Ditemukan 41306 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Nurindah Laili Maghfirati; Pembimbing: Milla Herdayati; Penguji: Besral, Felly Philipus Senewe, Darojat Nurjono Agung Nugroho
Abstrak:
IUD merupakan salah satu kontrasepsi jangka panjang yang direkomendasikan pemerintah karena tingkat kegagalan yang rendah dan efek samping yang sedikit dibandingkan kontrasepsi hormonal. Akan tetapi berdasarkan Laporan SDKI 2012, penggunaan IUD di Indonesia masih sedikit dan terus menurun dari tahun ke tahun. Salah satu faktor yang mempengaruhi pemakaian IUD dan kelangsungannya adalah akses informasi KB dimana informasi yang didapatkan wanita akan berdampak pada pengetahuan dan penerimaannya terhadap IUD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan akses informasi KB dengan pemakaian serta penggantian intrauterine device (IUD). Penelitian ini menggunakan data SDKI 2012 modul wanita usia subur (WUS), dengan jumlah sampel 9.711 wanita yang memiliki anak dua atau lebih dan menggunakan kontrsepsi. Kriteria ekslusi penelitian ini adalah wanita yang menggunakan tubektomi, vasektomi, dan kondom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penggantian IUD tidak memiliki hubungan dengan akses informasi KB (OR=0,8; 95%CI: 0,4-1,5) namun pada pemakaian IUD memiliki hubungan dengan akses informasi KB (OR=1,4; 95%CI: 1,1-1,8). Disarankan peningkatan KIE yang komprehensif dan membangun dialog dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, serta oraganisasi masyarakat untuk meningkatkan pemakaian IUD. Kata kunci: IUD, KB, informasi, KIE.
Read More
T-4504
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Laeli Nur Maeni; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Besral, Rahmadewi
S-8197
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Melisa Rahmadini; Pembimbing: Besral; Penguji: Poppy Yuniar, Rahmadewi
S-8155
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ria Resti Agustina; Pembimbing: Sudijanto Kamso; Penguji: Indang Trihandini, Martini Rachman
Abstrak:
Walaupun manfaat pemberian ASI eksklusif sangat banyak terutama untuk ibudan bayinya, prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dibawahtarget Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (80%). Permasalahan yangkerap di alami oleh wanita primipara adalah kegagalan proses let down yangmenyebabkan tidak keluarnya ASI. Inisisasi menyusu dini (IMD) merupakansalah satu cara untuk merangsang pengeluaran hormon oksitosin yangmemproduksi ASI. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dari SurveiDemografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dengan desain penelitiancrossectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara inisiasimenyusu dini (IMD) dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan pada wanitaprimipara di Indonesia. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 604 respondendengan kriteria inklusi adalah ibu primipara yang memiliki bayi berusia 6 sampai12 bulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikanantara pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD) dengan pemberian ASI eksklusif6 bulan. Ibu yang melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) memiliki peluang21,868 kali lebih tinggi untuk memberikan ASI eksklusif 6 bulan dibandingkandengan ibu yang tidak melakukan inisiasi menyusu dini setelah dikontrol olehvariabel pekerjaan ibu, kuintil kekayaan, dan berat badan lahir (95% CI: 8,956sampai dengan 53,394). Sementara itu, ibu yang tidak bekerja memiliki peluang1,717 kali lebih tinggi untuk memberikan ASI eksklusif 6 bulan dibandingkan dengan ibu yang bekerja setelah dikontrol oleh variabel inisiasi menyusu dini(IMD), kuintil kekayaan, dan berat badan lahir bayi (95% CI: 0,986 sampai dengan 3,026). Pada variabel kuintil kekayaan semakin kaya cenderung memiliki peluang yang semakin kecil untuk melakukan pemberian ASI eksklusif dan padavariabel berat badan lahir (BBL) bayi bayi yang lahir dengan berat badan lahirrendah memiliki peluang yang lebih banyak untuk memberikan ASI eksklusif.Oleh karena itu, disarankan intervensi pemberian ASI eksklusif 6 bulan melalui inisiasi menyusu dini (IMD) pada wanita primipara oleh tenaga kesehatan perlu dilakukan di fasilitas kesehatan.
Kata kunci: ASI eksklusif, inisiasi menyusu dini (IMD), pekerjaan ibu
Read More
Kata kunci: ASI eksklusif, inisiasi menyusu dini (IMD), pekerjaan ibu
S-8499
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Unun Khamida Qodarina; Pembimbing: Besral; Penguji: Fitra Yelda, Anindita Dyah Sekarpuri
Abstrak:
Remaja mengalami perubahan fisik, emosional, dan perkembangan sosial yang menandai perpindahan fase dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Sebagai bentuk perubahan perkembangan sosial, timbul keinginan pada remaja untuk menjalin hubungan dengan orang lain termasuk salah satunya teman sebaya. Teman sebaya dapat mempengaruhi remaja secara positif dan negatif. Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan teman sebaya terhadap perilaku seksual remaja. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Penelitian menggunakan kriteria inklusi remaja yang pernah atau sedang berpacaran sehingga jumlah sampel yang diperoleh sebesar 16679 remaja. Hasil penelitian menunjukkan pada remaja yang pernah atau sedang berpacaran yang mempunyai teman pernah berhubungan seksual dapat meningkatkan risiko 4,2 kali lebih tinggi untuk melakukan hubungan seksual dibandingkan dengan remaja yang tidak mempunyai teman dengan pengalaman seksual setelah variabel lain dikendalikan. Remaja yang merasa terdorong oleh teman yang pernah berhubungan seksual juga dapat meningkatkan risiko 6,2 kali lebih tinggi untuk melakukan hubungan seksual dibandingkan dengan remaja yang tidak merasa terdorong oleh pengalaman seksual teman sebaya. Variabel lain yang turut berperan dalam perilaku seksual remaja yaitu jenis kelamin, umur, status merokok, alkohol, konsumsi narkoba, dan keterpajanan media. Oleh karena itu, sosialisasi mengenai perilaku seksual serta dampaknya pada remaja, komunikasi kesehatan reproduksi dari orang tua kepada remaja, serta mengikut sertakan remaja dalam kegiatan lingkungan teman sebaya yang positif diperlukan sebagai upaya mencegah dan mengatasi permasalahan perilaku seksual di kalangan remaja. Kata Kunci: Perilaku, seksual, remaja, pengaruh, teman sebaya
Adolescents experience physical, emotional, and social development changes that marks the displacement phase ofchildhood into adulthood. As a form of social developmental changes the desire of adolescents to engage with othersincluding peer that may affect adolescent positively and negatively. The study was conducted to determine therelationship of peers on adolescent sexual behavior. The study uses cross-sectional study design and the dataIndonesia Demographic Health Survey 2012. The study has an inclusion criteria which is adolescents who have orare dating so the number of samples obtained for teens 16679. Results showed that adolescents who have or aredating have been friends intercourse can increase the risk 4,2 times higher for sexual intercourse compared withteens who do not have any friends with sexual experience after other variables are controlled. Adolescents who feelcompelled by friends who've sexual intercourse can also increase the risk 6,2 times higher for sexual intercoursecompared with teens who do not feel compelled by peer sexual experiences. Other variables that play a role inadolescent sexual behavior are gender, age, smoking status, alcohol, drug consumption, and media of exposure.
Read More
Adolescents experience physical, emotional, and social development changes that marks the displacement phase ofchildhood into adulthood. As a form of social developmental changes the desire of adolescents to engage with othersincluding peer that may affect adolescent positively and negatively. The study was conducted to determine therelationship of peers on adolescent sexual behavior. The study uses cross-sectional study design and the dataIndonesia Demographic Health Survey 2012. The study has an inclusion criteria which is adolescents who have orare dating so the number of samples obtained for teens 16679. Results showed that adolescents who have or aredating have been friends intercourse can increase the risk 4,2 times higher for sexual intercourse compared withteens who do not have any friends with sexual experience after other variables are controlled. Adolescents who feelcompelled by friends who've sexual intercourse can also increase the risk 6,2 times higher for sexual intercoursecompared with teens who do not feel compelled by peer sexual experiences. Other variables that play a role inadolescent sexual behavior are gender, age, smoking status, alcohol, drug consumption, and media of exposure.
S-8143
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Karina Lorensimaya; Pembimbing: Toha Muhaimin; Penguji: Martya Rahmaniati, Rahmadewi
Abstrak:
Unmet need adalah proporsi wanita usia subur dalam status kawin yang tidak menggunakan alat kontrasepsi meskipun mereka menyatakan ingin menjarangkan kehamilan atau membatasi kelahiran. Persentase unmet need di Indonesia tahun2012 adalah 11 persen, angka ini masih perlu untuk diturunkan sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di tahun2014, yaitu 6,5 persen dan target Millennium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015, yaitu lima persen. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kejadian kebutuhan pelayanan KB tidak terpenuhi di Indonesia serta faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian tersebut. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 yang meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan desain studi potong lintang. Hasil menunjukkan bahwa total kejadian kebutuhan KB tidak terpenuhi di Indonesia adalah 11,4 persen. Tujuh persen untuk membatasi kelahiran dan empat persen untuk menjarangkan kehamilan. Faktor yang berhubungan dengan kejadian kebutuhan KB tidak terpenuhi di Indonesia adalah umur wanita, jumlah anak hidup, jumlah anak ideal, wilayah tempat tinggal, pendidikan suami, pengetahuan tentang kontrasepsi, dan diskusi suami istri tentang KB. Faktor yang paling berhubungan terhadap kejadian kebutuhan KB tidak terpenuhi di Indonesia adalah diskusi suami istri tentang KB.
Kata kunci : Kontrasepsi, Unmet Need, Indonesia
Analysis of Indonesia Demographic and Health Survey 2012Unmet need is the proportion of women of childbearing age in marital status werenot using contraception even though they said they want to spacing or limitingbirths. The percentage of unmet need in Indonesia in 2012 was 11 percent, thisproportion still needs to be decreased in accordance with the target of the NationalMedium Term Development Plan in 2014 is 6,5 percent and target of MillenniumDevelopment Goals (MDGs) in 2015 is five percent. The aim of the study is todescribe unmet need for family planning in Indonesia and factors related to it.Data of Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2012 were used forunivariate, bivariate and multivariate analysis with the design of cross-sectionalstudy. The results showed that the total of unmet need for family planning inIndonesia is 11,4 percent, seven percent for limiting births and four percent forspacing births. Factors associated with unmet need for family planning inIndonesia is woman's age, number of living children, ideal number of children,region of residence, husband's education, knowledge of contraception, anddiscussions couple about family planning. Most related factor to the case of unmetneed for family planning in Indonesia is discussions couple about family planning.
Key words:Contraception, Unmet Need, Indonesia
Read More
Kata kunci : Kontrasepsi, Unmet Need, Indonesia
Analysis of Indonesia Demographic and Health Survey 2012Unmet need is the proportion of women of childbearing age in marital status werenot using contraception even though they said they want to spacing or limitingbirths. The percentage of unmet need in Indonesia in 2012 was 11 percent, thisproportion still needs to be decreased in accordance with the target of the NationalMedium Term Development Plan in 2014 is 6,5 percent and target of MillenniumDevelopment Goals (MDGs) in 2015 is five percent. The aim of the study is todescribe unmet need for family planning in Indonesia and factors related to it.Data of Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2012 were used forunivariate, bivariate and multivariate analysis with the design of cross-sectionalstudy. The results showed that the total of unmet need for family planning inIndonesia is 11,4 percent, seven percent for limiting births and four percent forspacing births. Factors associated with unmet need for family planning inIndonesia is woman's age, number of living children, ideal number of children,region of residence, husband's education, knowledge of contraception, anddiscussions couple about family planning. Most related factor to the case of unmetneed for family planning in Indonesia is discussions couple about family planning.
Key words:Contraception, Unmet Need, Indonesia
S-8286
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dwi Rahmadini; Pembimbing: Iwan Ariawan; Penguji: Evi Martha, Arief Rachman Iryawan
S-8876
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Umi Lutfiah; Pembimbing: Tris Eryando; Penguji: Lukni Sabri, Rodiyawati
S-8066
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Loli Adriani; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono, Besral; Penguji: Flourisa Sudradjat, Felly Philipus Senewe
Abstrak:
Salah satu usaha pengendalian penduduk, adalah dengan meningkatkan kontrasepsi modern pria. Akan tetapi berdasarkan Laporan SDKI 2012, partisipasi pria dalam penggunaan kontrasepsi modern masih sangat rendah, dan belum mencapai target RPJMN 2010-2014. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan menjelaskan determinan partisipasi penggunaan kontrasepsi modern pada pria kawin usia 15-54 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data SDKI 2012 modul pria, dengan jumlah sampel 5812 pria kawin usia 15-54 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan kondom dan masa subur, pengetahuan vasektomi, persepsi KB merupakan urusan wanita, persepsi kondom, jumlah anak hidup, dan diskusi KB dengan tenaga kesehatan berhubungan signifikan dengan partisipasi penggunaan kontrasepsi modern pada pria kawin. Faktor dominan yaitu pengetahuan kondom dan masa subur (sedang: OR=5,1; 95%CI: 2,5-10,2 ; baik: OR=9,2; 95%CI: 4,2-20,9), dan terdapat interaksi antara persepsi kondom dengan diskusi dengan tenaga kesehatan. Disarankan penggalakan program KB pada pria, serta memberikan KIE terkait kontrasepsi pria oleh tenaga kesehatan. Kata kunci: Kontrasepsi pria, KB, kondom, vasektomi.
Read More
T-4394
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ade Handayani; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Yuniar, Yusinta Aswarini
S-8241
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
