Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
erpajan pestisida secara kronis dapat mempengaruhi status kesehatan . Efek tersebut bergantung pada toksisitas pestisida dan tingkat pajanannya. Bisnis petani kebanyakan memerlukan pestisida untuk meningkatkan hasil pertanian. Petani yang menggunakan pestisida harus memakai APD untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pestisida.
Penelitian ini menggunakan data sekunder Survei Terpadu Perilaku dan Biologis (STBP) 2015. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah WPSTL di 11 kabupaten/kota Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi klamidia sebesar 31,9%. Proporsi WPSTL yang tidak konsisten menggunakan kondom sebesar 23,2%. Hasil analisis multivariat diketahui bahwa WPSTL yang tidak konsisten menggunakan kondom berisiko 1,2 kali (PR=1,2 ; (%%CI=0,933-1,522), hasil ini secara statistik tidak bermakna. Cara pencegahan infeksi klamidia pada WPSTL antara lain dengan penggunaan kondom secara konsisten dan benar terutama pada WPSTL berusia <25 tahun dan menderita IMS lain.
ABSTRAK Nama : Yatinawati Program Studi : Epidemiologi Judul : “Determinan Yang Berhubungan Dengan Kejadian HIV Pada LSL Di 6 Kota Indonesia Tahun 2015 (Analisis Data Surveilans Terpadu Biologis Dan Perilaku Tahun 2015)” Pembimbing : dr. Syachrizal Syarif, MPH, PhD HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang data menginfeksi sel pada system kekebalan tubuh yang dapat menghancurkan atau merusak fungsinya. Infeksi dari virus ini berkaitan pada kerusakan progresif dari sistem kekebalan tubuh yang dapat mengarah pada defisiensi imun. Kasus HIV pada LSL mengalami peningkatan dari tahun 2007 yaitu 5,35% tahun 2013 menjadi 17,29%. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui determinan yang berhubungan dengan kejadian HIV pada LSL di Indonesia Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan analisis cox regression yang mana untuk melihat seberapa besar dampak yang ditimbulkan pada faktor risiko HIV. Sampel minimal dalam penelitian ini adalah 690 sampel. Hasil dari penelitian ini adalah status Sifilis, Gonore atau Klamidia berhubungan dengan kejadian HIV p-value < 0,05. Hal ini dapat diharapkan pada LSL terkait risiko perilaku seks rutin melakukan pemeriksaan kesehatan terutama yang memiliki gejala penyakit sifilis, gonorre dan klamidia. Kata kunci: HIV, LSL, Sifiis, Gonore, Klamidia
ABSTRACT Name :Yatinawati Program Studi : Epidemiology Title :“Determinants Associated With HIV Occurrence In Men who have Sex with Men (MSM) At 6 Cities Indonesia Year 2015 (Integrated Data Surveillance Analysis Biological And Behavior Year 2015" Counselor : dr. Syachrizal Syarif, MPH, PhD HIV (Human Immunodeficiency Virus) is a virus that data infects cells in the immune system that can destroy or menggukan its function. Infection of this virus issued a disturbance of the immune system that can lead to immune deficiency. HIV cases in MSM compared to the year 2007 that is 5 , 35% in 2013 to 17.29%. The purpose of this study was to determine what is related to the incidence of HIV in MSM in Indonesia Year 2015. This study used a cross sectional design with regression analysis which is to see the determinant factors. The minimum sample in this study was 690 samples. The results of this study were history sifilis, gonorrhea or chlamydia disease associated with p-value HIV incidence <0.05. This can be done on MSM who are associated with routine health checks that have a history history sifilis, gonorrhea or clamidya disease. Keywords: HIV, MSM, Sifilis, Gonorrhea or Chlamydia
This thesis analyzes the position of leprosy services in Specialized LeprosyHospital (SLH) Dr. Sitanala, years 2015-2019. The purpose of the study was todetermine the position of leprosy services in SLH. Dr. Sitanala this time, todetermine the appropriate service strategy for the next five years. This study is theoperational research by using strategic management frameworks, proposed byFred R. David and Duncan.This study begins with an analysis of the external andinternal situation of the hospital, followed by the determination of strategies usingmatrix EFE, IFE and SWOT analysis. Furthermore, the determination ofalternative strategies using IE matrix and TOWS matrix. Priority Strategiesselected using matrix QSPM, then the priority strategies are translated into annualactivities that comes with a Key Performance Indicators (KPI). The results of thisstudy indicate that the position of leprosy services in SLH Dr. Sitanala currentlyresides in the cell V (hold and maintanance) and quadran 2 (Internal Fix-It). Thisposition means that the hospital currently has internal weaknesses that inhibitleprosy services, whereas the external side, the hospital still have a chance. Thisstudy also resulted in a recommendation strategy is right for a period of five years,which is doing internal repairs (product development). Strategic priorities thatneed to be done is to Maximize the role of plenary leprosy rehabilitation, improvesurgical services leprosy, leprosy clinic and establish the concept of integratedleprosy services (one stop service)Keywords: Strategies, Hospital, Leprosy
PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
BIOSTATISTIK
Tesis, 28 Juni 2013
Sasmin Itadi Suhanto
Peran dan Dampak Perilaku Pencegahan Gigitan Nyamuk Terhadap Kejadian Malaria di Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, tahun 2012
ABSTRAK
Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat walaupun berbagai usaha telah dilakukan untuk mencegahnya tetapi malaria masih ditemukan. Kabupaten Kaur termasuk daerah dengan endemisitas rendah dengan angka API< 1‰. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran, peran dan dampak perilaku pencegahan gigitan nyamuk serta faktor risiko lainnya terhadap kejadian malaria di Kabupaten Kaur tahun 2012. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional dengan pendekatan case control study. Lokasi penelitian ini adalah seluruh wilayah kerja puskesmas yang ada dalam Kabupaten Kaur yaitu sebanyak 16 puskesmas. Dengan jumlah sampel sebanyak 264 orang dengan rincian 132 orang kasus dan 132 orang kontrol. Kasus adalah pengunjung yang datang ke rumah sakit, puskesmas dan jaringannya dengan gejala demam dengan hasil pemeriksaan sediaan darah di laboratorium atau RDT (Rapid Diagnostik Test) positif malaria. Kontrol adalah pengunjung yang datang ke rumah sakit, puskesmas dan jaringannya dalam tahun 2012 dengan gejala demam dan hasil pemeriksaan sediaan darah di laboratorium atau RDT (Rapid Diagnostik Test) menunjukan negatif malaria.
Hasil : Analisis multivariate menunjukan bahwa kebiasaan sering dan kadang-kadang begadang malam di luar rumah dengan nilai OR masing-masing sebesar 6,37 (95% CI 1,65–24,60) dan 1,84 (95% CI 0,72–4,71), kebiasaan sering dan kadang-kadang menggunakan kelambu dengan nilai OR masing-masing sebesar 0,1 (95% CI 0,004-0,05) dan 0.08 (95% CI 0.01-0,68), kebiasaan sering dan kadang-kadang menggunakan obat anti nyamuk bakar dengan nilai OR masing-masing sebesar 0,01 (95% CI 0,004-0,05) dan 0,75 (95% CI 0,12-4,79) dan kebiasaan sering dan kadang menggunakan obat anti nyamuk cair dengan nilai OR masing-masing sebesar 0,02 (95% CI 0,005-0,06) dan 0,06 (95% CI 0,004-0,997) berhubungan signifikan dengan kejadian malaria setelah dikontrol dengan langit-langit rumah. Sedangkan penggunaan kasa ventilasi tidak berhubungan signifikan dengan kejadian malaria. Hasil perhitungan dampak: kebiasaan sering begadang malam di luar rumah dapat menurunkan kasus kejadian malaria sebesar 19,1% jika dihentikan/ditiadakan, penggunaan kelambu 15,5%, penggunaan obat anti nyamuk (bakar dan cair ) masing-masing sebesar 32,7% dan 24% pada populasi.
Kesimpulan :
Perilaku pencegahan gigitan nyamuk seperti kebiasaan begadang malam di luar rumah, penggunaan kelambu, obat anti nyamuk (bakar dan cair/semprot) mempunyai perananan penting dalam kejadian malaria.
Kata kunci : Kejadian malaria, perilaku pencegahan gigitan nyamuk, case control.
PROGRAM MAGISTER
PUBLIC HEALTH SCIENCE PROGRAM
Biostatistics Thesis, June 28, 2013
Sasmin Itadi Suhanto
Role and Impact Behavior Mosquito Bite Prevention Against Malaria incidence in Kaur regency, Bengkulu province, in 2012
ABSTRACT
Malaria remains a public health problem despite efforts have been done to prevent it, but malaria is found. Kaur district includes areas with low endemicity with API numbers <1 ‰. The purpose of this study is to describe the role and impact of mosquito bite prevention behaviors and other risk factors on the incidence of malaria in the district Kaur in 2012. This study uses observational design of case control study. The study site is the working area of the existing health center in the district as many as 16 health centers Kaur. With a total sample of 264 people with the details of 132 cases and 132 controls. Case was the visitors who come to the hospital, health center and network with symptoms of fever with the results of blood clots in the laboratory or RDT (Rapid Diagnostic Test) positive malaria. Control was the visitors who come to the hospital, health centers and networks in the year 2012 with symptoms of fever and blood clots in the results of the laboratory examination or RDT (Rapid Diagnostic Test) showed a negative malaria.
Results: Multivariate analysis showed that the habit of frequent and sometimes stay up all night outside the house with a value amounting OR 6.37 (95% CI 1.65 to 24.60) and 1.84 (95% CI 0.72 - 4.71), and a frequent habit of sometimes using nets with OR values respectively of 0.1 (95% CI 0.004 to 0.05) and 0:08 (95% CI 0.01-0,68), and a frequent habit sometimes use anti mosquito OR at each value of 0.01 (95% CI from 0.004 to 0.05) and 0.75 (95% CI 0.12 to 4.79) and the habit of frequent and sometimes use anti mosquito liquid with each value OR of 0.02 (95% CI 0.005-0.06) and 0.06 (95% CI 0.004 to 0.997) significantly associated with the incidence of malaria after controlled ceiling. While the use of gauze vents are not significantly associated with the incidence of malaria. Results of impact assessment: the habit to stay up late at night outside the home can reduce the incidence of malaria cases by 19.1% if terminated / removed, 15.5% use of mosquito nets, mosquito drug use (fuel and liquid), respectively by 32.7% and 24% of the population.
Conclusion: Mosquito bite prevention behaviors such as staying up all night habits outside the home, the use of bed nets, anti mosquito (fuel and liquid / spray) have an important role in the incidence of malaria.
Keywords: incidence of malaria, a mosquito bite prevention behaviors, case control.
ABSTRAK Diperkirakan dua puluh persen dari total penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah remaja . Kelompok masyarakat ini berada pada usia dimana kesadaran dan aktifitas seksual meningkat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mereka adalah kelompok rentan terhadap infeksi menular seksual akibat keterbatasan akses informasi dan layanan program kesehatan reproduksi remaja. Tujuan penelitian untuk mempelajari faktor sosiodemografi dan sosiokultur yang berhubungan dengan Infeksi Menular Seksual (IMS) pada remaja Indonesia. Penelitian dilakukan dengan melakukan analisis data sekunder dari SKRRI 2007 yang dilakukan di 33 provinsi di Indonesia. Didapatkan prevalensi IMS pada remaja yang mengikuti SKRRI 2007 adalah 10 %. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian IMS adalah jenis kelamin. Remaja perempuan berisiko 8,31 kali dibandingkan remaja laki-laki untuk tertular IMS. Hal ini karena luas penampang organ reproduksi perempuan lebih luas dibandingkan laki-laki dan bersifat reseptif.
ABSTRACT According to the data at 2007, it is estimated about twenty percents of total Indonesia population are adolescents. These adolescents within in range of their age with consciousness and risen sexual activity. Some studies have showed that adolescents are such vulnerable population to sexually transmitted infection. This study is aimed to analyze sociodemography and socioculture factors which related with sexual transmitted infection (STI) amongst Indonesia adolescents. It is conducted as secondary data analyzing by using Young Adult Reproductive Health Survey 2007. The prevalence of STI amongst Indonesia adolescents whom became SKRRI 2007 respondents is 10%. Sex has strong association with STI. Girls are more vulnerable to STI than boys. It caused by its reproductive organ is wider and receptive type.
