Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Lilyana; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; Penguji: Ratna Djuwita Hatma, Rustika
S-5426
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Edwin Rohadi; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Ratna Djuwita Hatma, Punto Dewo
Abstrak: Salah satu Penyakit Tidak Menular yang terus mengalami peningkatan adalah hipertensi. Hipertensi merupakan tantangan besar di Indonesia karena hipertensi paling sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer. Hasil Riskesdas Tahun 2013 menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 25,8%, penderita hipertensi yang terdiagnosis hanya 36,8%, sedangkan yang tidak terdiagnosis sebanyak 63,2 %. Salah satu faktor risiko hipertensi adalah pola makan. Pola makan tinggi lemak, tinggi natrium, kurang serat dan rendah kalium dapat berisiko menyebakan terjadinya hipertensi. Menjaga pola makan dari kebiasaan makan berisiko dapat mencegah terjadinya hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pola makan berisiko dengan kejadian hipertensi grade 1 di posbindu ptm pada 5 Puskesmas di Kota Banjarmasin Desain penelitian ini adalah cross sectional ,menggunakan data primer dengan jumlah sampel sebanyak 326 orang. Subjek penelitian ini peserta posbindu ptm pada 5 Puskesmas di Kota Banjarmasin berusia ≥ 20 tahun keatas
Read More
T-5493
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Elia Daini Zardi; Pebimbing: Sudarto Ronoalmodjo; Penguji: Ratna Djuwita Hatma, Sarikasih Harefa
Abstrak: Lelaki Beresiko Tinggi membeli seks nomor dua setelah waria. Mereka merupakan jembatan penular infeksi HIV dari kelompok resiko tinggi kepada wanita resiko rendah. Penggunaan kondom yang tidak konsisten mempunyai peranan menjadi faktor resiko transmisi penularan infeksi HIV. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan HIV/AIDS dengan konsistensi penggunaan kondom pada Lelaki Beresiko Tinggi (LBT) di Indonesia yang merupakan analisis lanjut dari data STBP tahun 2015. Disain studi adalah cross-sectional. Subyek dalam penelitian ini adalah 1867 Lelaki Beresiko Tinggi (LBT) yang pernah menggunakan kondom. Hasil penelitian didapatkan proporsi konsistensi penggunaan kondom sebesar 27% dan proporsi pengetahuan yang baik tentang HIV/AIDS sebesar 57,3%. Analisis multivariat menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan HIV dengan konsistensi penggunaan kondom dengan PR adjusted 1,190 [95% CI: (1.027-1,864)]. Kesimpulan studi ini adalah pengetahuan yang baik berpeluang 1,194 kali lebih konsisten menggunakan kondom dibandingkan yang pengetahuan kurang setelah dikontrol oleh kofounding persepsi resiko tertular HIV, pekerjaan, lama meninggalkan keluarga dan variabel interaksi pengetahuan dengan keterpaparan media informasi HIV.
Read More
T-5543
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zuriyatin Auliyarrahman Jauhari; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Ratna Djuwita Hatma, Soewarta Kosen
Abstrak: Depresi menjadi penyebab utama disabilitas di seluruh dunia dan berkontribusi pada beban penyakit global. Dampak depresi yang tidak tertangani adalah bunuh diri dimana hal ini akan meningkatkan angka mortalitas nasional. Prevalensi depresi di Indonesia meningkat dari 3,7% menjadi 6,1% di tahun 2015 ke tahun 2018. Diabetes melitus yang merupakan faktor risiko depresi juga mengalami peningkatan prevalensi pada periode tahun yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan diabetes melitus dengan kejadian depresi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang. Sumber data yang digunakan yaitu data sekunder Riskesdas 2018. Responden penelitian adalah penduduk di Indonesia yang berusia ≥ 18 tahun. Terdapat 646.000 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan hasil analisis didapatkan prevalensi depresi sebesar 6% dan prevalensi diabetes melitus sebesar 2,2%. Terdapat hubungan yang signifikan antara diabetes melitus dengan depresi. Responden yang memiliki diabetes melitus 1,8 kali lebih mungkin untuk mengalami depresi dibanding dengan seseorang yang tidak memiliki diabetes melitus setelah dikontrol oleh variabel penyakit kronis lain. Disimpulkan terdapat keterkaitan antara diabetes melitus dengan depresi di Indonesia.
