Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Vesvy Mandasari; Pembimbing: Renti Mahkota; Penguji: Ratna Djuwita, Aries Hamzah
Abstrak: Penyakit kanker kolorektal merupakan kanker usus besar dan rektum yang saat ini masih menjadi masalah kesehatan didunia termasuk di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko dan dominan dari kanker kolorektal. Desain studi yang digunakan adalah matched case control dengan matching umur menggunakan data rekam medis, kasus adalah pasien kanker kolorektal dan kontrol adalah pasien trauma dan patah tulang. Sampel berjumlah 122 orang dengan 61 pasangan kasus dan kontrol. Hasil analisis bivariat mc nemar chi square menunjukkan faktor risiko yang berhubungan adalah pola makan daging merah dengan OR=27 (95% CI 4,45-1105,4), asupan lemak tinggi dengan OR=2,2 (95% CI 0,967-5,542), dan asupan serat rendah OR=44 (95% CI 7,49-1776,9). Analisis multivariat conditional regresi logistic menunjukkan faktor paling dominan adalah asupan serat rendah dengan OR=26,8 (95% CI 3,44-209,5). Adapun faktor risiko yang tidak berhubungan adalah jenis kelamin, tingkat pendidikan, riwayat keluarga, pendapatan keluarga, aktifitas fisik, obesitas, merokok dan alkohol. Diperlukan upaya pencegahan penyakit kanker kolorektal dengan cara memperbanyak asupan serat, mengurangi asupan lemak tinggi dan pola konsumsi daging merah.
Kata kunci : Kanker kolorektal, Matched case control, Faktor risiko

Colectal cancer disease is colon cancer and rectum until now is a health problem in the word, including in Indonesia yet. The purpose of this study is to investigate the risk factor and dominant factor of colorectal cancer. The design of study used was matched case control with age matching using the medical record data, the data of case were colorectal cancer patients and control were trauma and fracture patients. The calculate sample is 122 people were 61 pairs of cases and controls. The result of bivariate analysis of mc nemar chi square showed related risk factor was red meat diet with OR=27 (95% CI 4,45-1105,4), high fat intake with OR=2,2 (95% CI 0,967-5,542), and low fiber intake with OR=44 (95% CI 7,49- 1776,9). Multivariate analysis of conditional logistic regression showed the most important factor was low fiber intake with OR=26,8 (95% CI 3,448-209,5). The unrelated risk factors are gender, education level, family history, family income, physical activity, obesity, smoking and alcohol. It is necessary to prevent the prevention of colorectal cancer by increasing fiber intake, reducing fat intake and concumption pattern of read meat.
Keywords : Colorectal cancer, Matched case control, Risk factor
Read More
T-5033
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Khorib Abdul Karim Taufiqurahman; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Besral, Aries Hamzah
S-8784
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Roissiana Khotami; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Aries Hamzah
Abstrak:
Diabetes merupakan penyakit menahun berupa gangguan metabolik yang ditandai dengan kenaikan kadar gula darah. Prevalensi diabetes di dunia mencapai 537 juta orang dan diproyeksikan terus meningkat setiap tahunnya. Indonesia menempati peringkat ke-7 diantara 10 negara dengan jumlah penderita diabetes melitus terbanyak. Konsumsi gula yang tinggi pada minuman berpemanis mampu meningkatkan risiko untuk terjadinya penyakit sindrom metabolik, termasuk diabetes mellitus tipe 2. Minuman berpemanis memiliki eksternalitas negatif, maka dari itu perlu diterapkan cukai pada minuman tersebut untuk mengurangi konsumsinya. WHO telah merekomendasikan untuk menerapkan cukai pada minuman berpemanis. Lebih dari 40 negara telah menerapkan kebijakan ini. Namun Indonesia belum menerapkan kebijakan cukai minuman berpemanis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi cukai minuman berpemanis di berbagai negara dan bagaimana implikasi dari kebijakan tersebut. Metode yang digunakan adalah literature review dengan menggunakan online database seperti PubMed, ScienceDirect, Springer Link dan Scopus yang menghasilkan 15 artikel terinklusi yakni artikel yang terbit sepuluh tahun terakhir (2013-2023). Hasil studi terinklusi dari 15 artikel menjelaskan bahwa negara yang telah mengimplementasikan cukai minuman berpemanis menetapkan tarif cukai dengan sistem cukai spesifik berdasarkan volume atau kadar gula serta ad valorem berdasarkan persentase harga produk. Implikasi dari kebijakan cukai minuman berpemanis di bidang kesehatan dapat menyebabkan penurunan konsumsi minuman berpemanis karena kenaikan harga barang yang menyebabkan konsumen memilih untuk beralih ke minuman yang lebih sehat, menyebabkan penurunan asupan energi, penurunan prevalensi penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes mellitus tipe 2 dan penyakit kardiovaskular, serta penghematan biaya perawatan kesehatan akibat penyakit tersebut. Sedangkan di bidang ekonomi, cukai minuman berpemanis dapat menambah penerimaan negara, tidak berdampak terhadap hilangnya pekerjaan dan menyebabkan resistensi industri terhadap kebijakan cukai minuman berpemanis.

Diabetes is a chronic metabolic disorder characterized by increased blood sugar levels. The prevalence of diabetes in the world reaches 537 million people and is projected to continue to increase each year. Indonesia ranks 7th among the 10 countries with the highest number of people with diabetes. High sugar consumption in sugar-sweetened beverages can increase the risk of metabolic syndrome diseases, including type 2 diabetes mellitus. Sweetened drinks have a negative externality, so it is necessary to apply a tax on sugar-sweetened beverages to reduce their consumption. The WHO has recommended a tax on sweetened beverages. More than 40 countries have implemented this policy. However, Indonesia has not implemented the tax on sugar-sweetened beverages. The aim of this study is to find out about the implementation of sugar-sweetened beverage taxes in different countries and the implications of such policies. The method used was a literature review using online databases such as PubMed, ScienceDirect, Springer Link, and Scopus, which produced 15 articles. (2013-2023). The results of the study included in 15 articles explained that countries that have implemented sweetened beverage taxes set tax rates with a specific tax system based on the volume or sugar rate and ad valorem based on a percentage of the product price. Implications of alcoholic beverage tax policies in the field of health may lead to a decrease in alcoholic beverage consumption due to rising commodity prices that cause consumers to choose to switch to healthier beverages, resulting in decreased energy intake, reduced prevalence of non-communicable diseases such as obesity, type 2 diabetes mellitus, and cardiovascular diseases, as well as savings in healthcare costs due to these diseases. In the economic sphere, heated beverage taxes can increase state receipts, do not affect job losses, and cause industry resistance to sugar-sweetened beverage tax policies.
Read More
S-11319
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Annisa Nurhidayati; Pembimbing: Milla Herdayati, Martya Rahmaniati Makful; Penguji: Wahyu Sulistiadi, Aries Hamzah, Balqis
Abstrak: Indonesia menjadi salah satu negara yang mengkonsumsi rokok tertinggi di dunia. Rokok bukan hanya populer dikalangan remaja maupun dewasa, namun dikalangan lanjut usia juga masih ditemukan. Sebanyak 27,6% penduduk usia lanjut menjadi perokok setiap hari. Intensitas merokok di kalangan lanjut usia pun mengalami kenaikan menjadi 23,5%. Dampak yang ditimbulkan oleh rokok untuk kalangan lanjut usia sangat berisiko pada kesehatan karena menimbulkan komplikasi jangka panjang. Berhenti merokok merupakan salah satu hal yang perlu dilakukan mengingat Indonesia akan berada dalam fase penuaan penduduk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan lansia di Indonesia untuk berhenti merokok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan data IFLS 5 tahun 2014 dengan mengambil populasi lansia di Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 19.599 orang. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 76,7% lansia yang masih merokok dan 23,7% lansia yang sudah berhenti merokok. Kemudian faktor yang paling mempengaruhi lansia untuk berhenti merokok adalah riwayat penyakit dengan OR 4.160. Artinya lansia yang mempunyai riwayat penyakit memiliki peluang 4.160 kali untuk berhenti merokok dibandingkan lansia yang tidak mempunyai riwayat penyakit.
Read More
T-6342
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dyah Kartika Sari; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Helda, Aries Hamzah, Wisnu Trianggono
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Dyah Kartika Sari Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Judul               : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesintasan Hidup Pasien Kanker Serviks di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2011-2016 Pembimbing : Dr.dr. Tri Yunis Miko Wahyono, MSc Kanker serviks  menduduki peringkat keempat kanker yang paling sering terjadi pada semua wanita dan peringkat kedua kanker yang paling sering ditemukan pada wanita usia 15-44 tahun di dunia, menyebabkan 265.672 kematian pada tahun 2012.Di dunia setiap 2 menit seorang perempuan meninggal akibat kanker serviks, sedangkan di Indonesia setiap 1 jam. Provinsi Jambi menurut Pusdatin 2015, estimasi jumlah kasus kanker serviks tahun 2013 adalah 1.792 dan semakin meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. RSUD Raden Mattaher Jambi sebagai rumah sakit rujukan mengalami peningkatan jumlah pasien kanker serviks dengan total pasien baru 318 sejak 20112016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kesintasan hidup secara keseluruhan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pada pasien di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2011-2016. Jumlah sampel yang didapat adalah 180 penderita yang pernah dirawat di RSUD ini dari Januari 2011-Desember 2016. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kohort retrospektif dengan metode Kaplan meier. Kesintasan hidup pasien kanker serviks secara keseluruhan yaitu 23,2% dengan median survival 24 bulan. Faktor – faktor yang mempengaruhi yaitu umur, perkawinan, kadar haemoglobin saat pertama kali didiagnosa, komorbid, stadium dan terapi. dengan faktor yang paling dominan yaitu komorbid (HR=4,711). Kata kunci: Kesintasan hidup, kanker serviks, event, sensor.


ABSTRACT Name : Dyah Kartika Sari Study Program : Public Health Title                            : Affecting  Survival Rate Factors  Of Cervical Cancer Patients At A Raden Mattaher Hospital Jambi In 2011 - 2016 Counsellor : Dr.dr. Tri Yunis Miko Wahyono, MSc Cervical cancer ranked fourth most common cancer in all woman and ranked second most common cancer found in women aged 15-44 years in the world causing 265.672 deaths in 2012. Every 2 minutes a woman dies from cervical cancer in the world, while in Indonesia every 1 hour. In Jambi province according to Pusdatin 2015 estimated number of caces of cervical cancer in 2013 is 1792 and increasing from the year before. Raden Mattaher hospital in Jambi as a referral hospital has increasing number of cervical cancer patients with a total of 318 new patients since 2011-2016. The purpose of this study was to determine the overall survival rate and factors that affect the patients in Raden Mattaher Hospital Jambi in 2011-2016. The number of patients obtained is 180 patients who had been treated in this hospital from Januari 2011 to December 2016. The design used in this study was a retrospective cohort with the Kaplan meier method. Overall survival of cervical cancer patients was 23.2 percent with a median survival of 24 months. The factors that influence are age, marriage, hemoglobin when first diagnosed, comorbid, stage and therapy. With the most dominant factor is comorbid. (HR=4.711). Key words: Survival rate, cervical cancer, event, cencor

Read More
T-5404
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Indah Irianti; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Indang Trihandini, Aries Hamzah, Punto Dewo
Abstrak: Berdasarkan data GLOBOCAN tahun 2012, insidensi kanker yang tertinggi di Indonesia adalah kanker payudara. Saat ini masih banyak kematian yang disebabkan oleh kanker payudara. Kesintasan hidup penderita kanker payudara tergantung beberapa faktor yang sangat penting untuk diketahui, termasuk stadium kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stadium kanker, umur, pendidikan, pekerjaan, pernikahan, status jaminan kesehatan, riwayat keluarga, jenis terapi dan jarak tempat tinggal terhadap kesintasan hidup penderita kanker payudara. Rancangan penelitian menggunakan metode kohort retrospektif. Sampel pada penelitian ini adalah 135 penderita kanker payudara yang pertama kali didiagnosis kanker payudara dari bulan Januari 2007 sampai dengan Juni 2012 di RS Cipto Mangunkusumo. Analisis data menggunakan program SPSS dan metode Kaplan Meier serta faktor yang berhubungan dianalisis dengan Cox regression. Hasil analisis bivariabel menunjukkan bahwa stadium kanker memiliki hubungan yang signifikan terhadap kesintasan hidup kanker payudara (p value=0,000 ; HR 19,227 (95%CI 1,395-265,101)). Sedangkan pada analisis mutivariabel hubungan stadium terhadap kesintasan hidup tidak signifikan (p value=0,102) setelah dikontrol oleh variabel pendidikan, pekerjaan, jenis terapi dan interaksi stadium kanker dengan pendidikan penderita. Kesintasan hidup penderita kanker payudara pada penderita kanker payudara dengan stadium dini lebih tinggi (94,1%) dibandingkan penderita stadium lanjut (70,1%). Penderita dengan stadium lanjut berisiko 11 kali lebih tinggi dibandingkan stadium dini (HR=10,923 ; 95%CI 0,623-191,417). Maka diperlukan kesadaran dan upaya deteksi dini kanker payudara untuk lebih meningkatkan kesintasan hidup penderita kanker payudara.
Kata Kunci: Kanker payudara, kesintasan hidup, stadium kanker, RSCM

Based on GLOBOCAN data of 2012, the highest incidence of cancer in Indonesia is breast cancer. Currently there are still many deaths caused by breast cancer. The survival of breast cancer survivors depends on several factors that are very important to know, including the stage of cancer. This study aims to determine the effect of stage of cancer, age, education, occupation, marriage, health insurance status, family history, type of therapy and distance of residence to survival of breast cancer survivors. The study design used a retrospective cohort method. Samples in this study were 135 breast cancer patients who were first diagnosed with breast cancer from January 2007 to June 2012 at RS Cipto Mangunkusumo. Data analysis using SPSS program and Kaplan Meier method and related factors were analyzed with Cox regression. The results of bivariable analysis showed that the stage of cancer had a significant relationship to survival of breast cancer (p value = 0,000; HR 19,227 (95% CI 1,395-265,101)). While in the analysis of mutivariabel the relationship of stage to life survival is not significant (p value = 0,102) after controlled by education variable, work, therapy type and interaction of cancer stage with education of patient. The survival of breast cancer survivors in early stage of breast cancer was higher (94.1%) than those in advanced stage (70.1%). Patients with advanced stage 11 times higher risk than the early stage (HR = 10,923; 95% CI 0.623-191,417). So needed awareness and efforts to early detection of breast cancer to further improve survival of breast cancer patients.
Keywords: Breast cancer, life survival, cancer stage, RSCM
Read More
T-5084
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizka Arviliana; Pembimbing: Tris Eryando; Penguji: Milla Herdayati, Helda, Yekti Widodo, Aries Hamzah
Abstrak: Tingkat kematian yang tinggi akibat kanker serviks secara global dapat dikurangi melalui pendekatan komprehensif yang mencakup pencegahan dan skrining yang efektif. Deteksi dini dengan metode IVA merupakan salah satu metode yang aman, tidak mahal, dan mudah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA pada wanita di Indonesia. Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan data sekunder dari Riset Penyakit Tidak Menular 2016 dengan metode penelitian potong lintang (cross sectional). Penelitian ini mencakup 34 provinsi kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Sampel dari penelitian ini adalah wanita usia 25-64 tahun yang sudah berhubungan seksual di Indonesia dengan jumlah 4.092 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 25,6% responden yang melakukan deteksi dini kanker seviks dengan 74,4% belum pernah melakukan deteksi dini kanker seviks dengan metode IVA. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa usia, pengetahuan, jumlah anak yang dilahirkan, kepemilikan asuransi kesehatan, sumber informasi dari tenaga kesehatan, sumber informasi dari kader, sumber informasi dari keluarga/teman/tetangga dan keterpaparan media merupakan faktor dari perilaku deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA pada wanita di Indonesia. Diperlukannya peningkatan akses informasi, edukasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi merupakan salah satu langkah dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat Indonesia.
High mortality rates from cervical cancer globally can be reduced through a comprehensive approach that includes effective prevention and screening. Early detection with IVA method is one method that is safe, inexpensive, and easy to do. This study aims to determine the determinants of early cervical cancer detection behavior by VIA method in women in Indonesia. This research is quantitative using secondary data from the 2016 Non-Communicable Disease Research with cross sectional research method. This study covers 34 regency/city provinces throughout Indonesia. The sample of this study is women aged 25-64 years who have had sex in Indonesia with a total of 4.092 respondent. The results showed that only 25.6% of respondents who did early detection of cervical cancer the rest 74.4% had never done early detection of cervical cancer by VIA method. The results of statistical analysis show that age, knowledge, number of children born, health insurance ownership, information sources from health workers, information sources from cadres, sources of information from family/friends/neighbors and media exposure are factors of early cervical cancer detection behavior using the method VIA in women in Indonesia. The need for increased access to information, education by utilizing technological advancements is one step in increasing the knowledge and awareness of the Indonesian people
Read More
T-5984
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Megawati; Pembimbing: Bambang Sutrisna; Penguji: Sonar Soni Panigoro, Yovsyah; Aries Hamzah
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Megawati Program Studi : Epidemiologi Judul : Kesintasan Pasien Kanker Payudara Berdasarkan Keterlambatan Pengobatan di Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo Pembimbing : Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MHSc (Epidemiology) Abstrak Kanker payudara masih mendominasi penyakit kanker pada wanita di dunia termasuk di Indonesia. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sebagai rumah sakit rujukan nasional dengan jumlah kasus terus meningkat setiap tahunnya. Sebagian besar kasus ditemukan pada stadium lanjut dan mengalami keterlambatan pengobatan lebih dari 60 hari setelah didiagnosis. Keterlambatan pengobatan diduga berpengaruh terhadap kesintasan pasien kanker payudara. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menilai hubungan keterlambatan pengobatan dengan kesintasan pasien kanker payudara di RSCM. Desain studi penelitian adalah kohort retrospektif dengan mengamati 584 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Pengamatan dilakukan mulai dari 1 Januari 2011 sampai Desember 2017. Data dianalisis secara univariat, bivariat dengan uji logrank, dan multivariat dengan cox regresi. Hasil penelitian menunjukkan dari 584 pasien yang  dianalisis ditemukan besarnya risiko terjadinya kematian sebesar 1,27 kali lebih cepat pada pasien yang mengalami keterlambatan pengobatan lebih dari 60 hari dibandingkan dengan pasien yang mendapatkan pengobatan kurang dari 60 hari (HR=1,27; 95%CI;0,99 – 1,64)  setelah dikontrol stadium klinis, status pernikahan, dan status hormon reseptor estrogen. Perbedaan kesintasan antara pasien yang terlambat lebih dari 60 hari setelah didiagnosis adalah sebesar 7% pada tahun kelima. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keterlambatan pengobatan lebih dari 60 hari setelah didiagnosis mempengaruhi kesintasan pasien kanker payudara sehingga pentingnya edukasi kepada pasien dan keluarga untuk tidak menunda pengobatan setelah didiagnosis. Kata kunci: keterlambatan pengobatan; kesintasan; kanker payudara


ABSTRACT Name : Megawati Study Program : Epidemiologi Title : Survival of Breast Cancer based on Delay treatment at Cipto Mangunkusumo Hospital Counsellor : Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MHSc (Epidemiology) Breast cancer still dominates cancer in women in the world including in Indonesia. Cipto Mangunkusumo Hospital as a national referral hospital with the number of cases continues to increase every year. Most of the cases were found at an advanced stage and experienced treatment delays more than 60 days after diagnosis. Treatment delays are thought to affect the survival of breast cancer patients. Therefore, this study was conducted to assess the relationship of delayed treatment with survival of breast cancer patients at RSCM. The study design was a retrospective cohort by observing 584 patients who met the inclusion criteria. Observations were done from 1 January 2011 to December 2017. Data were analyzed univariat, bivariate with logrank test, and multivariate with cox regression. The results of the study showed that the 584 patients analyzed found that the risk of death was 1.27 times faster in patients who experienced treatment delay more than 60 days compared with patients who received treatment less than 60 days (HR = 1.27; 95% CI; 0,99 - 1.92) after controlled marital status, hormone receptor estrogen, and clinical stage. The difference in survival between their patients who were late more than 60 days after the diagnosis was 7% in the fifth year. Based on this research, it can be concluded that the delay of treatment influences survival of breast cancer patients so that the importance of education to the patient and family to immediately perform treatment after diagnosis. Keywords : Delay treatment; Survival; Breast Cancer

Read More
T-5134
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dian Hardiani; Pembimbing: Iwan Ariawan, Artha Prabawa; Penguji: Mieke Savitri, Aries Hamzah, Indra Supradewi
Abstrak: Tingginya angka kematian pada pasien kanker serviks diakibatkan sebagian besar pasiendatang melakukan pengobatan sudah pada stadium lanjut. Kanker jika ditemukan distadium awal lebih dari setengahnya dapat dicegah bahkan dapat disembuhkan. Programdeteksi dini kanker serviks salah satunya dapat dilakukan melalui tes IVA dan apabiladitemukan lesi pra kanker serviks diikuti dengan pengobatan krioterapi. Masih ditemukankejadian losing follow-up pada pasien dengan hasil IVA Positif, masih terdapat wanitatidak melakukan krioterapi dikarenakan takut akan tindakan krioterapi. Dibutuhkansebuah sistem yang dapat melakukan monitoring secara otomatis untuk mengurangikejadian losing follow up. Pengembangan sistem mengunakan System Development LifeCycle (SDLC) dengan metode prototyping. Pengembangan sistem ini melibatkanpenguna dalam melakukan analisa kebutuhan, sehingga sistem yang dikembangkansesuai dengan kebutuhan pengguna, sistem dapat diakses baik dari sisi tenaga kesehatanatau pun pasien, inputan hasil pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, yangkemudian secara otomatis mengirimkan sms reminder kepada pasien dengan hasil IVAPositif yang telah dijadwalkan melakukan tindakan krioterapi, sistem juga memberikansms reminder kepada petugas kesehatan untuk menghubungi dan mengintervensi pasienyang tidak hadir melakukan krioterapi sampai dengan batas waktu tertentu, untuk sisipasien, pasien dapat melihat hasil skrining terdapat juga artikel yang berkaitan denganpendidikan mengenai kanker serviks, menu edukasi ini dapat pengetahuan pasienmengenai kanker serviks. Pengembangan sistem informasi ini dapat meningkatkankemampuan monitoring dengan adanya fitur sms reminder sehingga dapat mengurangikejadian losing follow up pada pasien dengan lesi pra kanker serviks, disamping ituPasien dimudahkan dalam mendapat informasi terkait hasil skrining kanker serviks danpengobatan lanjutan, sistem ini juga dapat meningkatkan pengetahuan pasien denganmenu-menu edukasi yang terdapat pada aplikasi ini.Kata kunci:Kanker Serviks, Sistem Informasi, Monitoring, SMS Reminder.
The high mortality rate in cervical cancer patients is caused by the majority of patientscoming to treatment already at an advanced stage. Cancer if found in the early stages ofmore than half can be prevented even can be cured. Early detection program of cervicalcancer one of them can be done through IVA test and if found the pre cervical cancerlesion followed by treatment of cryotherapy. There are still occurrences of losing follow-up in patients with positive IVA results, there are still women do not perform cryotherapydue to fear of action cryotherapy. A monitoring system is required to reduce the incidenceof losing follow up. System development using System Development Life Cycle (SDLC)with prototyping method. The development of this system involves the user in performingthe needs analysis, so that the system developed in accordance with the needs of the user,the system can be accessed either from the side of health personnel or patient, inputexamination results performed by health personnel, then automatically send smsreminder to patients with results IVA Positive who has been scheduled to take action ofcryotherapy, the system also provide sms reminder to health workers to contact andintervene patients who did not attend to cryptotherapy up to a certain time limit, for thepatient side, patients can see the results of screening there are also articles related toeducation about cervical cancer, this educational menu can knowledge of patients aboutcervical cancer. The development of this information system can improve monitoringcapability in the presence of sms reminder feature so as to reduce the incidence of losingfollow-up in patients with pre-cervical cancer lesions, in addition Patients facilitated inobtaining information related to cervical cancer screening and advanced treatment, thissystem can also increase knowledge patients with educational menus found in thisapplication.Key words:Cervical Cancer, Information System, Monitoring, SMS Reminder.
Read More
T-5365
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Annisa Nuraini; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Mieke Savitri, Helda, Sri Idaiani, Aries Hamzah
T-5667
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive