Ditemukan 31887 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Strategi penanggulangan TB melalui strategi DOTS (Directly Observed Trearmem Shorlcourse) memprioritaskan penemuan pasien melalui pemeriksaan mikroskopis, oleh karena itu mutu pemeriksaan mikroskopis perlu dipantau tems. Hasil pemeriksaan mikroskopis sputum BTA ,oleh 54 pemugas laboratorium puskesmas (Puskesmas Ruiukan Mikroskopis dan Puskesmas Pelaksana Mandiri) di Provinsi Jambi pada tahun 2004 ada 29 puskesmas yang hasil error rate 25%, sedangkan pada tahun 2005 mcnjndi 32 puskcsmas yang hasil error rare-nya 25%. Untuk itu pcrlu dilakukan penilaian terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan mutu pemeiiksaan mikroskopis sputum BTA. Penelitian ini bertuiuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan mutu pemeriksaan mikroskopis sputum BTA pada laboratorium puskesmas (PRM dan PPM) di Provinsi Jambi tahun 2006, dengan menggunakan metodologi kuantitatif yang bersifat deskriptif dengam desaiu” penelitian berupa pcndckatan cross sectional, terhadap 56 petugas laboratorium puskesmas di PRM dan PPM (total populasi). Hasil pemeriksaan mikroskopis sputum BTA yang bermutu baik masih rendah, hanya 35,7%. Adapun faktor yang berhubungan signiiikan dengan mutu pemeriksaan mikroskopis sputum BTA adalah pelatihan (tanpa dikontrol), dan faktor pengalaman kelfia, supervisi, kepuasan kerja, dan penerapan SOP (dengan dikontrol). Faktor yang paling dominan bcrhubungan dengan rnutu pemeriksaan mikroskopis sputum BTA aclalah pencmpan SOP. Disarankan kepada puskcsmas agar petugas laboratorium selalu menerapkan SOP, meqiaga keamanan bckclja di laboratorium, dan merawat mikroskop dcngan bai[c. Kepada Dinas Kesehatan K.abupatenfKota agar pembinaan petugas laboratodum dilakukan torus-mcncms melalui peiaksanaan supenkisi yang baik. Kepada Dinas Kesehatan Provinsi agar dapat rpelatih semua petugas laboratoriurn puskesmas, melaksanakan pertemuan untuk pembinaan dan pcrnbekalan pengetahuan terhadap petugas TB kabupatenfkota dan petugas laboratorium puskesmas, dan juga perlu bckcrjasama dengan Balai Laboratorium Kesehatan untuk melakukan pembinaan di puskesmas (PRM dan PPND.
TB prevention strategy with DOTS (Directly Observed Treatment Short course) give priority to patient’s invention by microscopic examination, therefore we must always control the microscopic examination. The result of BTA sputum microscopic examination by 54 government clinic laboratory assistant (Microscopic Reconciliation Government Clinic/PRM and Autonomy Execution Government Clinic/PPM) in Province of Jamb in year 2004, there was 29 local govemment clinic with error rate 25%, whereas in 2005 became 32 local government clinic with error rate 25%. Because of that, we need to evaluate about factors which related with quality of BTA sputum microscopic examination. The purpose of the research is to get the description and factors that related with quality of BTA sputum microscopic control, at PRM and PPM laboratories in Province of Jambi, in year 2006, by using quantitative methodology, which have descriptive characteristic with cross sectional approaching research design, toward 56 laboratory assistant at PRM and PPM (total population). The result of BTA sputum microscopic examination with good quality is still low, that is only 35.7% The factors that have a significant relation with quality of BTA sputum microscopic examination are training (without controlling), and work experience factor, supervision, work satisfaction, and SOP implementation (without controlling). The most dominant factor which related with quality of BTA sputum microscopic examination is SOP examination. We suggest to government clinic is laboratory assistant must implement SOP, maintain the security of laboratory, take good care of microscope. For public service in Regency, they must train laboratory assistant continually with good supervision. For public service in Province, they must train all laboratory assistant of local government clinic by meeting for founded and provided knowledge towards TB Regency officer and laboratory assistant of public government clinic, and also good cooperate with Health Laboratory Center to make founding at local government clinic (PRM and PPM).
Quality health service is one of the basic needs that everyone needs. Rehabilitation services are part of health services with the aim of improving the health and quality of life of a person by overcoming problems due to the use of drugs. The limited quality and quantity of rehabilitation institutions in providing services has an impact on the recipients of rehabilitation services. This study aims to find a strategy to improve and guarantee the quality of rehabilitation services as a future direction and policy in improving the quality of rehabilitation services. The method used is qualitative research by involving policy makers and policy targets and conducting a CDMG (Consensus Decision Meeting Group). Based on the research results, it was obtained from the analysis of external environmental factors, the policies and rehabilitation standards were an opportunity, while the budget, coordination and synergy of Ministries / Agencies and community participation became a threat. Analysis of internal environmental factors that become strengths are vision and mission, organization, service recipient satisfaction and prevalence while weaknesses are accessibility, human resources, facilities and infrastructure, information systems and research and development. Currently the position of Deputy for Rehabilitation is in a position to grow and develop and is in the future. Based on the results of the analysis of environmental factors, the strategy needed to improve and guarantee the quality of rehabilitation services is to optimize a strength and opportunity and reduce or suppress weaknesses and threats through the strategy of implementing rehabilitation standards, increasing service recipient satisfaction and developing rehabilitation within the Deputy for Rehabilitation
ABSTRAK
Pada era globalisasi dan persaingan bebas dalam bidang pelayanan pendidikan,saat ini pihak pengelola pendidikan dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan. Salahsatu cara untuk mengetahui mutu pelayanan adalah dengan mengukur kepuasanpelanggan I mahasiswa Kepuasan mahasiswa yang rendah menggambarkan mutupelayanan yang rendah pula Kepuasan mahasiswa dipengaruhi banyak faktor,diantaranya adalah karakteristik mahasiswa.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kepuasanmahasiswa terhadap mutu pendidikan, melihat hubungan antara kepuasan dengankarakteristik mahasiswa, dan mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengankepuasan mahasiswa Kepuasan mahasiswa diperoleh dari Tingkat Kesesuaian I NilaiPuas yang merupakan rasio persepsi dengan harapan mahasiswa terhadap mutuPendidikan x 100%.Jenis penelitian yang digunakan adalah Cross sectional dengan total populasi196 mahasiswa yang dilakukan pada bulan Mei - Juli 2002 di Program StudiKeperawatan Bogor Polt.ekkes Bandung. Dimensi pelayanan yang digunakan untukmengukur kepuasan mahasiswa adalah Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance,dan Empathy.Faktor karakteristik mahasiswa yang ingin diketahui hubungannya dengantingkat kepuasan mahasiswa adalah faktor umur, Jems kelamin ,tingkatan, danpendidikan. Analisis dilakukan secara univariat, bivariat, dan multivariat. Untukanalisis bivariat dengan menggunakan uji Chi - square. Sedangkan untuk multivariatmenggunakan uji regresi logistik ganda. Analisis terhadap faktor - faktor dimensipelayanan pendidikan dengan Self Scale Survey menggunakan diagram Kartesius.Hasil yang didapat menunjukkan bahwa proporsi mahasiswa yang puas 50 %,dan yang tidak puas 50% dengan Tingkat Kesesuaian I Nilai Puas 67,12 %. variabelyang berhubungan dan dominan terhadap tingkat kepuasan mahasiswa adalah variabelumur.Analisis setiap faktor terhadap dimensi pelayanan diketahui, bahwa faktor -faktor : ruang kuliah bersih, tenang, dan nyaman, kamar kecil bersih, tenang, dannyaman, materi perkuliahan yang disampaikan dosen sesuai dengan silabus, dosendalam mengajar sesuai denganjadwal yang telah di tentukan, dan dosen dalam meng~artepat waktu, merupakan faktor-faktor yang penting dan prioritas bagi mahasiswa, danProgram Studi Keperawatan Bogor Poltekkes Bandung harus segera memperbaiki danmengoreksi fak1or-faktor dimensi pelayanan ini.Sedangkan faktor-faktor: perpustakaan bersih, tenang, dan nyaman, laboratoriumbersih,tenang, dan nyaman, setiap ajaran mempunyai silabus, dosen man1pu menanggapikeluhan mahasiswa dengan cepat, dosen dapat memegang rahasia dari mahasiswa yangdilayani, dosen mempunyai rencana pengajaran yang baik, dan komunikasi antara dosendan mahasiswa terjalin dengan baik, merupakan faktor-faktor dimensi pelayanan yangharus dipertahankan karena mahasiswa merasa puas.