Read More
S-10943
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Afrida Fitri; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Ratna Djuwita Hatma, Eti Rohati
S-9674
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fauzan Budi Prasetya; Pembimbing: Putri Bungsu; Penguji: Ratna Djuwita Hatma, Uswatun Hasanah
Abstrak: Diabetes adalah salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Indonesia merupakansalah satu negara dengan angka diabetes tertinggi. Aktivitas fisik merupakan salah satufaktor risiko penyakit diabetes yang dapat dimodifikasi. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui kuatnya hubungan aktivitas fisik pada berbagai tingkat dengan penyakitdiabetes setelah dikontrol oleh variabel confounding. Penelitian ini merupakan analisislanjut Indonesian Family Life Survey Tahun 2014 (IFLS 2014). Metodologi penelitianyang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional dengan uji multivariat.Setelah dikontrol oleh variabel tempat tinggal, aktivitas fisik sedang (OR = 1,62 CI 95%:1,21 - 2,18) dan aktivitas fisik rendah (OR = 1,94 CI 95% = 1,47 - 2,56) lebih berisikodibandingkan aktivitas fisik tinggi untuk penyakit diabetes. Intervensi yang dapatdilakukan antara lain sinergitas antar lembaga seperti kementerian dan lembagapemerintah, lembaga swasta, non-profit, dan BPJS Kesehatan untuk program optimalisasiprogram aktivitas fisik yang sesuai dengan gaya hidup masyarakat urban sertameningkatkan fasilitas pendukung yang memadai untuk beraktivitas fisik tingkat sedanghingga berat di area perkotaan.Kata kunci:Diabetes, aktivitas fisik, IFLS 2014, cross-sectional
Diabetes is one of the leading death causes in the world. Indonesia is one of the highestrates of death caused by diabetes. Physical activity is one of the modifiable diabetes riskfactors. This study focuses on understanding association of physical activity in differencelevels and diabetes after being controlled by confounding variables. This study is ananalysis of Indonesian Family Life Survey Tahun 2014 (IFLS 2014). Researchmethodology in this study is cross-sectional with multivariate analysis. After beingcontrolled by residential area variable, moderate physical activity (OR = 1,62 CI 95%1,21 - 2,18) and low physical activity (OR = 1,94 CI 95% = 1,47 - 2,56) have higher riskcompared to high physical activity for diabetes. Health interventions that are feasible tobe executed are synergy between all departments and government bodies, the privatesector, non-profit, and BPJS Kesehatan (National Health Insurance) for optimization ofphysical activity program that is suitable for urban lifestyle and encouraging adequateinfrastructures and facilities for people in urban areas to be able to do moderate until highphysical activity.Key words:Diabetes, physical acitivity, IFLS 2014, cross-sectiona.
Read More
S-10232
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anette Yongki Wijaya; Pembimbing: Syahrizal; Penguji: Ratna Djuwita Hatma, Fathiyah Isbaniah
Abstrak: Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kasus TB MDR di RSUP Persahabatan tahun 2020.
Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik observatif dengan data kuantitatif. Sumber data berasal dari data sekunder berupa rekam medik RSUP Persahabatan tahun 2020. Dengan desain studi kasus kontrol, 50 sampel dalam kelompok kasus dan 100 sampel dalam kelompok kontrol dianalisis menggunakan SPSS dengan uji chi square, OR untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel, dan p<0,05 sebagai batas kemaknaan.
Hasil: Usia ≤30 tahun (OR=0,30; p=0,019) dan kepatuhan minum obat (OR=6,64; p=0,000) memiliki hubungan statistik yang signifikan dengan kasus TB MDR di RSUP Persahabatan tahun 2020.
Read More
S-10758
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anggun Pratiwi; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Ratna Djuwita Hatma, Cut Putri Arianie
Abstrak: Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama karena berkontribusi pada angka kesakitan dan kematian dunia. Prevalensi hipertensi terus meningkat dan lebih banyak ditemukan pada kelompok wanita. Obesitas merupakan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Masa menopause pada wanita diduga ikut berkontribusi terhadap kejadian hipertensi namun pengaruhnya masih menjadi perdebatan. Penelitian ini bertujuan mengkaji hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi derajat 1 baik pada wanita premenopause dan postmenopause di Indonesia. Sebanyak 8.047 responden wanita yang berumur 18-57 tahun diteliti. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan sumber data dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 Tahun 2014.

Hasil analisis multivariat dengan modifikasi cox regression menunjukkan bahwa risiko wanita obesitas untuk menderita hipertensi derajat 1 sebesar 1,80 kali (95% CI 1,57-2,06) dibandingkan wanita yang tidak obesitas. Pada wanita premenopause, obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi derajat 1 sebesar 1,67 kali (95% CI 1,43-1,94). Risiko yang lebih besar tampak pada kelompok wanita postmenopause dengan besar risiko obesitas terhadap kejadian hipertensi derajat 1 sebesar 2,32 kali (95% CI 1,69-3,19). Perlu dilakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi melalui program GERMAS dan pemaksimalan peran posbindu PTM. Masyarakat khususnya wanita perlu menerapkan pola hidup sehat dengan perilaku CERDIK sejak usia dini.
Read More
T-5682
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Chalada; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Ratna Djuwita Hatma, Yati Afiyanti, Nurlaelasari
Abstrak:
Latar belakang: Fakta global bahwa gangguan kecemasan dan depresi semakin meningkat dari tahun ketahun. Ibu hamil termasuk kelompok rentan dengan gangguan kecemasan dan depresi karena mengalami perubahan fisik dan psikologis, serta perubahan peran dari masa kehamilan, persalinan, nifas dan kekhawatiran akan mengurus bayi, selain itu wanita 3,01 kali berisiko mengalami cemas dibandingkan pria. Studi baru-baru ini bahwa ibu hamil mengalami kecemasan 37%. Tujuan: Mengetahui efektivitas intervensi CBT untuk menurunkan tingkat kecemasan pada ibu hamil Sumber Data: Penelusuran studi hingga oktober 2022 pada database online: Proquest, Scince Direct dan PubMed, selanjutnya melakukan penelusuran melalui sumber yang tidak di publikasikan seperti tesis dan disertasi dari Universitas Indonesia (UI) Repository. Seleksi Studi: Kiteria inklusi dalam penelitian ini adalah ibu hamil sebagai subyek, desain studi randomized controll trial (RCT). Originalresearch, periode studi tahun 2012 sampai dengan 2022 dan berbahasa inggris. kriteria ekslusi: ibu hamil pengguna obat psikiatri. Ekstraksi Data: Peninjau ektraksi data dan penilai risiko bias dilakukan oleh dua orang secara independent, bila menemukan ketidkasesuaian dilakukan diskusi sampai hasil yang di sepakati dan pengecekan ulang oleh pembimbing penelitian. Hasil: Tiga studi masuk kedalam meta-analisis dengan sampel CBT (117) dan control (118). terdapat perbedaan rerata efektivitas intervensi kelompok CBT dan Kontrol pada masing-masing studi, penelitian menunjukan perbedaan yang signifikan secara statistic dan klinis dengan nilai Tau2=36.85, efek gabungan yang diperoleh (perbedaan rata-rata = -20.84; IK 95% dari -30.06 sampai -11.62), sesuai dengan ukuran efek yang besar (4.43), setelah mengecualikan satu studi karena hasil post intervensi yang tidak signifikan (g(95%CI) = 0.40 (−0.13, 0.93) dimana kondisi kontrol treat as usual (TAU) yang tidak memungkinkan untuk mengontrol layanan kesehatan (bidan, dokter, perawat maternitas) yang diakses selama masa percobaan. Pada karakteristik usia ibu dan usia kehamilan tidak signifikan setelah dilakukan analisis Kesimpulan: Studi saat ini menunjukan bahwa kecemasan ibu hamil dapat diatasi atau di turunkan melalui terapi prilaku kognitive, dibuktikan dengan hasil temuan tinjauan sistematis dan meta-analisis terdapat efektifitas intervensi CBT dari masing-masing studi penelitian, dan memiliki keefaktifan yang berbeda setelah dibandingkan dengan kelompok control. Keseluruhan ada dua temuan utama: Durasi intervensi CBT (durasi jangka pendek dan jangka Panjang) efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan ibu hamil. Kedua populasi, CBT efektif untuk ibu hamil dengan hasil skrining positif kelainan kromosom dan riwayat infertilitas primer.

