Ditemukan 33705 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Benedectus Bayu Sabdo Kusumo; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto, Bambang Wispriyono; Penguji: Budi Hartono, Wartoni
Abstrak:
Konsentrasi 1-Hydroxypyrene di dalam urin dipengaruhi beberapa faktor pajanan, salah satunya adalah konsentrasi pajanan Benzo (a) Pyrene di udara. Didalam penelitian ini selain meneliti hubungan BAP dan 1-OHP juga diteliti faktor lain yang dapat menpengaruhi konsentrasi 1-OHPu, yaitu : karakteristik individu (Jenis kelamin, berat badan dan IMT), lama pajanan, dan sumber pajanan lain (makanan bakar/panggang, bahan bakar memasak, perokok dirumah). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pajanan BAP dan konsentrasi 1-OHPu dan faktor lain yang mempengaruhi. Penelitian cross-sectional ini dilakukan dengan mengambil sampel udara dilingkungan SMPN 16 Bandung, dan memeriksa 36 sampel urin siswa kelas 2 SMPN 16 untuk pemeriksaan 1-OHPu, dan dilakukan wawancara terstruktur dengan kuisioner. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara BAP di udara dan 1-OHPu siswa kelas 2 SMPN 16. Kesimpulan penelitian ini : faktor paling mempengaruhi konsentrasi 1-OHPu siswa kelas 2 SMPN 16 secara berurutan adalah : bahan bakar memasak dirumah, adanya perokok dirumah, makanan bakar/panggang, IMT, dan lama pajanan Kata kunci: Benzo (a) Pyrene, 1-Hydroxypyrene, SMPN 16 Bandung.
The concentration of 1-Hydroxypyrene in urine is affected by several exposure factors, one of which is the concentration of Benzo (a) Pyrene in the air exposure. In this study, in addition to studying the relationship between BAP and 1-OHP, other factors that can influence the concentration of 1-OHPu are: individual characteristics (sex, weight and BMI), duration of exposure, and other sources of exposure (grilled, Cooking fuel, and smokers at home). This study aims to determine the relationship of BAP exposure and concentration of 1-OHPu and other factors that influence. This cross-sectional study was conducted by taking air samples in SMPN 16 Bandung, and examining 36 urine samples of second grade students of SMPN 16 for 1-OHPu examination, and structured interview with questionnaire. The results of this study indicate that there is no correlation between BAP in the air and 1-OHPu of second grade students of SMPN 16. The conclusion of this research: the most influencing factor of 1-OHPu concentration of second graders of SMPN 16 in sequence are: home cooking fuel, Grilled / baked foods, BMI, and duration of exposure Key words: Benzo (a) Pyrene, 1-Hydroxypyrene, Junior High School 16 Bandung.
Read More
The concentration of 1-Hydroxypyrene in urine is affected by several exposure factors, one of which is the concentration of Benzo (a) Pyrene in the air exposure. In this study, in addition to studying the relationship between BAP and 1-OHP, other factors that can influence the concentration of 1-OHPu are: individual characteristics (sex, weight and BMI), duration of exposure, and other sources of exposure (grilled, Cooking fuel, and smokers at home). This study aims to determine the relationship of BAP exposure and concentration of 1-OHPu and other factors that influence. This cross-sectional study was conducted by taking air samples in SMPN 16 Bandung, and examining 36 urine samples of second grade students of SMPN 16 for 1-OHPu examination, and structured interview with questionnaire. The results of this study indicate that there is no correlation between BAP in the air and 1-OHPu of second grade students of SMPN 16. The conclusion of this research: the most influencing factor of 1-OHPu concentration of second graders of SMPN 16 in sequence are: home cooking fuel, Grilled / baked foods, BMI, and duration of exposure Key words: Benzo (a) Pyrene, 1-Hydroxypyrene, Junior High School 16 Bandung.
T-4869
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rizky Septi Bintana; Penguji: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Abdul Rahman, Sukandar
S-9525
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Maisa Weli; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Zakianis, Laila Fitria, Sonny PriajayaWarouw, Sari Meliana
Abstrak:
Pendahuluan: Benzo(a)pyrene merupakan salah satu golongan PAH yang diklasifikasikan sebagai senyawa yang bersifat karsinogen (probably carcinogenic) pada manusia dan hewan. Setelah terpajanan, benzo(a)pyrene yang masuk kedalam tubuh manusia melalui jalur inhalasi, langsung terabsorpsi didalam tubuh dan terdistribusi dalam paru, kulit dan hati, lalu berikatan dengan DNA, RNA dan protein. Setelah memasuki tubuh manusia dan biotransformasi, Benzo(a)pyrene diekskresikan dalam bentuk metabolit terhidroksilasi dalam urin atau feses. 1-hydroxypyrene (1-OHP) dalam urin merupakan metabolit yang paling umum digunakan sebagai biomarker pajanan dari senyawa benzo(a)pyrene. Pengukuran konsentrasi benzo(a)pyrene dilakukan pada tiga titik di setiap sekolah menggunakan sorben tube dengan filter charcoal, dan dianalisis menggunakan metode fluoresensi. Analisis 1-hydroxypyrene dalam urin dilakukan menggunakan HPLC dengan detektor fluoresensi. Tujuan: untuk melihat hubungan paparan benzo(a)pyrene terhadap konsentrasi 1-hydroxypyrene pada urin. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional, sampel dalam penelitian ini berjumlah 76 orang, pembagian sampel di buat secara probability proportional to size (PPS), pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil: Rata-rata konsentrasi BaP di udara indoor sekolah dasar negeri di sekitar ruas jalan utama Jakarta Barat sebesar 0,0059 mg/m3, dan rata-rata konsentrasi BaP di udara outdoor yaitu 0,0031 mg/m3. Rata-rata konsentrasi BaP di udara indoor pada sekolah terpajan tinggi yaitu 5,6 kali lebih tinggi (0,0102 mg/m3) di bandingkan sekolah yang terpajan terpajan rendah (0,0018 mg/m3). Rata-rata konsentrasi 1-OHP pada urin siswa sekolah dasar negeri di sekitar ruas jalan utama Jakarta Barat adalah 12,146 µmol/mol kreatinin. Rata-rata konsentrasi 1-OHP pada urin siswa sekolah terpajan tinggi 1,2 kali lebih besar (13,363 µmol/mol kreatinin) di bandingkan sekolah terpajan rendah (10,929 µmol/mol kreatinin). Kesimpulan: Hubungan pajanan BaP di udara indooor terhadap konsentrasi 1-OHP pada urin siswa berpola positif dimana terdapat korelasi positif antara pajanan BaP di udara indoor terhadap peningkatan konsentrasi 1-OHP pada urin siswa (r=0,229) artinya semakin tinggi pajanan BaP di udara indoor maka semakin tinggi konsentrasi 1-OHP pada urin siswa. Hasil uji statistik menjelaskan ada hubungan yang signifikan antara pajanan BaP di udara indoor dengan konsentrasi 1-OHP pada urin siswa (p=0,046).
Introduction: Benzo(a)pyrene is a class of PAH which is classified as a carcinogenic compound (probably carcinogenic) in humans and animals. After exposure, benzo(a)pyrene which enters the human body through inhalation pathways, is directly absorbed in the body and distributed in the lungs, skin, and liver, then binds to DNA, RNA, and protein. After entering the human body and biotransformation, benzo(a)pyrene is excreted in the form of hydroxylated metabolites in urine or feces. 1-hydroxypyrene (1-OHP) in urine is the most common metabolite used as exposure biomarkers of benzo(a)pyrene compounds. Benzo(a)pyrene concentration measurements were carried out at three points in each school using tube sorbents with charcoal filters and analyzed using the fluorescence method. Analysis of 1-hydroxypyrene in urine is carried out using HPLC with a fluorescence detector. Objective: To see the relationship of exposure to benzo(a)pyrene to urine 1-hydroxypyrene concentration. Method: This study is a quantitative study with a cross-sectional design, the sample in this study amounted to 76 people, the sample distribution was made by probability proportional to size (PPS), the sampling used purposive sampling. Results: The average BaP concentration in the indoor air of public elementary schools around the West Jakarta's main road segment is 0.0059 mg/m3, and the average BaP concentration in outdoor air is 0.0031 mg/m3. The average BaP concentration in indoor air in high exposed schools is 5.6 times higher (0.0102 mg/m3) compared to schools exposed to a low exposure (0.0018 mg/m3). The average 1-OHP concentration in the urine of public elementary school students around the West Jakarta main road segment is 12.146 µmol/mol creatinine. The average concentration of 1-OHP in the urine of high-exposed school students was 1.2 times greater (13,363 µmol/mol creatinine) compared to low-exposed schools (10,929 µmol/mol creatinine). Conclusion: The relationship of BaP exposure in indoor air to the concentration of 1-OHP in the urine of students was positively patterned where there was a positive correlation between BaP exposure in indoor air to an increase in 1-OHP concentration in the urine of students (r = 0.229) meaning higher exposure to indoor air the higher the concentration of 1-OHP in the urine of students. The results of the statistical test explained that there was a significant relationship between exposure to BaP in indoor air and the concentration of 1-OHP in the urine of students (p = 0.046).
Read More
Introduction: Benzo(a)pyrene is a class of PAH which is classified as a carcinogenic compound (probably carcinogenic) in humans and animals. After exposure, benzo(a)pyrene which enters the human body through inhalation pathways, is directly absorbed in the body and distributed in the lungs, skin, and liver, then binds to DNA, RNA, and protein. After entering the human body and biotransformation, benzo(a)pyrene is excreted in the form of hydroxylated metabolites in urine or feces. 1-hydroxypyrene (1-OHP) in urine is the most common metabolite used as exposure biomarkers of benzo(a)pyrene compounds. Benzo(a)pyrene concentration measurements were carried out at three points in each school using tube sorbents with charcoal filters and analyzed using the fluorescence method. Analysis of 1-hydroxypyrene in urine is carried out using HPLC with a fluorescence detector. Objective: To see the relationship of exposure to benzo(a)pyrene to urine 1-hydroxypyrene concentration. Method: This study is a quantitative study with a cross-sectional design, the sample in this study amounted to 76 people, the sample distribution was made by probability proportional to size (PPS), the sampling used purposive sampling. Results: The average BaP concentration in the indoor air of public elementary schools around the West Jakarta's main road segment is 0.0059 mg/m3, and the average BaP concentration in outdoor air is 0.0031 mg/m3. The average BaP concentration in indoor air in high exposed schools is 5.6 times higher (0.0102 mg/m3) compared to schools exposed to a low exposure (0.0018 mg/m3). The average 1-OHP concentration in the urine of public elementary school students around the West Jakarta main road segment is 12.146 µmol/mol creatinine. The average concentration of 1-OHP in the urine of high-exposed school students was 1.2 times greater (13,363 µmol/mol creatinine) compared to low-exposed schools (10,929 µmol/mol creatinine). Conclusion: The relationship of BaP exposure in indoor air to the concentration of 1-OHP in the urine of students was positively patterned where there was a positive correlation between BaP exposure in indoor air to an increase in 1-OHP concentration in the urine of students (r = 0.229) meaning higher exposure to indoor air the higher the concentration of 1-OHP in the urine of students. The results of the statistical test explained that there was a significant relationship between exposure to BaP in indoor air and the concentration of 1-OHP in the urine of students (p = 0.046).
T-5769
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Aish Baity Kurnia; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Abdur Rahman, Setyadi
Abstrak:
Benzo(a)pyrene (BaP) merupakan salah satu golongan PAHs. IARC menetapkan benzo(a)pyrene (BaP) sebagai penyebab kanker pada hewan dan mungkin pada manusia (Group 2A). Sumber BaP dari buangan kendaraan bermotor, pembakaran kayu dari perapian, fly ash dari pembangkit listrik dengan bahan batubara atau proses pembakaran lainnya. SMPN 16 Bandung terletak di Jalan P.H. Hasan Mustafa No.53 yang merupakan jalan raya utama padat lalu lintas, dekat dengan SPBU memiliki risiko terpajan BaP. Penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi tingkat risiko kesehatan pajanan BaP pada anak SMPN 16 Bandung kelas VIII. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2017. Metode yang digunakan adalah metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Nilai estimasi risiko kesehatan non karsinogenik dinyatakan dengan Risk Quotient (RQ) dan estimasi risiko kesehatan karsinogenik dinyatakan dengan Excess Cancer Risk (ECR). Konsentrasi BaP di udara ambient lingkungan sekolah diukur dan karakteristik pola pajanan responden diperoleh dari hasil wawancara langsung. Nilai konsentrasi BaP pada pengambilan 10 titik nilainya sama <0,002 ppm atau <0,02 mg/m3 . Nilai median dari intake non karsinogenik (CDI) untuk durasi life span adalah 0,0008 (mg/kg/hari)-1 , nilai median intake non karsinogenik untuk real time (1,8 tahun) adalah 6,05 x 10 -5 (mg/kg/hari)-1 , pajanan (3 tahun) adalah 0,0001 (mg/kg/hari)-1 , dan pajanan (6 tahun) adalah 0,0002 (mg/kg/hari) -1 . Nilai median intake karsinogenik (LADD) sebesar 0,0003 (mg/kg/hari)-1 . Nilai median tingkat risiko non karsinogenik (RQ) untuk durasi life span adalah 1,46 x 106 , durasi real time (1,8 tahun) adalah 1,05 x 105 , pajanan (3 tahun) adalah 1,76 x 105 , dan pajanan (6 tahun) adalah 3,52 x 105 . Nilai median tingkat risiko karsinogenik (ECR) adalah 0,0006. Nilai RQ berisiko dan ECR aman. Manajemen risiko dan rekomendasi kesehatan diperlukan untuk meminimalisir risiko kesehatan pajanan BaP.
Kata kunci: Benzo(a)pyrene (BaP), Siswa SMPN 16 Bandung, Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan
Read More
Kata kunci: Benzo(a)pyrene (BaP), Siswa SMPN 16 Bandung, Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan
S-9432
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hondli Putra; Pembimbing: Bambang Wispriyono, Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Budi Hartono, Inswiasri, Cucu Cakrawati
Abstrak:
Benzena adalah salah satu zat yang bersifat toksik dan mudah menguap yangdikenal dengan Volatile Organic Compounds (VOCs). Benzena dapatmenyebabkan kanker dan leukemia. Salah satu biomarker benzena dalamtubuh untuk lingkungan udara ambien adalah S-Phenylmercapturic Acid (S-PMA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi benzena di udaradan konsentrasi S-PMA dalam urin serta hubungan antara keduanya. Perlu juga diketahuinya kekuatan hubungan antara konsentrasi S-PMA dengan variabel umur,lama pajanan, status merokok, transportasi sekolah, garasi kendaraan danpenggunaan masker. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengandesain studi potong lintang (cross sectional). Penelitian dilaksanakan di SekolahMenengah Pertama Negeri 16 Kota Bandung pada bulan Mei 2017. Jumlahsampel sebesar 33 sampel murid kelas VIII dengan pemilihan sampel adalah acaksederhana.
Read More
T-4897
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Endang Susmiati; Pembimbing: Bambang Wispriyono, Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, I Gusti Gede Djestawana, Sonny Priajaya Warouw
T-2931
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dina Watanabe; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Budi Hartono, Bahar, Rina Fitriani
S-8527
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rusli; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Haryoto Kusnoputranto, Budi Haryanto, Rachmat Suherwin, Inswiasari
T-3023
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fildzah Auliaul Haq; Pembimbing: Ema Hermawati; Penguji: Bambang Wispriyono, Carolina Rusydi Akib
Abstrak:
Benzena merupakan cairan tidak berwarna yang memiliki bau khas dan bersifat toksik yang dapat terkonsentrasi di udara ambien sebagai zat pencemar udara. Salah satu penggunaan Benzena adalah menjadi unsur pokok pada bahan bakar di mana dia berperan sebagai bahan pengikat oktan dan anti-knock dengan konsentrasi 1-5% sehingga Benzena dapat terkonsentrasi udara dari gas buang kendaraan bermotor dan gas uap dari staisun pengisian bahan bakar. Penelitian ini dilakukan guna mengestimasi tingkat risiko kesehatan pajanan Benzena di udara terhadap siswa-siswi di SMPN 16 Bandung yang dekat dengan sumber pencemar Benzena. Penelitian dilakukan pada Mei-Juni 2017 dengan metode yang digunakan adalah Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Dari penelitian didapatkan hasil konsentrasi Benzena di udara ambien memiliki rata-rata sebesar <0,316 mg/m3. Karaktersitik antropomteri melalui pengukuran berat badan dan pola aktivitas siswa. Dari perhitungan konsentrasi, data antropometri, dan pola aktivitas, di dapatkan rata-rata nilai asupan untuk pajanan non karsinogenik (CDI) durasi pajanan real time 0,000987 mg/kg/hari, durasi pajanan 3 tahun adalah 0,00165 mg/kg/hari, dan durasi pajanan life span adalah 0,1371 mg/kg/hari sedangkan untuk nilai asupan pajanan karsinogenik (LADD) adalah 0,00035 mg/kg/hari. Perhitungan tingkat risiko non karsinogenik dinyatakan dalam Risk Quotient (RQ) mendapatkan hasil untuk durasi pajanan real time adalah 0,115 dan durasi pajanan 3 tahun adalah 0,191, sedangkan durasi pajanan life span adalah 1,598. Untuk perhitungan tingkat risiko karsinogenik (ECR) dengan CSF minimal 2,676E-6 dan CSF maksimal 9,462E-6. Nilai RQ dalam durasi life span telah melampaui batas aman risiko yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat sekolah sehingga diperlukan adanya pengelolaan risiko untuk meminimalisir dampak kesehatan yang muncul.
Kata Kunci: Benzena, Pencemaran Udara, Sekolah, Analisis Risiko Kesehatan
Read More
Kata Kunci: Benzena, Pencemaran Udara, Sekolah, Analisis Risiko Kesehatan
S-9371
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Meliana Sari; Pembimnbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Zakianis, Abdul Rahman, Rina Fitrianni Bahar, Didik Supriyono
T-4211
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
