Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Hadi Nugroho; Pembimbing: Renti Mahkota; Penguji: Helda, Mursalim
Abstrak:
Amenore postpartum adalah periode akhir kehamilan perempuan sampai waktu iamulai menstruasi kembali. Ini adalah periode ketidaksuburan sementara. Periodeamenore postpartum merupakan peristiwa penting bagi reproduksi dalam rentanghidup perempuan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan statusmenyusui ibu dengan amenore postpartum. Menggunakan data sekunder SDKI2012 dengan desain studi crossectional, dengan jumlah sampel sebesar 1171responden. Pada analisis multivariat dengan regresi Cox pada status menyusui ibuyang berinteraksi dengan penggunaan kontrasepsi non hormonal terhadapamenore postpartum didapatkan nilai PR 2,18 (95% CI: 1,22-3,89). Ini menunjukkan pentingnya ibu untuk terus menyusui dan menggunakan kontrasepsinon hormonal setelah melahirkan sebagai salah satu upaya untuk menjaga jarak kelahiran yang baik pada periode postpartum. Kata Kunci : status menyusui ibu, kontrasepsi, amenore postpartum.
Read More
T-4214
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ajeng Hadiati Sarjono; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Fatmah, Mursalim
s-6273
Depok : FKM-UI, 2010
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Bunga Pelangi; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Evi Martha, Fatmah, Mursalim, Sunersi Handayani
Abstrak:
Prevalensi gizi buruk dan gizi kurang tertinggi di DKI Jakarta tahun 2017 terjadi di Kota Jakarta Timur yaitu 18,6% dari 14,5%. Wilayah dengan prevalensi gizi kurang tertinggi berada di Kecamatan Cakung, dan wilayah yang berpotensi tinggi mengalami gizi kurang adalah Kecamatan Pulogadung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan perilaku pemenuhan gizi usia baduta di Kecamatan Cakung dan Kecamatan Pulogadung, Kota Jakarta Timur. Metode penelitian adalah kuantitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian ini mengambil 132 responden yang dipilih menggunakan metode purposive sampling dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata perilaku pemenuhan gizi usia baduta adalah 70 (skala 100). Perilaku pemberian MPASI berdasarkan frekuensi makan pada usia 6-9 bulan adalah perilaku yang paling banyak sesuai (92,4%) dan perilaku pemberian ASI selama dua tahun adalah perilaku yang paling banyak tidak sesuai (51,5%). Berdasarkan uji multivariat diketahui bahwa determinan perilaku pemenuhan gizi usia baduta adalah pengetahuan, sikap, dan dukungan suami. Temuan penelitian sesuai dengan teori perilaku, yaitu jika tingkat pengetahuan tinggi, sikap positif, maka akan terjadi perilaku. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata pengetahuan adalah 85,83; nilai rata-rata sikap adalah 76,31; dan nilai rata-rata perilaku adalah 70. Secara khusus, perilaku penyerta pemenuhan gizi usia baduta adalah dukungan suami. Pada variabel tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, kepercayaan terhadap tradisi, dukungan tenaga kesehatan dan akses terhadap pangan tidak berhubungan dengan perilaku pemenuhan gizi usia baduta
Read More
T-5653
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sekar Tina Amiaty Naro Putri; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Purnawan Junadi, Vetty Yulianty Permanasari, Tati Suryati, Mursalim
Abstrak:
Seorang bayi membutuhkan nutrisi terbaik pada awal kehidupannya dan ASImerupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang. Disisi lain, walaupun beberapa keunggulan ASI telah diketahui, para ibu memilikikecenderungan untuk tidak menyusui bayinya secara eksklusif semakin besar.Sehingga menyebabkan menurunnya pemberian ASI eksklusif sehingga capaianASI eksklusif di Indonesia rendah dan belum mencapai target pemerintah.Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional menggunakan datasekunder Riskesdas Tahun 2013 dengan populasi adalah wanita usia subur 15-49tahun yang memiliki bayi usia 6-24 bulan. Sampel penelitian ini adalah sampelyang tercakup dalam Riskesdas 2013. Tujuan penelitian ini untuk menganalisisfaktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif di Indonesia.Pemberian ASI eksklusif di Indonesia merujuk pada hasil publikasi BadanLitbangkes yaitu sebesar 38%. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa adaempat variabel yang berhubungan signifikan dengan pemberian ASI eksklusif,yaitu pendidikan ibu,(OR=1,449), IMD (OR=1,65), kunjungan ANC (OR=1,215),dan konseling pasca persalinan (OR=1,137). Sedangkan, faktor yang palingdominan dalam pemberian ASI eksklusif adalah IMD. Pendidikan ibu, IMD,Kunjungan ANC, dan konseling pasca persalinan menjadi faktor penentukeberhasilan pemberian ASI eksklusif. Sehingga, pemerintah perlu mewajibkantenaga kesehatan untuk melakukan IMD, mensosialisasikan kunjungan ANClengkap dan konseling pasca persalinan untuk keberhasilan pemberian ASIeksklusif pada seribu hari pertama kehidupan.
Read More
T-4621
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Galih Permana; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Purnawan Junadi, Vetty Yulianty Permanasari, Mursalim, Ubbay Ujziana
T-4606
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Jamilah Nasution; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Lukman Hakim Tarigan, Hadi Pratomo, Nugroho Soeharno, Mursalim
T-3258
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