Background: It is a global fact that anxiety disorders and depression are increasing from year to year. Pregnant women are a vulnerable group with anxiety disorders and depression due to physical and psychological changes, as well as changing roles during pregnancy, childbirth, postpartum and worrying about taking care of the baby, besides women are 3.01 times more likely to experience anxiety than men. Recent studies that pregnant women experience anxiety 37%. Objective: to determine the effectiveness of CBT interventions to reduce anxiety levels in pregnant women Data Source: Search studies until October 2022 on online databases: Proquest, Science Direct and PubMed, then carry out searches through unpublished sources such as theses and dissertations from the University of Indonesia (UI) Repository. Study Selection: Inclusion criteria in this study were pregnant women as subjects, randomized control trial (RCT) study design. Original research, study period from 2012 to 2022 and speak English. Exclusion criteria: Pregnant women who use psychiatric drugs. Data Extraction: Reviewers of data extraction and risk assessments can be carried out by two people independently, if discrepancies are found, discussions are carried out, until the results are agreed upon and re-checked by the research supervisor. Result: Three studies entered into the meta-analysis with CBT (117) and control (118) samples. there were differences in the average effectiveness of the CBT and control group interventions in each study, the study showed statistically and clinically significant differences with a Tau2 value = 36.85, the combined effect was obtained (mean difference = -20.84; 95% CI from -30.06 to -11.62), corresponding to a large effect size (4.43), after excluding one study because the postintervention outcome was not significant (g(95%CI) = 0.40 (−0.13, 0.93) whereas the treat as usual (TAU) control condition was it is not possible to control the health services (midwives, doctors, maternity nurses) accessed during the trial period The characteristics of maternal age and gestational age are not significant after analysis. Conslusion: The current study shows that the anxiety of pregnant women can be overcome or reduced through cognitive behavioral therapy, as evidenced by the findings of a systematic review and meta-analysis showing the effectiveness of CBT interventions from each research study, and having different effectiveness when compared to the control group. Overall there were two main findings: The duration of the CBT intervention (short term and long term duration) was effective in reducing pregnant women's anxiety levels. In both populations, CBT is effective for pregnant women with positive screening results for chromosomal abnormalities and a history of primary infertility. Key words: effective intervention, cognitive behavioral therapy, anxiety disorders, pregnant women.  
Read More
T-6508
Depok : FKM UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yusmayanti; Pemb. Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Ratna Djuwita Hatma, Kusharisupeni Djokosujono, Dante Saksono, Yulianti Wibowo
Abstrak:

Angka prevalensi diabetes melitus dari tahun ke tahun cendenmg meningkat. Data Departemen Kesehatan menyebutkan jumlah pasien dan kematian diabetes melitus rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit menempati urutan pertama dad selumh penyakit endokrin. Tahun 2004 pasien rawat inap diabetes melitus 42.000 kasus CFR 7,9%; dan tahun 2006 meningkat menjadi 49.364 kasms CFR 8,42%. Dari 4 (cmpat) tipc diabetes melitus, maka diabetes melitus tipe 2 yang paling banyak. Prevalensi diabetes melitus tipc 2, tahun 1992 sebesar 5,69%, tahun 1993 meningkat menjadi 5,'7% dan tahun 2005 mcnjadi l4,7%. Penyakit tersebut merupakan masalah kesehatan yang sangat serius, dimana komplikasinya menimbulkan angka kematian yang cukup tinggi, dan beban biaya kesehatan yang cukup mahal. Untuk itu diperlukan usaha untuk mencegahnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 setelah dikontrol variabel kovariat. Beberapa faktor kovariat yang diduga meningkatkan jumlah penderita diabetes melitus tipe 2 antara Iain umur, jenis kelamin, pekerjaan, riwayat menderita DM, aktivitas fisik, konsumsi serat, konsumsi lemak, pola makan, konsumsi alkohol, dan merokok. Desain penelitian ini menggunakan rancangan kasus kontrol dengan jumlah responden 300 orang dimana masing-masing kasus dan kontrol sebanyak 150 responden. Analisis dilakukan secara bertahap mulai dan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Analisis multivariat menggunakan analisis regresi Iogistik ganda. Hasil pcnclitian menunjukkan hubungan yang signiiikan antara obesitas sentral dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 dimana obesitas sentral memiliki resiko untuk tcrkcna diabetes melitus tipe 2 sebesar 3,16 kali dibanding tanpa obesitas sentral, setelah dikcndalikan faktor riwayat DM dalam keluarga, aktiiitas fisik, dan kcbiasaan mcrokok. Disarankan perlunya informasi mengenai faktor resiko diabetes melitus tipc 2 secara luas kepada masyarakat. Jika risiko DM dapat diketahui sedini mungkin, maka upaya pencegahan akan segera dapat dilakukan schingga prevalcnsi DM dapat ditekan.


Diabetes mellitus prevalence number of year goes to tend to increase. Health Depanmen data describes that the total of patient and diabetes melitus death, inpatient care and also outpatient care at hospital stays in the first range of all endocrine’s disease. On 2004 the diabetes melitus patient of inpatient care are 42,000 cases with CFR 7.9% and on 2006 become increase to 49,364 cases with CFR 8.42%. From 4 (four) diabetes melitus type, therefore diabetes melitus type 2 becomes most transmitted on patients. Diabetes melitus type 2 prevalence on 1992 as 5.69%, on 1993 increase becomes 5.7% and on 2005 becomes l4.7%. That disease was really serious health problem, where its complication caused high mortality and health charge which adequately expensive. For those reason required all effort to prevent it. The purposed of this research to describes relationship among central obesity with diabetes melitus type 2 after controlled by covariate variable. Several preconceived covariate factor increases diabetes melitus type 2 patient for example age, gender, occupation, diabetes mellitus history, physical activity, Ebcr consumption, fat consumption, food habit, alcohol and smoking. This observational design utilize case control design with 300 person respondent where every cases and controls as 150 respondents. Analysis is performing in several phased from univariate analysis, bivariate, and multivariate analysis. Multivariate analysis using a multiple logistics regression. The observational result indicated the significant relationship among central obesity and occurrence of diabetes melitus type 2 where central obesity has a risk and tend to strikes by diabetes mellitus type 2 as 3.16 times compared without central obesity, after controlled by diabetes mellitus history in family, physical activity and Smoking habitual. Sugggested to publicized the sufficient and properly infomation conceming diabetes melitus type 2 to community. If diabetes melitus type 2 risk can be detected and known early, therefore prevention effort will be performed so diabetes melitus type 2 prevalence can be controlled.

Read More
T-2773
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive