Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Ida Ayu Devi Qirani; Pembimbing: SRatu Ayu Dewi artika; Penguji: Kusharisupeni Djokosujono, Widjaja Lukito
Abstrak: Underweight merupakan salah satu masalah kekurangan gizi yang rentan dialami olehanak-anak. Karakteristik anak, orangtua, dan lingkungan menjadi faktor yangmempengaruhi kejadian underweight pada anak, terutama pada anak usia 24-59 bulan.Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor yang mempengaruhi kejadian underweightpada anak usia 24-59 bulan di Pulau Jawa. Penelitian cross-sectional ini menggunakandata sekunder dari IFLS 2014. Total responden pada penelitian ini sebanyak 1270 anakusia 24-59 bulan yang tinggal di Pulau Jawa. Perhitungan dan klasifikasi nilai z-scoreBB/U menggunakan aplikasi WHO AnthroPlus, sedangkan aplikasi SPSS digunakanuntuk mengolah data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 20,2% anakyang mengalami underweight di Pulau Jawa. Variabel yang berhubungan secarasignifikan (p-value <0,05) antara lain BBLR, ISPA, diare, frekuensi makan susu danolahannya, tingkat pendidikan ayah dan ibu, dan status gizi ayah. Sedangkan variabeljenis kelamin, umur kehamilan, pemberian imunisasi dasar, status anemia, riwayat asieksklusif, semua frekuensi makan selain susu dan olahannya, status gizi ibu, kebiasaanmerokok ayah dan ibu, serta wilayah tempat tinggal tidak berhubungan secara signifikan(p-value >0,05) dengan kejadian underweight. Berdasarkan analisis multivariat,frekuensi makan susu dan olahannya menjadi faktor dominan kejadian underweightpada penelitian ini (OR=1,798)Kata kunci:balita; konsumsi makanan; IFLS 2014; Indonesia; underweight
Underweight is one form of undernutrition that is often experienced by children.Characteristics of children, parents, and the environment were factors affecting theincidence of underweight in children, especially aged 24-59 months. This study aimedto find out the dominant factors affecting underweight in children aged 24-59 months inJava Island. This cross-sectional study used secondary data from IFLS V (2014). Totalrespondents of this study were 1,270 children aged 24-59 months who lived in JavaIsland. Z-scores for weight-for-age was determined and classified using WHOAnthroPlus software, while SPSS software was used to process the data. This studyfound that 20.2% children in Java were underweight. Variables that significantlyassociated (p-value <0,05) with underweight were LBW, ARI, diarrhea, frequency ofeating milk and its products, education level of father and mother, and underweightfather. While gender, gestational age, basic immunization, anemia status, exclusivebreastfeeding history, other eating frequencies, maternal nutritional status, smokinghabits of fathers and mothers, and area of residence were not significantly associatedwith underweight (p-value >0,05). Based on multivariat analysis, low frequency ofeating milk and dairy product was the dominant factor in this study (OR=1,798).Key words:children under five; food consumption; IFLS 2014; Indonesia; underweight.
Read More
S-10513
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Vanny Aprilianny; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Kusharisupeni Djokosudjono, Widjaja Lukito
Abstrak: Hipertensi merupakan penyebab tingginya prevalensi penyakit kardiovaskuer dandiperkirakan menjadi penyebab kematian didunia sebesar 9,4 juta atau 95%.Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengankejadian hipertensi pada kelompok usia dewasa di wilayah urban dan ruralterpilih. Kedua daerah tersebut memiliki prevalensi hipertensi cukup tinggi yaitusebesar 34,9% di wilayah urban dan 43,1% di wilayah rural. Desain penelitian iniadalah kuantitatif observasional cross-sectional menggunakan data penelitianStrategi Nasional pada tahun 2011 dengan jumlah sampel 361 orang. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa 39,3% responden hipertensi dan 60,7% respondentidak hipertensi. Terdapat hubungan signifikan antara umur, jenis kelamin, tingkatpendidikan, hiperglikemia, konsumsi fast food, dan konsumsi kopi. Instansi yangterkait diharapkan mampu memotivasi penderita hipertensi untuk melakukanpengecekan gula darah, serta memberikan edukasi gizi dan kesehatan yang efektifdan efisien.Kata Kunci: hipertensi, urban, rural, dan dewasa.
Hypertension is a causes the high prevalence of cardiovascular disease andestimated 9.4 million or 95% to become the world's leading cause of deaths. Thisstudy was to identify factors associated with hypertension in adults age groups inselected urban and rural areas. Both of these areas have a high prevalence ofhypertension, which amounted to 34,9% in urban areas and 43,1% in rural areas.Study design was an observational cross-sectional quantitative used the NationalStrategy in 2011 with 361 samples of person. The results showed that 39,9%respondents with hypertensive and 60.7% of respondents are not hypertensive.There were significant association beetwen age, sex, education level,hyperglycemia, fast food consumption and coffee. Institutions are hoped tomotivate hypertension patient to check blood sugar, and provide nutritioneducation and health which are effective and efficient.Keywords: hypertension, urban, rural, and adults
Read More
S-9095
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nara Citarani; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Kusharisupeni Djokosudjono, Widjaja Lukito
Abstrak: Rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) adalah salah satu metode untuk mendeteksi obesitas sentral. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu, asupan makan, gaya hidup, dan indeks massa tubuh (IMT) dengan obesitas sentral berdasarkan RLPP pada kelompok usia dewasa di wilayah urban dan rural terpilih. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dengan jumlah 195 sampel. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi kuantitatif observasional cross-sectional. Prevalensi obesitas sentral berdasarkan RLPP pada penelitian ini adalah 57,9%. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan obesitas sentral berdasarkan RLPP adalah jenis kelamin dan IMT. Kata kunci: kelompok usia dewasa, obesitas sentral, rasio lingkar pinggang panggul, rural, urban Waist-hip ratio (WHR) is a method to measure the risk of central obesity. This study is focus on finding the association between individual characteristics, dietary intake, lifestyle, and body mass index (BMI) with central obesity based on WHR among adults in selected urban and rural area. Secondary data was used in this study, with total 195 samples. The design of this study is quantitative observational cross-sectional. The prevalence of central obesity based on WHR in this study is 57,9%. Variables which are significantly related to central obesity are sex and BMI. Keywords: adults, central obesity, rural, urban, waist-hip ratio
Read More
S-9164
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nabila Azmi; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Ahmad Syafiq, Widjaja Lukito
Abstrak: ABSTRACT
 
 
Kecenderungan perilaku makan menyimpang merupakan gangguan mental yang ditandai dengan membatasi makanan dan mengontrol berat badan akibat ketakutan seseorang untuk menjadi gemuk. Mahasiswa merupakan salah satu kelompok yang juga memiliki resiko terjadinya kecenderungan perilaku makan menyimpang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswi RIK UI angkatan 2013 tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Data dilkumpulkan dengan menggunakan kuesioner dari 176 mahasiswi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 85,2% responden memiliki kecenderungan perilaku makan menyimpang. Terdapat hubungan signifikan antara citra tubuh (P value= 0,040), pengaruh teman (P value = 0,021), dan keterpaparan media massa (P value = 0,023) terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswi RIK UI angkatan 2013 tahun 2014. Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa keterpaparan media massa merupakan faktor paling dominan terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswi RIK UI angkatan 2013 tahun 2014 (P value= 0,04). Mahasiswi yang terpapar media massa memiliki peluang mengalami perilaku makan menyimpang 3,15 kali lebih besar dibandingkan responden yang tidak terpapar media massa setelah dikontrol dengan variabel citra tubuh dan pengaruh teman.
 

 
ABSTRACT
 
 
Eating disorders tendency are mental disorders that is signed with restraint eating and weight control because of fear of becoming fat. College student is one of group who also has a risk of eating disorders tendency. Objective in this study is to determine the dominant factor in determining the frequency of eating disorders tendency in college students in the Health Science University of Indonesia batch 2013 at 2014. The research method is quantitative cross-sectional design. The data was collected by questionnaire of 176 college students. Result showed that 85.2% of respondents had eating disorders tendency. There is a significant difference in the proportion of body image (P value= 0.040), peer influence (P value = 0.021), and mass media exposure (P value = 0.023). The result of multivariate test show that mass media exposure is a dominant factor against eating disorders tendency in college students in the Health Science University of Indonesia batch 2013 at 2014 (P value= 0.04). College student who is exposed to the mass media have eating disorders tendency 3.15 greater than respondent who aren’t exposed with mass media after controlled with variable body image and peer influence.
Read More
S-8446
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Cindy; Pembimbing: Sartika, Ratu Ayu Dewi; Penguji: Widjaja Lukito, Yvonne Magdalena Indrawani
S-8505
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Benedicta Natalia Latif; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Widjaja Lukito
Abstrak: Obesitas sentral merupakan tipe obesitas paling berbahaya karena berhubunganerat dengan penyakit kronis dan komplikasi metabolik. Penderita obesitas sentral jugalebih rentan terinfeksi COVID-19 dengan gejala lebih berat dan tingkat kematian lebihtinggi. Prevalensi obesitas sentral yang meningkat pesat pada masyarakat di seluruh duniamenjadikannya salah satu masalah kesehatan global tersulit yang dihadapi masa ini.Penelitian terdahulu menemukan prevalensi obesitas sentral yang sangat tinggi, yaitu70,6% pada pasien dewasa di Puskesmas Bojong Gede, Kabupaten Bogor tahun 2017.Penelitian ini merupakan studi sekunder lanjutan yang bertujuan untuk mengetahui faktordominan kejadian obesitas sentral pada populasi tersebut. Studi ini melibatkan 85responden berusia 25-64 tahun dengan data yang dikumpulkan dari database penelitianprimer. Data dianalisis meggunakan uji bivariat chi-square dan uji multivariat regresilogistik ganda pada aplikasi IBM SPSS versi 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaterdapat enam variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian obesitas sentral,diantaranya: jenis kelamin (perempuan, p-value 0,003), kolesterol darah(hiperkolesterolemia, p-value 0,025), asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat(>110% kebutuhan gizi personal, p-value 0,003; 0,001; 0,005; 0,025). Kolesterol darahditemukan sebagai faktor dominan terkait obesitas sentral pada pasien dewasa diPuskesmas Bojong Gede. Odds kejadian obesitas sentral lebih tinggi 4,210 kali padakelompok responden yang mengalami hiperkolesterolemia dibandingkan dengankelompok responden dengan kadar kolesterol darah total normal, setelah dilakukankontrol pada variabel lainnya. Dengan demikian, tenaga kesehatan dapat menghimbaupenderita obesitas sentral untuk memeriksakan dan memantau kadar kolesterol darahnya.Masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap obesitassentral beserta bahayanya. Masyarakat dapat dibimbing untuk meningkatkanpengetahuan mengenai jumlah energi dan zat gizi makro yang sesuai dengankebutuhannya, melakukan olahraga secara teratur, menghindari perilaku yangberhubungan dengan stres, dan memantau status kesehatan secara rutin. Instansikesehatan diharapkan turut mengambil peran aktif dalam kegiatan pencegahan dankontrol atas obesitas sentral, diantaranya dengan menjalankan kegiatan edukasi dankonsultasi gizi serta kesehatan, mengadakan kegiatan kesehatan pastisipatif, dan menjalinkerja sama dengan masyarakat untuk melakukan pemantauan kesehatan.Kata kunci:Dewasa, Kabupaten Bogor, Kadar Kolesterol Darah, Obesitas Sentral.
Read More
S-10505
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Intan Dewiyanti; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Widjaja Lukito
Abstrak: Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang menjadi salahsatu faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler. Penelitian ini bertujuan untukmengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan dislipidemia padakelompok usia dewasa di wilayah Kota Depok (urban) dan Kabupaten LampungTengah (rural). Prevalensi dislipidemia yang ditemukan cukup tinggi, yaitusebesar 48,2% di Kota Depok dan 51,8% di Kabupaten Lampung Tengah. Desainpenelitian adalah cross sectional, menggunakan data penelitian Strategi Nasionaltahun 2011 dengan 372 sampel.Indeks Massa Tubuh (p = 0,014) , obesitas sentral pada laki-laki (p =0,008), dan obesitas sentral pada perempuan (p = 0,002) memiliki hubungansignifikan dengan dislipidemia.Kata kunci: dislipidemia, indeks massa tubuh, obesitas sentral, rural, urban
Dyslipidemia is a disorder of lipid metabolism which became one of themajor risk factors for cardiovascular disease. This study aims to identify factorsassociated with dyslipidemia at adult age groups in the city of Depok and CentralLampung regency. The prevalence of dyslipidemia were found to be quite high at48.2% in Depok and 51.8% in Central Lampung regency. The study design wascross-sectional, using research data of the National Strategy in 2011 with 372samples.Body mass index (p = 0,014), central obesity in men (p = 0,008), andcentral obesity in women (p = 0,002) had a significant association withdyslipidemia.Keywords: dyslipidemia, body mass index, central obesity, urban, rural.
Read More
S-9227
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurhasanah; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Engkus Kusdinar Achmad, Widjaja Lukito
Abstrak: Persen lemak tubuh berlebih menunjukkan seseorang mengalami obesitasdan memiliki dampak terhadap kesehatan khususnya kejadian penyakit degeneratif.Masalah berat badan lebih dan obesitas (penumpukan massa lemak yang dapatmengganggu kesehatan) merupakan masalah gizi yang sedang dihadapi dunia, baikdi negara maju maupun negara berkembang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungandengan persen lemak tubuh pada kelompok usia dewasa di wilayah urban dan ruralterpilih yaitu Kota Depok dan Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian inimenggunakan desain studi cross sectional memanfaatkan data penelitian StrategiNasional mengenai Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular 2011 dengan jumlahsampel 353 orang dewasa.Hasil penelitian menunjukkan secara umu 49,9% penduduk usia dewasa didaerah urban dan rural memiliki persen lemak tubuh berlebih, sedang di wilayahurban sendiri terdapat 76,8% penduduk yang memiliki persen lemak tubuh berlebihdimana angka tersebut jauh lebih besar dari persentase pada wilayah rural sebesar26,5%. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan persen lemak tubuhantara lain wilayah tempat tinggal, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status giziIMT, asupan energi, asupan karbohidrat, asupan protein, dan status merokok.Kata kunci: Persen lemak tubuh, urban, rural, obesitas
High percentage of body fat indicates that a person obese and have animpact on health, especially the risk of degenerative diseases. Overweight andobesity has become a major nutritional problem that faced not only in developedcountries but also on developing countries.This study aims to determine the factors related to percent body fat in adultin urban and rural selected areas which in this study are Kota Depok and KabupatenLampung. This study using cross sectional study design based on research data ofthe National Strategy on Non-Communicable Disease Risk Factors in 2011 with asample of 353 adults.The results showed that in general 49.9% in adult population in urban andrural areas have excess body fat percentage, while in the urban area there are 76.8%of the population have excess body fat percentage where the figure is much largerthan the percentage in rural area which is 26.5%. Variables that have a significantrelationship with the percent of body fat are region of residence (urban and rural),gender, level of education, nutrition status by BMI, energy intake, carbohydrateintake, protein intake, and smoking status.Key words: Body fat percentage, urban, rural, obesity.
Read More
S-9109
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Cleo Syahana Indaryono; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Nurhayati Adnan, Widjaja Lukito, Fajrinayanti
Abstrak:
Stunting merupakan kondisi kurang gizi kronis dengan dampak jangka panjang yang dapat menghambat perkembangan kognitif dan fisik, meningkatkan risiko penyakit degeneratif, dan pada akhirnya mengurangi produktivitas. Anak-anak panti asuhan termasuk kelompok yang lebih rentan mengalami kekurangan gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan energi, protein, dan makanan beragam terhadap kejadian stunting di panti asuhan kota Depok, Jakarta, dan Tangerang Selatan dengan desain cross-sectional pada data primer dengan total sampel sebanyak 99 balita. Ditemukan proporsi stunting sebesar 16,2% dan kecukupan asupan energi, protein, dan makanan beragam adalah 59,6%, 94,9%, dan 66,7%. Analisis cox regression menunjukkan hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan kejadian stunting (PR 9,6 (95% CI: 2,050 - 44,977) p-value: 0,004,. Balita dengan asupan energi yang tidak cukup memiliki risiko kejadian stunting 9,6 kali dibandingkan balita dengan asupan energi cukup setelah dikontrol oleh variabel status wilayah tempat tinggal balita, hubungan wali dengan balita, usia wali, ketahanan pangan, riwayat penyakit balita, dan pengetahuan wali. Panti Asuhan memiliki potensi besar menjangkau lapisan masyarakat cakupan panti asuhan, membantu pencegahan kejadian stunting dengan pendampingan dari institusi kesehatan dan sosial dalam mendeteksi kasus stunting dan berperan dalam implementasi praktis berbagai program pencegahan stunting pada balita.

Stunting is a chronic form of malnutrition with long-term effects that can hinder cognitive and physical development, increase the risk of degenerative diseases, and reduce productivity. Children in orphanages tend to be more vulnerable to the risk of malnutrition. This study aims to determine the relationship between the intake of energy, protein, and dietary diversity on stunting in orphanages in Depok, Jakarta, and Tangerang Selatan through cross-sectional design using primary data of 99 under-five children. The proportion of stunting was 16.2% and intake of energy, protein, and dietary diversity was 59.6%, 94.9%, and 66.7%. Analysis using Cox regression showed a significant relationship between energy intake and stunting (PR 9.6 (95%CI: 2.050 - 44.977) p-value: 0.004, under-five children with insufficient energy have a risk of stunting 9,6 times compared to under-five children with sufficient energy intake, controlled by child-friendly living area status, relationship between the guardian and the child, age of the guardian, child?s household food security, child's illness history, and guardian?s nutrition knowledge. Orphanages have great potential to reach the ?hidden? layers of society, help prevent stunting with the assistance of health and social institutions through stunting case detection, and take part in the practical implementation stunting prevention programs in children.
Read More
T-6511
Depok : FKM UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Meliza Suhartatik; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Trini Sudiarti, Kusharisupeni, Widjaja Lukito, Agus Triwarto
Abstrak:
Banyak penelitian yang mengkonfirmasi bahwa obesitas dikaitkan dengan risiko kejadian diabetes mellitus (DM) tipe-2, namun belum banyak penelitian longitudinal yang melakukan pengamatan terhadap kejadian obesitas pada penderita DM tipe-2. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui trend dan determinan obesitas pada penderita DM tipe-2 usia 35-65 tahun di Kota Bogor. Desain studi longitudinal dengan memanfaatkan data sekunder dari studi kohor faktor risiko PTM tahun 2015-2017. Analisis secara time series selama 3 tahun diketahui trend prevalensi obesitas pada penderita DM tipe-2 menurun Hasil analisis determinansi terhadap kejadian obesitas diketahui asupan lemak yang tinggi (tahun 2015-2016) dan asupan karbohidrat yang tinggi (tahun 2017) merupakan faktor dominan dalam mempengaruhi kejadian obesitas, namun kontribusinya hanya sekitar 27,7-41,3% yang mengindikasikan adanya faktor risiko lain yang lebih berperan terhadap kejadian obesitas pada penderita DM tipe-2 yang tidak diteliti dalam penelitian ini

Many studies confirm that obesity is associated with the risk of type2 diabetes, but not many longitudinal studies have observed the incidence of obesity in type2 diabetes. This study aims to determine trends and determinant of obesity in type2 diabetes aged 35-65 years in Bogor City. A longitudinal design study using secondary data from Cohort Study of NCD year 2015-2017. Time series analysis for 3 years found that the trend of obesity prevalence in type2 diabetes decreased from 71.6%, 69.1%, to 64.2%. The trend of risk factors for the incidence of obesity, such as energy, fat intake and physical activity, increased significantly in 2017. The reduction in the prevalence of obesity is associated with changes in healthy lifestyle (intentional weight loss) and due to poor glycemic control or other disease (unintentional weight loss). The results of determinant analysis of the incidence of obesity are known in year 2015 fat intake is a dominant factor (OR:4.88; 95% CI:1.48-16.06) also influenced by gender, with carbohydrate intake as a confounder. In 2016 fat intake was a dominant factor (OR:5.71; 95% CI:1.48-22.03) also influenced by carbohydrate intake, with physical activity, stress, smoking habits and gender as a confounder. In 2017 carbohydrate intake was a dominant factor (OR:6.84; 95% CI:2.13- 21.98) with fat intake as a confounder.

Read More
T-5929
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive