Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Valencia Imelda Triastuti; Pembimbing: Masyitoh; Penguji: Tris Eryando, Savitri Handayana , Sunardi
Abstrak:
Read More
Tesis ini membahas implementasi Sistem Informasi Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) yang dinilai dari hubungan faktor manusia (human), faktor organisasi (organization), dan faktor teknologi (tekhnology) dengan manfaat bersih (net benefit) dalam kerangka evaluasi sistem model HOT-Fit untuk mendapatkan analisis optimalisasi waktu respon dan gambaran hambatan-hambatannya. Faktor manusia (human) dinilai dari pengaruh penggunaan sistem (system use) dan kepuasan pengguna (user satisfaction). Faktor organisasi (organization) dinilai dari pengaruh struktur organisasi (structure organization), lingkungan organisasi (environment organization), dukungan manajemen (management support). Faktor teknologi (tekhnology) dinilai dari pengaruh kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information quality), dan kualitas layanan (service quality). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif cross sectional dengan penguatan hasil penelitian dengan mendapatkan informasi melalui metode wawancara. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara positif faktor faktor manusia (human), faktor organisasi (organization), dan faktor teknologi (tekhnology) dengan manfaat bersih (net benefit),selain itu juga didapatkan gambaran hambatan implementasi SISRUTE yaitu, beberapa Rumah Sakit Daerah tidak memiliki petugas khusus yang mengoperasikan SISRUTE, kurangnya pemahaman petugas kesehatan terhadap keunggulan SISRUTE dengan sistem informasi rujukan lainnya terkait keamanan data, kurangnya kepatuhan untuk melakukan log in kembali saat akun petugas ter log out , kualitas sistem yang belum baik karena SISRUTE masih sering eror, fitur yang belum dianggap memudahkan dan terbatas, ketidakseragaman atau ketidaklengkapan informasi yang ditampilkan, belum ada layanan pengguna atau PIC dari pemilik sistem yang dapat dihubungi bila terjadi gangguan, belum ada SOP khusus dalam implementasi SISRUTE, terdapat kanal rujukan lain yang dianggap lebih cepat dan memudahkan
The focuss of this study is the implementation of the Integrated Referral Information System (SISRUTE) as assessed by the relationship between human factors, organizational factors, and technology factors with net benefits within the HOT-Fit system evaluation framework to obtain an analysis of response time optimization and an overview of its obstacles. Human factors are assessed based on the influence of system use and user satisfaction. Organizational factors are assessed based on the influence of organizational structure, organizational environment, and management support. Technology factors are assessed based on the influence of system quality, information quality, and service quality. This research is a quantitative cross sectional study with the strengthening of research results by obtaining information through the interview method. The results show that there is a positive influence of human factors, organizational factors, and technology factors on net benefits. In addition, it was also found that the obstacles to the implementation of SISRUTE are that some Regional Hospitals do not have special officers to operate SISRUTE, a lack of understanding among health workers regarding the advantages of SISRUTE compared to other referral information systems related to data security, a lack of compliance to log back in when the officer's account is logged out, poor system quality because SISRUTE is still often experiencing errors, features that are not considered easy and limited, inconsistencies or incompleteness of information displayed, no user services or PIC from the system owner that can be contacted if there are disturbances, no specific SOPs in the implementation of SISRUTE, there are other referral channels that are considered faster and easier.
B-2518
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Vicky Danis Ilmansyah; Pembimbing: Masyitoh; Penguji: Popy Yuniar, Savitri Handayana, Verry Adrian
Abstrak:
Read More
Sejak diberlakukannya sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada tahun 2014, pasien peserta JKN yang mencari layanan kesehatan harus mengikuti sistem rujukan berjenjang. Untuk mengakomodir rujukan pasien gawat darurat, Kementerian Kesehatan RI menerapkan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dan mengembangkan Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE). Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 mengamanahkan layanan kesehatan rujukan berbasis kompetensi sehingga Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mengembangkan sistem informasi rujukan berbasis kompetensi JakConnected. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan penggunaan sistem informasi rujukan berbasis kompetensi JakConnected di RS Daerah Provinsi DKI Jakarta. Desain penelitian menggunakan studi kualitatif dengan analisis deskriptif. Metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara mendalam kepada dua puluh enam narasumber, dan telaah dokumen. Hasil Penelitian menunjukkan penerimaan penggunaan sistem informasi JakConnected lebih baik dibandingkan SISRUTE namun tren penggunaanya semakin menurun. Tidak ada kendala pendanaan, tata kelola, kelengkapan sarana dan prasarana pendukung, maupun dukungan manajemen. Persepsi kebermanfaatan dan kemudahan sistem baik namun niat perilaku pengguna perlu ditingkatkan. Perlu perbaikan manajemen SDM dan penguatan regulasi untuk meningkatkan penggunaan sehingga dapat memberikan user experience terhadap sistem yang lebih baik.
Since the implementation of the National Health Insurance (JKN) system in 2014, JKN participants seeking health services must follow a tiered referral system. To accommodate emergency referrals, the Indonesian Ministry of Health has implemented the Integrated Emergency Response System (SPGDT) and developed the Integrated Referral System (SISRUTE). Law No. 17 of 2023 mandates competency-based referral healthcare services, prompting the Jakarta Provincial Health Office to develop the competency-based referral information system JakConnected. This study aims to assess the acceptance of the JakConnected competency-based referral information system at regional hospitals in the Jakarta Provincial Government. The research design employs a qualitative study with descriptive analysis. Data collection methods included observation, in-depth interviews with twenty-six informants, and document review. The research findings indicate that the acceptance of the JakConnected system is better than SISRUTE, but its usage trend is declining. There are no funding, governance, infrastructure, or management support issues. Perceptions of the system's usefulness and ease of use are positive, but users' behavioural intentions need to be improved. Improvements in human resource management and strengthened regulations are needed to increase usage, thereby enhancing the user experience with the system.
Since the implementation of the National Health Insurance (JKN) system in 2014, JKN participants seeking health services must follow a tiered referral system. To accommodate emergency referrals, the Indonesian Ministry of Health has implemented the Integrated Emergency Response System (SPGDT) and developed the Integrated Referral System (SISRUTE). Law No. 17 of 2023 mandates competency-based referral healthcare services, prompting the Jakarta Provincial Health Office to develop the competency-based referral information system JakConnected. This study aims to assess the acceptance of the JakConnected competency-based referral information system at regional hospitals in the Jakarta Provincial Government. The research design employs a qualitative study with descriptive analysis. Data collection methods included observation, in-depth interviews with twenty-six informants, and document review. The research findings indicate that the acceptance of the JakConnected system is better than SISRUTE, but its usage trend is declining. There are no funding, governance, infrastructure, or management support issues. Perceptions of the system's usefulness and ease of use are positive, but users' behavioural intentions need to be improved. Improvements in human resource management and strengthened regulations are needed to increase usage, thereby enhancing the user experience with the system.
B-2554
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ayu Nadya Kusumawati; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Vetty Yulianti Permanasari, Puput Oktmiaanti, Theryoto, Savitri Handayana
Abstrak:
angka klaim pending di RSUD Koja pada tahun 2018 dengan melakukan telaah berkas klaim dan observasi pada data klaim dari tahun 2017 hingga tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain studi evaluasi intervensi dengan menganalisa data kuantitatif dan kualitatif. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan data kesalahan koding pada klaim pending rawat inap Pra Intervensi dan Pasca Intervensi dokter verifikator internal baik secara jumlah klaim maupun nominal klaim. Kemudian melakukan wawancara mendalam untuk mengetahui penyebab terjadinya kesalahan koding hingga menyebabkan klaim pending. Hasil penelitian ini adalah bahwa terbukti dokter verifikator internal dapat menurunkan angka klaim pending rawat inap karena kesalahan koding dan didapatkan penyebab terjadinya kesalahan koding yaitu ketidaklengkapan resume medis, kurang telitinya koder, kurangnya pengetahuan koder, ketidakseragaman informasi terkait koding dan overload berkas klaim yang tidak diiringi dengan kesesuaian jumlah koder. Hasil penelitian menyarankan penerapan Electronic Medical Record, mendaftarkan koder untuk mengikuti pelatihan terkait klaim, mengadakan Team Building, membuat Whatsapp grup untuk saling berbagi informasi dan perhitungan ulang tenaga koder sesuai kebutuhan.
Read More
B-2104
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Evalindo Hutabarat; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Jaslis Ilyas, Prastuti Soewondo, Savitri Handayana, Murniasi Hutapea
Abstrak:
Read More
Penyakit jantung dan pembuluh darah masih merupakan salah satu penyebab utama di Indonesia dan berdampak besar terhadap biaya layanan kesehatan. Untuk menjawab tantangan ini, Kementerian Kesehatan mengembangkan jejaring rumah sakit pengampuan, sebuah sistem kolaboratif yang bertujuan memperluas akses dan meningkatkan mutu layanan kardiovaskular. Dalam jejaring ini, RSUD Kepulauan Seribu ditetapkan sebagai rumah sakit jejaring pengampuan layanan kardiovaskular pada tingkat madya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui RSUD Kepulauan Seribu dalam menjalankan peran tersebut, dengan menelaah berbagai aspek geografis, sosio-demografis, ekonomi, tata kelola dan manajemen, pembiayaan, infrastruktur, sistem informasi dan teknologi, sumber daya manusia, serta rantai pasok. Melalui pendekatan kualitatif dan studi kasus, data diperoleh dari wawancara mendalam serta analisis dokumen. Hasilnya menunjukkan bahwa RSUD Kepulauan Seribu saat ini belum siap menjalankan fungsi jejaring pengampuan layanan kardiovaskular pada tingkat madya secara optimal. Berbagai tantangan masih menghambat, mulai dari ketiadaan dokter spesialis jantung, infrastruktur yang belum sesuai standar nasional, hingga ketergantungan pembiayaan pada APBD. Meskipun demikian, terdapat peluang pengembangan layanan melalui kolaborasi dengan rumah sakit pengampu dan penguatan sistem informasi kesehatan. Penelitian ini merekomendasikan sejumlah langkah strategis, seperti memperkuat tata kelola, membangun infrastruktur yang memadai, mengembangkan tenaga medis, dan memperluas kolaborasi lintas sektor sebagai bagian dari transformasi sistem rujukan layanan kesehatan nasional.
Cardiovascular disease remains one of the leading causes of death in Indonesia and significantly contributes to the national healthcare expenditure. In response to this challenge, the Ministry of Health has developed a hospital mentoring network—a collaborative system aimed at expanding access to and improving the quality of cardiovascular services. Within this network, the Kepulauan Seribu Regional General Hospital (RSUD Kepulauan Seribu) has been designated as a secondary-level mentoring hospital for cardiovascular services. This study aims to assess the hospital’s readiness in fulfilling its role by examining various factors, including geographical conditions, socio-demographic and economic contexts, governance and management, financing, infrastructure, information systems and technology, human resources, and supply chain. Using a qualitative case study approach, data were collected through in-depth interviews and document analysis. The findings indicate that RSUD Kepulauan Seribu is currently not fully prepared to carry out its role as a secondary-level cardiovascular mentoring hospital. Several challenges remain, such as the absence of a cardiologist, infrastructure that does not yet meet national standards, and financial dependence on local government funding (APBD). Nevertheless, there are opportunities for service development through collaboration with mentoring hospitals and strengthening the health information system. This study recommends several strategic actions, including strengthening governance, developing adequate infrastructure, expanding the medical workforce, and enhancing cross-sectoral collaboration as part of the transformation of the national referral healthcare system.
T-7299
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Iwa Wahyudi Firdaus; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Dumilah Ayuningtyas, Savitri Handayana; Fify Mulyani
Abstrak:
Read More
Latar Belakang: Berdasarkan hasil survei akreditasi, dari 17 RSUD Kelas D di provinsi DKI Jakarta, 16 RSUD terakreditasi Paripurna dan satu RSUD terakreditasi Utama. Walapun telah trakreditasi, masih ditemukan banyak rekomendasi yang harus ditindaklanjuti. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk memahami lima elemen penilaian yang menjadi isu pasca survei akreditasi, persiapan, kendala, dan strategi penyelesaian yang dilakukan oleh RSUD. Metode penelitian: Penelitian kualitatif dengan desain studi kasus dengan telaah dokumen akreditasi untuk lima elemen penilaian yang menjadi isu dan lebih lanjut akan dilakukan wawancara terhadap pihak RSUD, Dinas Kesehatan, dan Surveior. Hasil dan Pembahasan: Lima elemen penilaian yang menjadi isu tersebut adalah MFK 5d, KPS 9b , PPI 6b, PMKP 4e dan AKP 5.2e. Untuk memenuhi elemen penilaian tersebut, RSUD telah menyiapkan dokumen, SDM, dan sarana dan prasarana. Kendala yang dihadapi yaitu pemahaman RSUD, perbedaan pemahaman antar surveior, kurangnya pemenuhan fasilitas yang dipersyaratkan, pola pikir pegawai yang kurang tepat, dan kurang efektifnya penyelenggaraan pelatiahan. Strategi yang dilakukan adalah meningkatkan pemahaman, melakukan pelatihan yang efektif, dan menyediakan sarana dan prasarana berdasaikan standar akreditasi. Kesimpulan: RSUD Kelas D telah menyiapkan diri untuk memenuhi standar akreditasi, namun belum sepenuhnya optimal, perlu adanya identifikasi masalah yang menghambat dan strategi penyelesaian masalah yang tepat.
Background: Based on the results of the accreditation survey, of the 17 Class D general hospital in DKI Jakarta province, 16 hospitals have Plenary Accreditation and one RSUD has Main Accreditation. Even though it has been accredited, there are still many recommendations that must be followed up. Objectives: This research aims to understand the five elements of assessment that are issues after the accreditation survey, preparation, obstacles and resolution strategies carried out by hospitals. Method: Qualitative research with a case study design by reviewing accreditation documents for the five assessment elements that are issues and further interviews will be conducted with the Regional Hospital, Health Service and Surveyors. Results and Discussion: The five assessment elements that are the issue are MFK 5d, KPS 9b, PPI 6b, PMKP 4e and AKP 5.2e. To fulfill these assessment elements, RSUD has prepared documents, human resources, and facilities and infrastructure. The obstacles faced were the understanding of hospitals, differences in understanding between surveyors, lack of fulfillment of required facilities, inappropriate mindset of employees, and lack of effectiveness in organizing training. The strategy undertaken is to increase understanding, conduct effective training, and provide facilities and infrastructure based on accreditation standards. Conclusion: Class D Regional Hospital has prepared itself to meet accreditation standards, but is not yet fully optimal, it is necessary to identify problems that are hampering it and appropriate problem solving strategies.
B-2467
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
