Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Ita Rosita; Pembimbing: Pandu Riono; Penguji: Nurhayati Adnan, Fiena Fithriah
Abstrak: ABSTRAK Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu ancaman kesehatan yang mematikan, Pasien TB yang tidak mendapat pengobatan tepat dapat menjadi sumber infeksi di komunitas. Metode deteksi yang efektif sangat diperlukan dalam penanganan TB. Pemeriksaan biakan dahak merupakan metode baku emas (gold standard) namun memerlukan waktu relatif lama dan mahal. Pemeriksaan mikroskopik merupakan pemeriksaan yang banyak digunakan di negara endemik TB. Namun demikian metode tersebut memiliki sensitivitas yang rendah, tidak mampu dalam menentukan kepekaan obat dan memiliki kualitas yang berbeda karena dipengaruhi oleh tingkat keterampilan petugas laboratorium. Hal tersebut diharapkan dapat diatasi dengan penggunaan pemeriksaan Tes Cepat Molekular (TCM) yang lebih cepat dibandingkan uji kepekaan dan dapat mengidentifikasi keberadaan kuman TB yang resistens terhadap rifampisin. Metode pemeriksaan TCM yang saat ini digunakan di Indonesia dengan menggunakan Xpert MTB/Rif. Penggunaan Xpert MTB/Rif telah direkomendasikan oleh WHO sejak tahun 2010. Sampai akhir 2017, telah terpasang 51 mesin TCM di Provinsi DKI Jakarta. Sehingga dilakukan penelitian untuk megetahui pemanfaatannya dengan melihat utlisasi TCM dan faktor yang mempengaruhi utilisasinya. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer didapat dengan wawancara terhadap petugas laboratorium di 13 fasilitas kesehatan yang terdapat di Provinsi DKI Jakarta, sedangkan data sekunder didapat dari laporan utilisasi TCM tahun 2017. Data primer dianalisis untuk mendapatkan informasi hal-hal yang mungkin mempengaruhi utilisasi TCM di suatu fasilitas kesehatan. Sedangkan data sekunder dianalisis untuk mendapatkan infromasi utilisasi TCM, tipe terduga yang diperiksa dengan TCM dan hasil pemeriksaan TB dengan TCM. Dari hasil peneltian didapatkan bahwa utlisasi TCM tahun 2017 sebesar 23,28%. Faktor yang mempengaruhinya yaitu masih ada fasilitas kesehatan yang belum memiliki jejaring pemeriksaan untuk pemeriksaan TCM serta masih adanya permintaan pemeriksaan mikroskopik BTA untuk diagnosis walaupun telah tersedia alat TCM di fasilitas kesehatan tersebut. Terkait dengan hal itu, maka jejaring untuk pemeriksaan TCM harus tersedia untuk seluruh fasilitas kesehatan yang telah terpasang alat TCM serta sosialisasi kepada klinisi atau dokter peminta pemeriksaan TB mengenai teknologi pemeriksaan TCM, alur pemeriksaan dan perawatan terduga TB, permintaan dan interpretasi hasil pemeriksaan TCM penting untuk dilakukan. Kata kunci: Tes Cepat Molekuler; Tuberkulosis; Utilisasi; Xpert MTB/Rif ABSTRACT Tuberculosis (TB) is one of the deadliest health threats, TB patients who do not receive proper treatment can be a source of infection in the community. Effective detection methods are needed in handling TB. Sputum culture is a gold standard method but takes a long time and costs are quite expensive. Microscopic examination is an examination that is widely used in endemic TB countries. However, this method has a low sensitivity, is unable to determine drug sensitivity and has different qualities because it is influenced by the level of skill of laboratory technician. This is expected to be overcome by the use of Rapid Molecular Test which is faster than sensitivity testing and can identify the presence of M. tuberculosis that are resistant to rifampicin. Until the end of 2017, 51 machines have been installed in DKI Jakarta Province. So research is conducted to find out its utilization by looking at the utilization value of Rapid Molecular Test and the factors that influence its utilization. The study was conducted by collecting primary data and secondary data. Primary data was obtained by interviewing laboratory officers in 13 health facilities in the DKI Jakarta Province, while secondary data was obtained from the 2017 TCM utilization report. Primary data were analyzed to obtain information on matters that might affect TCM utilization in a health facility. While secondary data were analyzed to obtain information on TCM utilization, the type of TB suspect examined by TCM and the results of TB testing with TCM. From the results of the research, it was found that the utilization of Rapid Molecular Test in 2017 was 21.74%. The factors that influence it are that there are still laboratory that do not have a laboratory network for Rapid Molecular examination and there is still a demand for AFB examination for diagnosis even though rapid molecular equipment is available at the laboratory. Related to this, the laboratory network for rapid molecular examinations must be available for all laboratories that have installed Rapid Molecular machine. Socialization to clinicians who requesting TB examination regarding Rapid Molecular examination technology, TB diagnostic alghorithms, requests and interpretation of Rapid Molecular examination results must be done. Keywords: Rapid Molecular Tests; Tuberculosis; Utilization; Xpert MTB/Rif
Read More
S-9920
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Marti Rahayu Diah Kusumawati; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih; Penguji: Triyanti, Evi Martha, Andi Sari Bunga Untung, Fiena Fithriah
Abstrak: Konsumsi buah dan sayur pada siswa masih belum memenuhi rekomendasi yangdianjurkan. Kurangnya konsumsi buah dan sayur mengakibatkan peningkatan risikopenyakit tidak menular dan menyebabkan kematian. Kelompok usia sekolah menengahatas merupakan kelompok usia remaja yang berada dalam masa yang tepat untukpertumbuhan dan perkembangannya dalam menanamkan kebiasaaan makan yang sehat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan konsumsi buah dan sayur padasiswa SMA Negeri di Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur. Penelitian ini merupakanpenelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Sebanyak 326 siswa dari 4SMA Negeri berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwasikap, preferensi, dan ketersediaan buah dan sayur di rumah merupakan determinan darikonsumsi buah dan sayur dengan faktor dominan yang ditemukan adalah preferensi(OR=7,87; CI=1,8-34,1). Peningkatan pemahaman akan manfaat dan pentingnyakecukupan konsumsi buah dan sayur bagi kesehatan serta upaya pemberdayaanmasyarakat sekolah dapat membentuk persepsi yang baik bahwa buah dan sayur adalahmakanan sehat dengan rasa yang enak dan dapat dikonsumsi dalam berbagai jenispengolahan yang menarik.Kata kunci: Konsumsi buah dan sayur, remaja, siswa.
Consumption of fruits and vegetables in students still not meet the recommendedrecommendations. Lack of fruit and vegetable consumption leads to an increased risk ofnon-communicable diseases and causing death. The high school age group is a group ofteenagers who are in the right age for their growth and development in instilling healthyeating habits. This study aims to determine the determinants of fruit and vegetableconsumption in high school students in East Jakarta Jatinegara Subdistrict. This researchis a quantitative research with cross-sectional study design. A total of 326 students from4 public senior high school participated in this study. The results showed that theattitudes, preferences, and availability of fruits and vegetables at home were thedeterminants of fruit and vegetable consumption with the dominant factor found inpreference (OR = 7,87, CI = 1,8-34,1). Increased understanding of the benefits andimportance of the adequacy of fruit and vegetable consumption for health and efforts toempower the school community can form a good perception that fruits and vegetablesare healthy foods with good taste and can be consumed in various types of attractiveprocessing.Keywords: Consumption of fruit and vegetables, adolescents, students.
Read More
T-5313
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Melisa Yenti; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih; Penguji: Ella N. Hadi, Evi Martha, Aries Hamzah, Fiena Fithriah
Abstrak: Kanker serviks merupakan penyakit kanker dengan pervalensi tertinggi kedua padaperempuan di Indonesia. Deteksi dini kanker serviks metode IVA merupakan programpreventif prioritas pemerintah Indonesia dalam pengendalian kanker serviks, namuncakupan pemeriksaannya masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuideterminan perilaku deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA pada WUS usia 30-50 tahun. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, data dikumpulkan melaluiwawancara menggunakan kuesioner kepada 180 WUS dan dianalisis menggunakan ujichi-square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan 22,8% WUSmelakukan deteksi dini metode IVA. Penelitian ini membuktikan pengetahuan,keterpaparan informasi dan dukungan tenaga kesehatan berhubungan dengan perilakudeteksi dini kanker serviks metode IVA, sementara pendidikan, akses kepelayanankesehatan dan dukungan suami sebagai konfonding pada hubungan tersebut.Keterpaparan informasi merupakan faktor dominan, WUS yang terpapar informasimengenai kanker serviks berpeluang 13,8 kali lebih tinggi untuk melakukan deteksi dinikanker serviks metode IVA dibandingkan WUS yang tidak terpapar informasi setelahdikontrol pendidikan, akses kepelayanan skrining dan dukungan suami (p=0,013,OR:13, 869, 95% CI:1,723-111,650). Sedangkan pekerjaa dan asuransi kesehatan tidakberhubungan dengan perilaku deteksi dini kanker serviks metode IVA. Instansi terkaitperlu melakukan upaya intervensi komunikasi informasi dan edukasi berupa penyuluhandan penyebaran media promosi terkait kanker serviks dan tes IVA untuk meningkatkanjumlah WUS yang terpapar informasi
Kata kunci : kanker serviks, keterpaparan informasi, metode IVA
Cervical cancer is cancer with the highest prevalence in Indonesia women. Earlydetection of cervical cancer VIAmethod is the government's priority preventive programin controlling cervical cancer, but the coverage of the examination is still low. Thisstudy aimed to determine the determinants of the behavior of early detection of cervicalcancer with VIA method in women of childbearing age of 30 - 50 years. This study usedcross-sectional design, data was collected through interviews using questionnaires to180 samples and analyzed using chi-square test and multiple logistic regressiontest. The results showed 22.8% of childbearing age women perform early detection ofcervical cancer VIA method. These finding revealed that knowledge, informationexposure and support of health care related to early detection of cervicalcancer VIA method, while education, access to health care and husband support asconfounding. Information exposure is a dominant factor, childbearing age womenexposed to information about cervical cancer had 13.8 times chance to early detectionof cervical cancer VIA method than unexposed information after being controlled byeducation, screening service access and husbands support (p = 0,013, OR: 13, 869,95% CI: 1,723-111,650). Meanwhile, work and health insurance are not related to thebehavior of early detection of cervical cancer VIA method. Relevant institutions need tomake efforts communication, information and education in the form socialization anddissemination of promotion media related to cervical cancer and VIA test to increasethe number of childbearing age women exposed information.
Keywords: cervical cancer, information exposure, VIA method.
Read More
T-5335
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aliyah Cendanasari; Pembimbing: Wahyu Sulistiadi; Penguji: Adik Wibowo, Dumilah Ayuningtyas, Endang Lukitosari, Fiena Fithriah
Abstrak: Tuberkulosis resisten obat merupakan satu dari sepuluh penyakit penyebab kematian. Jakarta Timur merupakan wilayah dengan jumlah penduduk tertinggi di DKI Jakarta dan beban Tuberkulosis resisten obat di Jakarta Timur meningkat setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan manajemen terpadu dalam meningkatkan kinerja pengendalian tuberkulosis resisten obat di Jakarta Timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode Rapid Assessment Procedure (RAP). Hasil penelitian menunjukkan manajemen terpadu dilaksanakan secara simultan dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan monitoring dalam memanfaatkan sumber daya pengendalian TB RO yang terbatas dengan menitik beratkan pada jejaring internal dan eksternal untuk meningkatkan kinerja pengendalian TB RO. Kinerja pengendalian Tuberkulosis resisten obat di Jakarta Timur belum optimal karena tidak semua pasien terkonfirmasi Tuberkulosis resisten obat mengikuti program pengobatan dan angka keberhasilan pengobatan masih rendah. Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur perlu meningkatkan program preventif promotif, berinvestasi mengembangkan jenis pelayanan penunjang di RSUD dan mengembangkan sistem survailans Tuberkulosis resisten obat untuk meningkatkan kinerja pengendalian Tuberkulosis resisten obat di Jakarta Timur.
Read More
T-5807
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Raisa Afni Afifah; Pembimbing: Artha Prabawa; Penguji: Besral, Tri Krianto, Fiena Fithriah, Ratna Diliana Sagala
Abstrak: abstrak Indonesia saat ini menempati peringkat ke-2 sebagai negara dengan beban kasus TB terbesar di dunia, termasuk TB resistan obat. Pengobatan TB resistan obat memiliki periode yang lebih lama dan efek samping yang lebih berat. Keberhasilan pengobatan TB resistan obat di Indonesia juga masih belum optimal yaitu 51% pada tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan keberhasilan pengobatan TB resistan obat di DKI Jakarta tahun 2014-2015. Desain studi penelitian ini adalah kohort retrospektif dengan sumber data utama yaitu e-TB manager Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis fasilitas layanan kesehatan dan keteraturan pengobatan merupakan determinan keberhasilan pengobatan TB resistan obat di DKI Jakarta. Upaya peningkatan keberhasilan pengobatan TB resistan obat perlu didukung dengan memperluas layanan pengobatan dan memperkuat kordinasi antara fasyankes rujukan dan satelit. Kata kunci: tuberkulosis; tuberkulosis resistan obat; keberhasilan pengobatan. ABSTRACT Indonesia is currently at 2nd rank as the country with the largest burden of TB cases in the world, including drug-resistant TB. Treatment of drug resistant TB has a longer period and more severe side effects. The success rate of drug-resistant TB treatment also still quite low (51%) in 2016. This study aims to determine the determinants of successful treatment of drug resistant TB in Jakarta in 2014-2015. The study design of this study is a retrospective cohort with the main data source is e-TB manager of DKI Jakarta Health Office. The results showed that the type of health care facility and the regularity of treatment is the determinant of the success of drug resistant TB treatment in DKI Jakarta. Efforts to improve the success of TB drug resistant treatment should be supported by expanding treatment services and strengthening coordination between referral and satellite facilities. Key words: tuberculosis; drug-resistant tuberculosis; successful treatment
Read More
T-5379
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ade Lies Oktorita; Pembimbing: Artha Prabawa; Penguji: Besral, Milla Herdyati, Fiena Fithriah, Ratna Diliana Sagala
Abstrak: ABSTRAK Nama : Ade Lies Oktorita Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Judul : Pengaruh Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis Terhadap Hasil Akhir Pengobatan Pasien Tuberkuosis di Jakarta Timur Tahun 2017 Pembimbing : Dr. Artha Prabawa, SKM, M.Si Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit non-communicable disease yang paling banyak menyebabkan kematian dan kecatatan di negara berkembang. Indikator yang digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan program pengendalian TB salah satunya adalah keberhasilan pengobatan. Pasien tidak patuh bahkan hingga mengalami default dalam menjalani pengobatan TB dikarenakan timbulnya efek samping OAT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pegaruh efek samping OAT terhadap hasil akhir pengobatan pasien TB di Jakarta Timur. Penelitian menggunakan rancangan crosssectional yang dilakukan di 10 puskesmas kecamatan wilayah kerja Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur pada bulan Juli-Oktober 2018. Sampel ditentukan menggunakan purposive sampling dan diperoleh sampel sejumlah 273 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mengalami kejadian efek samping OAT mempunyai peluang untuk tidak berhasil pada pengobatan TB sebesar 1,9 kali (95% CI: 0,9-4,1) dibandingkan pasien yang tidak mengalami efek samping OAT setelah dikontrol oleh variabel keberadaan PMO. Kata kunci: Tuberkulosis, OAT ABSTRACT Name : Ade Lies Oktorita Study Program : Public Health Title : Relation of Side Effect of Anti Tuberculosis on the Treatment Result of Tuberculosis Patients in East Jakarta 2017 Counsellor : Dr. Artha Prabawa, S.KM, M.Si Pulmonary tuberculosis is a non-communicable disease that causes mortality and disabilities in developing countries. The indicator used to assess the success rate of the TB program is the success of treatment. Patient who is not compliant and even experiences default in undergoing TB treatment due to the occurrence of side effects of anti tuberculosis. This study aims to determine the relation of side effect of anti tuberculosis on the treatment result of TB patients in East Jakarta. The study used a crosssectional design carried out in 10 sub-district health centers in the East Jakarta in July- October 2018. Samples were determined using purposive sampling and obtained a sample of 273 people. The results showed that patients who experienced side effect of anti tuberculosis had a chance of not succeeding in TB treatment by 1.9 times (95% CI: 0.9- viii 4.1) compared to patients who did not experience side effect of anti tuberculosis after being controlled by presence of PMO. Key words: Tuberculosis, Anti Tuberculosis
Read More
T-5779
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive