Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 25923 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Magdalena; Pembimbing: Masyitoh; Penguji: Purnawan Junadi, Helma Meuthia
Abstrak: Penelitian ini bertujuan merancang usulan perbaikan efektivitas dan efisiensi pelayanan radiologi RS Pusat Otak Nasional dengan menerapkan metode constraint lean six sigma. Penelitian ini dirancang dengan desain kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif didapat dari hasil observasi lamanya waktu pelayanan radiologi di RS Pusat Otak Nasional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 30 sampel. Hasil penelitian ini yaitu rata-rata lead time pelayanan sebesar 2 jam 13 menit. Waktu NVA tertinggi terdapat pada siklus pengolahan ekspertise. Waktu NVA tertinggi terdapat pada jenis waste yaitu waiting dan processing. Penyebab utama NVA pada kedua waste tersebut adalah PACS system error dan waktu tunggu hasil baca foto/scaning. Hasil penelitian menemukan 7 sampel memiliki waktu tunggu pelayanan radiologi > 3 jam. Sebesar 57% dari total defect pelayanan dikontribusi oleh pemeriksaan di luar jam kerja dan hari libur. Usulan perbaikan yang diperlukan yaitu Standardize work berupa Standar Prosedur Operasional (SPO) pengiriman foto/scaning pemeriksaan CITO di luar jam kerja dan hari libur, evaluasi rutin alat PACS, dan penerapan radiology information system (RIS) yang terintegrasi.
Kata Kunci : Pelayanan Radiologi; Constraint; Lean Six Sigma; Waste

This study aims to design a proposal to improve the effectiveness and efficiency of radiology service of National Brain Hospital by applying the method of constraint lean six sigma. This research is designed with qualitative and quantitative design. Quantitative data obtained from the observation of the length of time radiology services at National Central Medical Center. The sample size is 30 samples. The results of this study is the average service lead time of 2 hours 13 minutes. The highest NVA time is in the experimental processing cycle. The highest NVA time is in the type of waste that is waiting and processing. The main causes of NVA in both waste are PACS system error and waiting time of reading radiograph. The results of the study found 7 samples have radiology service waiting time > 3 hours. 57% of the total service defect was contributed by after hours and holidays. The proposed improvements required are Standardize work in the form of Standard Operating Procedures (SPO) of sending radiograph CITO in after hours and holidays, routine quality control of PACS tools, and integrated radiology information system (RIS) application.
Keyword : Radiology Service; Constraint; Lean Six Sigma; Waste
Read More
S-9858
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Taufik Santoso; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Ede Surya Darmawan, Suprijanto Rijadi, Yulkanti Ruadewi
B-1778
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Elizabeth Indah PSP; Pembimbing: Purnawan Junadi; Penguji: Mieke Savitri, Vetty Yulianty Permanasari, Endang Andriyani
Abstrak: Studi pelayanan farmasi di rumah sakit dilaksanakan di Rumah Sakit PMI Bogor dengan indikasi awal masih rendahnya nilai inventory turn over. Pendekatan action research dengan fokus pada pendistribusian dan penyimpanan perbekalan farmasi dipilih sebagai jenis penelitian yang digunakan. Metodologi yang digunakan untuk melakukan perbaikan adalah kombinasi Lean dan Six Sigma. Studi dilakukan terhadap proses pendistribusian, periode permintaan barang, buffer stock, besaran permintaan, kondisi-kondisi permintaan barang, ROP, indikator farmasi, kesesuaian jumlah stok barang, barang dan obat kadaluwarsa, penanganan kadaluwarsa, penanganan barang di gudang. Rendahnya nilai inventory turnover dapat disebabkan belum dipahaminya dengan baik makna persediaan perbekalan farmasi bagi pengelola perbekalan farmasi. Data pendukung menunjukkan besarnya jumlah permintaan barang farmasi pada setiap kali periode permintaan barang yaitu data standar deviasi kelipatan permintaan barang farmasi sebesar 54.8 dan standar deviasi kelipatan pemenuhan barang farmasi adalah 50.4. Nilai Six Sigma Deffect Per Million Opportunities untuk ketepatan pemenuhan permintaan barang farmasi sesuai perkiraan permintaan barang yang tertera di dokumen surat permintaan barang farmasi adalah 0.09. Pada proses pendistribusian barang farmasi terdapat 47.6% merupakan proses tidak mempunyai nilai tambah dan menimbulkan variasi dalam langkah proses tersebut. Faktor yang mendukung terjadinya hal ini adalah waktu permintaan barang yang panjang, belum tepatnya peramalan yang dilakukan oleh ruang perawatan, tidak dipahaminya standar perkiraan permintaan yang tertera di surat permintaan barang farmasi, pemakaian barang farmasi yang belum terdata dengan akurat, bottleneck proses distribusi terdapat pada Instalasi Farmasi belum melakukan secara optimal pengendalian permintaan barang farmasi dari ruang perawatan, belum dilakukan pemantauan terhadap perputaran, persediaan, belum rincinya prosedur. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi sistem inventori. Belum memiliki standar maksimum dan minimum setiap jenis barang farmasi dan belum menerapkan standar penyimpanan dan manajemen pergudangan. Untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas Rumah Sakit PMI Bogor perlu dilakukan beberapa perbaikan pendistribusian dan penyimpanan perbekalan farmasi antara lain: Perbaikan kebijakan dan prosedur secara rinci dan operasional. Mengembangkan otomasi sistem inventori untuk mengurangi kesalahan. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM pengelola melalui pelatihan. Mengembangkan Key Performance Indicator seperti Inventory Turn Over, kesesuaian jumlah barang, penataan 5-S.
Read More
B-1579
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kristanti Diliasari; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Pujiyanto, Purnawan Junadi, Yuliana dan Martha ML Siahaan
Abstrak:
Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan Lean Six Sigma sebagai strategi untuk mengurangi waktu tunggu di klinik anak Rumah Sakit X, yang merupakan aspek kritis dalam memengaruhi kepuasan pasien dan mutu layanan rawat jalan. Waktu tunggu yang berkepanjangan telah menjadi isu utama yang perlu diperbaiki, terutama di klinik anak yang memiliki kunjungan tertinggi namun belum mencapai target Indikator Nasional Mutu (INM). Penelitian ini menggunakan pendekatan action research selama satu minggu dengan mengamati 60 pasien yang memiliki janji temu di klinik tersebut. Perbaikan seperti peningkatan waktu pemeriksaan dokter, pengaturan ulang ruang pengkajian dan pengurangan pemborosan telah signifikan dalam mengurangi waktu tunggu dari 55.94 menit menjadi 29.60 menit. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Lean Six Sigma berhasil meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan di Klinik Anak Rumah Sakit X. Langkah-langkah ini diharapkan dapat terus meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas pelayanan di lingkungan Klinik Anak Rumah Sakit X serta menunjukkan potensi Lean Six Sigma dalam konteks pelayanan kesehatan.

This study aims to evaluate the implementation of Lean Six Sigma as a strategy to reduce waiting times at the pediatric clinic at X Hospital, which is a critical aspect in influencing patient satisfaction and the quality of outpatient services. Prolonged waiting times have become a major issue that needs to be improved, especially in pediatric's clinic which have the highest number of visits but have not yet reached the National Quality Indicator (INM) target. This study used an action research approach for one week by observing 60 patients who had appointments at the clinic. Improvements such as increasing doctor examination times, reorganizing assesment rooms, and reducing waste have been significant in reducing waiting times from 55.94 minutes to 29.60 minutes, The results of this research show that the implementation of Lean Six Sigma has succeeded in increasing the efficiency and quality of services at the pediatric's clinic at X Hospital. It is hoped that these steps will continue to improve operational efficiency and service quality in the pediatric clinic environment at X Hospital and demonstrate the potential of Lean Six Sigma in the context of heath services
Read More
B-2466
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tulus Kurnia Indah; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Helen Andriani, Rakhmat Hidayat, Nugraharti, Erwien Sri Ujianto
Abstrak:
Latar Belakang: Proses perawatan di rumah sakit didukung oleh berbagai aktivitas operasional diantaranya pengelolaan logistik dan distribusi perbekalan farmasi. Biaya perbekalan kesehatan merupakan pengeluaran terbesar kedua di rumah sakit setelah belanja pegawai, oleh sebab itu pimpinan rumah sakit perlu mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan proses logistik untuk menurunkan biaya dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Untuk meningkatan proses logistik diperlukan pemahaman terkait kinerja rantai pasokan yang saat ini berjalan, sehingga melakukan analisa kinerja rantai pasokan merupakan hal mendasar untuk mengatasi kekurangan dalam aktivitas logistik. Tujuan: Studi ini bertujuan melakukan analisa terkait waste yang ada pada proses perencanaan dan pengadaan obat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, kemudian mencari penyebab dan akar masalah timbulnya pemborosan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian di RSUPN Dr. Cipto Mangunkumo bulan April-Mei 2024. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan key specialist informan yang terkait dengan kegiatan perencanaan dan pengadaan dan observasi lapangan. Data sekunder diperoleh dari telaah data realisasi pemakaian obat tahun 2022, data usulan perencanaan dari unit kerja dan hasil rekapitulasi instalasi farmasi tahun 2023, data daftar barang dalam kontrak tahun 2023, datapenerimaan dan data pemakaian obat tahun 2023. Tahapan penelitian disusun berdasarkan lean six sigma dari mulai define, measure, analyze dan improve. Hasil: Jenis waste yang terjadi diantaranya penyedia tidak mengirimkan obat terhadap item perencanaan yang telah memiliki kontrak, obat yang dipesan dan dikirim tetapi tidak memiliki realisasi penggunaan, penyedia bersedia mengirimkan obat tetapi tidak mau berkontrak dengan rumah sakit, penyedia tidak bersedia mengirimkan obat dan tidak mau berkontrak dengan rumah sakit dan adanya pengadaan lain di luar jalur kontrak utama. Dari seluruh waste yang ada terjadinya pengadaan di luar jalur kontrak utama merupakan jumlah waste yang paling sering terjadi sehingga menjadi area improvement pada penelitian ini. Penyebab dari pemborosan yang masih dapat dikontrol oleh internal rumah sakit adalah keterlambatan penerbitan kontrak. Akar masalahnya karena tiap unit kerja yang terkait dengan kegiatan perencanaan dan pengadaan menyelesaikan proses kerja tanpa mempertimbangkan waktu penyelesaian proses sesudahnya, sehingga tujuan dari perencanaan dan pengadaan yang berupa penerbitan kontrak sebelum tahun anggaran menjadi tidak terlaksana. Kesimpulan: Dalam proses yang berjalan secara berkelanjutan diperlukan proses kerja yang terintegrasi berdasarkan komitmen setiap anggota rantai agar tujuan proses tersebut dapat tercapai.

Introduction: The hospital care process is supported by various operational activities including logistics management and distribution of pharmaceutical supplies. The cost of health supplies is the second largest expenditure in hospitals after personnel expenditure, therefore hospital leaders need to identify opportunities to improve logistics processes to reduce costs and improve the quality of health services. To improve logistics processes, an understanding of current supply chain performance is required, so analyzing supply chain performance is fundamental to overcoming deficiencies in logistics activities. Objective: This study aims to analyze waste in the drug planning and procurement at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, then looked for the causes and root causes of waste. Method: This research uses qualitative methods with a case study approach. The research location is at RSUPN Dr. Cipto Mangunkumo on April-May 2024. Primary data was obtained through interviews with key specialist informants related to planning and procurement activities and field observations. Secondary data was obtained from a review of drug use in 2022, drug planning proposals from units and results of drug planning recapitulation by pharmaceutical installations in 2023, list of drugs in contracts 2023, drug receive order and drug use in 2023. The research stages were arranged based on lean six sigma method from define, measure, analyze and improve. Results: Types of waste that occur include supplier not sending drugs from planning items that already have a contract, drugs ordered and sent but not having actual use, suppliers willing to send drugs but refusev to contract with the hospital, suppliers refuse to send drugss and refuse to contracts with hospitals and procurements that come from another its main contracts. The procurements that come from another its main contract occurs most frequently, so it is an area of improvement in this research. The cause of waste that can still be internally controlled by the hospital is delays in issuing contracts. The root of the problem is because each unit related to planning and procurement activities completes the process without considering the completion time of the process afterwards, so that the aim of planning and procurement to complete all the procurement contract before end of the year do not achieved. Conclusion: In a process that runs continuously, an integrated work process is needed based on the commitment of each member of the chain so that the process objectives can be achieved.
Read More
B-2469
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
I Nyoman Ari Wijaya; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Ede Surya Darmawan, Pujiyanto, Heri Iswanto, Muhammad Baharuddin
Abstrak: Pelayanan Farmasi merupakan pelayanan yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan rumah sakit. Lamanya waktu tunggu di farmasi akan memengaruhi mutu layanan di rumah sakit secara menyeluruh. Demikian juga di RSU Bali Royal, didapatkan waktu tunggu diatas dari standar pelayanan minimal rumah sakit. Lamanya waktu tunggu di farmasi rawat jalan disebabkan belum berjalannya manajemen mutu yang baik di RSU Bali Royal. Peneitian ini akan melihat bagaimana proses pelayanan farmasi rawat jalan dengan menggunakan metode lean, di tahun 2017 dengan observational action process research, dengan melakukan observasi terhadap 15 pasien dari bulan oktober 2017 sampai dengan Januari 2018 di farmasi rawat jalan RSU Bali Royal, dengan melihat waste yang ada. Ditemukan kegiatan yang bersifat value added sebesar 45,65% dan kegiatan non value added (waste) sebesar 54,28%. Waste yang banyak ditemukan adalah waste waiting dan waste defect. Eliminasi waste yang sudah ditemukan dengan implementasi intervensi antara lain: memindahkan konter kasir, merubah lay out farmasi, membuat loket antara konter farmasi dengan ruang pengerjaan obat mengunci pintu ruang farmasi dan merubah alur layanan farmasi rawat jalan, sehingga kegiatan non value added dapat di eliminasi menjadi 18,28% dan kegiatan value added menjadi 81,72%. Dari segi outcome dapat dilihat adanya perbaikan waktu tunggu, perbaikan kepuasan pelanggan, peningkatan kunjungan dan peningkatan omset di farmasi. Peneitian ini menyimpulkan adanya peningkatan mutu layanan setelah dilakukan perbaikan proses pelayanan farmasi rawat jalan dengan menggunakan metode lean.
Kata kunci : Mutu; Lean; Farmasi

Pharmaceutical Services is a service that cannot be separated from hospital services. The length of waiting time in the pharmacy will satisfy the overall quality of hospital services. Currently the waiting time in Bali Royal Hospital pharmacy for out patient is still above the standard waiting time, which is not in accordance with the hospital guidelines. The standard waiting time for outpatient pharmacy cannot be achieved due to lack of quality management at RSU Bali Royal. This study will look at how the process of outpatient pharmacy service using lean method, in 2017 with observational action process research, by observing 15 patients from October 2017 to January 2018 at outpatient pharmaceutical RSU Bali Royal, by looking at the waste. It is founded that there are 45.65% value added activities and non-value added activities (vaste) of 54.28%. Most of the wastes that are found are waste waiting and waste defect. Elimination of waste that has been done by the implementation of intervention, among others: moving cashier counters, changing the lay out of pharmacy, making counter between the pharmaceutical counter with space lock pharmaceutical door lock and change in outpatient pharmacy service, so that non value added activities can be eliminated to 18.28% and value added activities to 81.72%. In terms of outcome can be seen the improvement of waiting time, improvement of customer satisfaction, increased visits and increased turnover in pharmacy. This study concludes that there is a significant improvement of service quality after the refinement of outpatient pharmacy service process using lean method.
Keyword : Quality; Lean; Pharmacy
Read More
B-2003
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nisle Purada Sihombing; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Suprijanto Rijadi, Mardiati Nadjib, F.X. Santoso Soemidjo
Abstrak: Penelitian ini bertujuan menganalisis proses discharge pasien rawat inap di RS St. ElisabethBekasi dengan menggunakan pendekatan Lean Six Sigma melalui metode kualitatif denganpengamatan pada 6 unit yang terlibat. Pendekatan Six Sigma mencoba mengurangi variasiwaktu pada setiap tahapan discharge di masing-masing unit tersebut, pendekatan Leanmengidentifikasi aktifitas yang tidak menambah nilai dan berusaha menguranginya. Hasilpenelitian diperoleh, rat-rata waktu proses discharge pasien rawat inap adalah 238 menit danfaktor yang paling berperan untuk menurunkan waktu tersebut adalah disiapkannya instruksipemulangan pasien oleh dokter, sehari sebelum pasien dipulangkan.
With the aim of streamlining the inpatient's discharge process at the Elizabeth HospitalBekasi, this study analyzed the efficiency of discharge process using the Lean Six Sigmamethod. Six Sigma method tries to reduce time variation in each step of the discharge processfollowed by identifying the appropriate time. The Lean method identifies the non valuesactivities (waste) to be reduced. For that, qualitative approach using observation wasimplied. The study resulted with 238 minute as average total timing of discharge and thegreatest impact to reduce it will be the one day earlier written discharge instruction preparedby the physician.
Read More
B-1631
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kusuma, A.A.N. Jaya
Abstrak: Penelitian ini dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap lamanya waktu pelayanan gawat darurat di Instalasi Gawat Darurat RSUP Sanglah Denpasar tahun 2012, dimana kondisi ini mempunyai potensi untuk terjadinya kejadian yang terjadi kejadian yang tidak diharapkan dan menurunkan kepuasan pasien. Penelitian dilakukan dengan rancangan kuantitatif dan kualitatif. Dilakukan observasi terhadap 450 pasien dalam kurun waktu 14 Januari sampai 19 Januari 2013 dengan pendekatan Constraint Lean Six sigma dicari penyebab, hambatan, pemborosan serta defek pada proses pelayanan pasien gawat darurat. Median waktu pelayanan gawat darurat sebesar 219 menit, penyebab lamanya waktu pelayanan oleh karena itu belum ada panduan praktek klinik kegawatdaruratan, hambatan pada pelayan radiologi, pemborosan terjadi pada waktu tunggu antara penegakkan diagnosis ke tindakan dan antara tindakan ke keputusan untuk keluar dari Instalasi Gawat Darurat. Level kualitas sigma sebesar 2,9 sigma dengan defek sebesar 86.762 DPMO. Diperlukan panduan praktek klinik untuk memandu proses pelayanan gawat darurat agar menjadi efektif, efisien dan aman untuk pasien dan proses bisnis rumah sakit.
Read More
B-1508
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizki Cinderasuci; Pembimbing; Ede Surya Darmawan; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Wirda Saleh, Indah Rosana
Abstrak:

Penelitian ini bertujuan memperbaiki angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di ruang rawat biasa Instalasi Rawat Inap RS Anna Medika dengan metode Six Sigma. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang ditunjang dengan metode kuantitatif.

Hasil penelitian menyarankan pengembangan yang paling tepat adalah pengawasan langsung kepada petugas kesehatan dan penempatan sabun disertai label peringatan di tiap wastafel kamar perawatan, disertai upaya untuk meminimalisir biaya pelatihan berkala, evaluasi hasil pengembangan, modifikasi komponen biaya, dan pemberdayaan seluruh petugas untuk mendukung program tersebut.


This research aims to improve adverse event rate in regular care on inpatient service of Anna Medika Hospital using Six Sigma method. Qualitative approach with quantitative method support is used in this research.

The results suggest hospital to improve adverse event rate by observing of health workers hand higiene and procedures, and providing liquid soap with warning sign hand washing sink in every patient's room.

Read More
B-1370
Depok : FKM UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arini Cyndwiana Prastiwi; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Masyitoh, Pujiyanto, Erwindo Rinaldo, Novita Dwi Istanti
Abstrak:
Rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan harus memenuhi standar pelayanan sesuai dengan Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan. Salah satu komponen indikator mutu rumah sakit adalah waktu tunggu rawat jalan. Waktu tunggu yaitu waktu yang dibutuhkan mulai saat pasien kontak dengan petugas pendaftaran sampai mendapat pelayanan dokter/dokter spesialis. Menurut PMK No. 129 tahun 2008, Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit untuk waktu tunggu di unit rawat jalan yaitu ≤ 60 menit. RSUI merupakan RS-PTN kelas B yang berlokasi di Kota Depok dan memiliki pelayanan mencapai 30 klinik. Poli penyakit dalam termasuk kedalam Indikator minimal ketersediaan pelayanan di unit rawat jalan yang harus dimiliki oleh rumah sakit dan memiliki jumlah pasien yang cukup besar di RSUI. Berdasarkan studi pendahuluan menggunakan data rekam medik, waktu tunggu di poli tersebut belum memenuhi standar dan sering mendapat laporan keluhan waktu tunggu yang lama. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan metode Lean Six Sigma dengan tahapaan Define, Measure, Analyse, dan Improve. Metode pengambilan data dengan observasi, telaah dokumen, wawancara, dan Consensus Making Disscusion Group (CDMG). Penghitungan Value Added, Non Value Added, Cycle Time, dan Lead Time didasarkan pada perspektif pasien. Waktu yang dibutuhkan pasien dari mulai pendaftaran sampai bertemu dengan dokter spesialis penyakit dalam belum mencapai standar yang telah ditentukan yaitu rata-rata lead time 149 menit. Pada Value Stream Mapping proses pelayanan terlihat beberapa waste, yaitu Over Processing, Waiting dan Defect dengan akar masalah dibagi menjadi Man, Machine, Methode, dan Environment. Waste waiting terbesar ada di proses menunggu tahapan. Rekomendasi yang dapat diberikan kepada rumah sakit sebagai langkah strategi perbaikan pelayanan di rawat jalan dibagi menjadi jangka pendek, jangka panjang, dan Future State Value Stream Mapping.

Hospitals as health services must have service standards in accordance with the National Health Service Quality Indicators. One component of hospital quality indicators is outpatient waiting time. Waiting time is the time required from the time the patient meets the registration officer until he receives the services of a doctor/specialist. According to PMK No. 129 of 2008, Minimum Hospital Service Standards for waiting time in outpatient units is ≤ 60 minutes. RSUI is a class B PTN Hospital located in Depok City and has services for up to 30 clinics. Internal medicine poly is included in the minimum indicators of service availability in the outpatient unit that must be owned by the hospital and has many patients in RSUI. Based on a preliminary study using medical record data, the waiting time at the poly did not meet the standards and there were often reports of complaints of long waiting times. This research is qualitative research using the Lean Six Sigma method with the Define, Measure, Analyze, and Improve stages. Data collection methods are observation, document review, interviews, and the Consensus Making Discusion Group (CDMG). Calculation of Value Added, Non Value Added, Cycle Time, and Lead Time is based on the patient's perspective. The time needed by patients from registration to meeting with specialists in internal medicine has not reached the predetermined standard, namely the average lead time is 149 minutes. In Value Stream Mapping, the service process shows several wastes, namely Over Processing, Waiting and Defects with the root causes divided into Man, Machine, Method, and Environment. The biggest waste waiting is in the process of waiting for stages. Recommendations that can be given to hospitals as a strategic step to improve outpatient services are divided into short term, long term, and Future State Value Stream Mapping.
Read More
B-2379
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive