Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 39434 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Eny Suryati; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Anhari Achadi, Yulianty Vetty Permanasari, Tiodora Sidabutar
Abstrak: Latar belakang : Adanya keterbatasan biaya operasional untuk Upaya Kesehatan Masyarakat melalui kegiatan Promotif dan Preventif di Puskesmas menbuat pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan meluncurkan program Bantuan Operasional Puskesmas sebagai dukungan operasional Puskesmas yang disalurkan melalui mekanisme Tugas Pembantuan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Penelitian ini membandingkan pemanfaatan dana BOK dan capaian indikator Gizi dan KIA di Kabupaten Bogor sebagai Kabupaten dengan luas wilayah terbesar dan jumlah penduduk terbanyak serta APBD kesehatan yang besar 18,89% dengan Kabupaten Ciamis yang luas wilayah dan jumlah penduduknya hanya sepertiga dari Kabupaten Bogor dan APBD kesehatan kecil 6,8%. Indikator Gizi dan KIA yang diteliti adalah indikator Program Gizi dan KIA dalam RPJPN 2005- 2025 yaitu D/S, Pn dan KN1.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan dana BOK dan capaian indikator gizi dan KIA Puskesmas di Kabupaten Bogor dan Ciamis tahun 2013-2014 serta mengetahui faktor pendorong & penghambatnya.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan informan dan data sekunder dari laporan tahunan BOK Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten, serta dokumen terkait pelaksanaan BOK lainnya.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 4 (empat) Puskesmas di dua Kabupaten tersebut sesuai dengan teori sistem yaitu input, process dan output didapatkan hasil bahwa Input BOK yang terdiri dari 15 (lima belas) unsur sangat berperan dalam pemanfaatan dana BOK. Proses adalah fungsi manajemen yang dijalankan oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten untuk mengoptimalkan unsur-unsur input agar tercapai ouput yang optimal. Faktor pendukung pemanfaatan BOK salah satunya adalah Dana BOK merupakan satu- satunya sumber dana yang membiayai UKM melalaui kegiatan promotif dan preventif. Salah satu faktor Penghambatnya adalah pengurangan alokasi pembiayaan kesehatan dari dana APBD untuk pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif berdampak pada capaian indikator SPM bidang kesehatan.
Kesimpulan: Dari pemanfaatan dana BOK Puskesmas di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Ciamis dari sisi input, proses dan outputnya terdapat peningkatan capaian indikator Program Gizi dan KIA tahun 2013-2014. Peningkatan capaian indikator Gizi dan KIA tahun 2013-2014 di Kabupaten Bogor adalah D/S 3,2%, Pn 3,09%, KN1 1,55%, sedangkan di Ciamis yaitu D/S 8,87%, Pn 8,8% dan KN1 2,48%.
Read More
T-4328
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dudung Abdul Malik; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Anhari Achadi, Wahyu Sulistiadi, Ade Saprudin, Ucup Supriatna
Abstrak: Program BOK di Kabupaten Kuningan meningkatan dana operasional Puskesmas tahun 2011 dan 2012 menjadi 2 kali lipat, tetapi hal tersebut tidak berbanding positif dengan pencapaian cakupan indikator SPM bidang kesehatan. Ini mengindikasikan bahwa implementasi program BOK di Puskesmas Kabupaten Kuningan belum berjalan sesuai harapan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan BOK di Puskesmas Kabupaten Kuningan berdasarkan variabel kondisi lingkungan, hubungan antar organisasi, sumber daya organisasi, serta karakteristik dan kapabilitas instansi pelaksana.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan dilakukan antara Bulan Maret-April 2013 berlokasi di 4 Puskesmas dan Dinas Kesehatan dengan jumlah informan 23 orang. Pelaksanaan BOK di Kabupaten Kuningan tahun 2011-2012 memberikan banyak manfaat kepada Puskesmas khususnya operasional kegiatan preventif dan promotif. Tetapi ini tidak berpengaruh positif terhadap pencapaian SPM bidang kesehatan. SPM cenderung menurun dan item tidak mencapai target cenderung meningkat.

BOK programs in Kuningan District to improve operational funds of public health centers in 2011 and 2012 to 2-fold, but it is not comparable positive with the achievement coverage of health SPM indicators. This indicates that the implementation of BOK programs in public health centers of Kuningan District has not run as expected. The purpose of this study to analyze the factors that influence implementation of the BOK policy in public health centers of Kuningan District, based on variable environmental conditions, inter-organizational relationships, organizational resources, as well as the characteristics and capabilities of executing agencies.

This study uses a qualitative method and conducted between March-April 2013 and is located at 4 public health centers with the Health Department informant number 23. Implementation of BOK programs in Kuningan district in 2011-2012 provides many benefits to the public health center especially operational to preventive and to promotive activities. But this is not a positive influence on the achievement in health SPM. SPM tends to decrease and the item does not reach the target is likely to increase.
Read More
T-3930
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ni Wawan Sudiartini; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Rina Artining Anggorodi, Andika Resa
S-7492
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dhito Pemi Aprianto; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Mardiati Nadjib, Ni Made Diah, Dewi Murniati
Abstrak: Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan regulasi terkait kebijakan manajemen buku KIA diantaranya, Kepmenkes No.284/Menkes/SK/III/2004, Permenkes No.4 tahun 2019, Pedoman Manajemen Umum Penerapan Buku KIA, dan Juknis Penggunaan Buku KIA. Kebijakan manajemen buku KIA tersebut, mengatur dari proses perencanaan hingga buku KIA dapat dimanfaatkan. Namun, buku KIA belum optimal digunakan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana implementasi dari kebijakan tersebut, mengombinasikan desain penelitian kualitatif studi kasus dan kuantitatif deskriptif dengan pendekatan Edward III dan David Easton. Implementasi kebijakan diukur berdasarkan variabel input, proses, dan output. Hasil penelitian menunjukan, di Kementerian Kesehatan masih perlu ditingkatkan terkait fasilitas, dukungan dari Pemda, analisis dalam perencanaan, dan kejelasan serta konsistensi dari penyampaian kebijakan. Di Sleman, adanya regulasi yang diterbitkan dalam mendukung implementasi manajemen buku KIA berupa SE Kepala Dinas Kesehatan di tahun 2020, yang kemudian diperkuat menjadi Perbup di tahun 2021 menjadi bagian penting dalam implementasi kebijakan manajemen buku KIA, komponen yang perlu ditingkatkan yaitu tuntutan dan dukungan dari masyarakat. Sedangkan, di Bandung Barat, diketahui belum ada regulasi manajemen buku KIA ditingkat kabupaten, komponen yang perlu ditingkatkan terkait fasilitas; dukungan dari RS, Faskes Swasta, lintas sektor, dan Masyarakat; transmisi dan kejelasan informasi; pelayanan UKM puskesmas; dan monitoring serta evaluasi. Output dari implementasi kebijakan manajemen buku KIA antara lain, di nasional sebanyak 75,20% ibu hamil memiliki buku KIA, di Kabupaten Sleman sebanyak 95% memiliki/pernah menggunakan buku KIA, dan di Kabupaten Bandung Barat, sebanyak 70,7% memiliki/pernah menggunakan buku KIA. Sehingga dapat disimpulkan, kebijakan manajemen buku KIA masih belum terimplementasi dengan baik karena beberbagai kendala dalam input, proses serta beragamnya capaian pemanfaatan buku KIA di daerah. Penelitian ini, merekomendasikan agar Kementerian Kesehatan dapat meningkatkan kejelasan, konsistensi dan menghindari tumpang tindih regulasi terkait manajemen buku KIA; analisis penggunaan buku sejenis buku KIA sehingga dapat menjadi dasar perencanaan sharing-cost; serta penyediaan fasilitas yang mendukung; Dinas Kesehatan Kab. Sleman agar mendorong SIM KIA untuk diadaptasi atau diintegrasikan di tingkat nasional dan menyiapkan regenerasi SDM penanggung jawab KIA; Dinas Kesehatan Kab. Bandung Barat untuk menyiapkan regulasi manajemen buku KIA di tingkat kabupaten, meningkatkan upaya transmisi dan kejelasan informasi, meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan UKM di puskemas, dan meningkatkan serta mengembangkan mekanisme monitoring dan evaluasi.
Read More
T-6393
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Nurul Laeliyah; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Pujiyanto, Wahyu Sulistiadi, Toyalis, Tata
Abstrak: Realisasi dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di Puskesmas Kota Serang dari tahun 2014-2016 selalu mencapai 100% setiap tahun dan 30% digunakan untuk kegiatan KIA. Namun, capaian cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya kunjungan antenatal K4 menunjukkan penurunan dan belum mencapai target (75%). Penelitian kualitatif ini dilakukan di Dinas Kesehatan, 2 (dua) Puskesmas dengan cakupan K4 tinggi dan 2 (dua) Puskesmas dengan cakupan K4 rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Puskesmas kekurangan sumber daya manusia dan sarana prasarana untuk program KIA, dana operasional untuk kegiatan preventif dan promotif hanya mengandalkan dana BOK, pengawasan pencatatan pelaporan bidan masih lemah, serta frekuensi pergantian kader yang relatif tinggi. Kata Kunci: Bantuan Operasional Kesehatan, Puskesmas, Kunjungan Antenatal K4 The Health Operational Aid Fund (BOK) has been 100% absorped during 2014- 2016 in health centers in Serang city. Out of the total fund, 30% has been used for KIA program activities. However, coverage of maternal and child health services especially K4 antenatal visit tend to decrease and has not reached the target (75%). This qualitative research was conducted in District Health Office, 2 (two) health centers with high K4 coverage and 2 (two) Puskesmas with low K4 coverage. The result showed that Puskesmas has shortage in human resources and infrastructure facilities for KIA program, while funding to support preventive and promotive activities was only rely on BOK funds. In addition, midwife reporting was found insufficient, and high turn over of cadres has lead to poor performance. Key words : community health centre, health operational fund, K4 antenatal visit
Read More
T-5002
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Faisal Husni; Pembimbing: Sandi Iijanto; Penguji: Purnawan Junaidi, Dumilah Ayuningtyas, Budi Hartono, Sri Anggraini
Abstrak:

ABSTRAK Masih tingginya Angka Kematian Ibu di Kabupaten Bintan dan rendahnya anggaran kesehatan masyarakat di daerah menyebabkan Puskesmas belum maksimal dalam menjalan fungsi strategisnya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus yang bertujuan untuk melihat efektifitas BOK dalam percepatan MDGs di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011 dan Tahun 2012. Hasil penelitian diketahui bahwa Bantuan Operasional Kesehatan belum efektif dalam mendukung percepatan MDGs. Hal ini disebabkan karena pegawai masih berorientasi pada uang lumpsum, peruntukkan kegiatan lebih besar diluar program tujuan MDGs dan menurunnya anggaran kesehatan dari APBD setalah ada BOK. Saran: agar Dinas Kesehatan melakukan advokasi kepada legislatif dan executive untuk mempertahankan dan meningkatkan anggaran kesehatan, melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja program yang dibiayai BOK dan meningkatkan pembinaan ke lapangan untuk memaksimalkan pencapaian MDGs 2015.


 

ABSTRACT The persistently high maternal mortality rate in the District of Bintan and low areas of public health budget led health centers have not been up in running the strategic function. The study was a qualitative research design with case studies that aim to see the effectiveness of the BOK in the acceleration of MDGs in Bintan regency in Riau Islands Province 2011 and Year 2012. Survey results revealed that the Operational Health Support not been effective in supporting the acceleration of the MDGs. This is because employees are oriented journey?s expences, greater activity outside the designated program goals MDGs and declining health budgets from existing budgets After BOK. Advice: Health Department to advocate for legislative and executive to maintain and improve the health budget, supervise and evaluate the performance of programs financed by BOK and improve guidance to the field to maximize the achievement of the MDGs by 2015.

Read More
T-3664
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anance Kotouki; Pembimbing: Sri Tjayahni Budi Utami; Penguji: Budi Haryanto, Rina F. Bahar
S-7364
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Erlin Helinda; Pembimbing: Purnawan Junadi; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Pujiyanto, Bambang Setiaji, Dadan Yogaswara
Abstrak: Keberadaan buku KIA bertujuan meningkatkan pengetahuan dan aksesibilitaspelayanan KIA. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana perankepemilikan buku KIA terhadap pemanfaatan layanan persalinan oleh tenagakesehatan di Kabupaten Garut Jawa Barat tahun 2016. Penelitian menggunakandesain cross sectional, pada sampel 200 ibu yang mempunyai bayi usia 0-24bulan secara random sederhana proporsional dengan melihat daftar ibu dalambuku kohort ibu periode tahun 2014 dan 2015. Hasil penelitian menunjukkanbahwa kepemilikan Buku KIA berperan positif terhadap pemanfaatan layananpersalinan setelah dikontrol oleh variabel pendidikan, status ekonomi,kepercayaan terhadap dukun paraji, jarak ke fasilitas kesehatan, dan kualitaspelayanan kesehatan, dimana ibu yang memiliki Buku KIA berisiko 4.6 kali untukbersalin oleh tenaga kesehatan dibanding ibu yang memiliki Buku KIA. Perluadanya peningkatan pengadaan buku KIA, kualitas pelayanan ANC,mengefektifkan tim bina wilayah serta kemitraan bidan paraji.Kata Kunci: Buku KIA; Persalinan.Daftar Pustaka: 95 (1973-2015).
Read More
T-4607
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Abdul Gani Hasan; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Anhari Achadi, Wachyu Sulistiadi, Muhtar Lintang, Rahmi Winandari
Abstrak: Latar Belakang : Tujuan menganalisis kebijakan pemanfaatan dana kapitasi JKN pada FKTP Puskesmas di Kabupaten Bogor mengacu Permenkes 21 tahun 2016. Metode : Kualitatif dengan Rapid Assesment Procedure, wawancara mendalam pada 12 informan, sampel purposive, terkait tujuan penelitian. Hasil : Terdapat disparitas tinggi dana kapitasi puskesmas meliputi peserta, norma kapitasi, jumlah dokter dan rasio dokter antara berbagai puskesmas. Wawancara mendalam didapatkan sulitnya pemenuhan rasio dokter ideal, norma kapitasi rendah menunjukkan kuantitas kualitas puskesmas rendah, belum semua puskesmas melakukan proses perencanaan dengan benar, puskesmas kapitasi kecil sulit dalam operasional dan yang besar berlebih operasional dan berpotensi menumpuk, penentuan poin cukup jauh berbeda antar tenaga, pemenuhan obat-obatan terkendala oleh pengadaan, potensi overlapping kapitasi dengan BOK dan kualitas pelayanan dokter menurun pada rasio dokter per peserta besar. Kesimpulan dan saran : Rasio dokter dengan peserta masih dibawah standar 1:5000 peserta perlu upaya pemerataan, porsi kapitasi 60% untuk Jasa dan 40% opersional lain, ketercukupannya berbeda perlu ada backup dana operasional untuk yang kurang, adanya disinsentif jasa pelayanan perlu dikaji ulang, kapitasi porsi 40% dapat komplementer dengan BOK, sisa anggaran menguntungkan bila alternatif kegiatan mampu efektif efisien sesuai kebutuhan masyarakat, perlu perbaikan mekanisme pengadaan obat, dalam fleksibilitas anggaran perlu didorong PPK-BLUD pada puskesmas. Kata kunci : kapitasi; FKTP; Puskesmas Background: The purpose of analyzing the policy of utilization of JKN capitation fund at FKTP Puskesmas in Bogor Regency refers to Permenkes 21 year 2016. Method: Qualitative with Rapid Assessment Procedure, in-depth interview on 12 informant, purposive sample, related to research objectives. Results: There is a high disparity of capitation funds for puskesmas covering participants, capitation norms, number of doctors and the ratio of doctors between various puskesmas. In-depth interviews found the difficulty of fulfilling the ideal physician ratio, low capitation norms indicated the low quality of the puskesmas, not all the puskesmas did the proper planning process, the small capitation clinics were difficult in the operational and the overwhelming operational and potentially piled up, Drug fulfillment is constrained by procurement, the potential for overlapping capitation with BOK and the quality of physician services decreases in the ratio of physicians per large participant. Conclusions and suggestions: The ratio of physicians to participants is still below the standard of 1: 5000 participants need equalization effort, 60% capitation portion for services and 40% other opersional, different sufficiency there should be operational fund backups for the less, the disincentives of service need to be reviewed, Capitation of 40% portion can be complementary with BOK, the rest of the budget is advantageous if the activity alternative can be effectively efficient according to society requirement, need improvement of drug procurement mechanism, budget flexibility need to be pushed PPK-BLUD at puskesmas. Keywords: capitation; FKTP; Puskesmas
Read More
T-5020
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Suhaerni; Pembimbing: Artha Prabawa; Penguji: Tri Krianto, Hamzah Endun
S-7250
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive