerang. Akan tetapi masih ada stigma dan diskriminasi yang dapat menghambat ibu hamil untuk dites HIV
Kata kunci: AIDS; HIV; Implementasi Kebijakan; Kota Tangerang;

PPIA PMTCT is part of a series of HIV and AIDS control efforts. The ultimate goal is that infants born to mothers with HIV are released from HIV, and mothers and infants remain alive and well. Currently with the Regulation of the Minister of Health No. 43 of 2016 on Minimum Service Standards (MSP) of the health sector for the District / City explicitly states that everyone is at risk of HIV infection (pregnant women, TB patients, STI patients, transgender, drug users, and prisoners) get standard HIV testing with 100% achievement targets. This target is quite heavy when looking at data PMTCT achievement during this time is still very low. Regular data of Tangerang City Health Office in 2017, coverage of first antenatal visit to health worker of Tangerang City has reached 100% but the number of pregnant women tested by HIV is only 4,230 people or only 10% (SIHA, 2017). Therefore, the researcher conducted analysis of policy implementation of Prevention of Mother to Child of HIV Transmission (PMTCT) to get in-depth information how the implementation of PMTCT policy in Tangerang City 2017. This research is a qualitative research with data collection technique in depth interview and focus group discussion. Triangulation of sources is done by comparing data obtained from one informant with another informant. The study of the documents produced, as well as the literature study done as a comparison to the information that has been obtained. The results showed that the implementation of PMTCT policy in Tangerang City in 2017 still not in accordance with the policy in PMTCT Program Management Guidelines and Implementation Guidelines of PMTCT, so that the output has not depicted the implementation of PMTCT as a whole. Communication factors are factors that affect implementation, especially communication with clinics, private hospitals and independent midwives. Resource factors, especially facilities, need to be considered for the distribution of reagents and RDT not only in puskesmas but also to private health care facilities. Disposition factors, especially the commitment to Tangerang City Hospital is able to become a reference hospital PPIA. Bureaucratic structural factors need to be established cross-program / cross-sectoral teams in PPIA services joining HIV topics, as well as strengthening the recording and reporting of independent midwives on indicators of pregnant women tested for HIV and HIV-positive pregnant women. Socio-economic conditions support PMTCT services with a free health insurance program through Universal Health Coverage (UHC) for all citizens of Tangerang City. However, there are still stigma and discrimination that can prevent pregnant women from testing HIV.
Key words: AIDS; HIV; PMTCT; policy implementation; Tangerang City
Read More
T-5310
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Indira Rezki Wahyuni; Pembimbing: Helda; Penguji: Nurhayanti A. Prihartono, Rima Damayanti, Hasan Salim Alatas
Abstrak: Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator menilai derajatkesehatan masyarakat. Indikator angka permasalahan BBLR menurut The HealthyPeople menyebutkan bahwa angka kejadian BBLR dikatakan rendah apabila kejadian BBLR kurang dari 5%, dikatakan tinggi jika kejadian BBLR berada di antara 10-15%.Pada penelitian tahun 2000 mengenai BBLR yang meliputi kota Jakarta, Makassar danCiawi ditemukan kasus BBLR berkisar 9-16% (BPS,2000) dan data dari RisetKesehatan Dasar Tahun 2013 angka BBLR sebesar 10,2%. Ditambah lagi penelitiansebelumnya diketahui bahwa hipertensi pada ibu merupakan salah satu faktor risikoyang mempengaruhi berat lahir bayi.

Tujuan penelitian ini untuk melihat hubunganantara hipertensi pada Ibu hamil dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) diRSIA Budi Kemuliaan Jakarta Tahun 2017. Desain dalam penelitian ini adalah studicohort retrospective dengan menggunakan data rekam medik rumah sakit. Analisis datayang digunakan adalah Cox Regression.

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak adahubungan antara hipertensi pada Ibu hamil dengan kejadian BBLR di RSIA BudiKemuliaan Jakarta Tahun 2017 (RR 1,048-- 95% CI 0,611-1,797) setelah dikontrol olehvariabel usia gestasi.

Kata kunci: Hipertensi Ibu Hamil, BBLR.
Read More
T-5432
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yeti Trisnawati; Pembimbing: Wuryaningsih, Caroline Endah; Penguji: Mieke Savitri, Evi Martha, Rahmadewi, Rima Damayanti
T-4650
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Herlena Hayati; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Besral, Hadi Pratomo, Agung Wicaksono, Rima Damayanti
Abstrak: Menurut WHO (2008), Indonesia termasuk negara dengan prevalensi anemia katagori berat (≥40%), Riskesdes (2013) menyebutkan prevalensi anemia maternal sebesar 37,1%. Perdarahan merupakan penyebab utama kematian ibu (30.3%) dan anemia maternal merupakan faktor risiko utama perdarahan. 51,5% kematian maternal disebakan oleh anemia maternal sebagai penyebab kematian tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia maternal dan penyebabnya di RSUD AM Parikesit Tenggarong Tahun 2017. Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Rancangan kuantitatif menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel 214 ibu hamil. Sedangkan rancangan kualitatif menggunakan RAP, analisis data menggunakan content analisis dengan jumlah informan 37 orang. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara status gizi (RP=1,7; 95% CI: 1,1-2,6) dengan anemia maternal setelah di kontrol kepemilikan rumah, riwayat pertolongan persalinan, jarak kehamilan dan paritas. Tidak rumah sendiri (RP=1,5; CI: 1,0- 2,2) berisiko anemia. Riwayat pertolongan persalinan sebelumnnya (bidan) (RP=0,6; 95% CI: 0,4-0,9) berisiko lebih rendah untuk anemia maternal. Hasil penelitian kualitatif menunjukkan konsumsi heme nabati adalah konsumsi protein terbanyak pada ibu anemia selain rendahnya kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe dan pemahaman yang salah tentang penyebab anemia maternal pada kelompok ibu hamil. Hal yang sebaliknya ditemukan pada kelompok ibu hamil yang tidak anemia maternal, konsumsi heme hewani adalah konsumsi harian informan, hampir seluruhnya patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe dan menyebutkan kurang asupan makanan bergizi sebagai penyebab terbanyak kurang darah pada ibu hamil. Perlu kebijakan skrening anemia pada remaja dan tablet Fe prakehamilan pada calon pengantin yang anemia termasuk penanganan gizi lintas program dan lintas sektoral. Kata Kunci: Anemia Maternal, Status Gizi, Ibu Hamil According to WHO (2008), Indonesia is a country with a severe category anemia prevalence (≥40%), Riskesdes data (2013) found 37,1% prevalence of maternal anemia. Bleeding is a major cause of maternal death (30.3%) and maternal anemia is a major risk factor for bleeding. 51.5% of maternal deaths are caused by maternal anemia as the cause of indirect death. This study aims to determine the factors related to maternal anemia and its causes in RSUD AM Parikesit Tenggarong Year 2017. The research used quantitative and qualitative research methods. Quantitative design uses descriptive analytic method with cross sectional study design with 214 samples of pregnant women. While the qualitative design using RAP, analysis method used content analysis with number of informan 37 people. The results showed that there was a significant correlation between nutritional status (RP = 1.7, 95% CI: 1,1-2,6) with maternal anemia after controlled home ownership, history of delivery assistance, distance of pregnancy and parity. Not having a home (RP = 1.5; CI: 1.0-2.2) is more at risk of anemia. History of delivery assistance (midwives) (RP = 0.6, 95% CI: 0.4-0.9) lower risk for maternal anemia. The result of qualitative research shows that vegetable heme consumption is the most protein consumption in the mother of anemia besides the low compliance of pregnant mother in consuming Fe tablet and the wrong understanding about maternal anemia cause in pregnant women group. The opposite is found in the group of pregnant women who are not maternal anemias, animal heme consumption is the daily consumption of informants, almost entirely obedient in consuming Fe tablets and mention less intake of nutritious foods as the most cause of less blood in pregnant women. Anemia screening policy is required on adolescents and Fe tablets for fre-conception in bridal candidates including cross-program and cross-sectoral nutritional care. Key words: Maternal Anemia, Nutrional Status, Pregnant Women.
Read More
T-4959
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Levi Dhynianti; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Mardiati Nadjib, Rima Damayanti, Sri Puji Wahyuni
Abstrak:
Tesis ini membahas kesiapan Puskesmas di DKI Jakarta dalam mengimplementasikan transformasi layanan primer pada tahun 2024. Kesiapan implementasi sangat menentukan efektivitas dan keberhasilan suatu kebijakan sehingga analisis kesiapan dilakukan guna mengidentifikasi sumber daya pendukung yang perlu disiapkan, faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan (tantangan dan pendukung) serta faktor kondisi di internal organisasi puskesmas perlu dipersiapkan agar upaya transformasi yang akan dilaksanakan dapat berjalan optimal. Penelitian ini adalah operational research dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya diperjelas dengan kualitatif. Data diperoleh melalui 2 tahap yaitu kuisioner dan dilanjutkan dengan wawancara mendalam untuk memperjelas data yang tidak dapat dijelaskan secara kuantitatif. Hasil penelitian pada penelitian ini diperoleh data bahwa terdapat 18 puskesmas(47%) puskesmas telah siap dan 20 puskesmas (53%) belum siap meengimplementasikan transformasi layanan primer. Aspek input (Pelayanan Kesehatan, SDM, Sistem Informasi, Sarana Prasarana dan Alat), aspek proses (tatakelola dan kebijakan) serta aspek output (akses, cakupan, mutu dan keselamatan pasien) menjadi faktor penentu kesiapan. Adanya komitmen antar stakeholder, strategi berupa kebijakan baru dalam layanan, serta karakteristik puskesmas yang berstatus BLUD serta kondisi akses, cakupan dan keselamatan pasien yang baik saat pelaksanaan implementasi merupakan faktor pendorong yang dapat mendukung implementasi layanan primer. Sementara belum jelasnya status kader dan insentif kader, serta dashboard pelaporan yang belum maksimal menjadi tantangan dalam pelaksanaan implementasi. Oleh karena itu dukungan dari Kementerian Kesehatan, fasilitasi dari Dinas Kesehatan Provinsi serta upaya maksimal dari puskesmas perlu dilakukan maksimal sehingga implementasi transformasi layanan primer dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan target.

This thesis discusses the readiness of community health centers (Puskesmas) in DKI Jakarta to implement primary health care transformation in 2024. The readiness of implementation significantly determines the effectiveness and success of a policy, hence an analysis of readiness is conducted to identify the supporting resources that need to be prepared, the factors influencing policy implementation (challenges and supports), as well as the internal conditions of the Puskesmas that need to be prepared to ensure the transformation efforts can be carried out optimally. This research is operational research with a quantitative approach, which is further clarified with qualitative methods. Data was obtained through two stages: questionnaires followed by in-depth interviews to clarify data that cannot be explained quantitatively. The results of this study indicate that 18 Puskesmas (47%) are ready, and 20 Puskesmas (53%) are not yet ready to implement the primary health care transformation. Input aspects (Health Services, Human Resources, Information Systems, Facilities and Equipment), process aspects (governance and policies), and output aspects (access, coverage, quality, and patient safety) are the determining factors of readiness. The commitment among stakeholders, strategies in the form of new policies in services, the characteristics of Puskesmas with BLUD status, as well as good access, coverage, and patient safety during the implementation are supporting factors that can aid the implementation of primary services. Meanwhile, unclear status and incentives for cadres, as well as suboptimal reporting dashboards, pose challenges in the implementation. Therefore, support from the Ministry of Health, facilitation from the Provincial Health Office, and maximum efforts from the Puskesmas are necessary to ensure that the implementation of primary health care transformation can be carried out in line with the objectives and targets.
Read More
T-6991
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mulia Lestari; Pembimbing: Sabarinah B. Prasetyo; Penguji: Evi Martha, Dian Ayubi. Sri Rustiati, Rima Damayanti
Abstrak: Inisiasi Menyusu Dini (IMD merupakan langkah penting untuk menjamin pemberian ASI eksklusif yang mereduksi kematian bayi. IMD yang dilaksanakan di RSUD Kota Cilegon dicatat sebesar 72,7% dari target sebesar 100% pada tahun 2018. Studi ini menggali faktor yang mempengaruhi pelaksanaan IMD di RSUD Kota Cilegon dengan pendekatan kualitatif, menggunakan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Wawancara mendalam dilakukan terhadap 14 informan yang terdiri dari kabid pelayanan, kepala ruangan bersalin, dokter spesialis kandungan dan ibu pasca bersalin. Hasil akhir memperlihatkan IMD dilaksanakan cukup baik pada persalinan normal, namun belum dilaksanakan pada persalinan dengan metode yang lain. Faktor yang memerlukan perbaikan adalah Prosedur Operasional Baku (POB) IMD dan pelatihan di dalam rumah sakit. Faktor lain adalah perbaikan kegiatan edukasi bagi ibu hamil di fasilitas pelayanan kesehatan primer untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang IMD.
Kata Kunci : Inisiasi Menyusu Dini

Early Breastfeeding Initiation (IMD) is an important step to guarantee exclusive breastfeeding which reduces infant mortality. IMD implemented in Cilegon City Hospital is recorded at 72.7% of the target of 100% in 2018. This study explores the factors that influence the implementation of IMD in RSUD Cilegon City with a qualitative approach, using in-depth interviews and document review An in-depth interview was carried out on 14 informants consisting of head of health services, head of maternity room, obstetrician and postpartum mothers. The final results showed that IMD was carried out quite well in normal labor, but not yet The method that needs improvement is IMD Standard Operating Procedure (SOP) and training in the hospital Another factor is the improvement of educational activities for pregnant women in primary health care facilities to improve maternal knowledge about IMD.
Keywords: Initiation of Early Breastfeeding
Read More
T-5486
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurmalia Lusida; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Sudijanto Kamso, Martya Rahmaniati Makful, Rahmadewi, Rima Damayanti
Abstrak: Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Kejadian BBLR sebesar 6,2% di Indonesia memiliki dampak jangka panjang yang sangat serius dan kompleks. Penelitian di dunia menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antara faktor di tingkat individu, rumah tangga dan masyarakat dengan kejadian BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk melihat interaksi antara ketiga tingkat tersebut secara bersamaan menggunakan analisis multilevel.
Read More
T-6296
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive