Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 33453 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Oliviani Sitepu; Pembimbing: Agustin Kusumayati, Laila Fitria; Penguji: Ririn Arminsih, Didi Purnama, Inswiari Supriyanto
Abstrak: Latar Belakang: Penurunan bone mass density merupakan salah satu dampak negatif timbal. Timbal dapat ditemukan pada lindi hasil penguraian dari timbunan sampah secara open dumping. TPA Namo Bintang sudah tutup tahun 2013 tapi diperkirakan proses penguraian masih berlangsung sampai saat ini sehingga timbal dalam lindi menjadi faktor risiko untuk masyarakat yang tinggal disekitar tempat pembuangan akhir sampah tersebut. Tujuan: Untuk menganalis pengaruh timbal terhadap densitas tulang. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Data yang dikumpulkan di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara Indonesia berjumlah 96 orang responden yang umurnya >18. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengukuran. Umur, jenis kelamin, indeks massa tubuh, olahraga, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, frekuensi konsumsi makanan pencegah osteoporosis, konsumsi kopi dikumpulkan dengan interview sedangkan BMD diukur dengan Densitometer QUS (Quantitative Ultra Sound) dan kadar timbal diukur dengan Atomic Absorption Spectroscopy. Hasil: Sejumlah 24% responden memiliki kadar timbal tinggi, dan sebanyak 49% mengalami osteoporosis. Osteoporosis dipengaruhi oleh umur (p=0,008) dan konsumsi susu (p=0,002). Faktor yang mempengaruhi bone mass density adalah umur dan konsumsi susu, sedangkan timbal tidak berhubungan. Saran: Osteoporosis dapat cegah dengan melakukan pola hidup sehat seperti olah raga dan konsumsi makanan yang mengandung kalsium. Kata Kunci: Densitas Tulang, Timbal, Tempat Pembuangan Akhir
Background: The reduction of bone mass density is one of the negative impacts of lead. Lead can be found in decomposition of garbage piles at open dumping. TPA Namo Bintang had closed in 2013 but estimated that the decomposition process is still ongoing so that lead in leachate is a risk factor for people who lived around the landfill. Objective: To analyze the influence of lead against bone density. Method: This study used cross sectional design. Data collected in Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara Indonesia amounted to 96 respondents who age> 18. Data collection was done by interviewed and measurement. Age, sex, body mass index, exercise, smoking habit, alcohol consumption, frequency of osteoporotic prevention food consumption, and coffee consumption was collected by interviewed while BMD was measured by QUS Densitometer (Quantitative Ultra Sound) and Lead Blood Level measured by Atomic Absorption Spectroscopy. Results: 24% of respondents had high lead levels, and 49% had osteoporosis. Osteoporosis was affected by age (p = 0.008) and milk consumption as osteoporotic prevention food (p = 0.002). Factors affecting bone mass density were age and milk consumption, while lead was unrelated. Suggestions: Osteoporosis can be prevented by healthy lifestyle such as exercise and consumption of foods contains calcium. Keywords: bone mass density, lead, open dumping.
Read More
T-4861
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Delyana Agustia Ning Tias; Pembimbing: Agustin Kesumayati; Penguji: Hartono, Budi ; Akib, Carolina Rusydi
Abstrak: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang menggunakan teknik open dumping dalam pengelolaan sampahnya dinilai sangat berisiko terhadap lingkungan di sekitarnya karena adanya proses perlindian yang dapat mencemari tanah. Masyarakat yang menggunakan air tanah sebagai sumber air minumnya berisiko untuk terkena dampak kesehatan dari kandungan logam berat yang berasal dari cemaran air lindi. Kadmium dan timbal merupakan logam yang dapat bersifat toksik apabila dikonsumsi secara berlebihan. Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko kesehatan lingkungan untuk mengestimasi risiko kesehatan akibat pajanan logam kadmium dan timbal yang terdapat pada air minum masyarakat di sekitar TPA sampah Namo Bintang. Terdapat 96 sampel individu dewasa yang diperoleh melalui data sekunder dalam penelitian ini yang berasal dari dusun IV dan V Desa Namo Bintang. Sampel lingkungan adalah sampel air sumur masyarakat yang telah diambil pada penelitian sebelumnya oleh Ashar (2013) untuk kandungan timbal dan Ashar (2013) untuk kandungan kadmium. Dari hasil perhitungan analisis risiko menunjukkan bahwa tingkat risiko pajanan kadmium dan timbal melalui air minum pada masyarakat dengan skenario intake minimal dan rata-rata tidak berisiko atau aman untuk pajanan realtime maupun lifespan (RQ < 1) sedangkan untuk skenario maksimal, pajanan kadmium dan timbal untuk pajanan realtime dan pajanan lifespan dinyatakan berisiko (RQ > 1) sehingga diperlukan manajemen risiko yaitu dengan mengurangi konsentrasi asupan dan laju asupan. Selain itu, masyarakat juga harus menjaga TPA dengan tidak membuang sampah kembali disana dikarenakan TPA tersebut sudah ditutup, dan pemerintah juga dapat membantu dengan menyuplai air, baik itu air minum maupun air bersih dari sumber lain yang aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kata kunci: kadmium, timbal, analisis risiko, TPA, air minum, air sumur Landfill using open dumping method has potential risk to contaminate groundwater of the surrounding environment because of leaching process. Population that use groundwater as their drinking water source has health risk from heavy metal exposure. Cadmium and lead are toxic if they consumed in exessive ammount. This study use health environment risk analysis to estimate health risk from cadmium and lead exposure through drinking water at population around landfill Namo Bintang. There are 96 samples of secondary data from Dusun IV and V Namo Bintang village. Environment samples is well water from population households from Ashar (2013) for lead and Ashar (2016) for cadmium contains. From the calculation of risk analysis showed that risk level of cadmium and lead exposure through drinking water with minimum and mean scenario are not risky or safe for realtime and lifespan exposure (RQ < 1). For maximum intake scenario, cadmium and lead exposure are risky (RQ > 1) and need risk management with reduce consuming rate and agent concentration. Since the landfill was closed, the population also have to keep the landfill clean and do not throwing the waste into the landfill. The governance also can helping the population to fulfill their need of water with supplying water from safe and clean source. Keywords: cadmium, lead, risk analysis, landfill, well water, drinking water
Read More
S-9459
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Petra Laurensia BR. Ginting; Pembimbibng: Agustin Kusumayati, Laila Fitria; Penguji: Budi Hartono, Miko Hananto, Cucu Cakrawati
T-4849
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yulia Khairina Ashar; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Ririn Arminsih, Laila Fitria, Miko Hananto, Didi Purnama
Abstrak: Kadmium adalah unsur toksik yang terdapat di lingkungan dan tidakdibutuhkan oleh tubuh manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuihubungan konsumsi air sumur yang terpajan kadmium dengan kandungankadmium di dalam urin. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional yangdilakukan di sekitar TPA Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu KabupatenDeli Serdang. Populasi adalah seluruh laki-laki dan perempuan dewasa, dengansampel berjumlah 96 orang yang diambil dengan metode stratified randomsampling. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi logistik.Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 63 orang (65,6%) terpajan pada airsumur dengan kandungan kadmium yang telah melebihi baku mutu dan seluruhsampel masyarakat (100%) terdapat kadmium di dalam urin yang telah melewatinilai ambang batas. Tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi airsumur yang terpajan kadmium dengan kadmium di dalam urin. Pada analsiismultivariat menunjukkan bahwa masyarakat yang mengkonsumsi air sumur yangterpajan Cd lebih dari 0,005 mg/l memiliki risiko 2,657 kali terdapat kadmiumdalam urinnya setelah dikontrol dengan variabel umur, jenis kelamin, pekerjaan,kebiasaan merokok, durasi pajanan, dan jarak dari TPA. Oleh karena itu,masyarakat dianjurkan untuk tidak menggunakan air sumur sebagai sumber airminum dan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Kabupaten DeliSerdang sebagai dasar untuk membuat perencanaan daerah bidang air minum dansanitasi di wilayah studi.Kata kunci : Kadmium, Kadmium Urin, Tempat Pembuangan AkhirSampah
Cadmium (Cd) is a toxic element ubiquitous in the environment and notneeded by the human body. The aim of this study was to determine relationship ofconsumption of well water exposed to cadmium with cadmium in urine.The study was performed with cross sectional design in the communityresidence around Namo Bintang Dumpsite. The population were adult males andfemales with a sample of 96 people taken by stratified random sampling. Dataanalyzed by logistic regression.Study result showed that Cd levels from the dug wells revealed that 63respondents (65,6%) had exposed to Cd higher than normal levels, 96 urinesamples (100%) had high Cd levels above the normal limits. There were notsignificant correlations between the Cd levels from the wells and Cd in urine.Multivariate analysis showed that community who consume well water exposedCd more than 0,005 mg/l have 2,657 times higher risk cadmium in urine afteradjusted by age, sex, occupation, smoking, duration of exposure, and the distancefrom dumpsite area. Therefore, Residents was suggested to not use wells water asa primary resource to drinking water and expected to be utilized by thegovernment of Deli Serdang regency as a basis for regional planning areas waterand sanitation in the study area.Key words : Cadmium, Cadmium in Urine, Dumpsite Area
Read More
T-4691
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
R. Siti Mardiyanti Pratiwi; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Zakianis, Al Asyary, Miko Hananto, Didi Purnama
Abstrak: Anemia merupakan kondisi dimana kadar hemoglobin di dalam darah lebih rendah dari normal. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar hemoglobin yang dapat mengakibatkan terjadinya anemia. Faktor-faktor tersebut diantaranya, kekurangan nutrisi, jenis kelamin, status gizi, umur, sosial ekonomi, serta lingkungan. Pajanan timbal di lingkungan yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat menjadi faktor lingkungan yang mempengaruhi kadar hemoglobin seseorang. Timbal yang masuk ke dalam tubuh akan tersimpan di dalam darah dan akan berpengaruh terhadap sintesis heme yang akhirnya terjadilah anemia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kadar timbal dalam darah dengan anemia. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan terhadap 57 siswa/i SD/MI umur 10-13 tahun di Desa Kadu, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang. Hasil dari penelitian diketahui bahwa seluruh siswa/i memiliki kadar hemoglobin normal, dengan kadar hemoglobin rata-rata, minimum, dan maksimum adalah 14,78 gr/dL; 11,60 gr/dL; dan 17,80 gr/dL sehingga untuk analisis selanjutnya variabel dependen yang digunakan adalah kadar hemoglobin. Pada penelitian ini secara statistik tidak terdapat hubungan/perbedaan yang signifikan antara kadar timbal dalam darah dengan kategori di bawah baku mutu (<10 μg/dL) atau di atas baku mutu (≥10 μg/dL) dengan kadar hemoglobin pada 57 siswa/i SD/MI yang diteliti. Faktor lain yang berhubungan dengan kadar hemoglobin adalah asupan nutrisi zink dan pendapatan orang tua dengan masing-masing nilai p-value sebesar 0,039 dan 0,040 (<0,05) kemudian hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa siswa yang memiliki kadar timbal dalam darah dengan kategori ≥10 μg/dL maka kadar hemoglobin akan berkurang 0,206 gram/dL setelah dikontrol oleh variabel asupan protein dan asupan zink.
Read More
T-5858
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nissa Noor Annashr; Pembimbing: I Made Djaja; Penguji: KLusharisupeni, Bambang Wispriyono, Diah Wati, Didik Supriyono
Abstrak: Timbal merupakan salah satu logam berat yang mencemari udara dan terus menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang paling serius. Absorpsi timbal yang meningkat menyebabkan terjadinya penurunan kadar Hb, penurunan jumlah dan pemendekan masa hidup eritrosit, peningkatan jumlah retikulosit dan peningkatan jumlah eritrosit berbintik basofilik. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efek dari kadar timbal dalam darah terhadap kadar Hb dan eritrosit berbintik basofilik pada siswa SD di Desa Cinangka, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Sampel darah vena diambil dari 103 siswa SD Cinangka untuk diukur kadar timbal dalam darah, kadar Hb dan eritrosit berbintik basofilik. Kuesioner digunakan untuk mengetahui data mengenai tingkat pendidikan pendapatan orangtua dan asupan zat gizi. Variabel status gizi diketahui melalui perhitungan Indeks Massa Tubuh/Umur (IMT/U) yang dikonversikan ke dalam skala Z-Score. Hasil penelitian menunjukkan 61,2% siswa SD memiliki kadar timbal dalam darah tinggi (≥ 10 μg/dl). Hasil analisis statisik dengan chi square menunjukkan bahwa asupan protein (p = 0,03; OR = 4,184 95% CI : 1,062-16,49) dan asupan zat besi (p = 0,008; OR = 5,398 95% CI : 1,406-20,718) memiliki hubungan yang signifikan dengan kadar Hb pada siswa SD Cinangka. Untuk variabel dependen eritrosit berbintik basofilik, hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kadar timbal dalam darah yang tinggi (p = 0,001; OR = 180 95% CI : 38,093-850,551) dan pendidikan ibu yang rendah (P = 0,005; OR = 3,92 95% CI : 1,459-10,532) merupakan faktor risiko terjadinya eritrosit berbintik basofilik pada siswa SD. Kata Kunci : kadar timbal dalam darah, kadar Hb, eritrosit berbintik basofilik
Read More
T-4280
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andang Tjahjandi; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto, Laila Fitria; Penguji: Bambang Wispriyono, Rita Fitrianingsih, Anne Dewiana Rulianti
Abstrak:

Penggunaan BBM di Indonesia masih didominasi oleh penggunaan bensin bertimbal, sehingga makin besar konsumsi energi BBM dari bensin bertimbal, maka makin tinggi tingkat pencemaran timbal (Pb) di udara ambien. Efek Pb terhadap sistem haemapoietic menyebabkan berkurangnya synthesis haemoglobin dan rnenyebabkan anemia. Di Kota Sukabumi saat ini penggunaan bahan bakar minyak (BBM) masih didominasi oleh penggunaan bensin bertimbal. Salah satu pekerja yang memiliki resiko tinggi terpapar Pb adalah pegawai UPTD Terminal Dinas Perhubungan Kota Sukabumi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pb di udara ambien dan hubungannya dengan Pb dalam darah serta kejadian anemia pada pegawai UPTD Terminal Dinas Perhubungan Kota Sukabumi Tahun 2007. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi dan sampel adalah pegawai UPTD Terminal, dengan besar sampel sebanyak 44 pegawai yang diambil secara total sampling. Data yang diperoleh selanjutnya diolah secara statistik menggunakan teknik analisis distribusi frekuensi dan uji chi square. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa : ada hubungan yang signifikan antara kadar Pb di udara ambien pada lingkungan kerja dengan kadar Pb dalam darah pada pegawai, ada hubungan yang signifikan antara kadar Pb dalam darah dengan kadar Hb darah pada pegawai, dan ada hubungan yang signiiikan antara umur dengan kadar Pb dalam darah pada pegawai UPTD Terminal. Selanjutnya, didapat bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara; kebiasaan merokok, memakai masker, dengan kadar Pb dalam darah pada pegawai UPTD Temainal. Hasil penelitian ini semakin memperjelas betapa pentingnya pengendalian pencemaran udara khususnya pencemaran Pb di udara Upaya penghapusan bensin bertimbal sudah tidak dapat ditunda lagi untuk mencegah dampak kesehatan dan kerugian biaya yang ditanggung oleh masyarakat.


BBM usage in Indonesia still dominated by lead gasoline, so that consumption of BBM energy from lead gasoline increasing, then lead (Pb) pollution level in ambient air is more and more increasing. Pb effect toward haemopoietic system caused the decreasing of hemoglobin synthesis and causing anemia. At Sukabumi recently, BBM usage still dominated by lead gasoline usage. One of the workers that has high risk of exposed to Pb is Terminal UPTD employee of Sukaburni City Transportation Department. The purpose of the study is to find out the relation between Pb in the ambient air and Pb in blood and anemia cases of transportation department a employees of UPTD terminal at Sukabumi 2007. Research design used is cross sectional. Population and sample are Tenninal UPTD employee, with total samples of 44 employees that gathered by total sampling. Further obtained data processed statistically using analysis technique of frequency distribution and chi square test. From research result, obtained that: there is significant relation between Pb level in ambient air of working environment with Pb level in employees blood, there is significant relation between Pb level in blood and blood Hb in employees, and there is significant relation between age and Pb level in employees blood of Terminal UPTD. Accumulation of Pb level could not define in those employees blood because exposed to Pb in ambient air of work environment Furthermore, obtained that there are no signiiicant relations between smoking behaviors along as well as using mask with Pb level in employees? blood of Terminal UPTD. The result of this research clarifies the importance of controlling air pollution especially from Pb contamination. The effort for elimination of gasoline containing Pb can not be delay to prevent the impact to health and the loss of expense that burden by the people.

Read More
T-2565
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Raden Pashya Mauluddy Syalsabila; Pembimbing: Suyud Warno Utomo; Penguji: Bambang Wispriyono, Esti Tusminarti
Abstrak: Timbal yang bersifat neurotoksik dapat diemisikan dari kegiatan daur ulang aki bekas. Terdapat aktivitas daur ulang aki bekas rumahan di Desa Cinangka yang telah beroperasi sejak 1978. Penelitian ini mengenai faktor risiko pajanan timbal yang berhubungan dan berpengaruh terhadap kejadian gangguan perkembangan mental di wilayah daur ulang aki bekas, Desa Cinangka. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol dengan analisis bivariat. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran kadar timbal dalam tanah dan air, kuesioner, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar timbal dalam tanah adalah 4.448,21 ppm dan rata-rata kadar timbal dalam air adalah 0,02 ppm. Variabel yang berhubungan dan berpengaruh terhadap gangguan perkembangan mental di wilayah daur ulang aki bekas adalah riwayat aktivitas daur ulang aki bekas di rumah (p=0,036; OR=7,000). Kesimpulan dari penelitian ini adalah di Desa Cinangka, wilayah daur ulang aki bekas, terdapat area yang memiliki kadar timbal dalam tanah melebihi baku mutu 400 ppm dari US EPA dan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap gangguan perkembangan mental di wilayah daur ulang aki bekas adalah riwayat aktivitas daur ulang aki bekas di rumah.
Read More
S-9955
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ladyka Viola Aulia Armawan; Pembimbing: Haryoto Kusno Putranto, Bambang Wispriyono; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Didi Purnama, Inswiasri
Abstrak: Timbal adalah salah satu bahan kimia beracun yang menyebabkan polusi udara berbahaya di lingkungan dan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia yang toksisitasnya bertahan seumur hidup karena timbal terakumulasi dalam tubuh manusia. Timah hitam adalah salah satu komponen baterai yang sangat dibutuhkan sebagai bahan dasar pembuatan baterai. Baterai bekas dapat didaur ulang dengan melelehkan timbal yang terkandung di dalam lempengan menjadi batangan hitam yang dapat digunakan kembali sebagai bahan baku untuk membuat baterai baru. Penelitian ini bertujuan untuk menilai besarnya risiko kesehatan yang muncul dari paparan Pb udara ambien ke tempat tinggal di area baterai smelter. Penelitian ini menggunakan desain analisis risiko kesehatan masyarakat atau disebut juga Public Health Assessment. Subjek penelitian ini adalah populasi manusia yang berisiko terpapar Pb dalam hal ini orang- orang yang tinggal di sekitar bekas pabrik peleburan baterai di Desa Cinangka. Konsentrasi Pb di udara ambien tertinggi terukur di kawasan peleburan aki bekas sebesar 0,91 μg/Nm3 dan konsentrasi terendah 0,04 μg/Nm3. Intake realtime terbesar yang diterima invidu 12,64×10-5 mg/Kg/hari. Hasil perhitungan RQ individu ditememukan sebanyak 10,9% (11 responden) yang memiliki risiko non karsinogen dan memmerlukan tindakan manajemen risiko. Sebagian besar responden yang diteliti minimal mengalami sakit salah satu dari gejala gangguan pernafasan sebanyak 86,1%. Penelitian lebih lanjut tentang evaluasi toksikologi partikel direkomendasikan untuk dilakukan di masa depan.
Keyword : Lead, Public Health Assesment, Ambient Air Inhahalation

Lead is one of the toxic chemicals causing dangerous air pollution in the environment and its very dangerous for human health whose toxicity lasts for a lifetime because lead accumulates in the human body. Lead is one of the components of the battery that is needed as the basic material for making batteries. Used batteries can be recycled by melting the lead contained in the plates into black bars that can be reused as raw material for making new batteries. This research was aimed to assess the magnitude of emerging health risk of ambient air Pb exposure to residence at smelter batteries area. This study uses a design of public health risk analysis or also called Public Health Assessment. The subject of this study is the human population at risk of being exposed to Pb in this case the people living around the former battery smelter in Cinangka Village. The highest concentration of Pb measured in the former battery smelting area was 0,91 μg/Nm3 and the lowest concentration was 0,04 μg/Nm3. The biggest intake realtime received by individual was 12,64 × 10-5 mg/Kg/day. The results of the calculation of individual RQ were found that 10,9% (11 respondents) who had a non-carcinogen risk and needed risk management actions. Most of the respondents were experienced one of the symptoms of respiratory problems as much as 86,1%. Further research on particle toxicology evaluation is recommended.
Keyword : Lead, Public Health Assesment, Ambient Air, Inhalation
Read More
T-5502
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Reyna Rachmanniar; Pembimbing: Ema Hermawati; Penguji: Budi Hartono, Ali Isha Wardhana
Abstrak: Pestisida golongan organofosfat dan karbamat adalah pestisida yang palingbanyak digunakan petani dalam membasmi serangga dan merupakan golonganpestisida yang dapat menurunkan aktifitas enzim kolinesterase dalam darahmanusia yang terpapar pestisida. Tinggi rendahnya aktivitas enzim kolinesterasemenjadi indikator tinggi rendahnya tingkat keracunan dan dapat dijadikan indikasikeberadaan pestisida dalam darah. Populasi studi penelitian ini adalah seluruhpetani holtikultura yang rentan terpajan pestisida di wilayah Desa Cibodas,Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Penelitianmenggunakan studi analitik observasional dengan desain cross-sectional, danjumlah sampel sebanyak 57 petani penyemprot. Pengumpulan data dengan carawawancara dan pemeriksaan enzim kolinesterase pada darah petani di Balai BesarLaboratorium Kesehatan (BBLK) Jakarta dengan metode spektrofotometri. Hasilpenelitian menunjukan 25,5% sampel darah tidak normal atau 14 orang dengankadar enzim kolinesterase dibawah 5,4 kU/L. Usia Petani penyemprot 50,9%masih berusia produktif yaitu antara 18 sampai 49 tahun. Berdasarkan statistik,faktor umur, status gizi, frekuensi pajanan, durasi kerja, penggunaan alatpelindung diri (APD) dan tingkat pengetahuan petani tentang pestisida tidakberhubungan dengan kadar enzim cholinesterase dalam darah petani sayuran.Kata kunci:Garut; Keracunan; Kolinesterase; Pestistida.
Read More
S-9546
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive