Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Erita Agustin Hardiyanti; Pembimbing: Wahyu Sulistiadi; Penguji: Mieke Savitri, Nurbaiti Yuliana
S-5148
Depok : FKM UI, 2007
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Salfida Mariani; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Anwar Hassan, Nurbaiti Yuliana
Abstrak:

Puskesmas merupakan satuan unit terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat ternasuk masyarakat miskin. Dalam era globalisasi ini setiap organisasi dituntut untuk dapat berkompetisi dan mempunyaj daya saing sehingga organisasi tersebut dapat mempertahankan keberadaannya. Pelayanan yang dihasilkan dari organisasi puskesmas merupakan kerjasama antara pimpinan puskesmas dan staf puskesmas, dari basil kerjasama yang baik akan menghasilkan pelayanan yang bennutu. Peran pimpinan puskesmas terhadap kemajuan organisasi sangat utama dan pimpinan harus mampu rnemberikan kepuasan kerja terhadap staf dalam organisasi, kepuasan kerja staf dalam organisasi akan menciptakan suatu pelayanan yang bermutu kepada masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan hubungan antara kepemimpinan kepala puskesmas dan kepuasan kerja staf puskesmas dalam melaksanakan Program Jaringan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kabupaten Serang Tahun 2007. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pendekatan kuantitatif terhadap 144 staf puskesmas dari 38 puskesman di Kabupaten Serang. Analisis yang digunakan adalah univariat, bivadat dan multivariat dengan uji statistik Chi square dan Regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kepuasan kerja (total) staf puskesmas menggunakan cut of point mean sebesar 50,9o/a, kepuasan kerja tertinggi pada dimensl kepuasan kelja 1erhadap gaji (60,5%) dan terendah pada dimensi kepuasan ketja terhadap pembagian jasa medis (35)1%). Mayoritas kepala puskesmas menampilkan gaya kepemimpinan transaksional (55,3%) dikoinbinasikan dengan gaya kepemimpinan transformasional (52.6%). Dari hasil uji bivariat diperoleh ada hubungan bermakna antara gaya kepemimpioan transformasional terhadap kepuasan kerja staf puskesmas (P=0,02). Ada hubungan bermakna antara gaya kepemimpinan transaksional terhadap kepuasan kerja staf puskesmas (P= 0 04) Dimensi kepemimpinan yang mempunyai hubungan bermakna terhadap kepuasan keija staf adalah dimensi attributed charismatik (P= 0,001), dimensi idealized influence (P= 0,024), dirnensi intelectual stimulation (P= 0,025), dimensi individualized consideronce (P= 0,008), dimensi Cl)nfingen reward (P= 0,020), dimensi laissez faire (P= 0,038). Foktor konfonding tidak mempunyai hubungan bermakna terhadap kepuasan kerja staf puskesmas. Hasil uji statistik multivariat didapatkan faktor yang paling dominan mempengaruhi hubungan kepemimpinan kepala puskesmas dan kepuasan kerja staf puskesmas adalah kepemimpinan transfonnasional dengan dinlensinya attributed charismatik. Persepsi gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja staf disarankan kepada kepala puskesmas agar meningkalkan gaya kepemimpinan transformasional terutama dimensi attributed charismatik, perlu memperkenalkan gaya ini kepada para calon kepala puskesmas melalui pelatihan kepemimpinan. Para kepala puskesmas agar lebih memperhatikan pembagian jasa medis kepada stafnya dan disesuaikan dengan beban kerja yang diemban para staf, sehingga kepuasan kerja staf dapat meningkat, tetap menjaga dan meningkatkan hubungan antar staf yang sudah baik.


Central public health as a leading unit which give health care services to the whole society including the impecunious. in globalization era, every organization have to be able to compete and also have the competitive ability so that the organizations are able to maintain the existance. The service that produced by central public health organization a cooperation between heed central public health and staff; the result from this cooperation will produce a service quality. The role of the head puskesmas to organization progress is very important which he gave the work satisfaction to staff and mixed the individual target to be improve a part organization target, therefore work satisfaction of staff on organization will improve the service quality to society. The aim of this research are to get picture and the relation between head to puskesmas leadership and work satisfaction of puskesmas staff to execute the JPKMM program in Serang district in 2007. This research uses cross sectional desaign with quantitative approach for 144 puskesmas staf from 38 puskesmas in Serang district. Analysis type that used are univariat, bivariate and multivariate with Chi square and double logistics regresi statistic test. The resu1t of this research indicates that percentage of work satisfaction (totalize} staff puskesmas staf use 50.9% cut off point mean the highest work satisfaction at dimension of work satisfaction to salary (60,5%) and lowest at dimension of work satisfaction to share of medical service fee (35,1%). Majority of head puskesmas presents transactional style leadership (55,3%) combined with transformational style leadership (52,6%). The result from bivariate test obtained that there is significant relationship between transformational style leadership to work satisfaction of puskesmas staff (P= 0,02). Significant relationship also found has a transaktional leadership style to work satisfaction of puskesmas (P= 0,04) Leadership dimension which have significant relationship to work satisfaction of puskesmas staff is attributed charismatik dimension (P= 0,001), idealized influence dimension (P= 0,024), intellectual stimulation dimension (P= 0,025), individualized considerance dimension (P= 0,008), contingen reward dimension (P= 0,020), laissez faire dimension (P= 0,038). Confounding factor has no significant relationship to work satisfaction ] puskesmas of staff. The result from multivariate statistic test obtained that the most dominant factor influence the relation between head puskesmas leadership and work satisfaction of puskesmas staff is transformational leadership with its attributed cbarismatik dimension. Leadership styles Perception have influence to work satisfaction of puskesmas staff, it is suggested to head puskesmas to improve transformational styles leadership especially attributed charismatic dimension, this leadership styles must introduced was to head puskesmas candidate through a leadership training. Heads puskesmas have to concerned more to share of about medical service fee to its staff raised up and also have to maintain and improve the relation among that has been good.

Read More
T-2890
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Santi Septiani; Pembimbing: Sudijanto Kamso; Penguji: Toha Muhaimin, Maria Yuliana
Abstrak: Hipertensi bertanggung jawab atas setidaknya 45% kematian akibat penyakit jantung dan 51% kematian akibat stroke. Di Indonesia, hipertensi merupakan penyakit terbanyak yang dialami oleh usia lanjut. Prevalensi hipertensi pada usia lanjut di Indonesia menempati posisi pertama penyakit tidak menular tertinggi yaitu sebanyak 57,6%. Di Kota Bogor penyakit hipertensi menduduki urutan kedua kunjungan pasien rawat jalan, setelah penyakit Nasopharyngitis akut (common cold). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik, pola konsumsi dan indeks masa tubuh dengan kejadian hipertensi. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional dan jumlah sampel sebanyak 98 orang. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni 2018. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 66,3% responden menderita hipertensi. Didapatkan hubungan yang bermakna antara usia, riwayat hipertensi, aktivitas fisik, konsumsi natrium dan indeks massa tubuh dengan kejadian hipertensi. Perlu dilakukan upaya promosi kesehatan pada masyarakat melalui penyuluhan atau kegiatan-kegiatan aktif seperti pengadaan senam dan pendidikan kesehatan secara rutin dengan melibatkan kader posbindu. Kata kunci: Hipertensi, lansia, aktivitas fisik, pola konsumsi, IMT Hypertension is responsible for at least 45% of deaths due to heart disease and 51% of deaths due to stroke. In Indonesia, hypertension is the most common disease suffered by the elderly. The prevalence of hypertension in elderly in Indonesia occupies the first position of the highest non-communicable diseases as much as 57.6%. In Bogor hypertension ranks second in outpatient visits, following acute Nasopharyngitis. This study aims to determine the relationship of physical activity, consumption patterns and body mass index with the incidence of hypertension. This study is quantitative by using cross sectional design and the number of samples is 98 people. Data collection was conducted in May and June 2018. The results showed that 66.3% of respondents suffer from hypertension. There was a significant correlation between age, history of hypertension in family, physical activity, sodium consumption and body mass index with hypertension occurrence. Health promotion efforts should be made to the community through counseling or active activities with the help of posbindu cadres. Key words: Hypertension, elderly, physical actvity, consumption pattern, BMI
Read More
S-9870
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Suci Cahyaningrum; Pembimbing: R. Sutiawan; Penguji: Tris Eryando, Maria Yuliana
Abstrak: PENDATAAN KESEHATAN MERUPAKAN SALAH SATU UPAYA PENDEKATAN OLEH PUSKESMAS KEPADA SELURUH ANGGOTA KELUARGA UNTUK MENDUKUNG PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA (PIS-PK). MASIH RENDAHNYA CAKUPAN KELUARGA TERDATA DAN TELAH TERHITUNG DI DALAM SISTEM MENYEBABKAN DATA KELUARGA SEHAT SAAT INI MASIH BELUM DAPAT MENGGAMBARKAN KONDISI KESEHATAN INDONESIA SECARA KESELURUHAN. ADANYA PEMBATASAN PETUGAS PENDATAAN YANG SEBAGIAN BESAR MEMBEBANKAN KEPADA PETUGAS PUSKESMAS MEMBUAT PROSES PENDATAAN CENDERUNG LEBIH LAMA, MENGINGAT BEBAN KERJA PETUGAS YANG CENDERUNG TINGGI DAN JUMLAH TENAGA KESEHATAN YANG TERBATAS. PENELITIAN INI BERTUJUAN UNTUK MENGUJI PENDATAAN KELUARGA SEHAT BERBASIS MASYARAKAT (KADER KESEHATAN) DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERJALAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANAH SAREAL. RATA-RATA JUMLAH KELUARGA YANG TERDATA OLEH SEORANG KADER KESEHATAN SELAMA MASA UJI COBA ADALAH SEBANYAK 5-6 KELUARGA DALAM SATU MINGGU. PERSENTASE KUALITAS DATA (KELENGKAPAN DAN KEAKURATAN) PENGENALAN TEMPAT DAN KETERANGAN ANGGOTA KELUARGA YANG DIKUMPULKAN OLEH KADER KESEHATAN LEBIH TINGGI DIBANDINGKAN PETUGAS PUSKESMAS. SEBALIKNYA PERSENTASE KUALITAS DATA KETERANGAN KELUARGA DAN KETERANGAN INDIVIDU HASIL PENDATAAN PETUGAS PUSKESMAS LEBIH TINGGI DARI PADA KADER KESEHATAN. SECARA STATISTIK TIDAK SEMUA DATA MEMILIKI PERBEDAAN KUALITAS YANG SIGNIFIKAN ANTARA YANG DIKUMPULKAN OLEH KADER KESEHATAN DAN PETUGAS PUSKESMAS. HASIL PENELITIAN MENUNJUKAN BAHWA RATA-RATA PERSENTASE KUALITAS DATA YANG DIHASILKAN DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERJALAN LEBIH BAIK DARIPADA DENGAN MENGGUNAKAN KUESIONER KERTAS. NAMUN SECARA STATISTIK TIDAK ADA PERBEDAAN YANG SIGNIFIKAN ANTARA KUALITAS DATA YANG DIKUMPULKAN DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERJALAN DAN KUESIONER KERTAS. PADA DASARNYA KADER KESEHATAN MAMPU MELAKUKAN PENDATAAN KELUARGA SEHAT DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERJALAN. TERDAPAT BEBERAPA FAKTOR YANG MENDORONG KADER KESEHATAN UNTUK DAPAT MENGGUNAKAN APLIKASI SECARA BERKELANJUTAN. KATA KUNCI: APLIKASI BERJALAN, KADER KESEHATAN, KUALITAS DATA, KELUARGA SEHAT, PENDATAAAN.
Read More
S-9886
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Romeryana Ningsih; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Pujiyanto, Yuliana F M
Abstrak: Indonesia mereformasi sistem pembiayaan kesehatan dengan menjamin seluruh penduduk dengan Jaminan Kesehatan Nasional efektif mulai tanggal 1 Januari 2014. JKN diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas. Skripsi ini meneliti persepsi nasabah Asuransi Kesehatan Kumpulan PT. XYZ tentang JKN, sehubungan salah satu prinsip asuransi sosial adalah kepesertaan wajib maka kedepannya nasabah asuransi PT. XYZ juga wajib menjadi peserta JKN. Sebanyak 29 responden (49%) mempunyai sikap negatif terhadap JKN dan sebyak 30 responden (51%) mempunyai sikap positif terhadap JKN. Dari seluruh variabel independen berupa karakteristik nasabah dan karakteristik perusahaan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap nasabah terhadap JKN, diduga karena kurangnya informasi yang adekuat mengenai hak dan kewajiban penduduk dalam JKN
 

Indonesia conducts a reformation in health care funding system by covering all citizen’s helath care with National Health Security (NHS) which takes effect on January, 1 2014. NHS is held nationally based on social insurance principals and equity principals. This studies researches the perception of PT. XYZ’s clients which represented by company’s decision maker, about the implementation of NHS. One of the social insurance’s principals is membership mandatory, thereby PT. XYZ’s clients have to obey the law to join the NHS in the future. From all the independent variables which comprise of decision maker’s characteristics and company’s characteristics, both don’t have the correlation significantly with the attitude of the clients on NHS. The respondents whom have negative attitude on NHS count of 29 (49%) and 30 respondents (51%) have positive attitude about NHS. This happens probably because of lack of proper information about the right and the duty of the citizen’s in NHS.
Read More
S-8309
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maulana Anshari Siregar; Pembimbing: Ascobat Gani; Penguji: Anhari Achadi, Yuliana, Woro Ariyandini
T-3555
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Heriandi; Pembimbing: Adang Bachtiar, Yayuk Hartriyanti; Penguji: Dian Ayubi, Suhartati, Nurbaiti Yuliana
Abstrak: Tujuan: Penelitian ini menggambarkan tingkat kepuasan pasien dan faktor–faktor yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien. Rancangan Penelitian: Deskriptif analitik, dengan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan rancangan Cross Sectional. Sampel dan Pengumpulan Data: Sampel penelitian adalah pasien yang berkunjung pada Instalasi rawat jalan RSOB yang terpilih menjadi responden dengan syarat pasien dapat berkomunikasi secara baik dalam menjawab pertanyaan kuesioner, tidak dirujuk ke rumah sakit lain, pasien yang sudah pernah berobat sebelumnya serta tidak menderita penyakit kronis (Hipertensi, Diabetes, Tbc, Kusta), dan kalau pasien anak diwakili oleh orang tuanya. Pengumpulan data pasien dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh 15 orang dari mahasiswa tahun terakhir Politekhnik Kesehatan Batam dan sudah mendapatkan kuliah mata ajaran metodologi penelitian. Data yang dikumpulkan adalah persepsi pasien/responden tentang mutu layanan di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Otorita Batam serta data tentang karakteristik responden. Bahan dan Cara Kerja: Untuk variabel karakteristik pasien dan sikap karyawan akan dianalisis dengan distribusi frekuensi. Tingkat kepuasan pasien yang meliputi pertanyaan tangible, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty. Sedangkan karakteristik pasien meliputi: umur, pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, cara bayar, kemauan berobat dan kemudahan akses. Begitu juga sikap karyawan meliputi : sikap terhadap konsumen, pekerjaan dan pasien atau keluarganya yang kesal. Untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen dengan variabel dependen maka dilakukan analisa bivariat. Untuk menjawab hipotesis dilakukan uji statistik multivariat, regresi logistik untuk melihat faktor dominan. Hasil : Dari hasil perhitungan responden sebanyak 123 orang, didapatkan hasil 55,3% responden tidak puas dan 44,7% responden puas. Ada perbedaan yang signifikan antara umur, kemauan berobat, kemudahan akses ke rumah sakit dengan tingkat kepuasan, dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara pekerjaan, tingkat pendidikan, cara bayar, jenis kelamin dengan tingkat kepuasan. Dari hasil analisis multivariat ternyata variabel yang berhubungan bermakna dengan tingkat kepuasan adalah variabel kemauan berobat. Kesimpulan : Hasil penelitian didapatkan bahwa pasien yang menyatakan puas terhadap mutu pelayanan rumah sakit sebesar 44,7 % dan karyawan kurang memahami pentingnya sikap dalam melayani pasien/keluarganya sehingga pasien kurang puas akan mutu pelayanan yang diberikan. KataKunci : Kepuasan pasien, Kemauan berobat, Instalasi Rawat Jalan RSOB.
Objective: This research describes the level of patients satisfaction and and factors correlate with the level of patient satisfaction Design of Research: Descriptive analytical, within quantitative approach, by using cross sectional design Samples and Data Acquirement: Samples of research are the patients visiting to the outpatient installation of RSOB that selected as the respondents with requirement of the patients are able to communicate well in answering the questionnaire, not moved to the other hospital, patients who have ever visited before also do not suffer from the chronic disease (hypertension, diabetes, Tuberculose, Kusta) and if the child patients are represented by their parents. The patients data acquirement is carried out by the researcher and assisted by 15 students of the latest year of the Batam Health Polytechnic and already had the subject of research methodology. The collected data is the perception of patients /respondents about the service quality in the outpatient installation of Batam Authority Hospital either data about respondents characteristics. Matters and Procedure: For the variable of patients characteristic and the employees attitude will be analyzed by frequency distribution. The patient satisfaction level which include the questions of tangible, reliability, responsiveness, assurance, and emphaty. While the patients characteristics include: age, education, occupation, sex, way of payment, willingness to cure, and easiness access. And so does the employees attitude include: attitude to the costumer, occupation and patients or their disappointed families. To identify the relationship between 2 variables that are independent and dependent variable, therefore it is done a bivariate analysis.to answer the hypothesis, carried out a multivariate statistical test , logfistic regression to identify the dominant factors. Result: From the result of respondent calculation as many of 123 people, obtained a result of 55,3% of dissatisfactory respondents and 44,7% of satisfactory respondents. There is a significant difference among the age, willingness to cure, the access easiness to the hospital within satisfaction level. From the result of multivariate analysis in fact that variable has a meaningful relationship with the satisfaction level is the variable of curing willingness. Conclusion: Result of research produces that patients expressing satisfactory to the service quality of the hospital as much of 44,7% and that employees less understand the importance of attitude in serving the patients or his family that consequently the patients are less satisfied to the given service quality. Keywords: Patients Satisfaction, Willingness to cure, Out-patient installation of RSOB.
Read More
T-2101
Depok : FKM-UI, 2005
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Selni Paressa Masakke; Pembimbing: Luknis Sabri; Penguji: Sutanto Priyo Hastono, Yuliana Sari
S-4174
Depok : FKM-UI, 2005
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rastra Ardi Yanatama; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Hendra, Mila Tejamaya, Thamrin Abudi, Yuliana
Abstrak: Pekerjaan sebagai pilot memiliki banyak tuntutan, tanggung jawab dan kemampuan yangharus di penuhi oleh pilot diantaranya menyangkut kesehatan pilot tersebut. Penelitian inimemakai desain potong lintang ( cross sectional ), rekam medis kadar kimia darah hasilpemeriksaan kesehatan secara berkala pada pilot tahun 2013 di Balai KesehatanPenerbangan, Jakarta. Kasus yang di temukan adalah adanya perbedaan nilai rata-ratakadar kimia darah hasil pemeriksaan secara berkala pada pilot yang dihubungkan denganfaktor jam terbang, jenis penerbangan, umur, kepemilikan instansi ,jenis maskapai,merokok, meminum alkohol dan jenis penerbangan. Disimpulkan bahwa beberapa nilairata-rata kadar kimia darah hasil pemeriksaan secara berkala pada pilot berbeda signifikanterhadap faktor merokok, jenis penerbangan dan riwayat meminum alkohol. Dari 288jumlah sampel responden yang diambil mewakili populasi yang ada, dapat diketahuibahwa tidak hanya pilot yang berumur yang rentan dengan risiko kesehatan, tetapi jugapilot yang masih di kategorikan muda juga rentan dengan risiko kesehatan.Kata kunci :Pilot, hasil pemeriksaan kesehatan kimia darah, jam terbang, jenis penerbangan, umur,kepemilikan instansi ,jenis maskapai ,merokok, meminum alkohol dan jenis penerbangan.
Job as a pilot has a lot of demands, responsibilities and capabilities which must be fulfilledby the pilot of which includes concerning the health of the pilots. This study is using across-sectional design ( cross sectional ), the medical record on the levels of bloodchemistry from the periodically health examination on the pilots in 2013 at the FlightHealth Center, Jakarta. The founded cases were there was differences in the average valueon the periodic examination results of the blood chemistry levels on the pilots whichrelated with the pilot flight hours factor, type of flight, age, agency ownership, type ofcarrier, smoking, drinking alcohol and type of flying. It was concluded that some of theaverage value from the periodic examination results of the blood chemistry levels on thepilots has a significant difference with the factors of smoking, type of flight and the historyon drinking alcohol. From the 288 number of samples of respondents taken to represent thepopulation, it can be acknowledge that not only the aging pilots are vulnerable to healthrisks, but young pilots are also still categorized vulnerable to health risks.Keywords :Pilot, the blood chemistry examination results, flight hours, type of flight, age, agencyownership, type of carrier, smoking, drinking alcohol and type of flying.
Read More
T-4061
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Handayani; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Wachyu Sulistiadi, Nurbaeti Yuliana
Abstrak: Kondisi negara Indonesia memiliki banyak potensi bencana, baik bencana alam dan non-alam. Kesiapsiagaan organisasi dan masyarakat dalam menghadapi darurat kesehatan masyarakat menjadi salah satu isu yang penting dalam usaha pengurangan resiko bencana. Darurat kesehatan masyarakat Intervensi kesiapsiagaan KLB merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan organisasi dalam menghadapi wabah dan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang merupakan manifestasi dari darurat kesehatan masyarakat. Studi ini bertujuan untuk mengukur tingkat kesiapsiagaan organisasi dan masyarakat pada wilayah intervensi dalam menghadapi darurat kesehatan masyarakat. Studi ini merupakan descriptive study menggunakan metode kuantitatif yang diperkuat juga dengan metode kualitatif untuk mengetahui dinamika proses kesiapsiagaan. Penilaian tingkat kesiapsiagaan organisasi diukur dengan menggunakan sembilan tahap pada undang-undang penanganan bencana. Penilaian kesiagsiagaan masyarakat diukur dengan memadukan indikator desa siaga aktif dan desa tangguh bencana. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesiapsiagaan dari BPBD dan PMI di Kabupaten Cianjur dan Kotamadaya Jakarta Pusat masuk dalam kategori belum siap karena belum dapat memenuhi semua tahap kesiapsiagaan darurat kesehatan masyarakat, sedangkan Dinas Kesehatan masuk dalam kategori siap dalam menghadapi darurat kesehatan masyarakat. Hasil penilaian kesiapsiagaan masyarakat di tiga desa intervensi di Kabupaten Cianjur menunjukkan level sedang atau hampir siap, sedangkan dua kelurahan di Kotamadya Jakarta Pusat masuk dalam kategori siap menghadapi darurat kesehatan masyarakat. Ada perbedaan tingkat kesiapsiagaan menghadapi darurat kesehatan masyarakat antara wilayah pedesaan dan perkotaan. Hal ini disebabkan karena prioritas dan strategi pembangunan yang cukup berbeda pula di kedua wilayah tersebut. Kata kunci: kesiasiagaan organisasi, kesiapsiagaan masyarakat, darurat kesehatan masyarakat Under condition of Indonesia which has a lot of potential disaster,both natural ond non-natural disasters, community preparednes in public health emergency become the most important issue of disaster risk reduction. Emergency response are often being a triggers of public health emergency. Major trigger of public health emergencies is disease outbreak which cause the damage of public health system. Epidemic Preparedness project is a program which aims to improve organization and community preparedness to deal with outbreak and epidemic as public health emergency. This study aimed to analyze the organization and community preparedness as result of epidemic preparedness project. The study used the method of qualitative analysis and descriptive statistical analysis which refer to existing indicators of resilient both health and disaster. The study shows the role and responsibilities of Health District Office in term of public health emergency categorized ready while BPBD and PMI have not been ready yet. BPBD, District Health Office and PMI in the two intervention project areas (Cianjur District, Central Jakarta District) have a good coordination mechanis, otherwise the leading sector for handling public health emergencies is still dominated by the Health Sector. Analysis of community preparedness in Cianjur district showed at moderate level while Centre Jakarta showed advance level. Keywords: Organization Preparedness, Community Preparedness, Public Health Emergency
Read More
T-4802
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive