Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Aswinudin Fajar; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Robiana Modjo, Susanto Kusnadi
S-7011
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Pengembangan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Berbasis Web di Dinas Kesehtan Kota Bogor Tahun 2014
Andang Charisma Perdana; Pembimbing: Artha Prabawa; Penguji: Popy Yuniar, Bai Kusnadi
Abstrak:
Manajemen dan analisis data yang baik dan sistematis dalam pengelolaan program kewaspadaan dini dan respon diharapkan mengahasilkan data dan informasi yang akurat dan tepat waktu sebagai dasar pengambilan keputusan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengunakan metode Incremental and Iterative Model yang meliputi tahapan pengumpulan kebutuhan, desain sistem, penulisan kode program, pengetesan program, pengecekan program. Penelitian ini menghasilkan aplikasi sistem kewaspadaan dini dan respon berbasis web di Dinas Kesehatan Kota Bogor. Aplikasi sistem kewaspadaan dini dan respon berbasis web di Dinas Kesehatan Kota Bogor dapat membantu dalam melakukan input data, pengolahan data, penyajian data dan disitribusi data sehingga diharapkan kedepanya mampu meningkatkan kelengkapan dan ketepatan waktu pelaporan.
Management and analysis of good data and systematic in the management of early warning and response program is expected to result in a data and information that is accurate and timely as the basis for decision making. This study is a qualitative research method, Incremental and Iterative Model which includes the stages of gather requirements, design, code, test it, examine. The result of this research is web-based early warning system and response application in Bogor City Health Agency. Web-based early warning system and response application in Bogor City Health Agency can assist in doing data input, data processing, data presentation that the expected in the future able to improve the completeness and timeliness of data reporting.
Read More
Management and analysis of good data and systematic in the management of early warning and response program is expected to result in a data and information that is accurate and timely as the basis for decision making. This study is a qualitative research method, Incremental and Iterative Model which includes the stages of gather requirements, design, code, test it, examine. The result of this research is web-based early warning system and response application in Bogor City Health Agency. Web-based early warning system and response application in Bogor City Health Agency can assist in doing data input, data processing, data presentation that the expected in the future able to improve the completeness and timeliness of data reporting.
S-8550
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fitri Amaliah; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Siti Arifah Pudjonarti, Kusnadi
Abstrak:
Stunting terjadi dimulai didalam Rahim dan berlanjut setidaknya selama 2 tahun pertama kehidupannya, menentukan potensi individu untuk kehidupan kedepan dalam hal risiko morbiditas dan mortalitas, prestasi sekolah, produktivitas kerja, kekuatan fisik, dan risiko penyakit kronis. Tujuan dari penelitian ini untuk Mengetahui Potret Anak Stunting di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Tahun 2017. Penelitian Kualitatif dengan Rapid Assessment Procedures (RAP), dilakukan kepada informan yang memiliki anak stunting usia < 23 bulan dan 24-59 bulan pada bulan Juni 2017. Penggalian informasi melalui Diskusi Kelompok Tearah, Wawancara mendalam serta observasi. Hasil penelitian menunjukkan, sebagian besar informan memiliki tinggi badan < 150 cm, usia antara 20-25 tahun dan jarak antar kehamilan > 3th, tinggal di wilayah yang sanitasinya kurang baik karena sebagian besar masih BAB di kali dan sampah keluarga yang dibakar disekitar rumah. Anggota keluarga lain selain ibu ikut terlibat dalam pengasuhan anak. Sebagian besar informan tidak melakukan IMD dan ASI Eksklusif. Pola asuh makan informan terhadap anaknya tergolong kurang baik karena anak sering diberikan makanan jajanan, saat anak sakit, makanan yang diberikan lebih sedikit, dan anak makan sambil jalan-jalan, untuk keanekaragaman makanan juga masih kurang dimana sayuran sebagian besar hanya diberikan kuahnya saja sementara buah jarang diberikan. Kemudahan akses terhadap pelayanan kesehatan tidak dimanfaatkan dengan baik terlihat sebagian besar informan hanya mengimunisasi anaknya 2-3 kali dan pengetahuan tentang gizi seimbang masih kurang, dan masih mengikuti budaya untuk memantang beberapa makanan selama hamil.
Kata kunci: Stunting, sanitasi, ASI Eksklusif, pola asuh makan, makanan pantangan
Stunting takes place inside the uterus and continues for at least the first 2 years of life, determining the individual's potential for future life in terms of risk of morbidity and mortality, school performance, work productivity, physical strength, and chronic disease risk. The purpose of this research is to know the Portrait of Stunting Children in Pangkalan Village, Teluk Naga Subdistrict, Tangerang Regency Year 2017. Qualitative Research with Rapid Assessment Procedures (RAP), conducted to informants who have child stunting age 3th, living in a poorly sanitary area because most are still defecate in the river and family trash burned around the house Family members other than mothers get involved in parenting. Most informants do not do IMD and Exclusive Breast Milk. Feeding patterns of informants to their children are not good enough because children are often given food snacks, when children are sick, the food is given less, and children eat while walking, for the diversity of food is also still lacking where most vegetables are only given sauce only while the fruit Rarely given. Ease of access to health services is not well utilized seen most informants only immunize their children 2-3 times and knowledge about balanced nutrition is still lacking, and still follow the culture to challenge some food during pregnancy.
Keywords: Stunting, sanitation, Exclusive breastfeeding, feeding patterns, dietary restrictions
Read More
Kata kunci: Stunting, sanitasi, ASI Eksklusif, pola asuh makan, makanan pantangan
Stunting takes place inside the uterus and continues for at least the first 2 years of life, determining the individual's potential for future life in terms of risk of morbidity and mortality, school performance, work productivity, physical strength, and chronic disease risk. The purpose of this research is to know the Portrait of Stunting Children in Pangkalan Village, Teluk Naga Subdistrict, Tangerang Regency Year 2017. Qualitative Research with Rapid Assessment Procedures (RAP), conducted to informants who have child stunting age 3th, living in a poorly sanitary area because most are still defecate in the river and family trash burned around the house Family members other than mothers get involved in parenting. Most informants do not do IMD and Exclusive Breast Milk. Feeding patterns of informants to their children are not good enough because children are often given food snacks, when children are sick, the food is given less, and children eat while walking, for the diversity of food is also still lacking where most vegetables are only given sauce only while the fruit Rarely given. Ease of access to health services is not well utilized seen most informants only immunize their children 2-3 times and knowledge about balanced nutrition is still lacking, and still follow the culture to challenge some food during pregnancy.
Keywords: Stunting, sanitation, Exclusive breastfeeding, feeding patterns, dietary restrictions
S-9557
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Iska Beritania Sinulingga; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Yovsyah, Bai Kusnadi
Abstrak:
Read More
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus RNA yang menyerang sel limfosit manusia sehingga pada saat virus ini menyerang tubuh manusia, maka manusia tersebut akan kehilangan sistem kekebalan tubuhnya dan mudah terserang penyakit. Di Indonesia, proprorsi HIV Positif pada komunitas lelaki seks lelaki sebesar 27,5%. Di Kota Bogor komunitas Lelaki Seks Lelaki (LSL), mengalami peningkatan kasus terjadinya HIV. Pada Tahun 2022 tercatat 130 orang LSL yang dinyatakan positif HIV, dari 408 orang yang ter diagnose HIV. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui determinan yang berhubungan dengan kejadian HIV pada komunitas LSL di Kota Bogor. Pada penelitian ini menggunakan studi Cross Sectional dan melakukan analisis dengan metode Cox Regression. Memanfaatkan data primer di Kota Bogor, yaitu dengan cara melakukan wawancara pada komunitas LSL. Hasil Penelitian didapatkan proporsi HIV positif pada komunitas ini 46,62%, hasil analisis multivariat didapatkan ada 4 variabel yang berhubungan dengan terjadinya HIV pada komunitas LSL di Kota Bogor yaitu Umur (β 0,370; P-Value 0,017; PR 1,448 (95% CI 1,066-1,961)); Pengetahuan ( β -0,868; P-Value 0,005; PR 0,420 (95% CI 0,229-0,771)); Kekerasan seksual yang datangnya dari anggota keluarga (β - 0,443 ; P-Value 0,041; PR 1,558 (95% CI 1,018-2,385)); Role saat berhubungan seksual (β – 0,314 ; P-Value 0,007; PR 0,730 (95% CI 0,580-0,919). Dan determinan dominan terjadinya HIV pada komunitas lelaki seks lelaki di Kota Bogor adalah kekerasan seksual yang datangnya dari anggota keluarga. Kata kunci : HIV, Lelaki Seks Lelaki, Kota Bogor, Jawa Barat
HIV or Human Immunodeficiency Virus is an RNA virus that attacks human lymphocyte cells so that when this virus attacks the human body, the human will lose their immune system and be susceptible to disease. In Indonesia, the proportion of HIV positive in the male sex community is 27.5%. In Bogor City, the Men's Sex Society (MSM) has experienced an increase in cases of HIV. In 2022, 130 MSM were recorded as HIV positive, out of 408 people diagnosed with HIV. The purpose of this study was to determine the determinants associated with the incidence of HIV in the MSM community in Bogor City. In this study using a cross sectional study and analyzing the Cox Regression method. Utilizing primary data in the city of Bogor, namely by conducting interviews with the MSM community. The results showed that the proportion of HIV positive in this community was 46.62%, the results of the multivariate analysis found that there were 4 variables related to the occurrence of HIV in the MSM community in Bogor City, namely Age (β 0.370; P-Value 0.017; PR 1.448 (95% CI 1.066) -1.961)); Knowledge (β -0.868; P-Value 0.005; PR 0.420 (95% CI 0.229-0.771)); Sexual violence that comes from family members (β - 0.443 ; P-Value 0.041; PR 1.558 (95% CI 1.018-2.385)); Role during intercourse (β – 0.314 ; P-Value 0.007; PR 0.730 (95% CI 0.580-0.919)) And the dominant determinant of HIV occurrence in the male sex community in Bogor City is sexual violence originating from family members. Keywords: HIV, Male Who Have Sex With Male, Bogor City, West java Province
T-6773
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Kuuni Ulfah Naila El Muna; Pembimbing: Helda; Penguji: Krisnawati Bantas, Bai Kusnadi, Zakiah
Abstrak:
NewEmerging Disease COVID-19 di akhir tahun 2019 menyebabkan KLB hingga pandemi di seluruh belahan dunia secara cepat.Secara global berdasarkan data 8 April 2020, total sebanyak 22.073 petugas kesehatanterinfeksi COVID-19 di 52 Negara. Kota Depok merupakan Kota pelapor kasus COVID-19 pertama di Indonesia pada 2 Maret 2020. Masih terbatasnya publikasi terkait petugas kesehatan berisiko terkena COVID-19 dan hanya meneliti pada kelompok nakes saja menjadi dasar peneliti untuk mengetahui hubungan status sebagai petugas kesehatan terhadap kejadian kasus konfirmasi COVID-19 di Kota Depok. Studi crossectional dilakukan menggunakan data sekunder hasil wawancara Form Penyelidikan Epidemiologi berdasarkan Pedoman Kementerian Kesehatan RI. Studi ini menggunakan data Maret- Juni 2020, yang melibatkan 925 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status sebagai petugas kesehatan tidak bisa berdiri sendiri dalam hubungannya dengan kejadian kasus konfirmasi COVID-19. Diketahui bahwa kombinasi antara riwayat kontak suspek COVID-19 dan mengunjungi fasilitas kesehatan diantara responden yang berstatus petugas kesehatan, meningkatkan risiko sebesar 2,13 kali (95% CI 1,33-3,41) untuk menjadi kasus konfirmasi COVID-19. Selain itu juga secara signifikan berhubungan dengan kasus konfirmasi COVID-19 di Kota Depok (p=0,002)
In the last 2019, COVID-19 as New Emerging Disease causing a pandemic rapidly.The numbers of health care workers infected COVID-19 worldwide until 8 th April 2020 in 52 countries were 22.073. 2 nd March 2020, Depok city report the first case confirmed COVID-19 also the first case in Indonesia. Limited research about risk of healthcare worker infected COVID-19 and some of the research only examine in healthcare worker group became this research base to assess the association of healthcare worker and confirmed case in Depok City. A crossectional study has been done using secondary data obtained from Epidemiological Investigation Form from MOH Guidelines in Health District Office in Depok. This study using data obtained inMarch- June 2020 involving 925 respondents.The results show that status of healthcare worker cannot stand alone in the association with confirmed case COVID-19. Noted combinationbetween history of contact with suspect COVID-19 and visiting health care facility among respondentas health care worker elevated risk 2,13 times become confirmation cases of COVID-19 (95% CI 1,33-3,41) also significantly related to confirmation case of COVID-19 in Depok City (p= 0,002)
Read More
In the last 2019, COVID-19 as New Emerging Disease causing a pandemic rapidly.The numbers of health care workers infected COVID-19 worldwide until 8 th April 2020 in 52 countries were 22.073. 2 nd March 2020, Depok city report the first case confirmed COVID-19 also the first case in Indonesia. Limited research about risk of healthcare worker infected COVID-19 and some of the research only examine in healthcare worker group became this research base to assess the association of healthcare worker and confirmed case in Depok City. A crossectional study has been done using secondary data obtained from Epidemiological Investigation Form from MOH Guidelines in Health District Office in Depok. This study using data obtained inMarch- June 2020 involving 925 respondents.The results show that status of healthcare worker cannot stand alone in the association with confirmed case COVID-19. Noted combinationbetween history of contact with suspect COVID-19 and visiting health care facility among respondentas health care worker elevated risk 2,13 times become confirmation cases of COVID-19 (95% CI 1,33-3,41) also significantly related to confirmation case of COVID-19 in Depok City (p= 0,002)
T-6118
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Asri Permata Sari; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih, Evi Martha; Penguji: Diah Mulyawati, Kusnadi, Siti Masruroh
Abstrak:
Kabupaten Tangerang menjadi wilayah dengan jumlah balita gizi buruk dan kurang terbanyak di Provinsi Banten dengan prevalensi sebesar 5,77%. Pemerintah Kabupaten Tangerang sejak tahun 2010 hingga saat ini telah menyelenggarakan Pos Gizi sebagai upaya penurunan prevalensi balita kurang gizi. termasuk di Kecamatan Teluknaga. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penyelenggaraan Pos Gizi di Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang 2017 berdasarkan komponen input, proses dan output. Metode penelitian ini kualitatif dengan desain Rapid Assessment Procesure (RAP). Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah kader. Hasil penelitian pada komponen input menunjukkan jumlah sumber daya manusia cukup, bidan desa tidak mendapatkan pelatihan, dana berasal dari dana BOK, peralatan masak dari swadaya masyarakat, media penyuluhan tidak ada, dan jarak beberapa rumah peserta jauh dengan lokasi kegiatan. Gambaran komponen proses didapatkan kegiatan PMT berjalan rutin, penyuluhan tidak rutin, pemantauan perubahan perilaku tidak dilakukan. Gambaran komponen output menggambarkan asupan makanan balita belum memenuhi prinsip gizi seimbang, peserta menerapkan beberapa perilaku kebersihan, dan peserta belum menerapkan perilaku mendapatkan layanan kesehatan yang positif. Perlu dilakukan peningkatan kualitas kegiatan edukasi kesehatan melalui pelatihan kader dan bidan desa, kegiatan konseling dan pemantauan perilaku, serta pengadaan media edukasi.
Read More
T-5191
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Defi Amalia Setia Ningrum; Pembimbing: Krisnawati Bantas, Ratna Djuwita; Penguji: Yovsyah; Bai Kusnadi, Yemima Ester
Abstrak:
Meningkatnya prevalensi kegemukan pada anak dan rendahnya proporsi pemberian ASI eksklusif di Indonesia merupakan dasar dilakukan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insidens kegemukan pada anak dan hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian kegemukan pada anak
Read More
T-5670
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Indah Kusumawati; Pembimbing: Hadi Pratomo, Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Trini Sudiarti, Kusnadi, Tomy Hendrajati
Abstrak:
ABSTRAK Perilaku gizi seimbang merupakan praktik pemberian anekaragam makanan balita dengan menyertakan prinsip perilaku hidup bersih, aktifitas fisik dan mempertahankan berat badan normal. Penerapan perilaku gizi seimbang pada ibu diharap mampu mempercepat perbaikan gizi masyarakat (Kemenkes,2014). Kejadian balita malnutrisi masih menjadi masalah prioritas pada negara berkembang seperti Indonesia. Provinsi Banten memiliki angka balita kurus (7.3%) melebihi angka nasional (6.8%). Tujuan penelitian menilai hubungan antara perilaku gizi seimbang dengan status gizi balita di kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional melibatkan 200 sampel ibu yang memiliki balita. Perilaku ibu diukur dengan 17 pertanyaan tentang perilaku gizi seimbang menggunakan kuesioner. Status gizi balita dinilai berdasarkan nilai z-score perbandingan berat badan dan tinggi badan (BB/TB). Hasil penelitian menunjukkan proporsi ibu dengan perilaku gizi seimbang buruk mencapai 34.5% dan prevalensi balita kurus dan sangat kurus (13.5%) diatas rata-rata nasional (12.1%). Hasil uji bivariat menunjukan hubungan antara perilaku gizi seimbang, pengetahuan gizi seimbang ibu, umur balita, riwayat imunisasi dan riwayat BBLR dengan statatus gizi balita. Hasil uji multivariat menemukan adanya hubungan perilaku gizi seimbang dengan status gizi balita setelah dikontrol variabel status ekonomi keluarga dengan nilai OR 3.2. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya upaya promosi kesehatan masyarakat mengenai gizi seimbang untuk mempercepat peningkatan perilaku ibu guna mereduksi prevalensi balita kurus di area kerja Puskesmas Tegal Angus. Kata Kunci: Perilaku Gizi Seimbang, Status Gizi Balita, Kurus, Pinggiran Kota Nutrition balanced behaviour is the practice of giving dietary diversity by including principles of clean living behavior, physical activity and maintaining normal weight. The Implementation of balanced nutritional behavior is expected to be able to improve the nutritional of the community (Ministry of Health, 2014). The incidence of children malnutrition is still priority issue in developing countries such as in Indonesia. The prevalence of wasted of under-five children was 7.3% higher than national number (6.8%). The objective of the study was to assess the relationship between nutrition balanced behavior and nutritional status of under-five years children in Teluknaga Subdistrict, Tangerang district. The study used a cross sectional study design involving 200 samples of mother with under-five children. Maternal behavior was measured by 17 questions about nutritional balanced behavior using a questionaire. The nutritional status of under-five children assessed based on Z score ratio of body weight for height Z-Score (WHZ). The results showed that the proportion of mother with low nutrition balanced behavior reached 34.5% and the prevalence of wasting and severaly wasting (13.5%). above the national average (12.1%). The result of bivariate test shows the significant correlation between balanced nutririon behavior, maternal knowledge of nutrition balanced, children ages, immunization history and history of low birth weight with nutritional status of under-five children. Multivariate test result after controlled variabel economic status found a relationship of nutritional balanced behavior with nutritional status of under-five children with the value of OR 3.2. Based on that, its necessary to promote health promotion on balanced nutrition to accelerate the improvement of mother behavior to reduce the prevalence of wasting in the work area. Key word: Nutrition Balanced Behavior, nutritional status of the unde-rfive children, Wasted, Suburban
Read More
T-5187
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Muhammad Agus Ainur Rosyid; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Suyud Warno Utomo, Bai Kusnadi
Abstrak:
Diare merupakan penyakit berbasis lingkungan dan masih berpotensi untuk menjadi KLB di Kota Bogor. kejadian yang tergolong paling parah terjadi di Bogor tepatnya di Kecamatan Bogor Timur, menunjukkan bahwa peningkatan kasus dari 1617 di tahun 2011 menjadi 3272 pada tahun 2012, data tersebut merupakan kejadian yang serius karena peningkatan tersebut sangat signifikan yaitu 100% peningkatan kasus. Penilitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan menganalisis kejadian daire yang terjadi di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor. Disain penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol, kasus merupakan balita yang didiagnosa positif menderita diare serta tercatat dalam registrasi puskesmas dari 1 januari hingga 30 april 2014. Kontrol adalah balita yang tidak menderita diare, dan merupakan tetangga kasus. Jumlah sampel kasus 46 responden dan kontrol 46 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung meggunakan kuesioner. Kuesioner berisikan faktor risiko (sosiodemografi, faktor perilaku, dan sarana sanitasi lingkungan). Analisa data dilakukan hingga model multivariate. Kesimpulan dari penelitian adalah diketahui faktor risiko kejadian diare pada balita di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor adalah pengetahuan (p=0,017) dan nilai Odds Ratio 3,245 pada Convident Interval (1,364-15,258). Serta Perilaku cuci tangan responden juga memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai p = 0,014 dengan nilai Odds Ratio 4,562 dengan Convident Interval (1,364-15,258).
Diarrhea is an environmentally based disease and still has the potential to be an extraordinary event in the city of Bogor. Belonging to the most severe events occurred in the city of Bogor precisely in District East Bogor, suggesting that the increase in cases form 1617 in 2011 to 3272 in 2012, the data is a serious incident because the increase is very significant, which is 100% increase in cases. The research aims to provide an overview and analysis of cases that occurred in the District Daire East Bogor,bogor. The design of the study is a case-control, case was diagnosed as a toddler with diarrhea positive and health cebters listed in the registration of 1 january to 30 April 2014. Controls is a toddler who is not suffering from diarrhea, and is a neighbor of cases. The number of sample cases 46 respondents and controls 46 respondents. Data collected by direst interview questionnaire receipst. The questionnaire contains risk factors (sociodemographic, behavioral factors, and environmental sanitation). Data analysis to multivariate models. The conclusions of the study are known risk factors foar the incidence of diarrhea in infants in the eastern District of Bogor, Bogor is knowledge (p=0.017) and the odds ratio value of 3.245 at the confidence interval (1.364 to 15.258). the behavior of the respondents as behavior hand washing also has a significant relationship with (p=0.014) with a value Odds Ratio 4.562 with confidence interval (1.364 to 15.258).
Read More
S-8294
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Afandi Setia Apriliyan; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Yovsyah, Bai Kusnadi, Sherli Karolina
Abstrak:
Read More
Latar Belakang: Pada 2023, Kota Bogor mencatat 360 kasus positif naik 9 kali lipat dibanding tahun sebelumnya dengan incidence rate tertinggi kedua di Jawa Barat dimana penyebaran hampir merata di seluruh kelurahan. Penelitian ini diperlukan untuk menganalisis pola spasial dan faktor risiko campak pada balita di Kota Bogor sebagai dasar ilmiah untuk intervensi yang lebih efektif. Metode: Penelitian ini merupakan studi ekologis dengan analisis spasial dengan unit analisis adalah kelurahan. Data dianalisis menggunakan pendekatan deskriptif, eksploratori, inferensial, dan prediktif dengan model regresi spasial untuk mengidentifikasi faktor risiko campak pada balita. Hasil: Analisis spasial kasus positif campak balita menunjukkan bahwa proporsi usia kasus, PHBS rumah tangga sehat, dan cakupan vitamin A memiliki pola spasial mengelompok signifikan (p < 0,05) berdasarkan Moran’s Index. Hasil LISA mengidentifikasi beberapa kelurahan dalam kuadran high-high, seperti Cikaret dan Mulyaharja. Hasil uji SAR menunjukkan terdapat efek spasial signifikan (ρ = 0,142; p = 0,05). Secara parsial, proporsi usia kasus dan angka pendidikan SD–SMP berpengaruh signifikan (p < 0,001), sementara cakupan vitamin A menunjukkan efek protektif secara marginal signifikan (p = 0,05). Model ini menunjukkan bahwa distribusi campak dipengaruhi oleh faktor biologis, pendidikan, dan spasial wilayah. Kesimpulan: Kasus campak balita menunjukkan pola spasial mengelompok signifikan dengan faktor usia, pendidikan, dan cakupan vitamin A sebagai determinan utama. Diperlukan penguatan analisis spasial secara rutin dan pemantauan wilayah yang terindikasi hotspot.
In 2023, Bogor City recorded 360 positive measles cases, a ninefold increase compared to the previous year, with the second highest incidence rate in West Java and nearly uniform distribution across all sub-districts. This study aims to analyze the spatial patterns and risk factors of measles among children under five in Bogor City as a scientific basis for more effective interventions. Methods: This ecological study used spatial analysis with sub-districts as the unit of analysis. Data were analyzed using descriptive, exploratory, inferential, and predictive approaches, including spatial regression models to identify measles risk factors in children under five. Results: Spatial analysis of positive measles cases showed that the proportion of cases by age, healthy household behavior (PHBS), and vitamin A coverage exhibited significant spatial clustering (p < 0.05) based on Moran’s Index. LISA results identified several sub-districts in the high-high quadrant, such as Cikaret and Mulyaharja. SAR tests indicated a significant spatial effect (ρ = 0.142; p = 0.05). Partially, the proportion of cases by age and primary to junior high school education level had significant effects (p < 0.001), while vitamin A coverage showed a marginally significant protective effect (p = 0.05). This model suggests that measles distribution is influenced by biological, educational, and spatial factors. Conclusion: Measles cases in children under five exhibit significant spatial clustering, with age, education, and vitamin A coverage as key determinants. Routine spatial analysis and monitoring of identified hotspot areas are recommended.
T-7246
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
