Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 37329 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Chuzaemah; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Endang Laksminingsih, Fatmah, Itje Aisah, Eti Rohati
Abstrak: Anemia merupakan salah satu masalah gizi, yang perlu mendapat perhatian khusus. Remaja putri termasuk golongan yang rawan menderita anemia karena mengalami mensturasi setiap bulan dan sedang dalam masa petumbuhan. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan efektifitas suplementasi TTD program lama dan baru Kemenkes terhadap perubahan kadar hemoglobin siswi anemia di Kabupaten Bengkulu Utara. Rancangan penelitian randomized control group pretest dan postest. Subyek penelitian dikelompokkan menjadi 2 kelompok perlakuan yaitu kelompok A (19 siswi) diberi suplementasi program lama (satu tablet per minggu dan satu tablet selama haid) dan kelompok B (19 siswi) diberi suplementasi program baru (satu tablet per minggu). Pemberian suplementasi TTD diminum di depan peneliti diberikan selama 8 minggu. Data asupan zat gizi diperoleh dengan kuesioner food recall, lama haid, lama menarche, kebiasaan minum teh atau kopi, pengetahuan tentang anemia dan TTD diperoleh melalui kuesioner berstruktur, kadar Hb awal dan akhir dengan cyanmethemoglobin. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan efektifitas perubahan kadar Hb pada kedua kelompok intervensi (p=0.402) dan tidak ada hubungan bermakna antara variabel internal dan eksternal terhadap perubahan kadar hemoglobin siswi kecuali Hb awal (p=0.001) dengan rata-rata perubahan Hb siswi kelompok A sebesar 1.77 g/dl sedangkan kelompok B sebesar 1.44 g/dl. Kata kunci : zat besi , suplementasi, perubahan hemoglobin, anemia, remaja putri Anemia is one of the nutritional problems, which needs to be highly concerned. Adolescent girls are included to a group which is susceptible to anaemia because of their monthly menstruation and gowth periods. This study aims to investigate difference effectiveness between old and new programs of the ministry iron supplementation in changes hemoglobin level among anemic students in Kabupaten Bengkulu Utara. Design of this study is randomized control group pretest dan posttest.Subjects were randomized into two groups, group A (19 subjects) old program supplementation ( once per week and once per day in menstrual period) and group (B) new program supplementation (once per week). Supplementation of iron tablet was given for a consecutive 8 weeks. Nutrient intake obtained with the food recall questionnaire, days menstruation, menarche, drinking tea or kopi , knowledge anemia and iron tablet through structured questionnaire and level of hemoglobin by cymenthemoglobin. The study shows no difference found in the change of hemoglobin level of the two groups (p=0.402) and internal and external variable were not significantly in the change of hemoglobin level except early hemoglobin with mean hemoglobin change in old program supplementation was 1.77 g/dl while in new program supplementation the change was 1.44 g/dl. Keyword : iron, supplementation, change of hemoglobin level, anemia, adolescent girls
Read More
T-5039
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurhanifah; Pembimbing: Fatmah, Endang Laksminingsih Achadi; Penguji: Kusharisupeni, Iip Syaiful, Masni Asbudin
T-2650
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sabila Ainaya Agrenanda; Pembimbing: Endang L. Achadi; Penguji: Trini Sudiarti, Tiara Luthfie
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan suplementasi zat besi pada ibu selama kehamilan terhadap berat badan lahir bayi. Faktor risiko lain seperti usia ibu, tingkar pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, status sosial ekonomi, status pernikahan, paritas, jarak kelahiran, riwayat kehamilan buruk, komplikasi kehamilan, kehamilan kembar, perilaku merokok, frekuensi dan kualitas pelayanan antenatal serta faktor risiko BBLR paling dominan juga akan dianalisis dalam penelitian ini. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan menganalisis data sekunder SDKI 2017. Hubungan suplementasi zat besi dan faktor risiko lain terhadap BBLR dianalisis melalui analisis chi- square dan regresi logistik berganda. Sebanyak 7,6% bayi mengalami BBLR saat lahir dan 44,6% ibu mengonsumsi minimal 90 suplemen zat besi selama kehamilan.
Read More
S-10824
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Rantauwati; Pembimbing: Diah Mulyawati utari
S-3566
Depok : FKM-UI, 2004
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Astuti; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Kusharisupeni Djokosujono, Rosmawati, Novlin N. Liana Pane
Abstrak: Anemia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian.Rematri merupakan kelompok rentan. Selain kondisinya sedang dalam masapertumbuhan juga risiko dari menstruasi yang dialaminya. Padahal rematri adalah calonibu sehingga upaya dini intervensi gizi harus dilakukan. Program suplementasi TTDdilakukan untuk mencegah dan menanggulangi anemia serta meningkatkan status besirematri meskipun tidak selalu berhasil karena berbagai faktor. Tujuan penelitian iniuntuk membuktikan dukungan guru sebagai faktor dominan yang berhubungan denganperubahan kadar Hb rematri penerima program. Penelitian ini dilakukan dengan designcrossectional di 2 SMP penerima program di Kota Bekasi dengan sampel 175 rematri.Data perubahan kadar Hb diperoleh dari selisih pengukuran Hb sebelum dan setelahsuplementasi TTD berjalan 10 minggu yang merupakan data sekunder (telah lolos etik).Data lainnya yaitu data dukungan sekolah, karakteristik rematri, pola konsumsi dankarakteristik Ibu diperoleh melalui wawancara pengisian kuisioner. Hasil penelitianmendapatkan bahwa suplementasi TTD efektif meningkatkan kadar Hb rematri (p=0,005). Analisa regresi linear ganda mendapatkan hasil bahwa dukungan gurumerupakan faktor dominan yang berhubungan dengan perubahan kadar Hb. Hal inimembuktikan bahwa penuntasan intervensi gizi spesifik memerlukan upaya sensitif darisektor non kesehatan. Sehingga disarankan meningkatkan kolaborasi lintas sektor dalampelaksanaan program kesehatan khususnya program suplementasi TTD berbasissekolah.Kata kunci: anemia, rematri, suplementasi TTD berbasis sekolah, dukungan guru,perubahan Hb
Anemia remains public health issue that needs attention. Adolescent girls are thevulnerable group. Besides in their growth period condition, also the risk of theirmenstruation. Though adolescent girls are mother candidates, early efforts of nutritionalintervention should be implemented. Iron supplementation program is done to preventand cope with anemia and increase iron status of adolescent girls, although not alwayswork due to various factors. The objective of this study was to prove teacher support asthe dominant factor associated with hemoglobin level changes of adolescent girls in thisprogram. This research was conducted with cross-sectional design in two junior highschools beneficiaries program in Bekasi City with 175 adolescent girls subject. Thechanges of hemoglobin data was obtained from the difference of hemoglobin levelbefore and after measurement by giving iron supplementation for 10 weeks, which weresecondary data (ethics approved). Other data such as school support, characteristics ofadolescent girls, consumption patterns and characteristics of mothers were obtainedthrough interviewing based on questionnaire. The results of the study was Ironsupplementation effectively increased hemoglobin levels of adolescent girls (p = 0.005).Multiple linear regression analysis found that teacher support was the dominant factorassociated with changes in hemoglobin levels. This proves that completion of specificnutritional interventions requires sensitive efforts from the non-health sector. It issuggested to increase cross-sector collaboration in health program implementationespecially school-based Iron supplementation program.Keywords: anemia, adolescent girls, school-based iron supplementation, teacher,hemoglobin.
Read More
T-5197
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sudihati Hamid; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Endang Laksminingsih Achadi, Siti Arifah Pujonarti, Martini, Itje A. Ranida
Abstrak:

Anemia Gizi yang disebabkan karena kekurangan zat besi masih merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa 57,1% Remaja Putri (usia 10-14 tahun) dan 39,5% Wanita Usia Subur (WUS) menderita anemia. Hasil penelitian pada remaja putri di SMUN 3 Padang tahun 1999 juga menunjukkan angka anemia yang cukup tinggi yaitu 25,6%. Namun sejauh ini belum diketahui faktor-faktor apa yang berhubungan dengan terjadinya anemia atau rendahnya kadar hemoglobin pada siswi tersebut.Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran asupan zat gizi terutama energi, protein, vitamin C, dan zat besi serta faktor lainnya yang berkaitan dengan kejadian anemia. Penelitian dilakukan pada siswi SMUN 3 Kota Padang Provinsi Sumatera Barat Desain penelitian adalah cross sectional. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling sedangkan pengambilan sampel dilakukan secara systematic random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 192 orang siswi.Hasil penelitian menunjukkan besarnya prevalensi anemia sebesar 29,2%. Terdapat hubungan bermakna antara asupan zat gizi (energi,protein, zat besi) dengan kadar Hb siswi (p< 0,05). Faktor pendapatan per kapita berhubungan secara bermakna terhadap kadar Hb, sedangkan tingginya konsumsi bahan makanan penghambat absorbsi zat besi, rendahnya konsumsi bahan makanan peningkat absorbsi zat besi, pola haid yang lama, dan pendidikan ibu yang rendah menunjukkan persentase kejadian anemia yang lebih tinggi walaupun tidak bermakna secara uji statistik. Dan uji multivariat ditemukan 2 (dua) faktor yang berhubungan secara bermakna dengan kadar Hb yaitu asupan protein dan pendapatan per kapita keluarga. Asupan protein merupakan faktor dominan berhubungan dengan kadar Hb.Dari hasil penelitian disarankan kepada sekolah untuk mengembangkan program pencegahan dan penanggulangan anemia dengan pendidikan kesehatan dan gizi melalui diskusi peer group secara berkala, pengembangan materi KIE yang menarik sesuai dengan minat remaja, pengadaan dan pemberian tablet tambah darah bagi siswi pada saat haid, pemeriksaan Hb secara berkala, dan pemberian tablet tambah darah bagi yang anemia. Kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan organisasi BP3,OSIS, Puskesmas/Dinas Kesehatan Kota Padang, Akademi Gizi Padang, dan Distributor obat.Perlu penelitian dengan ruang lingkup lebih luas untuk mengetahui besarnya permasalahan anemia gizi di Kota Padang, khususnya pada remaja putri sebagai calon ibu agar mutu SDM dapat lebih dioptimalkan.


 

Nutritional Anemia, and specifically iron deficiency anemia remains one of the most severe and important nutritional deficiencies in Indonesia to day. The household health survey (SKRT) conducted in 1995 showed that 57,1% of adolescent girls (10-14 years old) and 39,5% women of reproductive age (15-44 years old) suffered from anemia. The result of survey on adolescent school girls at SMUN 3 Padang in 1999, showed that prevalence of nutritional anemia among that girls was 25,6%. So far, the factors which are related to that problem not yet known. The potential consequences of anemia in adolescent girls may include fatigue, impaired physical performance, lowered endurance, reduced attention span, decreased school performance and leads to increased risk for morbidity and mortality among pregnant women.The objective of this study was to find out the description of nutrients intake (energy, protein, vitamin C, iron) and other factors related to hemoglobin concentration in adolescent school girls. The study has been done for adolescent school girls at SMUN 3 Padang, West Sumatera. Research designed was using cross sectional study and location of the study based on purposive sampling. Sampling used by systematic random sampling and sample size were 192 adolescent school girls.The results indicates that 29,2% of adolescent schoolgirls was suffered from anemia (Hb concentration < 12 g/dl) and nutrients intake (energy, protein, iron) had significant relation to concentration of hemoglobin of adolescent schoolgirls (p<0,05). The household income per capita also had statistically significant relation to concentration of hemoglobin, while high consumption of inhibitor factor of iron absorption, low consumption of enhancer factor of iron absorption, length of menstruation patterns, and low level of mother education had relation to concentration of hemoglobin but non significant by using statistics. Results of multivariate statistics showed that 2 (two) factors which are protein intake and household income per capita were related significantly with hemoglobin concentration. Protein intake was dominant factor related to hemoglobin concentration.According to the results of the study the author suggests to school to develop preventive and curative program through health and nutrition education with peer group discussion regularly, to develop the attractive material for IEC, to provide and gives iron supplementation to menstrual school girls, to assess hemoglobin concentration regularly, and gives iron supplementation to anemic girls. The activity can be done by teamwork with BP3 organization, OSIS, Public Health Center/Padang Health District, Academy of Nutrition, and Pharmacy Distributor.It needed a study with wide-scale to investigate the problem of nutritional anemia in Padang city, especially in adolescent girls as future mothers in order to make human resources optimalized.

Read More
T-1225
Depok : FKM-UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syabilila Indraswari; Pembimbing: Endang Laksminingsih; Penguji: Kusharisupeni Djokosujono, Triyanti, Anies Irawati, Tiara Luthfie
Abstrak: Kebutuhan zat besi pada remaja meningkat terkait dengan percepatan pertumbuhan, dan kehilangan darah karena menstruasi. Santri remaja putri rentan terkena anemia karena pola hidup pesantren yang jauh dari orang tua serta kegiatan yang cenderung padat sehingga membuat pola makan tidak teratur dan kurangnya asupan zat gizi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara suplementasi tablet Fe mingguan dan suplementasi tablet Fe mingguan ditambah harian saat menstruasi selama 8 minggu. Penelitian ini menggunakan Disain Quasi Eksperimental The Non Equivalent Control Group. Responden penelitian ini sebanyak 38 orang dimana 18 orang menerima suplementasi mingguan dan 20 orang menerima suplementasi mingguan ditambah setiap hari saat menstruasi. Pengukuran data pengetahuan, menstruasi, status gizi, pola konsumsi inhibitor, enhancer dan protein hewani dilakukan sebelum intervensi, data suplementasi diukur setelah intervensi dan data kadar hemoglobin diukur saat sebelum dan sesudah intervensi. Terjadi kenaikan kadar hemoglobin pada kedua kelompok setelah intervensi selama 8 minggu (kelompok 1 p=0,0005, perlakuan 2 p=0,0005). Kenaikan tersebut tidak berbeda antara kelompok perlakuan pertama dan kedua (p=0,797). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa suplementasi 8 minggu dengan tingkat kepatuhan konsumsi yang tinggi sudah cukup untuk menaikkan kadar hemoglobin darah. Selain itu faktor yang mempengaruhi peningkatan hemoglobin darah adalah konsumsi protein hewani, konsumsi inhibitor, konsumsi enhancer, lama menstruasi, pengetahuan, dan jenis program suplementasi tabet besi dimana faktor yang paling dominan adalah konsumsi protein hewani.

Female adolescent student in boarding school are vulnerable in having anemia because pesantren’s life style is full of activicities and the students is far from their parents its causes irregular eating habit and lack of nutrition in their meals. This research compared the differences of haemoglobin level after weekly Fe tablet supplementation and weekly Fe tablet plus daily during menstruation Fe supplementation for 8 weeks. This study uses the Quasi Experimental Design The Non Equivalent Control Group. A total of 38 respondents participaten in this study 18 of them received a weekly Fe tablet Supplementation, 20 other respondents got a Fe tablet weekly plus daily during their  menstruation cycle. There was a significant increase of haemoglobin level in both groups after the intervention for 8 weeks (group 1 p = 0.0005, group 2 p = 0.0005). This increase did not significant between the first and second group (p = 0.797). This study prove that 8 weeks of supplementation of Fe tablets with the high level of obedience in consuming the supplement is adequate in increasing the level of hemoglobin. The factors that can affects the increased number of hemoglobin are consumption of animal protein, consumption of inhibitors, consumption of enhancers, long menstruation cycle, knowledge, and the type of Fe tabet supplementation program.
Read More
T-5850
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dedah Ningrum; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Asih Setiarini, Kusharisupeni Djokosujono, Yunimar Usman, Cesilia Meti Dwiriani
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran rata-rata kadar Hb, prevalensi anemia, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar hemoglobin. Desain penelitian adalah cross sectional, pengambilan sampel menggunakan metode proporsional random sampling, dan total sampel sebanyak 158 siswi. Kadar Hb diukur menggunakan alat Spectrophotometer, dengan metode Cyanmethemoglobin. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat, dan multivariat.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar Hb 12,9±1,1 g/dl, (95% CI: 12,7-13,0 g/dl) dan prevalensi anemia 16,5%. Lama haid merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kadar hemoglobin. Upaya pencegahan anemia dapat dilakukan dengan minum suplemen tablet tambah darah sesuai anjuran, menjaga asupan zat gizi sesuai kebutuhan, dan memperhatikan kombinasi makanan supaya dapat meningkatkan penyerapan zat besi.

Kata Kunci : Anemia, Remaja puteri, Lama haid
Read More
T-4331
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Betty Yosephin S; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Yvonne M Indrawani, Dewi Permaesih, Iip Syaiful
Abstrak:

Anak sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Merupakan kelompok usia yang sedang mengalami proses tumbuh kembang fisik dan psikosostal yang pesat. Salah satu masalah gar yang senng terjadi adalah anemia gizt. Anemia gizi best dapat menimbulkan berbagal dampak pada anak sekolah antara lain kesakitan dan kemattan akan meningkat, perkembangan otak dan pertumbuhan tisik teriambat, perkembangan motonk, mental, kecerdasan terhambat, daya tangkap belajar menurun. Revalensi anemia anak sekolah menurut laporan SKK 1 tahun 1995 sebesar 47,2%. Sedangkan hasil SKKRT 2001 menunjukkan prevalensu anemia pada kelompok umur - 14 tahun sebesar 28,3%. Salah satu strategi untuk mencegah dan menanggulangi masalati anemia jangka pendek yang telah dilakukan oleh pemenntah maupun non pemenntah diarahkan untuk membenkan suplementasi tablet besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembenan suplementasi tablet besi dua Kali seminggu selama 12 minggu terhadap perubahan status anemia gizi dan taktor-taktor yang berhubungan dengan status anemia akhir anak SD di SU Jakarta Mara. Data yang digunakan adalah data sekunder dan studs data dasar pembenan suplementasi tablet best yang dilakukan oleh Yayasan Kusuma Buana ( YKB) tahun LUUS pada 6 SD di Jakarta Mara dengan rancangan one group pre post test tanpa ada kelompok kontrol. Sampel berjumlah 144 anak, dengan kriteria siswa yang mendenta anemia dare kelas 111 sampai dengan kelas V, mendapat suplementasi tablet besi, ketika wawancara tidak sakit, dan belum menarche. Hasil penelitian mi menunjukkan baflwa anemia anak sekolah sebelum mendapat suplementasi 144 anak (1 N%) sedangkan anemia setelah suplementasi menurun menjadi 17 anak Hasil analisis bivariat mendapatkan adanya hubungan yang bermakna antara kebiasaan makan utama, dengan nilai p = 0,006 (nilai RR 1,618; 95% C1: 1,146-2,285), konsumsi sumber zat besi hem dengan nilai p= 0,021 (nilai RR 1,482; 95%CI : 1,075- 2,043 ), besar keluarga dengan nilal p = 0,045 (nilai RR 1,503; 95% 1,0114 - 2,249), pendidikan ibu dengan nilai p = 0,017 (nilai RR 1,538; 95% CI: 1,078- 2,196) terhadap status anemia akhir. Disarankan agar pemenntah (Departemen Kesehatan dan DinasKesehatan Jakarta utara) menjadikan anak sekolah sebagai salali satu prioritas sasaran program penanggulangan anemia mengingat prevalensi anemia anak sekolah masih linggi, melakukan sosialisasi tentang tmgginya prevalensi pada anak sekolah dan dampak yang ditimbulkannya. Yalu dilalcukan penyuluhan terhadap anak sekolah dan orangtua tentang kebiasaan sarapan pagi, makanan jajanan, bahan makanan sumber zat besi, penyebab dan dampak anemia. Diperlukan pula penelitian lebih lanjut mengenai suplementasi zat besi dengan menggunakan kelompok pembanding (kontrol).


 

Schoolchild is nation investment because they are nation next generation. It was age group that experiencing rapid physical and psychosocial development. One of the nutrition problems that often occur is nutrition anemia. Ferrum anemia could emerge various impacts to schoolchild such as sickness and death will increase, brain development and physical development pursued, motorik, mental and intelligence development pursued, and learning adding capacity decrease. Anemia prevalence of schoolchild according to SKRT 1995 is 47,2%. While SKRT 2001 result shows anemia prevalence on 5-14 years old age group 28,3%. One of the strategy to prevent and overcome short-term anemia problems that conducted by whether government or non-government suggested to give ferrum supplementation. This research was aimed to found the influence of ferrum tablet supplementation distribution twice a week for 12 weeks toward nutrition anemia status change and factors that related with last anemia status of elementary school children in six North Jakarta elementary schools. Data used is secondary data from basic data study of ferrum supplementation distribution that conducted by Kusuma Buana Foundation (YKB) year 2005 on 6 North Jakarta elementary schools using one group pre-post test design without control group. Total research subject are 144 children, using criteria of students who suffer anemia from Ill`d grade to grade, getting ferrum supplementation, when conducting interview not in sick condition and not yet menarche. This research shows that schoolchild anemia cases before getting 144 children supplementation (100%) while anemia cases after supplementation decrease to 77 children (53,5%). From bivariate analysis result obtained significant relation between main eat behavior, with p = 0,006 (RR value 1,618; 95% CI; 1,146-2,285), hem ferrum source consumption with p = 0,045 (RR value 1,503; 95% Cl; 1,004-2,249), mother education with p = 0,017 (RR value 1,538; 95% CI; 1,078-2,196) toward last anemia status. Government suggested (North Jakarta Health Department and Health Official) making schoolchild as one of the anemia prevention program target considering that schoolchild anemia prevalence still high, conducting socialization toward high prevalence of schoolchild and emerged influence. Need conducted counseling toward elementary school child and parents about breakfast behavior, snack food, food substances with ferrum source, anemia cause and impact. Further research also needed toward ferrum supplementation and using control group.

Read More
T-2301
Depok : FKM-UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Farida; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Asih Setiarini, Endang Laksminingsih Achadi, Abas Basuni Jahari, Iip Syaipul
Abstrak:

Anemia terjadi diseluruh dunia baik pada negara maju maupun pada negara terbelakang. Dampak anemia pada WUS adalah menurunkan produktivitas kerja, menurunkan imunitas, bahkan pada anemia tingkat berat dapat mengakibatkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh suplementasi MGM (Multi Gizi Mikro) dibandingkan TTD (Tablet Tambah Darah). MGM mengandung 12 Vitamin dan 4 mineral, kandungan besinya fero fumarat 20 mg. Sedangkan TTD mengandung 60 me fero sulfat dan 0,25 mg Asam folat. Disain penelitian adalah kuasi experimental non blinded, Sampel dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok TTD dan kelompok MGM, masing masing terdiri dari 50 orang. Cara pengambilan sampel pada data primer adalah secara purposive. Analisis data dilakukan dengan uji beda T independen, Dependeden T test, Anova dan regresi linear ganda. Variabel Dependent adalah perubahan kadar Hb, variabel independen adalah umur, status nikah, paritas, jumlah pendapatan.jumlah tanggungan keluarga, asupan zat penghambat dan peningkat besi, asupan energi, protein, Vit A, Vit C, B12, Asam Folat,kepatuhan dan komplhin. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 36 % nakerwan kadar Hbnya berubah menjadi normal. Perubahan kadar Hb sebelum diberikan intervensi dibandingkan setelah diberikan suplementas: TTD mavypun MGM selama 2 bulan terdapat perubahan yang bermakna (P=0,000).Pernbahan kadar Hb pada suplementasi TTD 0,62 ar/dl, sedangkan pada suplementasi MGM 0,64 gr/di.Perbedaan perubahan kadar Hb pada suplementasi TID dan MGM tidak berbeda.P >0,05. Variabel yang paling berpengaruh terhadap perubahan kadar Hb adalah konsumsi zat peningkat besi. Variabel lain yang berpengaruh terhadap perubahan kadar Hb adalah Hb awal dan komplin. Variabel konfonding adalah jumlah tanggungan keluarga, jumlah hari haid, jumlah paritas,asupan protein dan kepatuhan.


Anemia is a common problem that happened in any kind of country, developed or developing country, The impact of anemia in Women Childbearing are the degradation of productivity and immunity. Heavy level of anemia can caused death. Objective of this research is to identification the difference effect between MGM (Multi Micro Nutrient) and TTD (iron tablet) supplementation. MGM contain of !2 vitamins, 4 minerals, and 20 mg Fe Fumarat. TTD contain of 60 mg Fero Sulfate and 0,25 mg Folic Acid, and MGM contain 12 kinds of Vitamin and Fero Fumarat 20 mg also 3 kinds others mineral (yodium, Zink and Selenium). Research design that used in this research is quasi experimenta) non blinded. Samples are classified as 2 classes (TTD and MGM class) with 5Q person each class and totally sampling are 100 persons. As the dependent variable is the changes of Hb concentrate, independence variable are age, marriage status, paritas, total of family income, total intake from the family, intake of prohibit nutrient and precursor of iron supplementation, protein, vitamin A, vitamin c, vitamin BJ2 and folat acid, obedient factors also supplement consumption. Suplementation given for 2 months, TTD given | tablet each week and when menarche period 10 tablets. MGM given for one week 7 sachet, for consumption each day. Analyze data using Test T independent, paired T Test, anova and regretion double linear. In this research, there is no changes of Hb contains which is significant to the group which is given TTD also MGM, p>0.05.The difference of Hb concentrate to TTD supplementation TTD 0.62 gr/dl, to MGM 0.64 gr/dl. The changes of Hb concentrate after given of TTD supplementation and MGM for 2 months there is a changes which is significant.(P=0,000).The most variable influence to changes of Hb concentrate are consumption of Iron supplement. Others variable which are influenced to changed of Hb concentrate are Hb before analyzes and reaction after consumpiion of iron supplement. Confounding variable are total of family responsibility, total of day menarche, paritas, intake of protein and compliance.

Read More
T-3043
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive